(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Dated 7 September 2012 I have sent
via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again,
Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting
Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the statement
of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad illiterate Arab who
claimed prophet is TERRORIST.
Today is the 9th day after the
article was sent to Din Syamsudin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead
of answering an invitation in an open and civilized discussion with
confirmation but hiding, but still hiding, hoping the situation will be
releasing the meshes of responsibility.
NU which is currently headed by
Said Aqil Siradj and Muhammadiyah, which is currently led by Din Syamsuddin are
the two largest Muslim organizations in Indonesia, which since independence has
been always being GHOSTS dragging Indonesia to live in ignorance and savagery
of Islam.
Not a few leaders of the two
organizations involved in the bloody struggle for an Islamic state and their
efforts to establish an Islamic state through the constitution was broken
spectacularly by Bung Karno in 1959 by issuing a Presidential Decree Back to
the Constitution 45. History also records not least the role of both
organizations in the massacre of more than half a million members and
sympathizers of the Communist Party between the years 1965-1967.
At the Congress of the Muslim Scholars
and Big Conference of Nahdlatul Ulama in Cirebon, Friday (09/14/2012) night,
Said Agil by patting his chest saying, "NU has more than 21 thousand
Islamic schools, and 850 thousand mosques."
Evidence that more than 21 thousand
NU's Islamic school not educate the nation but fooling the nation described by
Muhaimin Iskandar, a member of NU who is being Minister of Manpower and
Transmigration who attended the conference in Cirebon, "Many areas of the
base NU sending illegal migrants abroad. We can not turn a blind eye that many
pockets NU sending illegal migrants to go through Umrah tickets. Ministry of
Manpower will continue to crack down on such offenses. "
In the field of education,
Muhammadiyah more prominent because they have a lot of Universities and whether
Muhammadiyah also fooling the nation there has been no official statement but
from the attitude of Din Syamsuddin not dare to explain that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet not a terrorist and no faculty of the
University of Muhammadiyah who holding Professor and Doctorate degree can be
deployed to face the authors of the Book Six Ways Toward God in an open and
civilized discussion, it is an indication that what is doing by Muhammadiyah is
not much different from that NU just fooling the nation.
In closing of his speach Muhaimin
Iskandar said, "Seeking truth is more valuable than holding it." If
holding the truth meant become Muslim, Muhaimin Iskandar also fooling the
nation unless it can be explained that Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet is not stupid and not barbaric. Whether
Muhaimin Iskandar brave to face author of the book Six Ways Toward God
in an open and civilized discussion discuss who Muhammad really is, we wait for
its development.
Further information please read:
***
Hari ke-9 menunggu Din Syamsuddin
berani menjelaskan secara terbuka dan beradab Muhammad yang
mengaku nabi bukan TERORIS – NU dan Muhammdiyah
Tanggal 7 September 2012 saya sudah
mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani
lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din
Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan
penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi adalah seorang TERORIS.
Hari ini adalah hari ke-9 sesudah tulisan
itu dikirim kepada Din Syamsudin. Apa yang dilakukan oleh Din Syamsuddin?
Bukannya menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan konfirmasi
tetapi masih SEMBUNYI sambil berharap situasi akan melepaskannya dari jerat
tanggungjawab.
NU yang saat ini dipimpin oleh Said
Aqil Siradj dan Muhammadiyah yang saat ini dipimpin oleh Din Syamsuddin adalah
dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang sejak kemerdekaan selalu
menjadi HANTU yang akan menyeret Indonesia hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN
Islamiyah.
Tidak sedikit tokoh dari kedua
organisasi ini terlibat dalam perjuangan berdarah mendirikan negara Islam dan
upaya mereka mendirikan negara Islam melalui jalur konstitusi secara
spektakuler dipatahkan oleh Bung Karno pada tahun 1959 dengan mengeluarkan
Dekrit Presiden Kembali ke UUD 45. Sejarah juga mencatat tidak sedikit peranan
kedua organisasi ini dalam pembantaian lebih dari setengah juta anggota dan
simpatisan PKI antara tahun 1965-1967.
Pada Munas Alim Ulama dan
Konferensi Bersama NU, di Cirebon, Jumat
(14/9/2012) malam, Said Agil dengan
menepuk dada mengatakan, "NU punya 21 ribu lebih pesantren, dan 850
ribu masjid tidak ada satupun teroris yang pernah belajar di NU.”
Bukti bahwa 21 ribu pesantren yang
dimiliki NU tidak mencerdaskan bangsa tetapi MENDUNGUKAN bangsa dijelaskan oleh
Muhaimin Iskandar, anggota NU yang sedang menjabat Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi yang hadir dalam konferensi di Cirebon, “Banyak daerah-daerah
basis Nahdlatul Ulama yang menjadi daerah pengirim TKI ilegal ke luar negeri. Kita
tidak menutup mata banyak kantong-kantong NU yang mengirimkan TKI ilegal dengan
berangkat melalui tiket umroh. Kemenakertrans tetap akan menindak tegas atas
pelanggaran-pelanggaran yang demikian."
Dalam bidang pendidikan,
Muhammadiyah lebih menonjol karena mempunyai banyak Universitas dan apakah
Muhammadiyah juga hanya MENDUNGUKAN bangsa belum ada pernyataan resmi tetapi
dari sikap Din Syamsuddin yang tidak berani menjelaskan bahwa Muhammad Arab Arab
buta huruf yang mengaku nabi bukan teroris dan tidak ada pengajar dari Universitas Muhammadiyah
yang bergelar Profesor Doktor yang dapat dikerahkan menghadapi Penulis Buku
Enam Jalan Menuju Tuhan dalam diskusi yang terbuka dan beradab, sudah menjadi
indikasi bahwa yang dilakukan Muhammadiyah tidak jauh berbeda dengan NU yaitu hanya
MENDUNGUKAN bangsa.
Pada penutup pembicaraannya Muhaimin
Iskandar mengatakan, "Mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan
menguasainya." Jika yang dimaksud menguasai kebenaran adalah menjadi
Muslim, Muhaimin Iskandar juga ikut MENDUNGUKAN bangsa kecuali dapat
menjelaskan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi tidak DUNGU dan
tidak BIADAB. Apakah Muhaimin Iskandar
berani berhadapan dengan penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan dalam diskusi
terbuka dan beradab membahas siapa Muhamamd sebenarnya, kita tunggu
perkembangannya.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment