Friday 28 September 2012

Day-35 awakening awareness, Muhammad only a dumb savage man, fights between students


Today is the 35th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet, according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued to healthy democratic.

Monday (24/9),  fights between students which caused death casualty occurred again. This time between the SMA 6 and SMA 70 in Bulungan area, South Jakarta. The death toll named Alawy, a 15 years old class X student. According to eyewitnesses when the brawl broke out, Alawy were eating curry in the corner Bulungan (gultik). He then fleeing for his life with his friends. But he fell in front of KFC Bulungan and immediately got the blade sickles on his chest. The teen births 1997 then had died.

Two days thereafter, fight among high school students occurred again in the Manggarai area, South Jakarta, killing a student named Deny. Once arrested, the student murder known as AD visited by Minister of Education and Culture, M. Nuh in Police custody South Jakarta, the perpetrator said satisfied with his action. According to M Noah, brawl affair is no longer an issue of the school but has entered into the realm of social problems.

To that incident the Chairman of Golkar Aburizal Bakrie on Thursday (09/27/2012), said, "We're sad, how there were 14 victims of fighting between students. We saw yesterday, there were casualties to the 14, two of whom died within two days , there must be something wrong in education in Indonesia. "

Education in Indonesia is WRONG but should dare to reveal the source of fault. Prior to 1965, there was no religious subjects, and it turned out after the students are taught prostration and bowing five times a day muttered in Arabic, looking at the land of the Arabs, the students not to become a good man but a brave flaunt ignorance and barbarity of Islam.

Look at schools in Indonesia, are now equipped with mosques, house of Allah hu Barbers who since Muhammad the illiterate Arab claimed prophet still alive, been a place to warm up before committing robbery to tribes in Arabian peninsula. After Friday worship, they were shouting Allah hu Barbar, Allah hu Barbar, Allah hu Barbar while brandishing swords then advanced to rob and kill. The spirit of Satan that is in MOSQUE still lives today, not surprisingly, on Friday a few weeks ago the U.S. embassy in Jakarta were closed in anticipation, Muslims become crazy due to Allah hu Barbar after Friday prayers.

The idea of ​​former Vice President Jusuf Kalla to turn mosque into kindergarten needs to be realized soon and mosques that exist in schools should be transformed into Gallery of Arts for the students can be brought into the civilized peaceful world  away from ignorance and barbarism of Islam.

Before issuing instructions to change the mosque at school SANGGAR ARTS, Minister of Education and Culture should dare to discuss openly and civilized that the mosque is the house of Allah hu Barbar not God but SATAN, because only the SATAN who instigated and ordered the killing.
***

Hari ke-35 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tawuran antar pelajar

Hari ini adalah hari ke-35 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.

Senin (24/9), tawuran antara pelajar yang merenggut korban jiwa kembali terjadi. Kali ini antara SMA 6 dan SMA 70 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Korban tewas bernama Alawy, siswa kelas X berusia 15 tahun. Menurut saksi mata ketika tawuran pecah, Alawy sedang makan gulai di tikungan Bulungan (gultik). Dia lantas lari menyelamatkan diri bersama teman-temannya. Tetapi dia terjatuh di depan KFC Bulungan dan langsung mendapat sabetan celurit di dadanya. Remaja kelahiran 1997 itu pun meninggal dunia.

Dua hari berikutnya tawuran antara pelajar SMA terjadi lagi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan memakan korban yang bernama Deny.  Setelah ditangkap polisi, pelaku pembunuhan yaitu pelajar yang berinitial AD dijenguk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh di  tahanan Polres Jakarta Selatan dan mengatakan puas dengan aksinya.  Menurut M Nuh, urusan tawuran ini tidak lagi menjadi masalah sekolah tetapi telah masuk ke dalam wilayah permasalahan sosial.

Atas peristiwa tersebut Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie Kamis (27/9/2012) mengatakan, "Kita bersedih, bagaimana ada 14 korban tawuran antar siswa. Kita melihat kemarin, ada korban ke-14, dua di antaranya meninggal dalam kurun waktu dua hari, pasti ada yang salah dalam pendidikan di Indonesia.”

Pendidikan di Indonesia memang SALAH tetapi harus berani mengungkap sumber salahnya. Sebelum tahun 1965 tidak ada mata pelajaran agama dan ternyata setelah para siswa diajarkan nunggang-nungging lima kali sehari komat kamit bahasa Arab sambil memandang negeri orang Arab, para siswa bukan  menjadi manusia yang baik tetapi menjadi berani memamerkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.

Lihat di sekolah-sekolah di Indonesia, sekarang dilengkapi dengan MESJID, rumah Allah hu Barbar yang sejak Muhammad Arab buta huruf mengaku nabi masih hidup dijadikan tempat pemanasan sebelum melakukan perampokan kepada suku-suku di jajirah Arab. Setelah solat Jumat, mereka berteriak Allah hu Barbar, Allah hu Barbar, Allah hu Barbar sambil mengacungkan pedang lalu maju merampok dan membunuh. Semangat Setan yang ada di MESJID masih hidup hingga sekarang, tidak heran hari Jumat beberapa minggu lalu Keduataan Amerika Serikat di Jakarta ditutup mengantisipasi, Muslim menjadi kesetanan Allah hu Barbar setelah solat Jumat.

Gagasan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengubah Mesjid menjadi Taman Kanak-kanak perlu segera diwujudkan dan Mesjid yang ada di sekolah-sekolah harus segera diubah menjadi SANGGAR SENI agar para siswa dapat di bawa ke dalam dunia BERPERADABAN DAMAI jauh dari KEDUNGUAN dan KEBIADABAN  Islam.

Sebelum mengeluarkan instruksi mengubah Mesjid di sekolah menjadi SANGGAR SENI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harus berani membahas secara terbuka dan beradab bahwa Mesjid adalah rumah Allah hu Barbar yang bukan Tuhan melainkan SETAN karena hanya SETAN yang menghasut dan memerintahkan membunuh.

No comments:

Post a Comment