Today
is the 35th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Monday
(24/9), fights between students which
caused death casualty occurred again. This time between the SMA 6 and SMA 70 in
Bulungan area, South Jakarta. The death toll named Alawy, a 15 years old class
X student. According to eyewitnesses when the brawl broke out, Alawy were
eating curry in the corner Bulungan (gultik). He then fleeing for his life with
his friends. But he fell in front of KFC Bulungan and immediately got the blade
sickles on his chest. The teen births 1997 then had died.
Two
days thereafter, fight among high school students occurred again in the
Manggarai area, South Jakarta, killing a student named Deny. Once arrested, the
student murder known as AD visited by Minister of Education and Culture, M. Nuh
in Police custody South Jakarta, the perpetrator said satisfied with his
action. According to M Noah, brawl affair is no longer an issue of the school
but has entered into the realm of social problems.
To
that incident the Chairman of Golkar Aburizal Bakrie on Thursday (09/27/2012),
said, "We're sad, how there were 14 victims of fighting between students.
We saw yesterday, there were casualties to the 14, two of whom died within two
days , there must be something wrong in education in Indonesia. "
Education
in Indonesia is WRONG but should dare to reveal the source of fault. Prior to
1965, there was no religious subjects, and it turned out after the students are
taught prostration and bowing five times a day muttered in Arabic, looking at
the land of the Arabs, the students not to become a good man but a brave flaunt
ignorance and barbarity of Islam.
Look
at schools in Indonesia, are now equipped with mosques, house of Allah hu
Barbers who since Muhammad the illiterate Arab claimed prophet still alive,
been a place to warm up before committing robbery to tribes in Arabian
peninsula. After Friday worship, they were shouting Allah hu Barbar, Allah hu
Barbar, Allah hu Barbar while brandishing swords then advanced to rob and kill.
The spirit of Satan that is in MOSQUE still lives today, not surprisingly, on
Friday a few weeks ago the U.S. embassy in Jakarta were closed in anticipation,
Muslims become crazy due to Allah hu Barbar after Friday prayers.
The
idea of former Vice President Jusuf Kalla to turn mosque into kindergarten needs
to be realized soon and mosques that exist in schools should be transformed
into Gallery of Arts for the students can be brought into the civilized
peaceful world away from ignorance and
barbarism of Islam.
Before
issuing instructions to change the mosque at school SANGGAR ARTS, Minister of
Education and Culture should dare to discuss openly and civilized that the
mosque is the house of Allah hu Barbar not God but SATAN, because only the
SATAN who instigated and ordered the killing.
***
Hari ke-35 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, tawuran antar pelajar
Hari
ini adalah hari ke-35 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Senin
(24/9), tawuran antara pelajar yang merenggut korban jiwa kembali terjadi. Kali
ini antara SMA 6 dan SMA 70 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Korban tewas
bernama Alawy, siswa kelas X berusia 15 tahun. Menurut saksi mata ketika
tawuran pecah, Alawy sedang makan gulai di tikungan Bulungan (gultik). Dia
lantas lari menyelamatkan diri bersama teman-temannya. Tetapi dia terjatuh di
depan KFC Bulungan dan langsung mendapat sabetan celurit di dadanya. Remaja
kelahiran 1997 itu pun meninggal dunia.
Dua
hari berikutnya tawuran antara pelajar SMA terjadi lagi di kawasan Manggarai,
Jakarta Selatan memakan korban yang bernama Deny. Setelah ditangkap polisi, pelaku pembunuhan yaitu
pelajar yang berinitial AD dijenguk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh di tahanan Polres Jakarta Selatan dan mengatakan
puas dengan aksinya. Menurut M Nuh, urusan
tawuran ini tidak lagi menjadi masalah sekolah tetapi telah masuk ke dalam
wilayah permasalahan sosial.
Atas peristiwa tersebut
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie Kamis (27/9/2012) mengatakan, "Kita
bersedih, bagaimana ada 14 korban tawuran antar siswa. Kita melihat kemarin,
ada korban ke-14, dua di antaranya meninggal dalam kurun waktu dua hari, pasti
ada yang salah dalam pendidikan di Indonesia.”
Pendidikan
di Indonesia memang SALAH tetapi harus berani mengungkap sumber salahnya.
Sebelum tahun 1965 tidak ada mata pelajaran agama dan ternyata setelah para
siswa diajarkan nunggang-nungging lima kali sehari komat kamit bahasa Arab
sambil memandang negeri orang Arab, para siswa bukan menjadi manusia yang baik tetapi menjadi berani
memamerkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Lihat
di sekolah-sekolah di Indonesia, sekarang dilengkapi dengan MESJID, rumah Allah
hu Barbar yang sejak Muhammad Arab buta huruf mengaku nabi masih hidup
dijadikan tempat pemanasan sebelum melakukan perampokan kepada suku-suku di
jajirah Arab. Setelah solat Jumat, mereka berteriak Allah hu Barbar, Allah hu
Barbar, Allah hu Barbar sambil mengacungkan pedang lalu maju merampok dan
membunuh. Semangat Setan yang ada di MESJID masih hidup hingga sekarang, tidak
heran hari Jumat beberapa minggu lalu Keduataan Amerika Serikat di Jakarta ditutup
mengantisipasi, Muslim menjadi kesetanan Allah hu Barbar setelah solat Jumat.
Gagasan
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengubah Mesjid menjadi Taman
Kanak-kanak perlu segera diwujudkan dan Mesjid yang ada di sekolah-sekolah
harus segera diubah menjadi SANGGAR SENI agar para siswa dapat di bawa ke dalam
dunia BERPERADABAN DAMAI jauh dari KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Sebelum
mengeluarkan instruksi mengubah Mesjid di sekolah menjadi SANGGAR SENI, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan harus berani membahas secara terbuka dan beradab bahwa
Mesjid adalah rumah Allah hu Barbar yang bukan Tuhan melainkan SETAN karena hanya
SETAN yang menghasut dan memerintahkan membunuh.
No comments:
Post a Comment