(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Today
is the 19th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Trailer
of film of 'Innocence of Muslims' on YouTube has sparked massive protests in
Egypt and Libya. Thousands of protesters stormed and attacked the U.S. embassy
in Cairo and the U.S. consulate in Benghazi. As a result, the U.S. ambassador
to Libya Christopher Stevens and his three staff were killed on September 11
evening local time. They were killed in a rocket attack on the car that they
drove while leaving the consulate into a safer place.
The
Afghan government has closed access to that trailer on Youtube while Minister
of CIT, Tifatul Sembiring told to detikcom on Thursday (13/09/2012), "We
will work together with YouTube. If there is a video nuanced insult which
resulted in unrest surely will be closed."
Ignorant
and barbarous actions of devotee of Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet as happened in Egypt and Libiya apparently not the case in Indonesia,
why? Consider the following two twitter messages I received in August 2012, as
I wrote that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet according to the
Koran only a dumb barbaric human.
Both
Speaker of the House of Representatives as a state high Officials as well as
Goenawan Mohamad as a leading public figure, both said what I said that
Muhammad illiterate Arab who claimed prophet according to the Koran only a fool
savage man, is an insult. But why Muslims in Indonesia are not raging over the
film 'Innocence of Muslims' as practiced by Muslims in Egypt and Libiya,
whether Islam which believed by Muslim in Egyp and Libiya different from Islam
believed by Speaker of the House of Representatives and Goenawan Mohamad?
It
makes no difference because Islam is only one, only one Muhammad illiterate
Arab who claimed prophet and only one Koran. The different is, Indonesian
society is far more civilized and have far left idiocy and savagery of Islam
compared with people in Egypt and Libya, so that Islamic leaders in Indonesia
are no longer free to incite the people to get angry just because told that
Muhammad the illiterate Arab who claimed prophet only a dumb savage man.
A
BIG mistake the actions will be taken by Tifatul Sembiring to close trailer of
'Innocence of Muslims' that exist on YouTube, because it means Tifatul
Sembiring equate civilization of Indonesia that had already far left idiocy and
savagery of Islam with Afghan people that still living in the darkness of
Islam.
The
existence of the film is supposed to encourage Tifatul Sembiring to invite the
public to discuss in an open and civilized who actually Muhammad. If it's true
Muhammad illiterate Arab who claimed prophet is not good human better tell widely
to the public that stupid and savage man could not be called a prophet. But if
Muhammad illiterate Arab who claimed prophet is a good man tell the people
where the mistake of circulating's information.
It
must be realized by all the people of Indonesia, there is no place in public in
Indonesia to be filled with ignorance and savagery of Islam, because we want to
become a developed and civilized nation.
Let's
continue to follow the days of the collapse of Islam in Indonesia.
Further information please read :
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-19 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, film of 'Innocence of Muslims'
Hari
ini adalah hari ke-19 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Potongan film ‘Innocence of Muslims’
yang ditayangkan di Youtube telah memicu unjuk rasa besar-besaran Mesir dan
Libya. Ribuan demonstran menyerbu dan menyerang kantor kedutaan AS di Kairo dan
konsulat AS di Benghazi. Akibatnya Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens
beserta 3 stafnya tewas pada tanggal 11 September malam waktu setempat. Mereka
tewas akibat serangan roket yang mengenai mobil yang mereka naiki saat akan
meninggalkan gedung konsulat menuju tempat yang lebih aman.
Pemerintah Afganistan sudah menutup
tayangan potongan film itu di Youtube sedangkan Menkominfo Tifatul Sembiring
mengatakan kepada detikcom, Kamis (13/9/2012), “Nanti kita kerjasama dengan
YouTube. Kalau memang ada video bernuansa penghinaan yang mengakibatkan
keresahan pasti kita tutup."
Tindakan DUNGU dan BIADAB dari
pemuja Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi seperti yang terjadi di Mesir
dan Libiya ternyata tidak terjadi di Indonesia, mengapa? Perhatikan dua pesan
twitter berikut yang saya terima pada bulan Agustus 2012, karena saya menulis
bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi menurut Alquran hanya manusia
DUNGU yang BIADAB.
Baik Ketua DPR-RI sebagai pajabat
tinggi negara maupun Goenawan Mohamad sebagai tokoh masyarakat terkemuka,
sama-sama mengatakan apa yang saya katakan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB, adalah penghinaan.
Tetapi mengapa Muslim di Indonesia tidak mengamuk atas film Innocence of
Muslims seperti yang dilakukan oleh Muslim di Mesir dan Libiya, apakah Islam yang
dihayati Muslim Mesir dan Libiya berbeda dengan Islam yang dihayati oleh Ketua
DPR-RI dan Goenawan Mohamad?
Tidak ada bedanya karena Islam hanya
satu, yaitu hanya ada satu Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi dan hanya
ada satu Alquran. Yang berbeda, masyarakat Indonesia sudah jauh lebih BERADAB
dan sudah jauh meninggalkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islamiyah dibandingkan
dengan masyarakat Mesir dan Libia, sehingga tokoh Islam di Indonesia tidak lagi
leluasa menghasut rakyat untuk marah hanya karena diberitahukan bahwa Muhammad
Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya
manusia DUNGU yang BIADAB.
Salah BESAR tindakan yang akan
dilakukan oleh Tifatul Sembiring menutup potongan film Innocence of Muslims
yang ada di Youtube, karena berarti Tifatul Sembiring menyamakan peradaban Indonesia
yang sudah jauh meninggalkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islamiyah dengan
Afganistan yang masyarakatnya masih hidup dalam KEGELAPAN Islamiyah.
Adanya film tersebut seharusnya
mendorong Tifatul Sembiring mengajak masyarakat membahas secara terbuka dan
beradab siapa sebenarnya Muhammad. Jika memang benar Muhammad Arab buta huruf
yang mengaku nabi hanya manusia HINA lebih baik bertahukan secara luas kepada
masyarakat bahwa manusia DUNGU dan BIADAB itu tidak layak disebut nabi. Tetapi
jika Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi tidak HINA beritahukan kepada
masyarakat di mana letak kesalahan informasi yang beredar.
Harus disadari oleh semua orang
Indonesia, tidak ada lagi tempat di ruang publik di Indonesia untuk diisi
dengan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islamiyah, karena kita ingin menjadi bangsa
yang maju dan beradab.
Ayo ikuti terus hari-hari
keruntuhan Islam di Indonesia.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment