(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Dated 7 September 2012 I have sent
via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again,
Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting
Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the
statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.
Today is the 11th day after the
article was sent to Din Syamsuddin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead
of answering an invitation in an open and civilized discussion with
confirmation but hiding and still hiding untill now, hoping the situation will
be releasing the meshes of responsibility.
While Din Syamsuddin hiding,
Chairman of Board of NU, Said Aqil Siradj in order to boycott paying taxes by
NU argues, "The obligation to pay tax temporarily must be halted
(moratorium) until the government can prove a well managed tax, can be trusted,
and use to benefit of the people and should refer to the humanitarian goals of
citizens (especially the poor). For Muslims there is no obligation to pay taxes
because the levies to be paid based on the direct orders of the Koran and the
Hadith is zakat.
Comment on NU Chairman's statement,
finance minister, said in Jakarta on Monday, September 17, 2012, "Payment
of taxes is absolute. It is important for the country. "
Vice Chairman of the Commission for
corruption eradication, Zulkarnain, in the capitol, Jakarta, Monday
(09/17/2012) states, "That appeal would disrupt people's lives."
Head of the Criminal Investigation
Police Commissioner-General Pol Sutarman, stated, "Administration of state
can not be run without any taxes."
Vice Chairman of Commission III
(Legal) House of Representatives, Tjatur Sapto Edy, said, "I think it it
misread if see from that angle (the boycott paying taxes)."
By saying the use of taxes,
"especially for the poor" becomes apparent Chairman NU turns dumb,
because salary for the President is taken from tax, payroll for teachers from
tax, school management paid from tax, payroll for police from tax. Without
taxes the government can not work, which means no tax no CIVILIZATION.
Statement of the Chairman of NU should open the eyes of all people that Islam
does not build CIVILIZATION but spread savagery.
What is said by the Chairman of the
NU not only shows that the contents of Islam is not only ignorance and
barbarity from Muhammad illiterate Arab who claimed prophet but also ENDENGER
the life of the state and nation. Statement of Chairman NU has to be seen as
assault to the state not different from separatist activities.
Because of what has been said by
the Chairman of NU was read by the public, must not be allowed left to be
poisonous in the community. Parliament must have the courage to call the Chairman
of NU to clarify whether Islam really teaches not to pay taxes and Parliament
should dare to ask the Chairman of Muhamaddiyah clarify whether Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet not TERRORIST.
If true that Islam does not teach
to pay taxes and Muhammad illiterate Arab who claimed prophet turns TERRORIST,
although much of its members still living in ignorance and barbarism of Islam,
for the betterment of the nation's Parliament must be brave stipulates that
Islam is not a religion but a heresy which endanger the life of the state and
nation.
Let us continue to follow its
development.
Further information please read:
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-11 menunggu Din Syamsuddin
berani menjelaskan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS – Boikot
pembayaran pajak oleh NU
Tanggal 7 September 2012 saya sudah
mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani
lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din
Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan
penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi adalah seorang TERORIS.
Hari ini adalah hari ke-11 sesudah
tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Apa yang dilakukan oleh Din
Syamsuddin? Bukannya menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan
konfirmasi malah SEMBUNYI dan tetap SEMBUNYI hingga hari ini sambil berharap
situasi akan melepaskannya dari jerat tanggungjawab.
Sementara Din
Syamsuddin sembunyi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil
Siradj dalam rangka memboikot membayar pajak oleh warga NU berpendapat, “Kewajiban
membayar pajak untuk sementara harus dihentikan (moratorium) sampai pemerintah
bisa membuktikan pajak dikelola dengan baik, amanah, dan digunakan untuk kemaslahatan
rakyat yang harus mengacu pada
tujuan kemanusiaan warga Negara (terutama kaum fakir miskin). Bagi umat Islam tidak ada kewajiban membayar pajak karena
pungutan yang wajib dibayar berdasarkan perintah langsung dari Al Quran dan
Hadits adalah zakat.
Atas pernyataan Ketua Umum NU,
Menteri Keuangan mengatakan di Jakarta, Senin, 17 September 2012, “Pembayaran
pajak itu mutlak. Penting untuk negara."
Wakil Ketua KPK, Zulkarnain, di
gedung DPR, Jakarta, Senin (17/9/2012) menyatakan, “Seruan tersebut akan
menggangu kehidupan masyarakat."
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri,
Komisaris Jenderal Pol Sutarman, menyatakan, “Pengelolaan negara tidak bisa
berjalan tanpa ada pajak."
Wakil Ketua Komisi III (Bidang
Hukum) DPR-RI, Tjatur Edy Sapto, mengatakan, “Saya kira salah baca kalau
melihat dari sisi itu (boikot bayar pajak)."
Dengan mengatakan penggunaan pajak,
“terutama kaum fakir miskin” menjadi jelas Ketua Umum NU ternyata DUNGU, karena
gaji Presiden diambil dari pajak, gaji guru diambil dari pajak, pengelolaan
sekolah dari pajak, gaji polisi dari pajak. Tanpa pajak pemerintah tidak dapat
bekerja yang artinya tanpa pajak tak ada PERADABAN. Pernyataan Ketua Umum NU harus membuka mata semua orang bahwa Islam
memang tidak membangun PERADABAN tetapi menebarkan KEBIADABAN.
Apa yang dikatakan Ketua Umum NU
bukan hanya menunjukkan bahwa isi dari Islam hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN
yang berasal dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi tetapi juga MEMBAHAYAKAN
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pernyataan Ketua Umum NU sudah harus dilihat
sebagai MAKAR yang tidak berbeda dengan kegiatan separatis.
Karena apa yang sudah dikatakan oleh
Ketua Umum NU dibaca masyarakat luas, tidak boleh dibiarkan menjadi RACUN di
tengah masyarakat. DPR-RI harus berani memanggil Ketua Umum NU mengklarifikasi
apa benar Islam tidak mengajarkan membayar Pajak dan kepada Ketua Umum
Muhamaddiyah DPR-RI harus berani menanyakan apakah Muhamamd Arab buta huruf
yang mengaku nabi bukan TERORIS.
Jika benar Islam tidak mengajarkan
membayar Pajak dan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi ternyata TERORIS,
walaupun anggotanya masih banyak yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN
Islam, demi kemajuan bangsa DPR-RI harus berani menetapkan bahwa Islam bukan
agama melainkan hanya ajaran SESAT yang membahayakan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Mari kita ikuti terus perkembangannya.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment