Monday 31 December 2012

Blow the Trumpets Civilization but Dhikr is Barbarity, the 63th day after Video The End of Islam


Today is 63th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.

Banda Aceh - Ulema Consultative Assembly (MPU) of Aceh Province prohibit people of Aceh to celebrate activities hurah-hurray on New Year's Eve because it considered haram. Vice Chairman of the MPU Aceh, Tengku H Faisal Ali on AFP on Monday (30/12), "Do not celebrate the New Year with a hurah-hurray like burning firecrackers, blowing trumpets, dancing, as well as actions that violate Islamic law. Such welcoming is forbidden to be done by residents of Aceh, residents requested to do dzikir and prayer."

Information compiled by detikcom, the City Government of Banda Aceh since Sunday night have socialized ban for traders in the capital of the province of Aceh for selling trumpets and fireworks which are usually synonymous with New Year's Eve celebrations. Townspeople also prohibited from blowing trumpets and fireworks burn.

Trumpet made ​​of paper though comes from western civilization but has become Indonesia because made by people of Indonesian, sold by people of Indonesia, and support the live of people of Indonesia. Blow the trumpet at the turn of the year does not disturb public order and as an expression of CIVILIZATION.

Dhikr is conducted in Arabic, glorify Allah hu Barbar, Allah of Arabs who is ignorant and barbarous, glorify the false Prophet of Arab origin who is obscene and barbaric. Dzikir is not an expression of civilization but barbarism.

To our brother who still Muslims should not see the ban to blow the trumpet at the turn of the year as the mistakes of Aceh people but the error is teachings of ISLAM which content are only ignorance and barbarism and in order the stupidity and savagery does not continue to disrupt the life of the state and nation the steps that must be taken LEAVING ISLAM, wasting Islam into the trash.


 ***

Meniup Terompet Peradaban tetapi Zikir Kebiadaban, hari ke-63 setelah Vidio Akhir dari Islam

Hari ini adalah hari ke-63 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

Banda Aceh - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh melarang masyarakat Aceh untuk merayakan kegiatan hura-hara pada malam pergantian tahun karena dikategorikan haram.  Wakil Ketua MPU Aceh, Tengku H Faisal Ali pada detikcom, Senin (30/12), "Jangan rayakan pergantian tahun dengan hura-hura seperti bakar mercon, tiup terompet, dansa, serta tindakan yang melanggar syariat Islam. Penyambutan itu haram dilakukan oleh warga Aceh, Warga diminta mengadakan acara zikir dan doa.”

Informasi yang dihimpun detikcom, Pemerintah Kota Banda Aceh sejak minggu malam sudah mensosialisasikan larangan bagi para pedagang di ibukota provinsi Aceh untuk menjual terompet dan kembang api yang biasanya identik dengan perayaan malam tahun baru. Warga kota juga dilarang meniup terompet dan membakar kembang api.

Trompet yang terbuat dari kertas walaupun berasal dari peradaban barat tetapi sudah menjadi Indonesia  karena dibuat oleh orang Indonesia, dijual oleh orang Indonesia, dan menghidupi orang-orang Indonesia. Meniup trompet di pergantian tahun tidak mengganggu ketertiban umum dan merupakan ekspresi PERADABAN.

Zikir dilakukan dalam bahasa Arab, mengagungkan Allah hu Barbar, Allah orang Arab yang DUNGU dan BIADAB, memuliakan Nabi palsu asal Arab yang CABUL dan BIADAB. Zikir bukan ekspresi peradaban tetapi KEBIADABAN.

Kepada saudara kita yang masih Muslim jangan melihat larangan meniup trompet di pergantian tahun sebagai kesalahan orang Aceh tetapi KESALAHAN ajaran ISLAM yang isinya hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN dan agar  KEDUNGUAN dant KEBIADABAN  itu tidak terus menggangu kehidupan berbangsa  dan bernegara langkah yang harus diambil adalah TINGGALKAN ISLAM, buang Islam ke tong sampah.

Sunday 30 December 2012

Disband KUA that only showing ignorance and barbarity of Islam, the 62th day after Video The End of Islam


Today is 62th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.

Jakarta - Illegal charges in Religious Affairs Office (KUA) which is troubling the couples who getting married must be resolved. Members of the House of Representatives Commission VIII of the PKS faction, Nasir Jamil, Sunday (12/30/2012) requested the Ministry of Religious Affairs serious about tackling this illegal problem.

In response to these problems, the PKS faction chairman Hidayat Nurwahid support a mass marriage as a solution to reduce illegal charges. According to him, recorded wedding in KUA is the official activities of the state, so that there must be funds are duly prepared for such activities through the state budget.

Living in ignorance and barbarism of Islam led to the statement that came out too ignorant and barbaric. Holding mass marriage to avoid illegal charges by KUA clearly degrading the human  and allocate state funds for the wedding obviously stupid and harm to state because such a thing does not happen in the outside Muslim.

Abominable of KUA because Muslims live exclusively do not want to registerd their marriage in the Civil Registry Office, Muslims want to live in their own community inside of State of Indonesia and this must be ended, all citizens should have get the same service, all marriages should be registered in the Office of Civil Registry.

KUA must be disbanded immediately because just showing ignorance and barbarity of Islam.


 ***

Bubarkan KUA yang hanya mempertontonkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, hari ke-62 setelah Vidio Akhir dari Islam

Hari ini adalah hari ke-62 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

Jakarta - Pungutan liar di Kantor Urusan Agama (KUA) yang meresahkan pasangan yang akan menikah harus segera diselesaikan. Anggota Komisi VIII DPR dari fraksi PKS, Nasir Jamil, Minggu (30/12/2012) meminta Kementerian Agama serius mengatasi masalah pungli ini.

Menanggapi masalah tersebut, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid mendukung adanya nikah massal sebagai solusi mengurangi pungli. Menurutnya, mencatatkan pernikahan di KUA adalah kegiatan resmi negara, sehingga sepatutnya ada dana yang disiapkan negara untuk kegiatan tersebut melalui APBN.

Hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam menyebabkan pernyataan yang keluar juga DUNGU dan BIADAB. Membuat nikah massal menghindari pungutan liar di KUA jelas merendahkan martabat manusia dan mengalokasikan dana negara untuk pernikahan jelas DUNGU dan MERUGIKAN negara karena hal seperti itu tidak terjadi di kelompok di luar Muslim.

Bobroknya KUA karena Muslim hidup ekslusif tidak mau mencatatkan perkawinannya di Kantor  Catatan Sipil, Muslim mau hidup dalam negara sendiri di dalam NKRI dan ini harus DIAKHIRI, semua warga negara harus mendapat pelayanan yang sama, semua perkawinan harus dicatat di Kantor Catatan Sipil.

Segera BUBARKAN KUA karena hanya mempertontonkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.

Saturday 29 December 2012

Din Syamsuddin masturbation again and again, the 61th day after Video The End of Islam



Today is 61th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.

Living in ignorance and barbarity of Islam and became a kingpin of dealer of cult of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet which content is only ignorance and barbarity, what comes out of the mouth of Din Syamsuddin, Chairman of Muhammadiyah is nothing but ignorance and savagery.

Chairman of the Central Executive (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, while attending the Gathering of National Employment (Silaknas) at the Jakarta Convention Center (JCC), Wednesday (19/12) said, "People now regret choosing Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) as president in the presidential election of 2009. "(MERDEKA.COM,)

Ignorant and barbarous statement of a leader of big organization in Indonesia, due to pretend on behalf of community did blasphemy to the leader of his own country which is valid constitutionally.

After opening the V National Conference of Alumni of University of Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) on campus UMY in Bantul, Friday (28/12/2012), Din Syamsuddin said, "We ask that the government should not run away from problems. Two remaining years of this government should to complete the task and mandate of the people as well as possible. Not another kid fighting between nations, between regions so that this nation was torn and fragmented. we should our mentality get up again."

This statement is just masturbation, which comes out from the mouth of Din Syamsuddin just words of dumb and savage that divide the nation but urged other people not divide the nation. Living in ignorance and barbarity of Islam Din Syamsuddin do it again Masturbation and Masturbation.

 
 ***

Din Syamsuddin onani lagi onani lagi, hari ke-61 setelah Vidio Akhir dari Islam

Hari ini adalah hari ke-61 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

Hidup dalam kedunguan dan kebiadaban Islam dan menjadi GEMBONG pengedar ajaran sesat dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi yang isinya hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN, apa yang keluar dari mulut Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah tidak lain hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (19/12) mengatakan, “Masyarakat saat ini menyesal memilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden di Pilpres 2009.” (MERDEKA.COM,)

Pernyataan yang DUNGU dan BIADAB dari seorang pemimpin organisasi besar di Indonesia, karena mengatasnamakan masyarakat menghujat pemimpin negara sendiri yang sah secara konstitusional.

Seusai membuka Munas V Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) di kampus UMY di Bantul, Jumat (28/12/2012), Din Syamsuddin mengatakan, "Kami meminta agar pemerintah jangan lari dari masalah. Dua tahun pemerintahan ini yang tersisa hendaknya untuk menyelesaikan tugas dan amanat rakyat sebaik-baiknya. Jangan ada lagi tawuran antar anak bangsa, antar wilayah sehingga bangsa ini tercabik dan terpecah belah. Mentalitas kita juga harus kita bangun lagi.”

Pernyataan ini hanya ONANI, yang keluar dari mulut Din Syamsuddin hanya kata-kata DUNGU dan BIADAB  yang memecahbelah bangsa tetapi menghimbau orang lain tidak memecahbelah bangsa. Hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam yang dilakukan Din Syamsuddin memang Onani lagi Onani lagi.

Friday 28 December 2012

Do not remove Islam from the school, Muhammad Nuh traitor of the nation, the 60th day after Video The End of Islam


Today is 60th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Federation of Teachers (FSGI) gives a red report card on the performance of the Minister of Education and Culture Mohamammad Noah. Regarding the plan to replace a curriculum that will be implemented from July 20 013, the Secretary-General FSGI Retno Listyarti, Thursday, December 27, 2012 said, "Instead of changing the curriculum better to change the minister, change the curriculum is not a cure for chronic disease education. Currently quality of teachers must be addressed. since the reform, the quality of education in Indonesia continues to decline. fact, he said, the quality of education in Indonesia under Vietnam.

When visiting Tempo two days ago, Education Minister Mohammad Nuh said he does not really want to change the curriculum. But, it would be at risk if it does not change the curriculum, ie the loss of bonus generation in Indonesia demographic. From the results of the evaluation of the Ministry of Education, the curriculum has not been able to prepare a generation for three decades.

"If late, the stakes there are about 20 million children lost a year of moment of learning. Figure of 20 million was taken from the four levels of education will use the 2013 curriculum classes 1,4,7 and 10. So there will be four levels of education are missed opportunities for a person who's creative and ready to challenge the times. because the 2013 curriculum to make students so often asked, using reason, experiment and be able to communicate their opinions. This momentum, if not utilized completely to loss. then Ministry of trying to make a curriculum that can be used not only in one period of the power of a minister, could be 15 years. "

The opinion of the Minister is correct, that the curriculum should be improved, but we do not know whether evaluation of the Ministry of Education  has also been conducted honestly that the curriculum has spawned TORORIS, immoral human being as regent of Garut, even the Speaker of the House of Representatives who believe that the Qur'an is the book of Allah hu Barbar when it is easy scientifically to prove there is never a book from God.

If Muhammad Nuh wishes to educate and develop the nation, a chance to change the curriculum should focus on the elimination of religious instruction in public schools and religious education submit to be a family affair.

If Muhammad Nuh did not take the advantage of this opportunity to remove religion from public school lessons, Muhammad Nuh not just let Islamic terrorists continue to grow but let this nation will sink and Muhammad Nuh recorded as traitors to the Nation.


 ***

Tidak menghapus Islam dari sekolah Muhammad Nuh penghianat bangsa, hari ke-60 setelah Vidio Akhir dari Islam

Hari ini adalah hari ke-60 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan rapor merah atas kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamammad Nuh. Mengenai rencana pergantian kurikulum yang akan dilaksanakan mulai bulan Juli tahun 20013, Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti, Kamis, 27 Desember 2012 mengatakan, “Daripada ganti kurikulum lebih baik ganti menteri, Perubahan kurikulum bukan obat untuk menyembuhkan penyakit kronis pendidikan. Saat ini justru guru yang harus dibenahi. Sejak reformasi, kualitas pendidikan Indonesia terus menurun. Bahkan, katanya, kualitas pendidikan Indonesia di bawah Vietnam.

Saat berkunjung ke Tempo dua hari lalu, Menteri Pendidikan Mohammad Nuh mengatakan, sebenarnya ia tak ingin mengubah kurikulum. Tapi, akan berisiko kalau pihaknya tak mengubah kurikulum, yakni hilangnya satu generasi dalam bonus demografi Indonesia. Dari hasil evaluasi Kementerian Pendidikan, kurikulum yang ada belum mampu mempersiapkan generasi untuk tiga dasawarsa lagi.

"Kalau terlambat, taruhannya ada sekitar 20 juta anak kehilangan satu tahun momen pembelajaran. Angka 20 juta diambil dari empat jenjang pendidikan yang akan menggunakan kurikulum 2013 yaitu kelas 1,4,7 dan 10. Sehingga akan ada empat jenjang pendidikan yang kehilangan kesempatan untuk menjadi sosok yang kreatif dan siap dengan tantangan zaman. Sebab, kurikulum 2013 diharapkan bisa membuat siswa jadi sering bertanya, menggunakan nalar, bereksperimen dan mampu mengkomunikasikan pendapatnya. Ini momentum, kalau tidak dimanfaatkan betul akan rugi. Maka Kementerian berusaha membuat kurikulum yang bisa digunakan tak hanya dalam satu periode kekuasaan seorang menteri, bisa 15 tahun.”

Pendapat Menteri benar, bahwa kurikulum yang ada perlu diperbaiki, tetapi kita tidak tahu apakah evaluasi yang dilalukan Kementrian Pendidikan juga sudah dilakukan secara jujur bahwa kurikulum yang ada sudah melahirkan TORORIS, Manusia tidak bermoral seperti Bupati Garut, bahkan Ketua DPR-RI yang percaya bahwa Alquran adalah kitab dari Allah hu Barbar padahal secara ilmiah dapat dibuktikan dengan mudah tidak pernah ada kitab dari Tuhan.

Jika Muhammad Nuh berkehendak mencerdaskan dan memajukan bangsa, kesempatan mengubah kurikulum harus mengutamakan penghapusan pelajaran agama di sekolah negeri dan menyerahkan pendidikan agama menjadi urusan keluarga.

Jika Muhammad Nuh tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menghapus pelajaran agama dari sekolah negeri, Muhammad Nuh bukan hanya membiarkan teroris Islam terus berkembang tetapi membiarkan bangsa ini tenggelam dan Muhammad Nuh akan dicatat sebagai PENGHIANAT Bangsa.