(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Dated 7 September 2012 I have sent
via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again,
Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting
Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the
statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.
Today is the 5th day after the
article was sent to Din Syamsudin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead
of answering an invitation in an open and civilized discussion with
confirmation but hiding, hoping someone else will defend him. Let us consider
those who are still trying to defend Islam.
MUI chairman, Slamet Effendi after
the event Gathering Shawwal 1433 H, in the Office of the DPP LDII, Monday
(11/09/2012), asserted, "The terrorists who call themselves martyrs is not
true. This understanding this due to low knowledge of their religion, there is
a term jihad in Islamic law. But it has its own rules, jihad wars can only be
done if it is in the war zone. While in Indonesia who entered the secure area,
not the place to do jihad war. "
What was said by Slamet Effendi is
simply a personal opinion or the opinion of MUI which no other than just
Islamic masturbation that is incompatible with life examples provided by
Muhammad illiterate Arab who claimed prophet and not in accordance with the
Koran, Muhammad illiterate Arab who claimed prophet started raiding his own
tribe when Yatrib still peaceful and Yatrib turned into a battlefield due the
continuing robbery by Muhammad was disciplined by Meccan authorities and
Muhammad said they who doing jihad in the path of Allah hu Barbar become
martyr. No wrong, the father of Muchsin who is also a Muslim believes that his
dead son is martyr.
Secretary of the fraction of
National Mandate Party (PAN) of Indonesian Parliament, Teguh Juwarno, in the
building of the House of Representatives on Tuesday (09/11/2012), deplored the
statement of BNPT which always implies alleged Muslim-related terrorism. This
is not good and can lead to radical action.
This statement is in line with the
statement of Din Syamsuddin that Muslim terror acts in Indonesia have nothing
to do with Islam, although they follow in the footsteps of Muhammad illiterate
Arab who claimed prophet who not only take TRROR action but also teaching
TERRORISM, which verses are in the Koran.
Chairman of Central Board of
Muhammadiyah Students Association, (IMM) Fajlurrahman in a release received by
Republika on Monday (10/9), assessed the statement of the Head of BNPT, Ansyaad
Mbai that 86 percent of students at five campuses leading Java rejected
Pancasila is not true, we doubt the attitude of nationalism and attitudes of
Pancasilais of Mr. Ansyaad Ambai.
Do not doubted the people who are
running the duty of the country and what has to be done by Fajlurrahman is ask
the responsibilities of Muhammadiyah
chairman Din Syamsuddin who dare has said there is no connection between the
terrorist acts committed by Muslims in Indonesia with Islam.
To the Leader of Islam in Indonesia
who still willing to defend Islam in Indonesia should be aware, there is no
place in Indonesia to maintain ignorance and barbarism of Islamic teachings
with uncivilized manner, be brave knight argued in an open and civilized
discussion, break what said by the author of the book Six Ways Toward God that
Muhammad illiterate Arab who claims prophet is an ignorant and barbarous
TERRORIST .
If Din Syamsuddin not dare show up,
we see whether Teguh Juwarno or Slamet Effendi brave on TV forum facing the
author of Six Ways Toward God. Without can be maintained with healthy argument this
nation must dare let Islam disappeared from Indonesia, follow its development.
Further information please read:
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-5 menunggu Din Syamsuddin
berani menjelaskan secara terbuka dan beradab Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi bukan TERORIS – MUI Onani Islamiyah
Tanggal 7 September 2012 saya sudah
mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani
lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din
Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan
penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi adalah seorang TERORIS.
Hari ini adalah hari ke-5 sesudah
tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Apa yang dilakukan oleh Din
Syamsuddin? Bukannya menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan
konfirmasi tetapi malah SEMBUNYI sambil berharap orang lain akan membelanya. Mari
kita perhatikan mereka-mereka yang masih berusaha mempertahankan Islam.
Ketua MUI, Slamet Effendi usai
acara Silaturahmi Syawal 1433 H, di Kantor DPP LDII, Senin (11/9/2012), menegaskan,
“Para teroris yang menyebut dirinya mati syahid adalah tidak benar. Pemahaman
ini terjadi karena pengetahuan agama mereka yang rendah, terminologi perang
jihad memang ada dalam hukum Islam. Namun hal itu memiliki aturan tersendiri,
jihad perang hanya bisa dilakukan apabila itu di wilayah perang. Sementara di
Indonesia yang masuk wilayah aman, bukan menjadi tempat jihad perang.”
Apa yang dikatakan Slamet Effendi
hanyalah pendapat pribadi atau pendapat MUI yang tidak lain dan tidak bukan
hanya ONANI Islamiyah yang tidak sesuai dengan contoh hidup yang diberikan oleh
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi dan tidak sesuai dengan isi Alquran,
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi memulai merampok kafilah sukunya sendiri
ketika Yatrib masih damai dan Yatrib berubah menjadi medan perang karena perampokan
yang terus dilakukan oleh Muhammad ditindak oleh penguasa Mekah dan Muhammad
mengatakan mereka yang berjuang di jalan Allah hu Barbar mati syahid. Tidak
salah bahwa Ayah dari Muchsin yang juga seorang Muslim meyakini bahwa anaknya
mati syahid.
Sekretaris Fraksi Partai Amanat
Nasional (PAN) DPR RI, Teguh Juwarno, di gedung DPR RI Jakarta, Selasa
(11/9/2012), menyayangkan pernyataan BNPT yang selalu berimplikasi pada dugaan
umat Islam terkait terorisme. Ini tidak baik dan bisa memicu tindakan
radikalisme.
Pernyataan ini senada dengan
pernyataan Din Syamsuddin bahwa aksi teror yang dilakukan Muslim di Indonesia tidak
ada kaitan dengan Islam padahal mereka mengikuti jejak Muhammad Arab buta huruf
yang mengaku nabi yang bukan hanya melakukan aksi TEROR tetapi juga mengajarkan
TERORISME yang ayatnya ada di Alquran..
Ketua DPP Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, (IMM) Fajlurrahman dalam rilis yang diterima Republika, Senin
(10/9), menilai pernyataan Kepala BNPT, Ansyaad Mbai bahwa 86 persen mahasiswa
di lima kampus ternama di Jawa menolak Pancasila adalah tidak benar, kami meragukan
sikap nasionalisme dan sikap Pancasilaisnya adalah Pak Ansyaad Ambai.
Jangan meragukan orang yang sedang
menjalankan tugas negara dan yang harus dilakukan Fajlurrahman menagih tanggungjawab
Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin yang berani mengatakan tidak ada kaitan
antara aksi teroris yang dilakukan Muslim di Indonesia dengan Islam.
Kepada Tokoh Islam Indonesia yang
masih mau mempertahankan Islam di Indonesia harus menyadari, tidak ada lagi
tempat di Indonesia mempertahankan ajaran KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islami
dengan cara TIDAK BERADAB, bersikaplah KESATRIA berani berargumentasi dalam diskusi
yang terbuka dan beradab, patahkan apa yang disampaikan penulis buku Enam Jalan
Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi adalah seorang TERORIS
yang DUNGU dan BIADAB.
Jika Din Syamsuddin tidak berani
muncul, kita tunggu apakah Slamet Effendi atau Teguh Juwarno berani muncul di forum
TV berhadapan denga penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan. Tanpa dapat
dipertahankan dengan argumentasi yang sehat, bangsa ini harus berani membiarkan
Islam hilang dari Indonesia, ikuti perkembangannya.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment