Tuesday 11 September 2012

Day-5 waiting Din Syamsuddin dare to explain openly and civilized Muhammad illiterate Arab who claimed prophet not a TERRORIST – MUI Islamic Masturbation


(Dalam bahasa Indonesia di bawah)

Dated 7 September 2012 I have sent via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again, Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.

Today is the 5th day after the article was sent to Din Syamsudin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead of answering an invitation in an open and civilized discussion with confirmation but hiding, hoping someone else will defend him. Let us consider those who are still trying to defend Islam.

MUI chairman, Slamet Effendi after the event Gathering Shawwal 1433 H, in the Office of the DPP LDII, Monday (11/09/2012), asserted, "The terrorists who call themselves martyrs is not true. This understanding this due to low knowledge of their religion, there is a term jihad in Islamic law. But it has its own rules, jihad wars can only be done if it is in the war zone. While in Indonesia who entered the secure area, not the place to do jihad war. "

What was said by Slamet Effendi is simply a personal opinion or the opinion of MUI which no other than just Islamic masturbation that is incompatible with life examples provided by Muhammad illiterate Arab who claimed prophet and not in accordance with the Koran, Muhammad illiterate Arab who claimed prophet started raiding his own tribe when Yatrib still peaceful and Yatrib turned into a battlefield due the continuing robbery by Muhammad was disciplined by Meccan authorities and Muhammad said they who doing jihad in the path of Allah hu Barbar become martyr. No wrong, the father of Muchsin who is also a Muslim believes that his dead son is martyr.

Secretary of the fraction of National Mandate Party (PAN) of Indonesian Parliament, Teguh Juwarno, in the building of the House of Representatives on Tuesday (09/11/2012), deplored the statement of BNPT which always implies alleged Muslim-related terrorism. This is not good and can lead to radical action.

This statement is in line with the statement of Din Syamsuddin that Muslim terror acts in Indonesia have nothing to do with Islam, although they follow in the footsteps of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet who not only take TRROR action but also teaching TERRORISM, which verses are in the Koran.

Chairman of Central Board of Muhammadiyah Students Association, (IMM) Fajlurrahman in a release received by Republika on Monday (10/9), assessed the statement of the Head of BNPT, Ansyaad Mbai that 86 percent of students at five campuses leading Java rejected Pancasila is not true, we doubt the attitude of nationalism and attitudes of Pancasilais of Mr. Ansyaad Ambai.

Do not doubted the people who are running the duty of the country and what has to be done by Fajlurrahman is ask the  responsibilities of Muhammadiyah chairman Din Syamsuddin who dare has said there is no connection between the terrorist acts committed by Muslims in Indonesia with Islam.

To the Leader of Islam in Indonesia who still willing to defend Islam in Indonesia should be aware, there is no place in Indonesia to maintain ignorance and barbarism of Islamic teachings with uncivilized manner, be brave knight argued in an open and civilized discussion, break what said by the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad illiterate Arab who claims prophet is an ignorant and barbarous TERRORIST .

If Din Syamsuddin not dare show up, we see whether Teguh Juwarno or Slamet Effendi brave on TV forum facing the author of Six Ways Toward God. Without can be maintained with healthy argument this nation must dare let Islam disappeared from Indonesia, follow its development.

Further information please read:

http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084 
***

Hari ke-5 menunggu Din Syamsuddin berani menjelaskan secara terbuka dan beradab Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS – MUI Onani Islamiyah

Tanggal 7 September 2012 saya sudah mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi adalah seorang TERORIS.

Hari ini adalah hari ke-5 sesudah tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Apa yang dilakukan oleh Din Syamsuddin? Bukannya menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan konfirmasi tetapi malah SEMBUNYI sambil berharap orang lain akan membelanya. Mari kita perhatikan mereka-mereka yang masih berusaha mempertahankan Islam.

Ketua MUI, Slamet Effendi usai acara Silaturahmi Syawal 1433 H, di Kantor DPP LDII, Senin (11/9/2012), menegaskan, “Para teroris yang menyebut dirinya mati syahid adalah tidak benar. Pemahaman ini terjadi karena pengetahuan agama mereka yang rendah, terminologi perang jihad memang ada dalam hukum Islam. Namun hal itu memiliki aturan tersendiri, jihad perang hanya bisa dilakukan apabila itu di wilayah perang. Sementara di Indonesia yang masuk wilayah aman, bukan menjadi tempat jihad perang.”

Apa yang dikatakan Slamet Effendi hanyalah pendapat pribadi atau pendapat MUI yang tidak lain dan tidak bukan hanya ONANI Islamiyah yang tidak sesuai dengan contoh hidup yang diberikan oleh Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi dan tidak sesuai dengan isi Alquran, Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi memulai merampok kafilah sukunya sendiri ketika Yatrib masih damai dan Yatrib berubah menjadi medan perang karena perampokan yang terus dilakukan oleh Muhammad ditindak oleh penguasa Mekah dan Muhammad mengatakan mereka yang berjuang di jalan Allah hu Barbar mati syahid. Tidak salah bahwa Ayah dari Muchsin yang juga seorang Muslim meyakini bahwa anaknya mati syahid.

Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI, Teguh Juwarno, di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (11/9/2012), menyayangkan pernyataan BNPT yang selalu berimplikasi pada dugaan umat Islam terkait terorisme. Ini tidak baik dan bisa memicu tindakan radikalisme.

Pernyataan ini senada dengan pernyataan Din Syamsuddin bahwa aksi teror yang dilakukan Muslim di Indonesia tidak ada kaitan dengan Islam padahal mereka mengikuti jejak Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi yang bukan hanya melakukan aksi TEROR tetapi juga mengajarkan TERORISME yang ayatnya ada di Alquran..

Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, (IMM) Fajlurrahman dalam rilis yang diterima Republika, Senin (10/9), menilai pernyataan Kepala BNPT, Ansyaad Mbai bahwa 86 persen mahasiswa di lima kampus ternama di Jawa menolak Pancasila adalah tidak benar, kami meragukan sikap nasionalisme dan sikap Pancasilaisnya adalah Pak Ansyaad Ambai.

Jangan meragukan orang yang sedang menjalankan tugas negara dan yang harus dilakukan Fajlurrahman menagih tanggungjawab Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin yang berani mengatakan tidak ada kaitan antara aksi teroris yang dilakukan Muslim di Indonesia dengan Islam.

Kepada Tokoh Islam Indonesia yang masih mau mempertahankan Islam di Indonesia harus menyadari, tidak ada lagi tempat di Indonesia mempertahankan ajaran KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islami dengan cara TIDAK BERADAB, bersikaplah KESATRIA berani berargumentasi dalam diskusi yang terbuka dan beradab, patahkan apa yang disampaikan penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi adalah seorang TERORIS yang DUNGU dan BIADAB.

Jika Din Syamsuddin tidak berani muncul, kita tunggu apakah Slamet Effendi atau Teguh Juwarno berani muncul di forum TV berhadapan denga penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan. Tanpa dapat dipertahankan dengan argumentasi yang sehat, bangsa ini harus berani membiarkan Islam hilang dari Indonesia, ikuti perkembangannya.  
 
Informasi lebih lanjut silahkan baca:

No comments:

Post a Comment