Sunday 16 September 2012

Day-10 waiting Din Syamsuddin dare to explain Muhammad illiterate Arab who claimed prophet not a TERRORIST – Poverty among NU


(Dalam bahasa Indonesia di bawah)

Dated 7 September 2012 I have sent via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again, Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.

Today is the 10th day after the article was sent to Din Syamsuddin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead of answering an invitation in an open and civilized discussion with confirmation but hiding and still hiding untill now, hoping the situation will be releasing the meshes of responsibility.

While Din Syamsuddin still hiding, let's continue to show to the public that the contents of Islam is just ignorance and savagery that comes from Muhammad illiterate Arab who claimed prophet so the chances of Islam being maintained in Indonesia become smaller.

That Islam does not build CIVILIZATION we can see what happens in the Congress of the Muslim Scholars and Big Conference of Nahdlatul Ulama in Cirebon. There was the signing of the cooperation between the Ministry of Housing with NU helping underprivileged communities through surgery of housing programs and development Simple Rental Flats in residential areas of NU.

NU before 1965 became a terrifying ghost tried to drag Indonesia into an Islamic state and in 1965-1967 became a terrible figure due to big role in the massacre of more than half a million members and sympathizers of the PKI (Indonesian Communist Party), has now become figure that undermine economic of government by placing themselves as the party that needs help, because its citizens in the poor category.

That Islam fooling its followers can be seen from the attitude of NU senior citizens who do not make poverty as the driving force for progress but instead challenged the government while bringing the ignorant and barbaric verses made by Muhammad illiterate Arab who claimed prophet. Consider the following statement.

Slamet Effendi Yusuf, one of the Chairman of NU after the opening ceremony on Saturday (15/09/2012), said, "The tax is now starting from the collection, management and use are not true. Then NU recommends not to pay taxes."

Furthermore, he said, "Actually, Muslims are not required to pay taxes, which are obliged to pay zakat."

This man who also chairman of the MUI do not know that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet finance his administration of the spoils as results of ROBBING while the Indonesian government finance his administration of the tax and all Indonesian citizens must pay taxes.

See what happens if all of the NU boycott paying taxes? Is the amount of tax revenue of the government will be reduced? Most likely not, because members of NU which big in number  impoverished under obligation line to pay taxes so actualy does not have to pay taxes.

For the existence of the people of NU no longer become  PARASITES to the nation what should be done by NU leaders are taking knight step, throw stupid and barbaric teachings of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet. Then encourage its citizens to be good citizens, competing to build the economy so be in the row of the people who pay taxes and are proud to be a taxpayer.

Because Din Syamsuddin is still silence we do not know if the problem of Muhammadiyah same as NU, we wait for its development.

Further information please read:

http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084 
***

Hari ke-10 menunggu Din Syamsuddin berani menjelaskan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS – Kemiskinan di kalangan NU

Tanggal 7 September 2012 saya sudah mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi adalah seorang TERORIS.

Hari ini adalah hari ke-10 sesudah tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Apa yang dilakukan oleh Din Syamsuddin? Bukannya menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan konfirmasi malah SEMBUNYI dan tetap SEMBUNYI hingga hari ini sambil berharap situasi akan melepaskannya dari jerat tanggungjawab.

Sementara Din Syamsuddin masih sembunyi, mari kita lanjutkan menunjukkan kepada masyarakat bahwa isi dari Islam hanyalah KEDUNGUAN dan KEBIADABAN yang bersumber dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi agar peluang Islam dipertahankan di Indonesia menjadi semakin kecil.

Bahwa Islam tidak membangun PERADABAN dapat kita lihat dari apa yang terjadi dalam  Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Cirebon. Ada penandatanganan kerjasama antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan Nahdlatul Ulama  membantu masyarakat yang kurang mampu melalui program Bedah Rumah dan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa di wilayah pemukiman warga NU.

NU yang sebelum tahun 1965 menjadi hantu yang menakutkan yang berusaha menyeret Indonesia menjadi negara Islam dan pada tahun 1965-1967 menjadi sosok yang mengerikan atas peran besarnya dalam pembantaian lebih dari setengah juta anggota dan simpatisan PKI, kini sudah menjadi sosok yang menggerogoti ekonomi pemerintah dengan menempatkan diri sebagai pihak yang memerlukan bantuan, karena warganya masuk dalam katagori miskin.

Bahwa Islam MENDUNGUKAN umatnya dapat kita lihat dari sikap petinggi NU yang tidak menjadikan kemiskinan warganya sebagai penggerak untuk maju tetapi malah menantang pemerintah dengan membawa ayat DUNGU dan BIADAB buatan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi. Perhatikan pernyataan berikut.

Slamet Effendi Yusuf, Ketua Tanfidziyah NU usai acara pembukaan, Sabtu (15/9/2012) mengatakan, "Pajak ini sekarang mulai dari pemungutan, pengelolaan dan penggunaan sudah tidak benar. Maka NU menganjurkan jangan bayar pajak."

Lebih jauh dia mengatakan, “Sebenarnya umat Islam tidak diwajibkan membayar pajak, yang diwajibkan adalah membayar zakat.”

Orang yang juga ketua MUI ini tidak paham bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi membiayai pemerintahannya dari harta rampasan hasil MERAMPOK sedangkan pemerintah Indonesia membiayai pemerintahannya dari pajak dan bagi semua warga negara Indonesia wajib membayar pajak.

Lihat apa yang terjadi jika semua warga NU memboikot membayar Pajak? Apakah jumlah penerimaan pajak pemerintah akan berkurang? Kemungkinan besar tidak, karena warga NU yang jumlahnya banyak yang miskin berada di bawah garis wajib membayar pajak sehingga memang tidak perlu membayar pajak.

Agar keberadaan orang-orang NU tidak lagi menjadi PARASIT bangsa yang harus dilakukan oleh pemimpin NU adalah mengambil langkah KESATRIA, membuang ajaran DUNGU dan BIADAB dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi. Lalu mendorong warganya menjadi warga negara yang baik, berlomba-lomba membangun perekonomian agar masuk dalam deretan orang-orang yang membayar pajak dan bangga menjadi pembayar pajak.

Karena Din Syamsuddin masih diam kita tidak tahu apakah persoalan warga Muhammadiyah sama dengan persoalan warga NU, kita tunggu saja perkembangannya.

Informasi lebih lanjut silahkan baca:

No comments:

Post a Comment