(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Dated 7 September 2012 I have sent
via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again,
Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting
Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the
statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.
Today is the 10th day after the
article was sent to Din Syamsuddin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead
of answering an invitation in an open and civilized discussion with
confirmation but hiding and still hiding untill now, hoping the situation will
be releasing the meshes of responsibility.
While Din Syamsuddin still hiding,
let's continue to show to the public that the contents of Islam is just
ignorance and savagery that comes from Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet so the chances of Islam being maintained in Indonesia become smaller.
That Islam does not build
CIVILIZATION we can see what happens in the Congress of the Muslim Scholars and
Big Conference of Nahdlatul Ulama in Cirebon. There was the signing of the
cooperation between the Ministry of Housing with NU helping underprivileged
communities through surgery of housing programs and development Simple Rental
Flats in residential areas of NU.
NU before 1965 became a terrifying
ghost tried to drag Indonesia into an Islamic state and in 1965-1967 became a
terrible figure due to big role in the massacre of more than half a million
members and sympathizers of the PKI (Indonesian Communist Party), has now
become figure that undermine economic of government by placing themselves as
the party that needs help, because its citizens in the poor category.
That Islam fooling its followers
can be seen from the attitude of NU senior citizens who do not make poverty as
the driving force for progress but instead challenged the government while
bringing the ignorant and barbaric verses made by Muhammad illiterate Arab who
claimed prophet. Consider the following statement.
Slamet Effendi Yusuf, one of the
Chairman of NU after the opening ceremony on Saturday (15/09/2012), said,
"The tax is now starting from the collection, management and use are not
true. Then NU recommends not to pay taxes."
Furthermore, he said,
"Actually, Muslims are not required to pay taxes, which are obliged to pay
zakat."
This man who also chairman of the
MUI do not know that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet finance his
administration of the spoils as results of ROBBING while the Indonesian
government finance his administration of the tax and all Indonesian citizens
must pay taxes.
See what happens if all of the NU
boycott paying taxes? Is the amount of tax revenue of the government will be
reduced? Most likely not, because members of NU which big in number impoverished under obligation line to pay
taxes so actualy does not have to pay taxes.
For the existence of the people of
NU no longer become PARASITES to the
nation what should be done by NU leaders are taking knight step, throw stupid
and barbaric teachings of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet. Then
encourage its citizens to be good citizens, competing to build the economy so
be in the row of the people who pay taxes and are proud to be a taxpayer.
Because Din Syamsuddin is still silence
we do not know if the problem of Muhammadiyah same as NU, we wait for its
development.
Further information please read:
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-10 menunggu Din Syamsuddin
berani menjelaskan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS – Kemiskinan
di kalangan NU
Tanggal 7 September 2012 saya sudah
mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani
lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din
Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan
penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi adalah seorang TERORIS.
Hari ini adalah hari ke-10 sesudah
tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Apa yang dilakukan oleh Din
Syamsuddin? Bukannya menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan
konfirmasi malah SEMBUNYI dan tetap SEMBUNYI hingga hari ini sambil berharap
situasi akan melepaskannya dari jerat tanggungjawab.
Sementara Din Syamsuddin masih sembunyi,
mari kita lanjutkan menunjukkan kepada masyarakat bahwa isi dari Islam hanyalah
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN yang bersumber dari Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi agar peluang Islam dipertahankan di Indonesia menjadi semakin
kecil.
Bahwa Islam tidak membangun
PERADABAN dapat kita lihat dari apa yang terjadi dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi
Besar NU di Cirebon. Ada penandatanganan kerjasama antara Kementerian Perumahan
Rakyat dengan Nahdlatul Ulama membantu
masyarakat yang kurang mampu melalui program Bedah Rumah dan pembangunan Rumah
Susun Sederhana Sewa di wilayah pemukiman warga NU.
NU yang sebelum tahun 1965 menjadi
hantu yang menakutkan yang berusaha menyeret Indonesia menjadi negara Islam dan
pada tahun 1965-1967 menjadi sosok yang mengerikan atas peran besarnya dalam
pembantaian lebih dari setengah juta anggota dan simpatisan PKI, kini sudah
menjadi sosok yang menggerogoti ekonomi pemerintah dengan menempatkan diri
sebagai pihak yang memerlukan bantuan, karena warganya masuk dalam katagori
miskin.
Bahwa Islam MENDUNGUKAN umatnya
dapat kita lihat dari sikap petinggi NU yang tidak menjadikan kemiskinan
warganya sebagai penggerak untuk maju tetapi malah menantang pemerintah dengan
membawa ayat DUNGU dan BIADAB buatan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku
nabi. Perhatikan pernyataan berikut.
Slamet Effendi Yusuf, Ketua
Tanfidziyah NU usai acara pembukaan, Sabtu (15/9/2012) mengatakan, "Pajak
ini sekarang mulai dari pemungutan, pengelolaan dan penggunaan sudah tidak
benar. Maka NU menganjurkan jangan bayar pajak."
Lebih jauh dia mengatakan, “Sebenarnya
umat Islam tidak diwajibkan membayar pajak, yang diwajibkan adalah membayar
zakat.”
Orang yang juga ketua MUI ini tidak
paham bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi membiayai
pemerintahannya dari harta rampasan hasil MERAMPOK sedangkan pemerintah
Indonesia membiayai pemerintahannya dari pajak dan bagi semua warga negara
Indonesia wajib membayar pajak.
Lihat apa yang terjadi jika semua
warga NU memboikot membayar Pajak? Apakah jumlah penerimaan pajak pemerintah
akan berkurang? Kemungkinan besar tidak, karena warga NU yang jumlahnya banyak yang
miskin berada di bawah garis wajib membayar pajak sehingga memang tidak perlu membayar
pajak.
Agar keberadaan orang-orang NU
tidak lagi menjadi PARASIT bangsa yang harus dilakukan oleh pemimpin NU adalah
mengambil langkah KESATRIA, membuang ajaran DUNGU dan BIADAB dari Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi. Lalu mendorong warganya menjadi warga negara yang
baik, berlomba-lomba membangun perekonomian agar masuk dalam deretan orang-orang
yang membayar pajak dan bangga menjadi pembayar pajak.
Karena Din Syamsuddin masih diam
kita tidak tahu apakah persoalan warga Muhammadiyah sama dengan persoalan warga
NU, kita tunggu saja perkembangannya.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment