(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Dated 7 September 2012 I have sent
via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again,
Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting
Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the
statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.
Today is the 12th day after the
article was sent to Din Syamsuddin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead
of answering an invitation in an open and civilized discussion with
confirmation but hiding and still hiding untill now, hoping the situation will
be releasing the meshes of responsibility.
While Din Syamsuddin hiding, PAN
faction chairman, Tjatur Sapto Edy, to reporters at Parliament House
(09.18.2012), said, "The government should not only protest with words. I
think President SBY on behalf of the people of Indonesia, on behalf of humanity
, the solidity of religious people, make a hard letter to President Obama
suggest to punish the filmmaker. That film is an insult, PAN strongly condemned
the film 'Innocence of Muslims' which causes violence. We do have to get angry
with that movie."
Vice Chairman of the House of
Representatives Commission VIII Jazuli Juwayni of PKS in the press release told
detikcom on Wednesday (19/08/2012),said, "For Muslims, any depiction of
the Prophet Muhammad is blasphemy. Americans must educate and discipline its
citizens, in order to respect the beliefs, respect for diversity and respect
for democracy and practice it. Never in the name of freedom and democracy so
casually toying and insulting the faith of Muslim. I support the government's
efforts to pro-actively against America and other countries and the UN to stop
the actions of an insult to Muslims."
Professor of International Law,
Faculty of Law, University of Indonesia, Hikmahanto Juwana through the release
to detikcom on Tuesday (18/09/2012), explains that in order to bring the case
to the International Court of Justice not easy. He proposed to President Susilo
Bambang Yudhoyono called on U.S. President Barack Obama to immediately doing
process of law, due to the law enforcers are not possible 24 hour guarding U.S.
interests in Indonesia. Even the President can say that many police and
Indonesian citizens who become victims as a result of the film of Innocence of
Muslims.
Members of Parliament and professor
who suggested President to write a letter to the U.S. President is STUPID. They
tried to drag Indonesia into foolishness and barbarity of Islam. It should not
be allowed, the Indonesian government is not ALLOWED to take care of problems
that do not advance the nation let alone clearly fooling and destroying civilization of the nation.
What was said above by the member
of Parliament and the Professor is only masturbating in the middle of hustle
bustle people flaunt ignorance and barbarism of Islam, they are not trying to
advance the nation but take advantage of opportunities to participate fooling
and destroying civilization of the nation.
If they want to develop the nation,
tell the people of Indonesia who the
real of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet. Author of the book Six
Ways Toward God has explained clearly that Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet is only a stupid barbaric man.
Muslims who accustomed fooling and
destroying civilization be difficult be asked to educate and develop the
nation. Chairman of the House of Representatives who initially challenged me to
meet, when asked to confirm even write a message via twitter.
Through that message, the Speaker
of the House of Representatives asked the NU, Muhammaddiyah, MUI and the
Ministry of Religious to face the author of the book Six Ways Toward God.
Apparently until now Din Syamsuddin hiding, NU silent, MUI has not comment,
Minister of Religion is not concerned for the anxiety of the Speaker of the
House of Representatives.
Professor of University of
Indonesia should understand that his duty is to educate? But whether Hikmahanto
Juwana willing to educate the public through an open and civilized discussion
who exactly Muhammad illiterate Arab who claimed prophet confronted with author
of the book Six Ways Toward God, or more happy in front of public doing
masturbation, we wait for its development.
For further information please
read:
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-12 menunggu Din Syamsuddin
berani menjelaskan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS – Surat
kepada Presiden AS
Tanggal 7 September 2012 saya sudah
mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani
lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din
Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan
penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi adalah seorang TERORIS.
Hari ini adalah hari ke-12 sesudah
tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Ternyata Din Syamsuddin bukannya
menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan konfirmasi malah SEMBUNYI
dan tetap SEMBUNYI hingga hari ini sambil berharap situasi akan melepaskannya
dari jerat tanggungjawab.
Sementara
Din Syamsuddin sembunyi, Ketua Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edy, kepada
wartawan di Gedung DPR (18/9/2012), mengatakan, “Pemerintah jangan hanya protes
dengan perkataan saja. Saya pikir Presiden SBY atas nama rakyat Indonesia, atas
nama kemanusiaan, atas soliditas umat beragama, buatlah surat yang keras kepada
Presiden Obama untuk menghukum pembuat film tersebut. Film itu penghinaan, PAN
mengutuk keras film Innocence of Muslims yang menimbulkan kekerasan-kekerasan.
Kita memang harus marah dengan film itu."
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI
Jazuli Juwaini dari PKS dalam siaran pers kepada detikcom, Rabu (19/8/2012), mengatakan,
“Bagi umat Muslim, setiap penggambaran akan Nabi Muhammad SAW adalah
penghujatan. Amerika harus mendidik dan menertibkan warganya agar bisa
menghormati keyakinan, menghormati perbedaan dan menghormati demokrasi dan
mengamalkannya. Jangan mengatasnamakan kebebasan demokrasi sehingga seenaknya
mempermainkan dan menghina keyakinan umat Islam. Saya mendukung upaya
pemerintah untuk pro aktif terhadap Amerika dan negara lainnya maupun melalui
PBB agar menghentikan tindakan-tindakan penghinaan terhadap pemeluk Islam.”
Guru Besar Hukum Internasional,
Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana lewat rilis kepada
detikcom, Selasa (18/9/2012), menjelaskan bahwa untuk membawa kasus itu ke Mahkamah
Iinternasional tidak mudah. Dia mengusulkan kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono meminta Presiden AS Barack Obama segera melakukan proses hukum, karena
aparat penegak hukum tidak mungkin mengawal 24 jam kepentingan AS di Indonesia.
Bahkan Presiden SBY dapat menyampaikan bahwa banyak polisi dan warga Indonesia
yang justru menjadi korban sebagai akibat dari adanya film Innocence of
Muslims.
Anggota
DPR-RI dan Guru Besar yang mengusulkan
Presiden RI menulis surat kepada Presiden AS adalah DUNGU. Mereka berusaha
menyeret Indonesia masuk ke dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam. Ini tidak
boleh dibiarkan, Pemerintah Indonesia tidak BOLEH mengurus masalah yang tidak
memajukan bangsa apalagi yang jelas MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.
Apa
yang dikatakan oleh anggota DPR-RI dan Guru Besar di atas adalah ONANI di
tengah gegap gempitanya orang memamerkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, mereka
tidak berusaha memajukan bangsa tetapi memanfaatkan kesempatan yang ada untuk ikut
MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.
Jika
mereka mau memajukan bangsa, beritahukan kepada rakyat Indonesia siapa
sebenarnya Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi. Penulis buku Enam Jalan
Menuju Tuhan sudah memaparkan dengan jelas bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Muslim
yang terbiasa MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa menjadi sulit diajak mencerdaskan
dan memajukan bangsa. Ketua DPR-RI yang awalnya menantang saya bertemu, ketika diminta
konfirmasi malah menulis pesan lewat twitter
Melalui pesan itu, Ketua DPR-RI meminta
kepada NU, Muhammaddiyah, MUI dan Kementrian Agama menghadapi penulis buku Enam
Jalan Menuju Tuhan. Ternyata hingga saat ini Din Syamsuddin sembunyi, NU diam,
MUI bungkam, Menteri Agama tak peduli dengan kegelisahan Ketua DPR-RI.
Seharusnya Guru Besar UI paham
bahwa tugasnya adalah mendidik? Tetapi apakah Hikmahanto Juwana mau mendidik
rakyat dengan cara membahas secara terbuka dan beradab siapa sebenarnya Muhammad
Arab buta huruf yang mengaku nabi berhadapan dengan penulis buku Enam Jalan
Menuju Tuhan, atau lebih senang ONANI di depan orang banyak, kita tunggu saja
perkembangannya.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment