Sunday 9 September 2012

Day-16 awakening awareness, Muhammad only a dumb savage man, Certification


(Dalam bahasa Indonesia di bawah)

Today is the 16th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet, according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued to healthy democratic.

Deputy Chairman of Commission III the House of Representatives Nasir Djamil criticized the speed of response of officials in handling bombs in Depok, "Commission III concern the slow bomb anticipated by the security forces. Looks like police officers lost quickly with the terrorists. I hope that the security forces carry out a unified movement to address acts of terror, "said Nasir told detikcom on Sunday (09/09/2012).

In different occasions, police chief confirms all ranks of the police had acted professionally. Chief of Police are also asking the public continues to provide input if there is suspicion. "The issue of strategic tactics I guess all is true but why do not take the steps from the first side, preemptive, preventive invite community leaders," said Chief of Police after a press conference at the Coordinating Ministry for Politics, Law, and Security, Jakarta.

Meanwhile, the National Counter-Terrorism Agency (BNPT) proposed certify Islamic preacher and cleric as an attempt to tackle terrorism. The proposal received strong opposition from the Board of Nahdlatul Ulama (NU). NU Chairman KH Said Aqil Siroj in a press release on Sunday (9/9), said title of Islamic preacher and cleric  is not given by the government, so it is not necessary to give certificate to look at nationalism the holder.

Related allegations by the failure of the de-radicalization of religious leaders, Said Aqil said, "The thing to remember terrorism is not rooted in Islamic culture. So if terrorism still exists, it's not solely because of the weak role of scholars in conducting deradicalisation."

Disagreement between the government and Muslim leaders should proceed with an open and civilized discussion involving all levels of society, to discuss about Muhammad illiterate Arab who claimed prophet is only a dumb savage terrorist who perform and teach TERROR so the public becomes aware to immediately dispose Islam into the trash.

Further information please read :

http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084 
***

Hari ke-16 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB, Sertifikasi

Hari ini adalah hari ke-16 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.

Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil mengkritisi kecepatan respons aparat dalam penanganan bom di Depok, “Komisi III prihatin dengan teror bom yang lambat diantisipasi oleh aparat keamanan. Sepertinya aparat Polri kalah cepat dengan pelaku teror. Saya berharap agar aparat keamanan melakukan gerakan terpadu untuk menanggulangi aksi teror," kata Nasir kepada detikcom, Minggu (9/9/2012).

Di kesempatan berbeda, Kapolri menegaskan semua jajaran Kepolisian telah bertindak profesional. Kapolri juga meminta masyarakat terus memberikan masukan jika ada kecurigaan. "Soal taktik strategi saya kira apa yang dilakukan selama ini sudah benar tetapi kenapa tidak dilakukan langkah-langkah dari sisi yang duluan, preemtif, preventif, mengajak tokoh masyarakat peduli, " jelas Kapolri usai konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan mensertifikasi dai dan ustad sebagai upaya menanggulangi aksi terorisme. Usul itu mendapat tentangan keras dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam siaran pers, Minggu (9/9) mengatakan gelar kiai atau ustadz bukan pemberian pemerintah, sehingga tidak dibutuhkan langkah sertifikasi untuk melihat nasionalisme penyandangnya.

Terkait tudingan gagalnya deradikalisasi oleh pemuka agama, ditambahkan oleh Kiai Said, "Yang perlu diingat terorisme tidak mengakar pada budaya Islam. Jadi kalau aksi teror sampai sekarang masih ada, itu tidak semata-mata karena peran ulama yang kurang dalam melakukan deradikalisasi agama."

Silang pendapat antara pemerintah dan tokoh Islam harus dilanjutkan dengan diskusi terbuka dan beradab melibatkan semua lapisan masyarakat, membahas bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU BIADAB yang melakukan dan mengajarkan perbuatan TEROR sehingga masyarakat menjadi sadar untuk segera membuang Islam ke tong sampah.

Informasi lebih lanjut silahkan baca:

No comments:

Post a Comment