(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Today
is the 16th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Deputy
Chairman of Commission III the House of Representatives Nasir Djamil criticized
the speed of response of officials in handling bombs in Depok, "Commission
III concern the slow bomb anticipated by the security forces. Looks like police
officers lost quickly with the terrorists. I hope that the security forces
carry out a unified movement to address acts of terror, "said Nasir told
detikcom on Sunday (09/09/2012).
In
different occasions, police chief confirms all ranks of the police had acted
professionally. Chief of Police are also asking the public continues to provide
input if there is suspicion. "The issue of strategic tactics I guess all
is true but why do not take the steps from the first side, preemptive,
preventive invite community leaders," said Chief of Police after a press
conference at the Coordinating Ministry for Politics, Law, and Security, Jakarta.
Meanwhile,
the National Counter-Terrorism Agency (BNPT) proposed certify Islamic preacher
and cleric as an attempt to tackle terrorism. The proposal received strong
opposition from the Board of Nahdlatul Ulama (NU). NU Chairman KH Said Aqil
Siroj in a press release on Sunday (9/9), said title of Islamic preacher and
cleric is not given by the government,
so it is not necessary to give certificate to look at nationalism the holder.
Related
allegations by the failure of the de-radicalization of religious leaders, Said
Aqil said, "The thing to remember terrorism is not rooted in Islamic
culture. So if terrorism still exists, it's not solely because of the weak role
of scholars in conducting deradicalisation."
Disagreement
between the government and Muslim leaders should proceed with an open and
civilized discussion involving all levels of society, to discuss about Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet is only a dumb savage terrorist who perform
and teach TERROR so the public becomes aware to immediately dispose Islam into
the trash.
Further information please read :
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-16 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, Sertifikasi
Hari
ini adalah hari ke-16 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir
Djamil mengkritisi kecepatan respons aparat dalam penanganan bom di Depok, “Komisi
III prihatin dengan teror bom yang lambat diantisipasi oleh aparat keamanan.
Sepertinya aparat Polri kalah cepat dengan pelaku teror. Saya berharap agar
aparat keamanan melakukan gerakan terpadu untuk menanggulangi aksi teror,"
kata Nasir kepada detikcom, Minggu (9/9/2012).
Di kesempatan berbeda, Kapolri menegaskan semua jajaran Kepolisian telah bertindak profesional. Kapolri juga meminta masyarakat terus memberikan masukan jika ada kecurigaan. "Soal taktik strategi saya kira apa yang dilakukan selama ini sudah benar tetapi kenapa tidak dilakukan langkah-langkah dari sisi yang duluan, preemtif, preventif, mengajak tokoh masyarakat peduli, " jelas Kapolri usai konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta.
Di kesempatan berbeda, Kapolri menegaskan semua jajaran Kepolisian telah bertindak profesional. Kapolri juga meminta masyarakat terus memberikan masukan jika ada kecurigaan. "Soal taktik strategi saya kira apa yang dilakukan selama ini sudah benar tetapi kenapa tidak dilakukan langkah-langkah dari sisi yang duluan, preemtif, preventif, mengajak tokoh masyarakat peduli, " jelas Kapolri usai konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta.
Sementara itu, Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan mensertifikasi dai dan ustad
sebagai upaya menanggulangi aksi terorisme. Usul itu mendapat tentangan keras
dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj
dalam siaran pers, Minggu (9/9) mengatakan gelar kiai atau ustadz bukan
pemberian pemerintah, sehingga tidak dibutuhkan langkah sertifikasi untuk
melihat nasionalisme penyandangnya.
Terkait tudingan gagalnya deradikalisasi oleh pemuka agama, ditambahkan oleh Kiai Said, "Yang perlu diingat terorisme tidak mengakar pada budaya Islam. Jadi kalau aksi teror sampai sekarang masih ada, itu tidak semata-mata karena peran ulama yang kurang dalam melakukan deradikalisasi agama."
Silang pendapat antara pemerintah
dan tokoh Islam harus dilanjutkan dengan diskusi terbuka dan beradab melibatkan
semua lapisan masyarakat, membahas bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku
nabi hanya manusia DUNGU BIADAB yang melakukan dan mengajarkan perbuatan TEROR
sehingga masyarakat menjadi sadar untuk segera membuang Islam ke tong sampah.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment