Sunday 22 December 2013

Posting di Grup FB Spiritual Indonesia

 https://www.facebook.com/groups/spiritual.indonesia/
Tanggal 22 Desember 2013
Waktu saya tinggal di Jerman, pernah satu rumah dengan orang Amerika, di meja makan dia cerita ada orang Yahudi berdoa di Siinagoga mengeluh kepada Tuhan bahwa anaknya masuk Kristen. Lalu ada jawaban dari Tuhan, "Yah putraku yang tunggal Aku utus ke dunia juga jadi Kristen."

Nyambung dengan cerita Anthony De Mello, ada seorang petapa tinggal di sebuah desa, satu hari masyarakat di sekitar marah mendatangi sang petawa sambil menggiring seorang perempuan yang membawa bayi yang mengaku dihamili oleh petapa itu. Sang petapa dihujat habis-habisan tapi diam saja sambil manggut-manggut. Akhirnya bayi itu diasuh oleh sang petapa. Setelah beberapa tahun berlalu, permpuan itu tak sangguh menanggung dosanya lalu menunjukkan orang yang sudah menghamilinya. Ketika anak itu diminta kembali, sang petapa menyerahkannya dengan senyum

Mungkin begitulah Tuhan, ada manusia mengaku dapat wahyu dari Tuhan, ya dibiarkan saja, tidak dicabut nyawanya dengan tuduhan telah memalsukan nama Tuhan. Ketika ada orang memperkenalkan kitab dari Tuhan, Tuhan juga senyum-senyum saja, bahkan keitka ada orang membuat bom yang katanya diperintahkan oleh Tuhan, Tuhan tidak tergerak mencegahnya.

Barangkali prinsip yang dianut Tuhan, semua sudah diserahkan kepada manusia, silahkan manusia menyelesaikan urusannya sendiri.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 23 Desember 2013
Waktu anak-anak masih kecil dan mulai banyak bertanya tentang kehidupan, kami sekeluarga nonton sendratari Ramayana di pelataran Candi Prambanan. Bagian cerita yang masih saya ingat, Laksamana membuat lingkaran sakti untuk melindungi Shinta agar tidak ada orang dapat melewati lingkaran sakti itu lalu membawa kabur Shinta. Lingkaran sakti itu terbukti kesaktiannya, Rahwana tidak dapat masuk ke dalam lingkaran, tapi tidak habis akal, berpura-pura sebagai peminta-minta membujuk Shinta memberi sedekah, ketika tangan Shina melewati lingkaran sakti, Shinta ditarik lalu dibawa kabur. Pada episode berikutnya, Rama curiga Shinta sudah tidak suci lagi, Shinta lalu mengatakan jika benar tidak suci lagi, biarkan dirinya ditelan bumi dan itu terjadi, akibatnya Rama kehilangan Shinta, akhir drama yang tragis.

Kitab Ramayana adalah karya manusia bukan tulisan Tuhan yang jatuh dari langit, karena itu boleh dikritik dan bahkan dimodifiasi sesuai kebutuhan.

Kritik saya yang pertama, Laksamana yang sakti melakukan kesalahan, membuat batas sehingga Shinta terkurung dan ternyata batas itu dapat dibobol, yang seharusnya dilakukan Laksamana adalah membagi kesakriannya sehingga Shina dapat mempertahankan dirinya sendiri. Mempertahankan diri sendiri dapat berarti banyak, jika Shinta buta huruf, ajari dulu membaca sehinga dapat melihat perbedaan peminta-minta palsu dari yang bukan palsu, dapat juga berarti memberi senjata, dari kaca mata jaman sekarang mengapa Laksaman tidak memberi Shinta Pestol.

Kritik kedua, untuk membuktikan kesucian Shinta, Rama hanya memperhatikan gerak-gerik Shinta yang tampak, caranya nunggagng-nungging, apakah waktu nunggang-nungging-nya sesuai aturan dan sebagainya. Mata Rama tak dapat menembus hati nudari Shinta, ini membuktikan bahwa Rama ternyata tidak Maha Sakti.

Dari pertunjukan itu saya mendapat pelajaran yang sangat berharga, pertama, jangan kita menjalani hidup ini seperti dalam kebun binatang dibatasi lingkaran sakti Laksamana, lingkaran sakti itu dapat berupa buku manual yang sudah usang, dapat berupa ajaran pemali, dapat berupa kitab pegangan hidup dan lain-lain, lebih baik persenjatai diri sendiri sehingga dapat berjuang di segala medan. Kedua, percayalah pada kehendak baik sesama manusia, jangan hanya melihat dari apa yang tampak dan percayalah yang Maha Sakti dapat melihat ke dalam hati tanpa perlu kita melakukan pembuktian melalui gerak dan lagu.

Kitab Ramayana, walaupun HANYA tulisan manusia dapat dan akan tetap menjadi kitab yang mempunyai pesan moral yang tinggi dan boleh terus dibaca karena boleh direvisi dan dikritk. Tapi untuk kitab yang tidak boleh dikritik apalagi direvisi karena katanya dati Tuhan, sebaiknya dibuang ke jamban agar manusia tak lagi hidup dalam lingkaran Laksamana yang tidak beda dengan pagar kebun binatang.
***
Tanggal 24 Desember 2013
Waktu kecil, saya tinggal di pinggiran Jakarta yang sekarang tidak lagi pinggir karena Jakarta bertambah luas. Tepatnya di kampung becek yang bernama Kayu Manis yang sekarang tidak becek lagi.

Satu hari ada maling jemuran tertangkap warga, sekarang tidak ada lagi maling jemuran, karena Indonesia sudah bertambah makmur. Dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat wajah anak muda itu, pucat pasi sangat KETAKUTAN, badannya bergetar, saya rasa sudah terbayang di benaknya, apa yang akan menimpa dirinya, digebuki warga sampai mati.

Sudah agak tua saya melihat di TV, wajah penyelundup narkoba yang ditangkap polisi, hampir sama, wajanya pucat karena sangat ketakutan, dia tahu kemungkinannya hanya dua, dipenjara seumur hidup atau dijatuhi hukuman mati.

Belakang saya juga melihat di TV, wajah KORUPTOR yang dibawa ke KPK, wajahnya tidak pucat malah banyak yang menebar senyum, mereka sudah dapat berhitung, hukuman yang dijatuhkan tidak lama dan setelah bebas dari hukuman, masih tetap kaya sehingga dapat menikmati hari tua tetap sebagai orang kaya.

Apa yang dihadapi maling jemuran, penyelundup narkoba, dan koruptor, adalah sebuah KENYATAAN yang sudah dapat diperhitungkan sebelumnya tetapi bandingkan dengan yang berikut ini.

Waktu saya bersama keluarga libur ke Bali, kita menyaksikan upacara ngaben, membakar mayat yang meninggal. Upacara itu mengantar orang yang meninggal untuk memulai hidup baru dalam siklus kehidupan berikutnya. Dalam kepercayaan Hindu, meninggal bukan sesuatu yang menakutkan, karena masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan tidak jauh berbedan dengan kematian yang dihadapi pengikut Buddha dan Orang Kristen, kematian seolah-olah hanya pindah tempat dan dengan adanya pengampunan atas kesalahan yang sudah dilakukan, semua boleh berharap masuk ke dalam Nirvana.

Sangat berbeda dengan kematian yang diajarkan Islam, sesaat setelah mati, akan ada malaikat yang membawa timbangan, menimbang pahala dan dosa, padahal sampai mati, orang tersebut tidak tahu berapa pahala dan dosanya karena tidak mencatat dan bingung mana yang termasuk dosa atau pahala. Setelah ditimbang, jika dosanya lebih besar dari pahala, sudah PASTI akan masuk ke neraka lalu disiksa habis-habisan oleh Awloh, disiram air panas yang mendidih, dibakar sampai kulitnya gosong lalu diberi kulit baru, dibakar lagi, terus berulang-ulang sampai waktu yang tak terbatas.  

Bagaimana kehidupan setelah mati, tidak ada yang tahu hingga sekarang. KETAKUTAN menjelang mati yang harus dihadapi Muslim HANYA disebabkan CERITA yang dibuat oleh manusia yang tidak BERTANGGUNG-JAWAB
, bukan sebuah kenyataan yang sudah dapat diperhitungkan.

Mudah-mudahan ada manfaatnyua, Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Tanggal 25 Desember 2013
Dulu ada yang namanya Undian Harapan, hadiahnya seratus juta atau satu milyar, saya lupa. Hampir selalu saya membeli. Setelah mendapat nomor, saya mulai berharap akan mendapat banyak uang dan hidup saya menjadi bergairah. Waktu diumumkan nomor pemenang, saya lihat nomor saya tidak menang, saya tidak marah dan tidak kecewa, besoknya saya beli lagi "HARAPAN" baru sehingga dari hari ke hari saya selalu punya harapan. Kesempatan itu HILANG setelah manusia-manusia Indonesia yang tidak punya HARAPAN, melarang undian itu, katanya dilarang oleh Tuhan, entah Tuhan macam apa yang kerjanya melarang-larang padahal tidak pernah menjatuhkan rejeki dari langit.

Satu hari istri tetangga saya dengan mata sembab datang ke rumah. Setelah diberi minum dan hatinya mulai tenang, dia cerita habis berkelahi dengan suaminya. Awalnya suaminya pulang membawa nomor Undian Harapan lalu anaknya berkomentar, "Beh kalo dapat beliin aye motor ye" Istrinya nimbrung, "Nah jadi dong kite punya kompor gas kaya tetangga" Sang Suami mengatakan, "Yang pentig nih rumah kudu dibenering jangan dibiarin bocor kaya gini" Sang istri tersinggung harapannya tidak diatanggapi dengan baik oleh suamunya, mulai nyapnyap mengeluarkan segala unek-uneknya lalu terjadi saling bentak.

Setelah mengeluarkan isi hatinya dia pulang. Besoknya nomor pemenang sudah diumumkan, ketika ditanya apa cocok nomornya, dia jaawab, "Kagak." Ditanya lagi, "Sudah damai dong" dia jawab, "Engga juga, sekarang yang diomongin, bedanya cuma satu angka, coba kalo cocok......"

Anda mungkin tertawa membaca sampai di sini, tapi mungkin di antara Anda yang tertawa tidak sadar bahwa "Jaji Surga" lebih konyol dari Undian Harapan. Walaupun kemungkinan menangnya kecil, Undian Harapan NYATA, setiap ada penarikan nomor pasti ada yang menang dan orangnya ditampilkan, tetapi "Janji Sruga" dari dulu hingga sekrang tidak pernah TERBUKTI ada yang mendapatkannya.

Kita semua tahu ribut gara-gara janji surga LEBIH KONYOL dibandingkan pertengkaran di rumah tetangga saya. Mereka yang meributkan janji surga bukan hanya tega mengolok-olok yang tak percaya tetapi juga berani MEMBUNUH bahkan di antara mereka yang kecanduan janji surga juga saling bunuh mungkin karena 72 bidadari yang siap setiap saat ngeseks ingin dimonopoli oleh masing-masing kelompok.

Banyak dari mereka yang mabok janji surga mentertawakan bahkan menghujat dengan tuduhan musyrik, saudara kita yang pergi ke Gunung, entah gunung apa, mungkin salah satunya Gunung Bohong, membayar biaya transportasi yang lebih mahal dibanding membeli selembar Undian Harapan, untuk mendapatkan harapan Kaya Mendadak. Mereka yang pergi ke Gunung melakukannya secara sukarela tidak ada yang memaksa dan tidak atas rasa takut. Ini JAUH lebih baik dibanding Harapan Mendapat Bidadari yang tetap perawan, mengapa?

Janji mendapatkan Bidadari tetap perawan DISERTAI dengan ancaman NERAKA. Mereka yang tidak mau melakukan persiapan masuk surga dengan cara nunggang-nungging sesuai waktu yang ditentukan, diancam masuk neraka lalu disiksa selamanya oleh Tuhan.

Metoda janji surga dan ancaman neraka juga dipraktekkan oleh preman Tanah Abang, keamanan (surga) yang dijanjikan bukan karya mereka tapi diberikan oleh pemerintah, mereka hanya mengaku-ngaku tapi ancaman jika tak mau membayar uang keamanan dilakukan oleh kaki tangan mereka, mirip yang dilakukan FPI yang menjadi kaki tangan Tuhan.

Ribut-ribut di rumah tetangga setelah penarikan nomor undian tak beda dengan mereka yang memegang kitab yang katanya dari Tuhan tetapi berani mengatakan Tuhannya tidak menyuruh perang, Tuhannya tidak jahat. Perang yang diperintahkan oleh Tuhan yang membuat kitab sudah TERJADI dan tak mungkin DIUBAH, jika mau membuat Tuhan Yang Baik, jangan sambil memegang kitab yang katanya dari Tuhan, bebas saja membuat Tuhan yang lain.

Saya sangat kehilangan, karena sekarang tidak dapat lagi membeli Undian Harapan, hanya gara-gara ada orang-orang Indonesia yang tidak paham bahwa Janji Surga yang disertai ancaman Neraka jauh lebih buruk dan lebih jahat dibanding Undian Harapan.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
 ***
Tanggal 26 Desember 2013
Sampai tahun pertama saya kuliah di ITB, kakek saya dari pihak ibu masih ada. Kakek ini Anggota Dewan Kesenian Jawa Barat, seksi Penca Silat dan pensiun dari Redaktur Balai Pustaka jaman dulu. Memang beliau ahli Penca Silat Cimande dan sebelum wafat pernah mengatakan akan mewarisi teknik bela diri dengan pedang, tetapi tidak sempat terlaksana.

Kakek saya selalu mengajarkan bahwa bela diri yang paling tinggi kelasnya adalah seperti penari, tidak mengandalkan kekerasan tapi memanfaatkan energi lawan. Kakek saya menyuruh saya memukulnya lalu dengan sigap tangan saya ditarik sampai saya tersungkur. Kakek saya mengatakan ilmu silat hanya diberikan kepada yang hatinya bersih, berjanji tidak akan melukai orang lain apalagi membunuh, dan tidak akan menggunakan kemampuan itu untuk kejahatan.

Metoda kekerasan dengan jalan merendahkan orang lain agar menjadi tunduk patuh dijalankan oleh para preman. Mereka belajar bela diri tapi bukan untuk membela diri ketika diserang musuh, melainkan menundukkan musuh sebelum dapat melakukan perlawanan. Tujuan menundukkan musuh adalah agar mereka dapat dijadikan sapi perah sebagai sumber hidup.

Metoda kekeraan juga dijalankan oleh negara dengan tujuan mengurangi kejahatan dan ancaman dari luar. Bisa saja Polisi menggunakan teknik silat Cimande untuk melumpuhkan perampok, tatapi tidak seperti ahli silat Cimande yang tindakannya harus dihentikan setelah berhasil menyelamatkan diri, Polisi harus membekuk pelaku kejahatan untuk dihadapkan ke meja hijau dan ada kemungkinan pelaku dijatuhi hukuman mati.

Pelaku spiritual apalagi penghayat agama posisinya lebih tinggi dari ahli silat Cimade, harus menjauh dari kekerasan dan mengandalkan keselamatan bukan berdasarkan badan tetapi berdasarkan Roh.

Semoga bermanfaat, Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Tanggal 27 Desember 2013
Waktu saya belajar Bahasa Jerman di Munich, diberi kutipan cerita yang diambil dari Sastrawan ternama Jerman, Heinrich Boehl, intinya, ada anak kecil melihat orang-orang dewasa membaca koran di trem dan di mana-mana banyak tulisan, lalu dia berfikir, jika sudah besar nanti, semua tulisan akan dibacanya. Setelah besar baru sadar bahwa orang dewasa tidak membaca semua tulisan yang ada

Ada potongan cerita lain, seorang ibu memperhatikan orang yang membaca koran di trem di hadapannya, yang ternyata terbalik. Selidik punya selidik ternyata BUTA HURUF, koran hanya dipegang BERLAGAK membaca agar derajatnya tampak sama seperti orang melek huruf.

Orang buta huruf membaca KORAN memang tak penting apakah koran itu terbalik atau tidak dan agar tampak keren, dapat ngobrol tentang isi KORAN, dia pasang kuping lebar-lebar, apa yang didengar selalu DIHAFAL lalu dijadikan bahan ngobrol di warung kopi, bertindak sebagai orang yang SOK TAHU.

Salah satu peserta kursus yang tinggal se-asrama, pemusik dari Hongaria, suaranya bagus. Satu hari dia minta saya mendengarkan lagu berbahasa Ingris dan meminta saya menuliskan syairnya. Selama itu dia dapat menyanyikan dengan bagus tanpa tahu apa isi syairnya. Memang orang yang menikmati lagu tidak perlu paham isi pesan di dalam syairnya, isi syair yang KASAR dan JOROK pun jika dilantunkan dengan syahdu dapat menjadi lagu ROHANI yang seolah-olah membawa pesan ilahi.

Ratu Atut yang sekarang ada di penjara, boleh saja melantunkan lagu syahdu walau isi syairnya tidak cocok dengan kesyahduan iramanya. Apa yang dilantunkan itu tidak dimasalahkan oleh KPK karena yang dipegang oleh KPK adalah BUKTI tertulis.

Karena itu orang BIJAK apalagi Orang SUCI tak pernah mengeluarkan bukti tertulis dalam bentuk perintah apalagi kitab, selalu dalam lisan dan dalam bentuk cerita agar SELALU benar sepanjang segala masa.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 28 Desember 2013
Sekitar tahun 80-an koran di Indonesua dipenuhi berita seorang anak berusia 5 tahun mati digebuki ibu tiriya dan aksi ibu tiri itu diketahui dan dibiarkan oleh ayah kandungnya yang ikut kesal karena ulah anaknya yang dilihat selalu salah. Awalnya anak itu melakukan kesalahan, lalu dihukum dimasukan ke dalam kamar mandi tetapi ternyata kesalahan masih dilakukan dan semakin dihukum semakin banyak kesalahan yang dilakukan anak itu sampai akhirnya orang tua yang seharusnya mengayomi serta mengasuh anak kecil itu malah tanpa sadar mengakhiri hidup anak itu.

Dulu sistem pendidikan di Indonesia masih disertai dengan menghukum. Waktu saya masih duduk di bangku Sekolah Rakyat (SR) yang sekarang bernama Sekolah Dasar (SD) ada anak dihukum oleh gurunya, dimasukkan ke dalam lemari, waktu pulang sang guru lupa ada muridnya yang dimasukan ke dalam lemari dan keesokan harinya murid itu sudah mati. Sekarang bangsa ini sudah semakin beradab, guru dilarang menghukum anak didik dan yang harus dilakukan adalah memotivasi agar anak didik dapat memperbaiki dan meningkatkan kemapuan diri.

Seorang mandor yang kesal dengan kuli bangunan yang menjadi anak buahnya dapat menghukum sang kuli dengan membentak, sesaat sang kuli ketakutan tapi kemudian hidupnya kembali berjalan seperi biasa. Berbeda dengan pemimpin perusahaan yang kesal dengan karyawannya. Sebagai orang berpangkat dan berpendidkan dia tidak mau tampak kasar, yang dilakukan cara halus, hanya menandatangi surat pemutusan hubungan kerja, tetapi akibatnya bagi karyawan sangat dahsyat. Semakin tinggi kedudukan atau kekuasaan seseorang semakin BERBAHAYA hukuman yang dikeluarkan. Dalam cerita wayang, Petapa sakti yang marah lalu mengutuk dapat mengubah manusia menjaid kera.

Orang Jawa diajarkan tidak menghukum tetapi memberi tanda-tanda SOPAN bahwa dia tak suka atas tindakan bawahannya dan berharap orang yang diberi tanda-tanda dapat membaca sinyal yang diberikan dalam bentuk raut muka atau kata-kata halus yang bersayap lalu memperbaiki diri

Ajaran Spiritual apalagi agama seharusnya tidak mengancam dan menghukum, melainkan memotivasi penggikutnya untuk meningkatkan kemampuan diri dengan kesadaran sendiri.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
 ***
Tanggal 29 Desember 2013
Biasanya saya jalan pagi bersama istri, tetapi kemarin sendirian. Di suatu sudut gang ada tempat meletakkan persembahan, saya lihat ada seorang wanita sedang meletakkan persembahan tapi saya lewat begitu saja. Tiba-tiba wanita itu memanggil dalam bahasa yang dia mengerti tetapi saya tidak mengerti. Saya geleng-geleng kepala sambil berusaha melanjutkan perjalanan. Lalu dia tidak berbicara tetapi menggunakan bahasa Isyarat yang saya tangkap minta dibantu duduk di kursi roda yang ada di dekatnya.
 
Oh, tentu saya harus bantu, saya kira dia tinggal tak jauh dari tempat itu lalu saya dorong kursi rodanya, tidak tahunya minta diantar ke pasar dan saya penuhi permintaannya dengan hati yang tulus. Sesampainya di pasar dia mengatakan cukup sampai di situ saja lalu mengucapkan terima kasih.

Selanjutnya saya melangkah dengan kaki yang terasa sangat ringan, di dalam hati saya berkata, "Saya sudah bertemu Tuhan pagi ini."

Tuhan memang ada di mana-mana dan Tuhan tidak BUKA JAM Praktek, Tuhan tidak pernah SARE kata orang Jawa. Setiap saat Tuhan dapat muncul di depan hidung, bukan sebagai PENGUASA dengan segala KEMEGAHANNYA tetapi memberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baik yatu MENOLONG.

Suatu hari anak perempuan teman saya yang masih remaja, mendapat kesulitan, tas yang dibawanya dijambret orang yang lewat menggunakan sepeda motor, semua uang dan hp yang dibawanya hilang dibawa kabur. Dia menangis tak tahu harus berbuat apa, mau pulang tak ada uang. Tiba-tiba wanita yang melihat kejadian itu menanyakan rumahnya di mana, dijawab di Kabayoran karena memang anak orang kaya. Wanita itu memberhentikan taxi, mengatakan kepada supir taxi, tolong antarkan adik ini ke rumahnya, lalu dia memberikan selembar uang lima puluh ribu ke supir taxi.

Ayahnya bertanya, siapa wantia yang sudah membantu kamu, karena teman saya ingin mengucapkan terima kasih dan setidaknya mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan. Anak itu mengatakan tidak tahu, ada kemungkinan perawat yang bekerja di Rumah Sakit di dekat lokasi kejadian. Teman saya segera datang ke Rumah Sakti itu, tetapi tidak ada yang tahu siapa wanita yang dimaksud karena tidak ada yang pernah cerita tentang kejadian itu. Teman saya sejak saat itu, selalu mengajak anggota keluarganya untuk berdoa bagi wanita itu yang sudah membantu putrinya.

Bukan orang miskin yang perlu dibantu karena tidak semua orang miskin memerlukan bantuan, ada orang miskin dilihat dari kaca mata orang kaya, hidupnya bahagia dengan segala kekurangannya dan memasukkan manusia ke dalam golongan fakir miskin adalah sebuah penghinaan.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
 ***

Tanggal 30 Desember 2013
Istri saya senang membaca buku Chicken Soup. Satu hari dia cerita, ada seorang janda kaya, didatangi tetangganya, anak gadis yang diketahuinya dari keluarga miskin. Gadis itu diterima dengan ramah yang ternyata menjual proluk MLM. Dengan antusias janda itu, katakan namanya Ibu Tari mendengarkan penjelasan dari gadis itu, namanya kita sebut saja Sri. Setelah becakap-cakap panjang lebar, Ibu Tari mengatakan, "Saya ambil ini, ini, dan itu," lalu dia membuka dompetnya, semua dibayar tunai. Sri tentu saja gembira, jualan pertamanya diborong oleh Tante Tari.
Seminggu kemudian Sri bertemu Tante Tari di Mall, yang menegur Sri dengan ramah mengatakan apa yang dibelinya sudah habis dan Sri diminta mampir ke rumahnya. Sorenya Sri datang dan seperti kunjungannya yang pertama Sri disuguhi teh dan kue-kue lalu Tante Tari membeli lagi hampir semua produk yang dia bawa.

Kejadian itu terus berulang, hingga Sri dari hasil jualannya dapat membiayai sekolahnya di perguruan tinggi lalu mendapat pekerjaan dengan gaji cukup besar di kota lain. Sri pamit dari Ibu Tari dan mengucapkan banyak terima kasih.

Setahun kemudian, Sri membaca berita di Koran, Tante Tari meninggal, tapi kerena beritanya terlambat Sri tidak dapat datang pada waktu pemakamannya. Seminggu kemudian Sri sengaja datang ke kota asalnya lalu datang ke rumah Ibu Tari. Anak Sulung Ibu Tari menerima Sri dengan baik dan kebetuan rumah itu sengaja dibuka untuk umum agar orang dapat menyaksikan harta peninggalan Ibu Tari. Sri diajak keliling ruangan demi ruangan. Di satu ruangan agak di belakang, Sri melihat ada meja besar dan di atasnya banyak barang-barang. Sri memperhatikan, ternyata semua produk MLM yang pernah dijualnya, semua masih utuh belum digunakan. Sri masih ingat produk pertama yang dijual ke Ibu Tari karena produk itu spesial, produk itu juga belum dibuka. Sri terdiam, air mata mulai membasahi pipinya, orang yang menemani Sri merasa biasa saja, mengira Sri ikut kehilangan Ibu Tari dan Sri tidak mengungkapkan perasaan yang ada di hatinya, lalu pamit pulang.

Saya lanjutkan ceritanya untuk Anda. Malam hari, Sri duduk terdiam di atas tempat tidur berkonsentrasi mencari hubungan batin dengan Ibu Tari, menanyakan apa yang dapat dia lakukan untuk membalas budi dan kasih yang sudah diberikan oleh Ibu Tari. Ditunggu lama, tidak ada jawaban dan karena lelah Sri tertidur.

Sri bermimpi mendapat surat dari Ibu Tari. Dengan perlahan surat itu dibuka, isinya, Dear Sri, aku di sini bahagia dan tak kekurangan sesuatu apa pun, baik materi apalagi yang non materi. Jangan kamu memikirkan aku, karena aku tidak membutuhkan apa pun, apa yang ada padaku sudah sangat cukup. Jika ada sesuatu yang dapat atau ingin kamu lakukan, lakukanlah untuk anak-anakmu, orang-orang di sekeilingmu dan generasi berikut agar dari hari ke hari dunia semakin baik.

Sri tak dapat membendung air mata yang terus bercucuran, Ibu Tari tak membutuhkan apa pun. Lalu Sri meihat halaman kedua, ada tanda tangan di lembar itu. Sri membaca, "Tertanda Tuhan." Sri menggosok matanya lalu membaca sekali lagi "Tertanda Tuhan."

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 31 Desember 2013
Tahun 1980 saya bersama istri ikut rombngan wisata dari Bonn ke Berlin, waktu itu melewati Jerman Timur yang masih dikuasai Komunis. Sebelum memasuki wilayah Jerman Timur, pemimpin rombongan sudah memperingatkan, menghadapi petugas Jerman Timur jangan sembarangan, mereka dapat menembak begitu saja orang yang dianggap menghina atau melecehkan, sehingga begitu memasuki gerbang pemeriksaan semua wajah anggota rombngan yang sebelumnya bercanda riang menjadi serius dan tegang terbeh ketika berhadapan dengan petugas yang berwajah dingin beku, memegang senjata laras panjang yang selalu siap memuntahkan peluru. Selanjutnya bis meluncur di Autoban yang memperihatkan pemandangan yang sangat kontras dibandingkan dengan kehidupan di Jerman Barat yang jauh lebih makmur, lalu kita tiba di Berin Barat yang dikelelingi tembok tebal dan tinggi, sehingga bagian bekas ibu kota Jerman Raya itu hidup layaknya di sebuah pulau di tengah daratan.

Tahun 1980 saya diutus Kereta Api mengikuti Seminar ESCAP di Moscow yang waktu itu sudah memasuki era Glasnost dibawah pimpinan Tjetjep Gorbatjep. Walaupun masih sama seperti yang saya alami ketika memasuki Jerman Timur, banyak tentara berwajah dingin menenteng senjata laras panjang, tetapi suasana sudah mulai berubah, orang Rusia sudah mulai BERANI bicara karena pemerintah sudah membuka kesempatan bicara kepada rakyatnya, orang mulai berani mengungkap KEBENARAN, bahwa mereka hidup jauh di bawah tingkat kemakmuran negara barat padahal secara teknologi militer mereka tidak kalah dengan Amerika Serikat

Kebebasan bicara yang dibuka Tjetjep Gorbatjep terus bergulir begitu cepat, merembet ke semua negara-negara blok Timur dan tidak dapat dihentikan lagi, seperti bola salju yang menggelinding menjadi semakin besar dan semakin cepat. Akhirnya pada tanggal 9 November 1989 tembok Berlin DIBUKA dan yang mengharukan, terjadi dalam suasana damai, tidak ada tentara atau polisi yang melepaskan tembakan.

Dunia menyaksikan, ajaran Komunis yang salah, yang telah menyengsarakan begitu banyak manusia di muka bumi, akhirnya dapat dihentikan pengaruh dan penyebarannya. Dengan kebebasan bicara, semua yang PALSU, semua yang BUSUK, semua yang MENIPU akan terungkap dan melindungi ajaran yang salah dengan marah dan bersenjatakan kekerasan tak akan mampu lagi menghalangi jalan kebenaran.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
  ***
Tanggal 1 Januari 2014
Pagi di tahun baru ini, saya bangun, seperti biasa, langsung membuka internet dan setelah membaca komentar di posting saya kemarin, lama saya terdiam, perhatikan komentar beriktu:  Ridoe Olland Hombing Carabia: sampe saat ini aja ga ada yg tau kok apa bener ade irma suryani itu mati krn tertembak, toh saksinya cuma dr keluarga pak nasution, apa memang benar ada anaknya nasution yg bernama ade irma??

Saya tidak tahu berapa usia Ridoe, mungkin seusia Gembel Doank yang kemarin mengatakan baru berusia beberapa bulan pada waktu saya jalan-jalan ke Berlin bersama istri saya di tahun 1980. Saya terdiam setelah membaca komentar itu, teringat peristiwa yang sangat membekas di hati saya hingga sekarang.

Siang itu saya berdiri di sisi jalan Pramuka bersama ribuan rakyat, menunggu dan menyaksikan iring-iring-an 7 panser yang di bagian belakangnya dilengkapi dudukan husus, mengusung 7 jenazah perwira Angkatan Darat, dibawa dari Halim ke Markas Besar Angkatan Darat di Jalan Merdeka Utara. Peristiwa itu begitu nyata di mata saya dan membekas di hati saya hingga sekarang tetapi bagi generasi Ridoe, Gembel Doank, dan pasti masih banyak lagi, peristiwa yang sama sudah menjadi bayangan yang kabur sehingga tidak tampak lagi, ada apa sebenarnya di balik peristiwa itu, apakah ada Tuhan atau malah Setan.

Bandingkan dengan peristiwa Sidharta Gautama mendapatkan Penerangan Sempuna yang terjadi sekitar lebih dari 3.000 tahun lalu, Yesus disalib yang terjadi lebih dari 2.000 tahun lalu, dan Muhammad merebut Kabah dari Suku Quraisy sekitar 1.500 yang lalu. Peristiwa-peristiwa itu jauh lebih lama dibandingkan dengan peristiwa terbunuhnya Ade Irma Suryani Nasution yang belum 50 tahun berlalu dan di antara yan g tidak melihat peristiwa itu dengan mata kepala sendiri, masih ada saya dan banyak yang lain lagi yang menjadii saksi hidup yang dapat berbagi kesaksian.  

Setelah saya pensiuan, saya banyak membaca buku-buku tentang Sukarno dan dari apa yang saya baca dan saya alami sendiri, pada waktu Sukarno masih berkuasa, timbul perasaan haru, orang yang menurut saya begitu  luhur dicemoohkan oleh tokoh-tokoh Indonesia sebagai orang yang JAHAT, Menyengsarakan RAKYAT, Punya BANYAK Istri dan lain-lain.

Ada satu hal yang saya tangkap dengan jelas dari Sukarno yang membuat saya percaya sangat yakin, bahwa beliau adalah orang besar yaitu SPIRTIUAITASNYA. Jika Anda baca buku Di Bawah Berdera Revolusi, Anda akan menemukan tulisan Sukarno yang berisi kata-kata via dolorosa. Menurut saya ini benang merahnya, Sukarno membangun SEMANGAT Indonesia dan Suharto menjaga semangat itu TETAP hidup tidak ditelan nafsu perpecahan. Dari perenungan itu saya menulis buku Sukarno Bapak Bangsa Indonesia dan Sukarno Memiih Tenggelam Agar Suharto Muncul yang pernah dijual di jaringan toko buku besar.

Masuk dari pintu Spiritualitas kita dapat meihat apa yang diakukan Sidharta Gautama, yaitu mencari jalan menuju kebahagian batin, melengkapi ajaran Hindu yang lebih fokus pada alam sekitar, kita dapat meihat apa yang diakukan Yesus, yaitu mengubah tradisi pengorbanan Yahudi dengan cara  menyembelih hewan menjadi persembahan tubuh dan darah sendiri, kita dapat melihat apa yang diakukan Muhammad, dengan menghalalkan segala cara membuat orang mengakui dirinya nabi, sesuatu yang sebenarnya tak mungkin terjadi, karena nabi hanya budaya Yahudi, budaya yang tidak dikuasainya dan tidak dipahaminya.

Mas Leo pernah mengundang saya ikut bicara pada seminar SI pada waktu buku Enam Jalan Menuju Tuhan baru dilarang diedarkan dan pada waktu itu juga dibicarakan tentang Atantis. Saya kira ada baiknya SI menyelenggarakan Seminar tentang Spirituaitas Sukarno dan Suharto sehinggga anak-anak muda yang sekarang sedang berkiprah dapat meihat apa sebenarnya Semangat Indonesia yang dibangun oleh Sukarno dan dijaga oleh Suharto yang saya terjemahkan sebagai Satu Tuhan  Untuk Semua Orang.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang   
***
Tanggal 2 Januari 2014
Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang teman yang menjadi pengusaha, menjelang waktu makan siang, teman saya dan juga istrinya mengatakan makan siang di rumahnya saja dan saya tidak menolak. Sambil makan, mereka cerita tentang pengalaman berkunjung ke Eropa beberapa minggu yang baru berlalu. Ketika menyinggung masalah imigrasi sang suami mengatakan sekarang jadi mudah, sekali masuk satu negara di Eropa selanjutnya pergi ke negara lain selama masih di Eropa tak perlu lagi berurusan dengan imigrasi. Sang istri mengoreksi apa yang dikatakan suaminya, katanya setiap masuk negara lain dicap di paspor. Sang suami membantah dan mulai terjadi perang mulut di hadapan saya. Tak lama kemudian, sang suami meninggalkan meja makan, masuk ke dalam kamar lalu keluar membawa paspor memperihatkan tak ada cap. Istrinya terdiam dan saya berusaha menjaga suasana agar kembali sejuk dan kita melanjutkan makan siang hingga selesai dengan riang.

Tanggal 31 Oktober 1517, seorang pastor Katolik bernama Martin Luther menggantungkan 95 dalil di pintu Gereja Wittenberg yang isinya mengutuk keserakahan dan keduniawian Gereja yang dianggap sebagai penyimpangan. Salah satu kritik Luther adalah penjualan pengampunan dosa yang dilakukan oleh Gereja, demi mendapatkan uang untuk pembangunan Gedung Gereja. Tentu saja yang dilakukan Martin Luther adalah PEMBANGKANGAN terhadap kepemimpinan Paus yang bersifat mutlak yang kemudian mengeluarkan hukuman kepada Martin Luther yaitu dikucilkan dari Gereja. Terjadilah perlawanan dan senjata yang digunakan untuk mempertahankan kritiknya adalah Injil yang selama itu hanya ada di tangan para Pastor dalam bahasa Latin. Injil itu lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan diedarkan ke masyarakat sehingga orang banyak mempunyai BUKTI tertulis apa yang sebenarnya diajarkan Yesus. Akibat lebih lanjut Gereja pecah, lahir Gereja Protestan lalu Gereja Katoik pun terpaksa berubah, mulai berusaha menyesuaikan dengan Injil. Jika sebelumnya Pastor dalam memimpin Misa membelakangi umat, mengadap ke “Tuhan” diubah tidak agi membelakangi umat tetapi menghadapi umat, menjadi sadar Tuhan tidak di tempat yang jauh tetapi ada di hati umat, sebelumnya Misa untuk menyembah Tuhan diubah menjadi menyanyi dan bergembira bersama Tuhan. Waktu saya belajar agama Katoik masih diajarkan hukum Gereja, salah satunya, tidak ikut Misa pada hari Minggu adalah Dosa Besar tetapi sekarang orang tidak ada lagi yang peduli dengan hukum itu, baik pastor maupun umat sudah sadar Tuhan tidak minta disembah apalagi disembah-sembah.

Dalam posting saya kemarin ada kata-kata “Muhammad menghalalkan segala cara untuk diakui sebagai nabi.” Kata-kata itu diprotes oleh Dimas Rusdi yang menulis, “Muhammad SAW adalah prototipe keluhuran akhlah, manusia yg menjalankan kemanusiaannya secara sempurna kenapa pakdhe katakan menghalalkan segala cara untuk pengakuan dirinya sbagai nabi?” Menanggapi protes Dimas, saya jelaskan dasar yang saya gunakan adalah Quran dan saya anjurkan Dimas untuk membaca buku yang saya tulis yang bedasarkan Quran. Tetapi Dimas tetap mempertanyakan keabsahan dasar yang saya gunakan. Saya minta kepada Dimas menjelaskan inti ajaran Quran dan dijawab oleh Dimas “Inti Qur'an hanya 2 saja. Mengerjakan yg ma'ruf dan meninggalkan yg munkar.” Saya lanjutkan bertanya, ” Apa yang ma'ruf yang dajarkan Quran? SATU saja yang UTAMA.” Pertanyaan ini tidak dijawab dan protes yang mirip juga ditulis di Grup Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang, yang mengatakan Islam dizolimi. Setelah saya minta dijelaskan inti ajaran Quran, akhirnya diakui yang utama adalah kewajiban solat dan saya tanya lebih lanjut apakah yang tidak solat masuk neraka? Pertanyaan ini juga tidak dijawab.

Jika kita bersama-sama mau kembali ke bukti tertulis yaitu Quran maka akan menjadi jelas bahwa ajaran utama dari Quran adalah solat dan yang tidak solat akan dimasukkan ke neraka jahanam dan dengan menyadarii inti ajaran Quran, dengan mudah orang akan menjadi sadar bahwa hidup ini bukan untuk menyembah-nyembah Tuhan karena Tuhan tidak minta disembah apalagi disembah-sembah. Jika kesadaran ini terbangun lalu menggelinding menjadi bola salju yang selalu menjadi semakin besar, dimulai dari kelompok kita, melewati seluruh pelosok Nusantara, akibathnya akan luar biasa, di depan mata akan terihat Indonesia yang damai, maju, dan sejahtera.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 3 Januari 2014
Ini juga diceritakan oleh istri saya yang dia baca dari Chicken Soup, Seorang ibu membaca berita, ada kebanjiran tak jauh dari tempat tinggalnya dan banyak orang serta anak-anak yang terpaksa hidup dalam tenda-tenda lalu ada himbauan untuk membantu, berupa makanan dan atau pakaian. Dengan pikiran mendidik anaknya yang masih kecil, ibu itu mengajak anaknya mengumpulkan baju-baju yang sudah tidak digunakan lagi lalu dimasukkan ke dalam kardus. Anaknya mengambil boneka yang paling disayanginya lalu dimasukkan juga ke dalam kardus itu. Si Ibu mengatakan, “Nak itu kan boneka kesayangan kamu ambil saja yang sudah kamu tidak suka.” Anaknya menjawab, “Anak-anak di tempat pengungsian tentu akan gembira dengan boneka yang paling saya sukai dan tidak akan gembira dengan boneka yang saya saja sudah tidak suka.” Ibu itu terdiam dan air mata menetes di sudut matanya. Tak banyak bicara, siangnya dia ajak anaknya ke Mall untuk membeli baju baru yang akan diberikan ke anak-anak yang sedang kesusahan.

Ibu itu berniat baik mengajak anaknya berbuat baik agar anaknya kelak menjadi manusia yang baik tetapi kemudian ibu itu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari anaknya yaitu memberikan yang terbaik bagi sesama manusia dan dia mau membeli baju baru untuk diberikan kepada anak-anak yang sedang dalam kesusahan sebagai bukti bahwa dia juga dapat memberikan yang terbaik bagi orang lain.

Saya pernah lama tinggal di Jerman dan waktu baru datang, saya mendapat penjelasan tentang sikap orang Jerman. Salah satu yang saya ingat, dijelaskan agar menyeberang jalan pada tempat yang sudah ditentukan, yaitu zebra cross, “Jika Anda menyeberang bukan pada tempatnya lalu ditabrak dan mobil yang menabrak mengalami kerusakan, bukan hanya Anda akan mendapat luka tetapi Anda juga akan dituntut mengganti biaya perbaikan mobil yang rusak”

Saya tidak menemukan banyak Polisi Tidur di negeri itu, yang ada petunjuk batas kecepatan di sisi jalan dan dengan petunjuk itu warga Jerman yang KESADARAN bermasyarakatnya sangat tinggi sudah terbiasa mengemudikan kendaraannya sesuai dengan petunjuk yang ada. Setelah saya pulang ke Indonesia, kebiasaan menyeberang di zebra cross masih melekat tetapi saya heran walau lampu hijau untuk pejalan kaki sudah menyala, kendaraan masih terus lewat, tidak dari yang lurus tapi dari yang belok dan saya baru sadar di Indonesia memang harus dipasang Polisi Tidur untuk membatasi kecepatan di daerah tertentu karena kesadaran masyarakatnya masih rendah.

Untuk mencegah orang mengemudikan kendaraan melewati batas kecepatan tertentu, ternyata pendidikan berlalu lintas saja tidak cukup sehingga harus dipasang Polisi Tidur. Tetapi perhatikan sistem pendidikan kita, baik di rumah maupun di sekolah. Walaupun ada wanita yang dibunuh lalu mayatnya dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam koper, tidak ada orang yang tergerak untuk mencegah pembunuhan, mendidik anak-anak dengan cara menjelaskan resiko membunuh, jika ditembak dengan pistol hukumannya sekian tahun, jika dibunuh dengan parang hukumannya sekian tahun, jika disayat dengan silet hukumannya lebih berat, jika mayatnya dipotong-potong lalu dimasukkan ke dalam koper hukumannya paling berat.

Mengapa pemerintah yang berkuasa tidak menakuti-nakuti rakyatnya agar tidak membunuh dengan menjelaskan resiko yang harus diterima oleh orang yang membunuh tetapi yang diajarkan malah BUDI PEKERTI bukan HUKUM. Sebelum membaca lebih lanjut ada baiknya hal ini direnungkan.

Manusia yang berbudi pekerti luhur tidak perlu mendapat pelajaran HUKUM karena PASTI tidak akan melakukan pelanggaran hukum, orang yang mempunya empati terhadap sesama manusia tidak akan memperkosa orang lain, bahkan istrinya sendiri akan diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang. Jika pemerintah yang berkuasa tidak menakut-nakuti rakyatnya dengan ancaman HUKUM sudah TENTU apalagi yang lebih berkuasa dari pemerintah.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
 
***
Tanggal 4 Januari 2014
Saya pernah menulis buku berjudul “Haruskah Tuhan Disembah?” dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, saya pinjam Aula Gereja Pandu. Pertemuan bersifat terbuka untuk umum, undangan juga disebarkan ke kelompok-kelompok agama lain. Setelah saya menjelaskan garis besar isi buku, ada serang wanita muda berjilbab memperkenalkan diri sebagai Mualaf yang diutus oleh Irene Handono untuk hadir dan bersikap sopan, dia mengatakan menurut keyakinannya Tuhan wajib disembah.

Saya berfikir keras mencari jawaban yang tepat yang sesuai dengan apa yang diketahui si penanya, saya katakan, “Jika Anda punya anak balita sedang sakit keras dan dokter mengatakan sudah tidak ada harapan untuk ditolong dan waktu sudah menunjukkan untuk Solat, apakah Anda akan meninggalkan anak Anda atau memenuhi kewajiban Anda menyembah Tuhan.”

Saya menduga dia akan memilih mengatakan akan menunggu anaknya di saat yang sangat kritis, tetapi ternyata tidak, dia mengatakan, “Saya akan memenuhi kewajiban saya kepada Tuhan, bahwa anak saya akan meninggal itu urusan Tuhan,” Saya tidak berani membahas lebih lanjut lalu ada penanya lain sehingga saya punya kesempatan menghindar dari membahas masalah itu lebih dalam.

Itu terjadi pada tahun 2006 dan pada waktu itu di televisi masih banyak yang ceramah bahwa panggilan solat adalah panggilan memenuhi kewajiban kepada Tuhan. Tapi sekarang tampaknya sudah terjadi banyak perubahan, orang yang mengatakan kepada saya dizolimi atas apa yang saya tulis lalu saya minta dia menjelaskan apa inti ajaran Islam dan setelah melewati beberapa argumen sampai pada kesimpuan bahwa intinya adalah kewajiban menyembah Tuhan, lalu saya tanya lebih lanjut apakah yang tidak menjalankan kewajiban akan masuk neraka?, dia tidak mau meneruskan pembicaraan. Menurut saya pemahaman bahwa ada kewajiban menyembah Tuhan sudah mulai bergesar.

Buku saya yang berjudul “Haruskah Tuhan Disembah?” sebenarnya juga banyak dikritik oleh kalangan Gereja Katolik, baik Pastor maupun awam banyak yang berpendapat bahwa ya Tuhan harus disembah. Perhatikan pernyataan Paus beberapa hari lalu, tidak mengungkap secara ekspisit bahwa tidak ada kewajiban menyembah Tuhan karena Yesus juga tidak mengajarkan menyembah Tuhan, tetapi dengan mengatakan bahwa Tuhan juga terbuka bagi kaum Ateis, sesungguhnya Paus juga mengakui bahwa tak ada kewajiban menyembah Tuhan. Kesadaran ini tampaknya masih akan terus bergulir dan pasti akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di masa mendatang.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 5 Januari 2014
Pada waktu buku Enam Jalan Menuju Tuhan masih dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi, Bapak Hartojo W.W. (Almarhum) mengajak saya menemui Seorang Tokoh Spiritual yang punya nama, dalam rangka mencari dukungan. Saya datang ke tempat pelatihan meditasi di salah satu kompeks pertokan di Jakarta Selatan. Sambil menunggu dan kemudian berbincang-bincang selama sekitar satu jam, saya memperhatikan orang-orang yang datang, tampak dengan jelas bukan hanya begitu hormat kepada sang guru tetapi saya juga menangkap kesan anak-anak muda itu, begitu TAKUT di hadapan gurunya dan tidak lama kemudian, menjadi geger karena Guru Spiritual itu dilaporkan ke polisi atas tuduhan pelecehan seksual.

Dari dulu hingga nanti, yang namanya pelatihan spiritual atau ritual keagamaan selalu dapat disalahgunakan untuk  memanipulasi dan mengeksploatasi manusia. Di Amerika Serikat ada “Agama” yang dipimpin oleh Mr. Moon, orang Korea yang berhasil melalui praktek ritual, menjaring anak-anak muda, mereka lalu dipekerjanan praktis tanpa gaji di unit bisnis milik Mr. Moon, sehingga asetnya dapat tumbuh berlipat-lipat. Orang tua yang sadar anaknya sudah tersesat sangat sulit untuk menarik keluar.

Di Indonesia seharusnya masyarakat sadar bahwa kegiatan KRIMINAL akibat dari mengikuti ritual tertentu, tidak mungkin hanya diatasi dengan menegakkan hukum kepada para pelakunya tetapi ritual yang menggiring pada sikap tunduk dan  patuh harus dijelaskan secara terbuka akan bahayanya dan sedapat mungkin dicegah dari awal, yaitu menghentikan kegiatan ritual yang tidak membangun kesadaran diri.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang 
 
***
Tanggal 6 Januari 2014
Waktu Ariel disidangkan di Pengadian Negeri Bandung, kebetulan saya sedang berada di dalam gedung pengadian. Waktu saya masuk sudah tampak banyak polisi berjaga-jaga, tetapi lalu lintas masih lancar dan saya masih dapat parkir di sisi jalan. Agak siang sedikit, jalan sudah ditutup dan gedung pengadian sudah dikepung oleh orang-orang yang berteriak-teriak memanggil-manggil Tuhan mereka, sambil menyerukan “Hukum Ariel” dan sebagainya. Saya baru dapat meninggalkan gedung pengadian setelah para demonstran meninggakan kawasan Pengadian Negeri Bandung.

Beberapa tahun kemudian Ariel menulis buku dan waktu saya membaca buku itu, saya agak tertegun, di dalam bukunya Ariel menceritakan, sering sembahyang menyembah Tuhan yang sama dengan Tuhan yang diteriak-teriakan oleh para demonstrannya. Mengapa Tuhan yang ada di kepala Ariel bisa sangat bebeda dengan Tuhan yang diteriak-teriakan oleh para demonstrannya?

Tadi pagi saya sarankan kepada Jungto Sinaga untuk menciptakan Tuhan yang baik, jawabannya, “Bagaimana mungkin saya menciptakan tuhan, sementara saya memohon kepada tuhan.” Saya dapat membuktikan bahwa Ariel dapat menciptakan Tuhan yang berbeda dengan para demonstrannya, walaupun keduanya berpegang pada kitab yang sama, bedanya para demonstran lebih memahami isi kitabnya sedangkan Ariel lebih mengandalkan hati nuraninya.

Gambaran tentang Tuhan di hati orang Kristen dan Katolik walaupun pasti berbeda dari orang yang satu dibandingkan dengan yang lain tetapi tidak akan berbeda terlalu jauh, karena mereka meihat kehadiran Tuhan dalam gambar Yesus yang disaib. Gambaran Tuhan bagi pengikut Buddha juga tidak menyimpang jauh dari yang digambarkan dalam wujud Patung Buddha. Demikian juga wajah dewa-dewa dalam Hindu. Berbeda dengan Muhammad yang tidak boleh digambar, Muslim bisa melihat Tuhan dari sudut pandang yang jauh berbeda satu sama lain. Karena itu jika saya bicara Tuhan dengan Muslim, saya selalu mengatakan bukan yang ada di hati Musim tetapi apa yang dituis di Quran.

Yang ingin saya katakan, jangan mengatakan kita tidak dapat menciptakan Tuhan yang baik, karena semua orang mampu menciptakan Tuhan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 7 Januari 2014
Dulu Paman saya dari pihak Ibu tinggal bersama kami, satu sore sedang saya bermain-main di luar rumah, paman yang baru saja memotong kukunya memanggil saya lalu meminta saya membuka telapak tangan. Dia menaruh potongan-potongan kuku di atas telapak tangan saya. Dia katakan, kamu bawa lari-lari nanti jadi uang, tapi jangan dibuka sebelum jadi uang. Karena masih kecil saya percaya saja lalu saya lari ke sana ke mari, setelah lelah saya buka, ternyata tetap masih potongan-potongan kuku. Waktu saya katakan kepada paman, masih tetap potongan-potongan kuku, dia tanya, kamu buka ya sebelum jadi uang, saya jawab, "Sudah cape."

Lama kemudian saya pikir, anak kecil dibodohin (maksudnya bercanda) biasa saja. Lain lagi dengan tetangga saya, istrinya mengajak menyimpan uang dengan bunga tinggi. Saya tahu praktek penipuan seperti itu. Tetangga itu mengatakan uang miliknya sudah berlipat-lipat, waktu itu sudah berjalan 5 bulan dan bunganya dibayar lancar setiap bulan. Saya katakan kepada suaminya, logikanya jika usaha orang itu menghasilkan pendapatan yang tinggi dia akan pinjam uang ke Bank sehingga keuntungannya tidak perlu dibagi ke orang lain. Suaminya berusaha meyakinkan saya, "Engga Mas, saya lihat sendiri orang ini bisnis sajadah diekspor ka Arab dan saya lihat di rumahnya banyak sajadah." Saya tak mau berdebat dan dua bulan kemudian bandarnya ditangkap polisi setelah ada banyak pengaduan bunga yang dijanjikan tidak dibayar dan selang beberapa hari istri tetangga itu juga masuk tahanan polisi karena peranannya sebagai agen.

Waktu itu, saya sedang membaca buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Bung Karno cerita duduk sore-sore di pantai di Ende. Malamnya saya mimi duduk di pantai di bawah pohon sukun, lalu datang seseorang berjenggot berjubah putih, duduk di kursi pangang di sebelah saya. Dia mengatakan, "Lihat tuh bulan jauh di sana," saya tanya, "Kenapa." Dia jelaskan, "Bulan beredar dengan teratur karena ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang mengaturnya." Lalu dia serahkan kepada saya sebuah kitab yang sampul luarnya berwarna keemasan, dia katakan, "Kitab ini dari Tuhan, sekarang boleh jadi milikmu, tapi jangan dibuka sampai kamu mati, setelah kamu mati kamu akan tahu bahwa kitab ini benar dari Tuhan, selama kamu hidup perlakukan kitab ini dengan hormat, jika ada kebutuhan, letakkan tangan kananmu di atas kitab lalu ucapkan permintaanmu, pasti Tuhan akan mengabulkan permintaanmu, jika tidak diberikan ketika kamu masih hidup akan dipenuhi setelah kamu mati."

Di dalam mimpi itu saya sangat gembira, sebelum pamit orang itu mengatakan, saya perlu ongkos pulang, lalu saya keluarkan uang dari saku, sebangak 500.000 rupiah. Setelah orang itu pergi, datang istri saya dan saya ceritakan tentang kitab dari Tuhan. Istri saya langsung melotot, "Kamu mudah sekali ditipu, buku itu dibuat di percetakan, tanya ke tetangga yang kerja di percetakan, bagaimana buku dibuat, Tuhan mengatur bulan tak ada hubungan dengan pembuatan kitab." Karena dimarahi istri saya jadi terbangun dan buru-buru memeriksa uang saya ternyata masih ada.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 8 Januari 2014
Tahun 1968 ketika saya baru masuk ITB, belum banyak motor yang diparkir di kampus, apalagi mobil. Mahasiswa dan mahasiswi pada umumnya naik sepeda. Saya mengayuh sepeda ke kampus dari jalan Gatot Suberoto, cukup jauh dan melalui jalan yang menanjak. Sepeda yang saya gunakan saya bawa dari Jakarta yang sudah saya gunakan sejak masuk SMA. Satu hari waktu mau pulang dari kampus, sepeda saya yang saya rantai di tempat parkir sepeda ternyata tidak ada di tempatnya, hilang dan waktu itu jika sudah hilang tidak mungkin ditemukan, tak ada yang berfirkir lapor polisi, karena tak ada gunanya. Saya pulang menggunakan angkutan umum. Besoknya saya kembali ke Jakarta, tidak akan melanjutkan lagi kuliah karena tak ada uang untuk membeli sepeda. Seminggu kemudian, karena saya tidak muncul di Kampus, seorang teman baik menghubungi saya mengatakan, tempat kosnya dekat, dia tak perlu sepeda dan mempersilahkan saya menggunakan sepedanya untuk selamanya. Tentu saya katakan terima kasih dan karena pertolongannya saya kemudian dapat menyelesaikan kuliah di ITB tetapi di dalam hati saya mengatakan, "Tuhan telah datang menolong saya."

Saya teringat akan peristiwa sebelumnhya, waktu itu saya masih di bangku SD. Saya sedang berada di kampung di pinggiran Jajarta. Ketika malam tiba terdengar suara rombongan orang-orang bersenjata, kita semua ketakutan, tidak ada yang berani keluar rumah, baru keesokan harinya kita mengetahui ada rumah tidak jauh dari tempat saya bermalam dirampok, semua hartanya yang berharga dibawa perampok anggota Gerombolan Pemberontak Darul Islam. Waktu itu, masyarakat tidak ada yang berani melawan, banyak cerita bagaimana orang dibunuh oleh gerombolan itu, katanya ada orang yang disayat lehernya dengan potongan kaleng Margarine. Perampokan itu dilakukan katanya untuk membiayai "Cita-cita Mulia, mendirikan negara Islam." Lalu saya berusaha membandingkan dengan cita-cita saya lulus kuliah di ITB yang juga cita-cita mulia, tetapi saya berani merelakan cita-cita itu karena sepeda saya hilang.

Di jaman sekarang untuk menjadi guru apalagi mendirikan sebuah perguruan, tidak sedikit modal yang diperlukan. Berbeda dengan di jaman kuda gigit besi (sekarang jaman mobil minum bensin), orang yang ingin menjadi guru atau mendirikan perguruan atau membuka pertapaan tidak memerlukan modal, karena modal yang utama yang diperlukan adalah KEMAMPUAN dirinya, selebihnya untuk tempat, dapat membuka lahan di hutan dan yang lain-lainnya akan datang sebagai sumbangan dari masyarakat yang simpati atas keinginan luhur seseorang yang mau mengorbankan kenikmatan pribadinya untuk sesuatu yang mulia.

Yesus bukan orang miskin, karena Bapaknya tukang kayu dan pada waktu itu tukang kayu mendapat kedudukan terhormat di masyarakat. Setelah mempunyai KEMAMPUAN yang diperlukan, Yesus meninggalkan rumah orang tuanya tanpa membawa harta apa-apa lalu mengajak beberapa orang untuk menjadi pengikutnya, lalu menjadi guru yang mempunyai banyak pengikut. Yesus beserta pengikutnya hidup dari pemberian orang lain.

Apa yang dilakukan Sidharta Gautama lebih dramatis, beliau meniggalkan kemewahan hidup di istana, menanggalkan baju kebesarannya untuk menggantinya dengan baju petapa yang sangat sederhana dan berbekal batok kelapa, Sang Pangeran memulai hidup baru yang sangat sederhana, tinggal di hutan bersama petapa lainnya sampai kemudian mempunyai KEMAMPUAN menjadi GURU dan kemudian membuka sebuah perguruan atas sumbangan dari seorang raja.

Ceritanya berbeda dengan yang dilakukan Muhammad, untuk mendapatkan pengkut dimulai dengan membagikan bantuan kepada orang miskin bermodalkan harta istrinya. Setelah istrinya meninggal, pindah ke Yatrib dan untuk kebutuhan hidupnya beserta para pengikutnya dipenuhi dari rampasan perang. Jalan hidup Muhammad sangat bertolak belakang dengan yang ditempuh Sidharta Gautama yang meninggalkan Harta, Tahta, dan Wanita untuk mendapat Penerangan Sempurna, yaitu jalan Spiritualitas. Muhammad yang awalnya yatim piatu miskin, dengan mendirikan "Agama" berhasil mendapatkan hatra, tahta, dan banyak wanita.

Membandingkan kehidupan Muhammad dengan Sidharta Gautama secara jeli, kita dapat membedakan mana jalan Spiritualitas dan mana jalan Memburu Kenikmattan Duniawi sehingga tidak mungkin dicampuradukan karena yang satu menuju Utara sedangkan yang lain menuju Selatan.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 9 Januari 2014
Sebagai pejabat kereta api saya pernah dikirim ke Korea Selatan menjadi pengawas pembelian Gerbong Barang. Saya didampingi seorang pejabat dari instansi lain, ditempatkan di Hotel di dekat Pabrik di dua kamar yang berdampingan. Setelah jamuan makan malam, kami pulang ke Hotel dan tak lama kemudian pintu kamar saya diketok orang. Ketika saya buka berdiri di hadapan saya seorang wanita cantik dan agar tidak ada banyak omong di luar kamar hotel saya persilahkan dia masuk lalu saya katakan, “Saya tak mau . . . . . .dengan kamu.” Dia mengatakan kehadirannya diutus untuk melayani saya, sekali saja cukup,“ katanya. Saya tetap menolak dan saya katakan, “Kamu boleh tidur di sini dan besok pagi kamu pulang dan jangan cerita apa-apa.” Dia minta ijin mandi lalu meninggalkan kamar saya.

Setelah pensiun saya membaca buku Sukarno yang menceritakan pengalamannya bersama Sri Utari dan Inggit Garnasih. Sebenarnya Bung Karno menganggap Sri Utari adiknya sendiri tetapi setelah istri Pak Cokro meninggal, keluarga Pak Cokro meminta Bung Karno mengawini Sri Utari. Akhirnya dengan berat hati Bung Karno memenuhi permintaan itu karena merasa berhutang budi kepada keluarga Pak Cokro. Waktu berangkat ke Bandung, Sri Utari ditinggal di Surabaya dan setelah mendapat tempat mondok di rumah Inggit Garnasih, Sri Utari datang menyusul. Oleh Inggit, Bung Karno dan Sri Utari ditempakan di kamar depan. Beberapa bulan kemudian Bung Karno memberanikan diri memulangkan Sri Utari ke ayahnya di Surabaya dan dengan baik-baik mengatakan kepada Pak Cokro bahwa perkawainannya tidak bisa dilanjutkan. Pak Cokro tidak marah lalu Bung Karno kembali ke Bandung dan karena banyak tugas dari kampus, Bung Karno sering belajar hingga larut malam. Di rumah itu Bung Karno hanya berdua dengan Inggit karena suami Inggit sering pulang malam menghabiskan waktunya di tempat-tempat bilyar. Dari mulai ditemani minum kopi, bercanda, sampai akhirnya melakukan perbuatan terlarang. Bung Karno merasa beranggunjawab lalu melapor kepada Haji Sanusi mengatakan telah terjadi KECELAKAAN. Suami Inggit itu tak marah dan bersedia menceraikan Inggit lalu Inggit menjadi istri Bung Karno.

Bung Karno mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seks dengan Sri Utari walaupun tidur dalam satu kamar, bahkan waktu Sri Utari sakit Bung Karno yang merawatnya dengan memijat-mijat tubuh Utari. Banyak orang tak percaya apa yang dikatakan oleh Bung Karn tetapi saya YAKIN Bung Karno jujur karena mempunyai SPIRITUALITAS yang tinggi yang dapat membedakan nafsu seksual dan tanggung jawab moral. Buktinya sangat jelas, setelah menikah dengan laki-laki lain Sri Utari mempunyai anak. Demikian juga dengan Bung Karno yang mendapat anak dari Fatmawati.

Saya melihat waktu itu Bung Karno mempunyai pandangan yang luhur tentang wanita karena belum mempunyai harta dan tahta namun ternyata jatuh ke pangkuan wanita yang lebih berpengalaman. Setelah mempunyai tahta dan harta Bung Karno kehilangan kendali lalu memiliki banyak wanita.

Setelah Bung Karno, Indonesia masih mengalami mempunyai Wakil Presiden yang mempunyai empat istri resmi tetapi setelah itu Indonesia meninggalkan jaman JAHIIYAH, yaitu jaman jahil kepada perempuan. Sekarang jangankan mempunyai istri lebih dari satu, ada foto dengan perempuan lain yang bukan istrinya, pejabat negara sudah akan didepak dari tahtanya, bahkan masyarakat sudah tak mau menerima lagi Guru Spiritual yang melakukan pelecahan seksual. Apakah pelecehan itu terjadi atau tidak yang kita jadikan pegangan hakim memutuskan orang itu dihukum.  

Tetapi tidak berarti orang yang mempunyai tahta dan harta tidak boleh mengikuti jalan Spiritual, tentu boleh dan salah satu ukuran yang penting adalah tahta dan harta itu tidak boleh digunakan untuk memelihara banyak wanita dengan alasan apa pun.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 10 Januari 2014
Saya pernah datang ke kebun binatang di Jerman. Di pintu masuk ada papan tarif. Saya baca, untuk umum 2 DM dan dengan Studentenausweise (Dengan kartu mahasiswa) 1 DM. Tentu saya memilih yang untuk mahasiswa tapi saya lupa membawa kartu mahasiswa, yang ada pada saya kartu langganan trem untuk tarif mahasiswa dan kartu langganan trem itu dapat diperoleh dengan menunjukkan kartu mahasiswa. Secara logika orang yang dapat menunjukkan kartu langganan trem untuk mahasiswa pasti punya kartu mahasiswa. Saya sodorkan 1 DM dan kartu langganan trem. Petugas loket menyuruh saya membaca apa yang tertera di papan tarif dan saya baru sadar bahwa 1 DM hanya berlaku bagi yang dapat menunjukkan kartu mahasiswa TITIK. Petugas di Jerman sangat ketat memegang aturan tertulis, tidak boleh ada petugas lapangan yang sedikitpun boleh mengambil KEBIJAKSANAAN.

Pulang dari Jerman, saya menggunakan pesawat Malaysian Air System (MAS) singgah satu malam di Kuala Lumpur. Waktu berjalan kaki hendak menyebarang jalan, saya berhenti di lampu lalu lintas menunggu lampu untuk pejalan kaki berwarna hijau. Kendaraan tidak terlalu ramai, melihat saya menuntun anak berumur tiga tahun dan menggendong bayi umur 7 bulan, polisi yang ada di dekat saya mengatakan menyeberang saja, rupanya kasihan melihat saya menunggu. Setelah di Indonesia saya sangat kagum dengan para petugas yang sangat-sangat BIJAKSANA semua bisa diatur bukan hanya yang sedikit menyimpang tetapi yang bertolak belakang pun boleh saja dilakukan.

Awalnya setiap pagi saya selalu terkejut mendengar suara orang memanggil-manggil Tuhan dalam bahasa Arab menggunakan pengeras suara. Saya tanya kepada seorang teman, apa di sini tiadak ada aturan tentang ketertiban umum? Teman saya mengatakan, “Ya ada, tapi yang mereka ikuti kan katanya aturan dari Tuhan yang kedudukannya lebih tinggi dari aturan buatan manusia.” “Eit tunggu dulu,” kata saya, “ Bukankah Indonesia negara berdaulat?” Teman saya sambi senyum mengatakan, “Tidak berdaulat di mata Tuhan yang satu ini.”

Saya mungkin harus mengakui ada otoritas Tuhan tertentu yang begitu tinggi di mata pengikutnya sehingga aturan negara di mana dia tinggal pun dapat dikentuti begitu saja, bahkan pengikutnya tidak segan dan tidak malu terus menjajakan aturan dari Tuhan itu di mana-mana  termasuk di internet ini, tak peduli lawan dialognya bicara apa tapi lagi lama yang itu-itu juga dengan nada sumbang terus diperdengarkan.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 11 Januari 2014

Saya dan keluarga tinggal di daerah yang dihuni mayoritas Muslim tetapi hanya ada dua keluarga yang mengatakan kami kafir. Ucapan mereka terdengar sampai ke telinga kami karena anak-anak mereka sering mengucapkan kata “Tidak Bertuah” itu ke anak saya, tapi saya selalu mengatakan ke anak-anak, “Biarkan saja tak perlu ditanggapi.” Dua keluarga ini kadang-kandang menyelenggarakan pengajian menggunakan pengeras seuara yang memekakkan telinga, rupanya ingin menunjukkan bahwa merekalah yang sudah mendapat tempat di surga.

Sebenarnya tempat di mana kami tinggal masih ada di dalam kota, tetapi tidak terjangkau pelayanan air PAM sehingga semuanya memanfaatkan sumur pompa yang menyediakan banyak air di musim hujan tetapi sedikit air di musim kemarau.Di satu musim kemarau air di rumah kami masih cukup tersedia tetapi di satu tetangga yang sangat Muslim itu sudah tidak dapat dipompa lagi. Karena merasa sama-sama ahli surga, tetangga itu datang ke tatangganya yang sering melakukan pengajian bersama untuk minta air. Dia terkejut dijawab oleh tetangganya itu, “Tidak bisa, bayar listriknya mahal.” Penolakan itu sampai juga ke telinga kami, lalu dia datang mengetuk pintu rumah kami dan seperti biasa, setiap tetangga yang datang meminta bantuan sebisa mungkin kami bantu dan kepada tetangga itu kami katakan, “Silahkan.” Lalu selang dari rumahnya dimasukkan ke salah satu keran di rumah kami. Kekeringain itu berjalan hampir dua bulan. Sesudahnya tetangga itu selalu mengatakan, “Kami sudah dibantu oleh kafir.”

Kami tidak pernah mengatakan bahwa air di rumah kami tetap tersedia di musim kemarau karena kami orang yang beriman dan kepada tetangga yang kehabisan air, kami tidak pernah kami mengatakan karena mereka dikutuk Tuhan, karena masalah air di bawah tanah hanyalah masalah alam. Tetapi yang dapat kami bicarakan di dalam rumah kami, Tuhan memberikan kasih yang sama baik kepada yang orang beragama maupun yang tidak beragama, baik kepada orang yang bertuhan maupun yang mengaku tidak bertuhan.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 12 Januari 2014
Karena ada penawaran wisata lumayan murah, saya bersama keluarga ikut dalam rombongan tur ke Thailand selama hari 3 malam. Tidak taunya di dalam rombongan juga ada keluarga orang kaya di Bandung yang saya kenal sebagai kakak kelas saya di ITB. Salah satu yang kami kunjungi adalah Kuil Buddha. Melihat ada antrian orang-orang yang ingin diberkati dengan air suci, saya bersama istri dan anak-anak ikut dalam antrian. Bagitu masuk di dalam antrian, tangan saya ditarik oleh teman yang orang kaya itu, katanya, “Jangan mau, itu musyrik,” saya hanya tersenyum dan tetap berada di dalam antrian. Kepada anak-anak saya katakan, “Tuhan satu untuk semua orang dan Tuhan tidak mengatur bagaimana cara menyembah Tuhan yang paling BENAR, jadi ada orang yang bisa mendoakan kita, ya kita ikuti saja.”

Selama di Bangkok kita tinggal di Hotel bintang 3 dan sebelum berangkat, pagi-pagi disediakan sarapan parasmanan. Saya tahu ada aturan yang dikeluarkan oleh manajeman Hotel bahwa makanan yang disediakan hanya untuk dimakan di tempat, artinya tidak BOLEH dibawa keluar ruangan Setelah sarapan istri saya berbisik, “Lihat tuh istrinya orang kaya, tasnya dipenuhi roti dan kue.” Saya katakan kepada anak-anak, “Kita sebagai sesama manusia dengan pengelola hotel harus menghormati aturan yang mereka keluarkan selama kita berada di tempat kekuasaan mereka.”

Tidak jarang saudara saya yang Muslim dalang ke rumah kami dan pada waktu tertentu mereka mengatakan, “Boleh pinjam karmar untuk menjalankan kewajiban kepada Tuhan?” Ya, tentu saya jawab, “Silahkan.” Di dalam hati saya, orang-orang yang begitu takut kepada Tuhan akan menjalankan kewajiban kepada Tuhan tanpa memperhatikan situasi di mana saat itu dia berada, yang penting tugas dari Tuhan diselesaikan, tetapi SEBAIKNYA mereka dengan mudah melanggar aturan yang dibuat oleh manusia (kata mereka). Aturan pemerintah tidak boleh korupsi pun dengan mudah dilanggar walau tidak sekali pun mereka berani melanggar aturan dari Tuhan. Aturan dari hotel tidak boleh membawa makanan keluar ruangan pun dengan mudah dilanggar walau tidak berani melanggar aturan Tuhan tidak boleh menyembah Tuhan yang SALAH.

Saya sering katakan kepada anak-anak, buang semua aturan dan kosongkan diri, lalu mulailah membuat aturan DIRI sendiri yang sesuai dengan kepentingan DIRI sendiri. Tetapi aturan DIRI itu tidak boleh melanggar kepentingan manusia lain, tidak boleh melanggar aturan Pak RT selama kita tinggal di bawah naungan Pak RT, tidak boleh melanggar aturan pemerintah selama kita menjadi warga negara, dan tidak boleh melanggar aturan manusia lain selama kita berada di wilayah kekuasaan orang lain. Aturan dari Tuhan yang mmnyebabkan kita melanggar kepentingan orang lain, harus DIBUANG.

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Tanggal 13 Januari 2014

Sebagai anggota Lions Club, saya pernah menerima pelajar Australia, mondok di rumah saya untuk beberapa minggu. Setelah tiga malam menginap, sore hari setelah diajak jalan-jalan, dia mengatakan uangnya yang ditinggal di meja di kamarnya hilang. Di rumah hanya ada seorang pembantu perempuan dan saya langsung berfikir tak mungkin ada orang lain yang mengambil uangnya. Saya tanya kepada pembantu itu, dia jawab, “Saya orang yang beragama, Bapak tahu sendiri saya rajin beribadat, tak mungkin saya mencuri uang orang lain.” Saya panggil tetangga yang biasa membersihkan kebun di rumah, saya katakan, “Tolong gladah kamarnya.” Kasurnya diangkat dan tampak banyak uang dan lebih banyak dari jumlah uang yang hilang dari gadis Australia itu. Saya baru sadar, selama itu, saya dengan mudah meninggalkan dompet di kamar, ada kemungkinan uang yang ada di bawah kasurnya juga uang saya. Tetapi saya tidak berani menyita uang itu karena saya tidak dapat membuktikan bahwa semua uang itu adalah uang saya berikut uang gadis Australia itu, lalu yang saya katakan, “Kemas semua barang kamu, tinggalkan rumah ini sekarang juga.” Dia pergi berikut semua uang yang ada di bawah kasurnya dan saya harus mengganti uang yang hilang dari gadis Ausrtalia tersebut.

Jika cerita ini saya hentikan sampai di sini, orang akan kembali mengatakan saya memojokkan Islam, karena semua pasti sudah dapat menduga bahwa pembantu perempuan itu adalah Muslimah padahal tidak semua Muslim suka mencuri. Karena itu cerita ini harus saya selesaikan sampai tuntas.

Apa  yang ingin saya angkat adalah pengakuannya “Saya orang yang beragama, Bapak tahu sendiri saya rajin beribadat, tak mungkin saya mencuri uang orang lain.” Saya tahu dan paham, tidak ada hubungan antara orang beragama dan rajin beribadat dengan MENCURI karena mencuri dapat diakukan oleh orang beragama apa saja, bangsa apa saja, dan warna kulit apa saja. Yang ingin saya katakan kepada Anda semua, tidak ada agama yang BERANI mengatakan umatnya yang rajin beribadat PASTI tidak mencuri KECUALI Islam. Inti ajaran Islam adalah kewajiban beribadat menyembah-nyembah Awloh dan mereka yang tunduk patuh kepada Awloh ahlaknya dijamin oleh Awloh. Karena itu Anda yang Islam jangan merasa dipojokkan dengan cerita saya, karena AJARAN yang menjamin bahwa orang yang rajin menyembah-nyembah Awloh sebagai orang yang baik tempatnya BERADA di pojok peradaban yang gelap. Seharusnya ajaran seperti itu tidak boleh ada di tengah-tengah masyarakat yang beradab dan mereka yang tidak ingin terpojok, silahkan tinggakan ajaran yang memang tempatnya di pojok. 

Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang