Today
is the 36th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Stupidity
and savagery of Islam exhibited by the State officials increasingly evident.
Head of Research and Development Ministry of Education and Culture, Khairil
Anwar in Jakarta, Thursday (27/09/2012), said, "The government will remove
the subjects of Natural and Social Sciences at the elementary school and
replace it with learning the attitude. Religion in the lesson, not only
practices of worship to Allah hu Barbar are assessed, but are also assessed
whether he likes bullying his friend or does he like to steal?"
This
way of thinking was very stupid and very barbaric spectacles measured in
education. If students are good at worshiping Allah hu Barbar but ignorant and
steal, WHY TEACH worshiping Allah hu Barbar? To the ignorant student and steal
better taught NOT ignorant and NOT STEAL without worshiping Allah hu Barbar.
Students
should be taught to think critically and openly so as to understand that the
ignorant and steal harm others and has the ability to think critically and
openly, students will see that worshiping Allah hu Barbar is only a stupid and
barbaric ACTIVITY.
Stupid
because precious life time better be used to study sciences. Barbaric because
worshiping Allah hu Barbar in Arabic betray our own language, facing to the
country belongs to Arab while worshiping Allah hu Barbar betray our own
country.
The
public should ask for accountability of Minister of Education and Culture what
he meant to delete the lesson of Natural and Social Sciences, while maintaining
a lesson for worshiping Allah hu Barbar, five times a day bowing and
prostration lips muttered in Arabic, looking at the land belongs to the Arabs?
If
it became clear the desired by the Minister of Education and Culture,
Indonesian nation should continue living in stupidity and barbarism of Islam,
the public should take bold steps to save the future of this nation.
***
Hari ke-36 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, Pelajaran sikap
Hari
ini adalah hari ke-36 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam yang dipertontonkan oleh Pejabat Negara
semakin nampak jelas. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Khairil Anwar di Jakarta, Kamis (27/9/2012), mengatakan,
“Pemerintah akan menghapus pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial di SD dan
menggantinya dengan pelajaran sikap. Di
pelajaran Agama, tidak hanya praktek salat saja yang dinilai, namun dinilai
juga apakah dia suka menjahili teman atau apakah dia suka mencuri?”
Ini jalan pikiran yang sangat DUNGU dan sangat BIADAB diukur dalam
kacamata pendidikan. Jika murid pandai solat tetapi jahil dan mencuri, KENAPA
DIAJARKAN SOLAT? Kepada murid yang jahil dan mencuri lebih baik diajarkan TIDAK
JAHIL dan TIDAK MENCURI tanpa SOLAT.
Murid harus diajarkan berfikir kritis dan terbuka sehingga dapat
memahami bahwa jahil dan mencuri merugikan orang lain dan dengan mampu berfikir
kritis serta terbuka murid akan melihat bahwa SOLAT adalah KEGIATAN DUNGU yang
BIADAB.
DUNGU karena waktu hidup yang berharga lebih baik digunakan untuk
belajar ilmu pengetahahuan. BIADAB karena SOLAT dalam bahasa Arab menghianati
bahasa sendiri, Solat menghadap negeri kepunyaan Arab menghianati Tanah Air
sendiri.
Masyarakat luas harus meminta pertanggunjawaban dari Mengeri Pendidikan
dan Kebudayaan apa maksud menghapus pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial,
sementara mempertahankan pelajaran SOLAT, nunggang nunggin lima kali sehari
komat kamit dalam bahasa Arab sambil memandang negeri kepunyaan orang Arab?
Jika menjadi jelas yang diingikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
adalah agar bangsa Indonesia terus hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam,
sebaiknya masyarakat berani mengambil langkah-langkah menyelamatkan masa depan
bangsa ini.
No comments:
Post a Comment