(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Dated 7 September 2012 I have sent
via twitter article titled "Din Syamsudin doing Masturbation again,
Masturbation again, saying Islam forbids the act of TERROR" while inviting
Din Syamsuddin have courage to an open civilized discussion refute the
statement of the author of the book Six Ways Toward God that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet is TERRORIST.
Today is the 16th day after the
article was sent to Din Syamsuddin. What has been done by Din Syamsuddin? Instead
of answering an invitation in an open and civilized discussion with
confirmation but hiding and still hiding untill now.
On 5 September 2012, Metro TV held
dialogue in Metro Program Today, related to phenomena the emergence of the
terrorist-younger. The event was apparently reap many protests from people who
live in ignorance and barbarism of Islam on charges of Metro TV discredited
Islam. Metro TV became fear terrorized by devotee of Muhammad illiterate Arab
who claimed prophet who is actualy the source of terror, apologize then the
case was brought to the Press Council.
Bagir Manan as Chairman of the
Press Council said that Metro TV has realized there is negligence. For example,
Metro TV only provide a single source, they should check other sources.
We know in the pre-reform, the
Indonesian press was not free, all criticism of the government muzzled. Now the
Indonesian press is relatively free from the pressure of the authorities but
the events of Metro TV was forced to apologize on charges discredited Islam
became evident that in Indonesia there is not yet freedom of the press, do not
dare to reveal the TRUTH associated with Islam, fearing terrorized by devotee
of Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet not only appeared in the form of community organizations but also in
form of Press Council and Indonesia BROADCASTING COMMISSION.
Other evidence can be seen from the
recording talk show Kick Andy http://www.kickandy.com/theshow/1/1/1780/read/MENGAPA-MEREKA-DIBUNGKAM-Talk%20Show
which discusses the ban of book by the government in which one segment of 6
segments of the show, discussing the book Six Ways Toward God. There is photo
of the author of the book Six Ways Toward God in that record, but in the text
on the right is not mentioned the book Six Ways Toward God. At the bottom of
the text was written.
Restrictions or bans publication of
books by some quarters is a form of fear or uncertainty of the government itself
that should not have happened. The book should be used as a source of
information or material criticism in running the government. Fear for as
disturbing the public order is an exaggeration. Is not our society has
increasingly grown in response to something?
With the revocation of the legal
basis for banning of books by the Court of Constitution on October 13, 2010, no
more fear and uncertainty from the government and that turned out who fear and
uncertain are the people who live in ignorance and barbarity of Islam. They are
afraid to face the fact that Muhammad illiterate Arab who claimed the prophet
is only a dumb barbarous people.
By using the SARA (tribe, group,
and religion) as a shield, the Press Council and the Broadcasting Commission
made fortress for DEFENSE that no one dared to prove that Islam is not a
religion but a heresy of Muhammad's illiterate Arab who claimed prophet.
The meaning of SARA should be
changed, what should be the base is TRUTH. Telling that Muhammad illiterate
Arab who claimed prophets is a man of fool savage should not be blamed due to
can be explained on the basis of the Qur'an. But that teh Koran says Jesus was
born of Mary alone under a palm tree
must be stated WRONG, really WRONG, so all broadcasting in the public
sphere in Indonesia related to the Koran should be condemned as SARA.
Din Syamsuddin should explain that
Muhammad illiterate Arab who claimed prophet not TERRORIST should not be
hindered because of press feel FEAR and Metro TV should not have to apologize
because the fact speak out that Fajar a terrorist who was arrested by police on
Saturday (09/22/2012) in Solo, still sitting in a 3rd class of high school.
Further information please read:
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari ke-16 menunggu Din Syamsuddin
berani menjelaskan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS – Belum
ada kebebasa pers
Tanggal 7 September 2012 saya sudah
mengirim melalui twitter tulisan berjudul “Din Syamsudin Onani lagi, Onani
lagi, mengatakan Islam mengharamkan perbuatan TEROR”sambil mengajak Din
Syamsuddin berani melakukan diskusi terbuka yang beradab mematahkan pernyataan
penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi adalah seorang TERORIS.
Hari ini adalah hari ke-16 sesudah
tulisan itu dikirim kepada Din Syamsudin. Ternyata Din Syamsuddin bukannya
menjawab ajakan diskusi secara terbuka dan beradab dengan konfirmasi tetapi
malah SEMBUNYI dan tetap SEMBUNYI hingga hari ini.
Pada tanggal 5 September 2012, Metro
TV mengadakan dialog dalam Program Metro Hari Ini, terkait fenomena kemunculan
para teroris berusia muda. Acara itu tampaknya menuai banyak protes dari
orang-orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam dengan tuduhan
Metro TV memojokkan Islam. Metro TV yang menjadi TAKUT diteror oleh para PEMUJA
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi yang memang BIANG TEROR, meminta
maaf lalu masalahnya dibawa ke Dewan Pers.
Bagir Manan Selaku Ketua Dewan Pers
mengatakan bahwa Metro TV sudah menyadari ada kelalaian. Misalnya, Metro TV
hanya memberikan satu sumber, harusnya mengecek sumber lain.
Kita tahu di jaman sebelum
reformasi, pers Indonesia tidak bebas, semua kritik terhadap pemerintah diberangus.
Sekarang pers Indonesia relatif bebas dari tekanan penguasa tetapi peristiwa Metro
TV terpaksa meminta maaf karena dituduh menyudutkan Islam menjadi bukti bahwa
pers Indonesia BELUM BEBAS, tidak berani mengungkap KEBENARAN yang berkaitan
dengan Islam, takut diteror oleh PEMUJA Muhammad Arab buta huruf yang mengaku
nabi yang bukan hanya tampil dalam bentuk Ormas tapi juga dalam wajah DEWAN
PERS dan KOMISI PENYIARAN INDONESIA.
Bukti
lain bisa dilihat dari rekaman Talk Show Kick Andy http://www.kickandy.com/theshow/1/1/1780/read/MENGAPA-MEREKA-DIBUNGKAM-Talk%20Show
yang membahas pelarangan buku oleh pemerintah di mana salah satu segmen dari 6
segmen acara itu, membahas buku Enam Jalan Menuju Tuhan. Di rekaman itu ada foto
penulis Enam Jalan Menuju Tuhan tetapi di teks yang ada di sebalah kanan tidak
disebut buku Enam Jalan Menuju Tuhan. Di
bagian bawah teks tersebut ditulis.
Pelarangan
atau pembredelan penerbitan buku menurut beberapa kalangan adalah bentuk
ketakutan atau kegamangan dari pemerintah itu sendiri yang seharusnya tidak
perlu terjadi. Harusnya dengan buku bisa dijadikan sebagai sumber informasi
atau bahan kritik dalam menjalankan roda pemerintahan. Ketakutan yang dianggap
mengganggu ketertiban umum adalah suatu hal yang berlebihan. Bukankah
masyarakat kita sudah semakin dewasa dalam hal menyikapi sesuatu?
Dengan dicabutnya dasar hukum pelarangan
buku oleh MK pada tanggal 13 Oktober 2010 tidak ada lagi ketakutan dan
kegamangan dari pemerintah dan yang ternyata TAKUT dan GAMANG adalah
orang-orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam. Mereka takut
menghadapi kenyataan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi ternyata
hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Dengan berlindung pada isitilah
SARA, Dewan Pers dan Komisi Penyiaran dijadikan BENTENG PERTAHANAN agar tidak
ada yang berani membuktikan bahwa Islam memang bukan agama melainkan hanya
ajaran sesat dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi.
Pemahaman SARA harus diubah, yang
harus dijadikan pegangan adalah KEBENARAN. Mengatakan Muhammad Arab buta huruf
yang mengaku nabi adalah manusia DUNGU yang BIADAB tidak boleh disalahkan
karena dapat dijelaskan dengan dasar Alquran. Tetapi Alquran yang menyebutkan
Isa dilahirkan oleh Maryam seorang diri di bawah pohon kurma harus dinyatakan SALAH
dan memang SALAH sehingga semua penyiaran di ruang publik di Indonesia yang
berkaitan dengan Alquran harus dikecam sebagai SARA.
Din Syamsuddin yang harus menjelaskan
bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi bukan TERORIS jangan terhalang
karena pers TAKUT dan Metro TV seharusnya tidak perlu minta maaf karena fakta berbicara
bahwa Fajar seorang teroris yang ditangkap polisi hari Sabtu (22/9/2012) di
Solo, masih duduk di kelas III sebuah SMA.
Informasi lebih lanjut silahkan
baca:
No comments:
Post a Comment