Today
is the 48th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Amid
the growing awareness among the Indonesian people that the contents of Islam
just ignorance and barbarism, the House of Representatives still dare to flaunt
ignorance and barbarism of Islam, not educate and develop the nation but
instead fooling and destroying civilization of the nation. Consider the
following news.
TEMPO.CO,
Jakarta - Three religious organizations were consulted on the plan of revision
of law of oil and gas. The three organizations were Nadhlatul Ulama (NU), Hizbut
Tahrir Indonesia, and Muhammadiyah.
Chairman
of the Institute for Counseling and Legal Aid NU Najmi Fuadi Andi said,
"The granting of authority to the government which is technically done by
SOEs is a necessity, not an alternative."
Spokesman
of Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto said that the current Law
of Oil and Gas is very liberalization nuanced.
Chief
Board of Justice and Human Right of Muhammadiyah Syaiful Bahri said that while
the Executive Agency for Upstream Oil and Gas represents the government but
control is still weak.
The
third hearing with civil society organizations was only attended by a dozen
members of the House of Representatives and led by Zainudin Amali, Vice
Chairman of Commission VII Sector Energy and Mineral Resources, Research,
Technology, Environment, from the Golkar Party, Place / Date of Birth:
Gorontalo, 16 September 1962,
What
is the interest of NU, Muhammadiyah, and Hizbut Tahrir with the of law of oil
and gas, why was not invited Association of Beca Drivers, or Unity gathering of
women
If
the House of Representatives does not fooling and destroying civilization of
the nation should asked the accountable of NU, for calling do not pay taxes
that clearly treason. To be asked to Muhammadiyah, Din Syamsuddin saying that
Islam does not teach violences. That need to be asked to Hizbut Tahrir whether
Muhammad actually lust to his adopted son's wife.
Members
of Parliament who spread the ignorance and barbarism of Islam should be given
attention by the public and not selected again because their presence is only
fooling and destroying civilization of the nation.
Further
information please read:
***
Kedunguan dan Kebiadaban Islam di DPR, Hari ke-48
bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Hari
ini adalah hari ke-48 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Ditengah
meningkatnya kesadaran orang Indonesia
bahwa isi dari Islam hanya
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN, DPR-RI masih berani memamerkan KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islam, bukan mencerdaskan dan memajukan bangsa tetapi malah MEDUNGUKAN
dan MEMBIADABKAN bangsa. Perhatikan berita berikut.
TEMPO.CO,
Jakarta - Tiga organisasi keagamaan dimintai
pendapat terkait rencana revisi undang-undang minyak dan gas bumi. Ketiga
organisasi tersebut adalah PB Nadhlatul Ulama, Hizbut Tahrir Indonesia, dan PP
Muhammadiyah.
Ketua
Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU Andi Najmi Fuadi mengatakan, "Pemberian
kewenangan kepada pemerintah yang secara teknis dilakukan oleh BUMN adalah
keharusan, bukan alternatif."
Juru
Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto menyatakan UU Migas yang
berlaku saat ini sarat nuansa liberalisasi.
Ketua
Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Syaiful Bahri menyatakan meskipun Badan
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mewakili pemerintah tetapi
pengawasan masih lemah.
Rapat
Dengar Pendapat dengan ketiga organisasi masyarakat ini hanya dihadiri oleh belasan
anggota dewan dan dipimpin oleh Zainudin Amali, Wakil Ketua Komisi VII Bidang Energi
Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi, Lingkungan Hidup, dari Fraksi Partai
Golongan Karya, Tempat/Tanggal Lahir : Gorontalo, 16 September 1962,
Apa
urusan NU, Muhammadiyah, dan Hizbut Tahrir dengan UU Migas, mengapa tidak diundang
Persatuan Tukang Beca dan Kelompok Arisan Ibu-ibu?
Jika
DPR tidak MEDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa yang harus diminta
pertanggungjawabannya dari NU, himbauan tidak membayar pajak yang jelas MAKAR.
Yang harus ditanya kepada Muhammadiyah, ucapan Din Syamsuddin bahwa Islam tidak
mengajarkan kekerasan. Yang perlu ditanya kepada Hizbut Tahrir apa benar
Muhammad birahi kepada istri anak angkatnya sendiri.
Anggota
DPR yang ikut menyebarkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam harus diberi perhatian
oleh masyarakat dan jangan dipilih lagi karena keberadaan mereka hanya
MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.
Informasi
lebih lanjut silahkan baca:
No comments:
Post a Comment