Saturday 20 October 2012

Reducing or even eliminate the queue of Hajj travel, Day-57 awakening awareness, Muhammad only a dumb savage man


Today is the 57th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet, according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued to healthy democratic.

Those who still want to live in ignorance and barbarism of Islam, just as the people living in underdeveloped countries around the piles of garbage and stinking carcasses. They do not want to get rid of the garbage and stinking carcasses but showering their environment with artificial perfumes of Arabia.

Outsiders who enter the world of ignorance and barbarism of Islam bracelets their head look a rice stall next to a pile of garbage and rotting corpses, but visitors who are used to live in ignorance and barbarism of Islam feel comfortable enjoying the food served and if there those who dare to say "smell" definitely will be beheaded.

As long as there are still many Indonesian figures who live in ignorance and barbarism of the Islam, the community of this country would still be living like around piles of garbage and carrion stench. Consider the following news.

Plans to raise the initial deposit fee for pilgrimage (BPIH) to reduce queues, commented on by members of the House of Representatives Commission VIII, Abdul Hakim who is also secretary of faction of the Prosperous Justice Party (PKS) Friday (18/10/2012). Abdul Hakim said, "pilgrims queue can not be dammed by raising the initial deposit BPIH. Though expensive, the public interest to register will remain high because for the pilgrimage as obligatory worship anything shall certainly be done, including if they have to pay dearly. The best solution is to stop a while and continue to lobby the Government of Saudi so the Hajj quota continue to grow. "TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA

The tradition of Hajj is not different from rotten carcass which poisoned society. Travel Hajj created by Muhammad illiterate Arab who claimed prophet consists only of FRAUD, ignorance and savagery.

Saying pilgrimage following the footsteps of Ibrahim obvious FRAUD, the story of Abraham just a MYTH of Jews, Abraham was never and was not likely to Mecca and in the Jewish tradition the animal sacrifice offered to God in which part of the meat was burned on the altar. At Kaaba there is no altar and there was never altar because the building was originally created following the Hindu tradition. Believing that goes Hajj tour to follow Allah hu Barbar's command, obviously stupid, because God can not be and never make such fatuous commands. Slaughtering animals not for the purpose of human life is apparent barbarity.

The people who live in the midst of garbage and rotting carcasses are not easily moved to a more healthy atmosphere, they will be shocked. The best way is to provide information and lessons on healthy living while trying to deploy officers to clean up garbage and rotting carcasses, which were still trying maintained by people who live in ignorance and barbarity of Islam.

To reduce or even eliminate the queue of Hajj travel, the most appropriate way is to explain in an open and civilized that the content of Hajj is only ignorance and barbarity while teach them to respect and admire their own homeland as the holy land which God has given to this nation.
***

Mengurangi atau bahkan menghilangkan antrian haji, Hari ke-57 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.

Hari ini adalah hari ke-57 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.

Mereka yang masih mau hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, sama seperti masyarakat di negeri terbelakang yang hidup di sekitar tumpukan sampah dan bangkai yang berbau busuk. Mereka tidak mau menyingkirkan sampai dan bangkai yang busuk tetapi menaburi lingkungannya dengan minyak wangi buatan Arab.

Orang luar yang masuk ke dunia KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam gelang-gelang kepala melihat warung nasi di sebelah tumpukan sampah dan bangkai yang bau busuk, tetapi pengunjung warung yang sudah terbiasa dari kecil hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam merasa nyaman menikmati makanan yang disajikan dan jika ada orang yang berani mengatakan “Bau” kepalanya pasti dipenggal.

Selama masih banyak tokoh Indonesia yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam masyarakat negeri ini masih akan hidup seperti di sekitar tumpukan sampah dan bangkai yang bau busuk. Perhatikan berita berikut.

Rencana menaikan setoran awal biaya perjalanan haji (BPIH) untuk mengurangi antrian, dikomentari oleh anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Hakim yang juga sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Jumat (18/10/2012). Abdul Hakim mengatakan, “Antrean calon jamaah haji tidak bisa dibendung dengan menaikan setoran awal BPIH. Meski mahal, animo masyarakat tetap akan tinggi untuk mendaftar haji karena yang namanya ibadah wajib pasti apapun dilakukan, termasuk jika harus membayar mahal. Solusi terbaik adalah penghentian sementara dan terus melobi Pemerintah Arab agar kuota haji kita terus bertambah.” TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA

Tradisi wisata haji tidak beda dengan bangkai busuk yang meracuni masyarakat. Wisata haji adalah ciptaan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi isinya hanya PENIPUAN, KEDUNGUAN dan KEBIADABAN.

Mengatakan wisata haji mengikuti jejak Ibrahim jelas PENIPUAN, cerita tentang Ibrahim hanya DONGENG Yahudi, Ibrahim tidak pernah dan tidak mungkin ke Mekah dan dalam tradisi Yahudi khewan kurban dipersembahkan kepada Allah di mana sebagian dari dagingnya dibakar di atas altar, di Kabah tidak ada altar dan tidak pernah ada altar karena bangunan itu awalnya dibuat mengikuti tradisi Hindu. Percaya bahwa pergi wisata haji mengikut i perintah Allah hu Barbar, jelas DUNGU, karena Tuhan tidak mungkin dan tidak pernah membuat perintah DUNGU seperti itu. Penyembelihan khewan bukan untuk keperluan hidup manusia jelas KEBIADABAN.

Orang-orang yang hidup di tengah sampah dan bangkai busuk tidak mudah dipindahkan ke tempat yang lebih sehat, mereka akan shock. Jalan terbaik adalah memberi penerangan dan pelajaran tentang hidup sehat sambil berusaha mengerahkan petugas untuk membersihkan sampah dan bangkai yang busuk yang masih berusaha dipertahankan oleh orang-orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.

Untuk mengurangi antrian wisata haji bahkan menghilangkan wisata haji, jalan yang paling tepat adalah menjelaskan secara terbuka dan beradab bahwa isi  wisata haji hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN sambil mengajarkan untuk menghormati serta mengagumi tanah air sendiri sebagai tanah suci yang diberikan Tuhan kepada bangsa ini.

No comments:

Post a Comment