Today
is the 57th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Those
who still want to live in ignorance and barbarism of Islam, just as the people
living in underdeveloped countries around the piles of garbage and stinking
carcasses. They do not want to get rid of the garbage and stinking carcasses
but showering their environment with artificial perfumes of Arabia.
Outsiders
who enter the world of ignorance and barbarism of Islam bracelets their head
look a rice stall next to a pile of garbage and rotting corpses, but visitors
who are used to live in ignorance and barbarism of Islam feel comfortable
enjoying the food served and if there those who dare to say "smell"
definitely will be beheaded.
As
long as there are still many Indonesian figures who live in ignorance and
barbarism of the Islam, the community of this country would still be living
like around piles of garbage and carrion stench. Consider the following news.
Plans
to raise the initial deposit fee for pilgrimage (BPIH) to reduce queues,
commented on by members of the House of Representatives Commission VIII, Abdul
Hakim who is also secretary of faction of the Prosperous Justice Party (PKS)
Friday (18/10/2012). Abdul Hakim said, "pilgrims queue can not be dammed
by raising the initial deposit BPIH. Though expensive, the public interest to
register will remain high because for the pilgrimage as obligatory worship
anything shall certainly be done, including if they have to pay dearly. The
best solution is to stop a while and continue to lobby the Government of Saudi
so the Hajj quota continue to grow. "TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
The
tradition of Hajj is not different from rotten carcass which poisoned society.
Travel Hajj created by Muhammad illiterate Arab who claimed prophet consists
only of FRAUD, ignorance and savagery.
Saying
pilgrimage following the footsteps of Ibrahim obvious FRAUD, the story of
Abraham just a MYTH of Jews, Abraham was never and was not likely to Mecca and
in the Jewish tradition the animal sacrifice offered to God in which part of
the meat was burned on the altar. At Kaaba there is no altar and there was
never altar because the building was originally created following the Hindu
tradition. Believing that goes Hajj tour to follow Allah hu Barbar's command,
obviously stupid, because God can not be and never make such fatuous commands.
Slaughtering animals not for the purpose of human life is apparent barbarity.
The
people who live in the midst of garbage and rotting carcasses are not easily
moved to a more healthy atmosphere, they will be shocked. The best way is to provide
information and lessons on healthy living while trying to deploy officers to
clean up garbage and rotting carcasses, which were still trying maintained by
people who live in ignorance and barbarity of Islam.
To
reduce or even eliminate the queue of Hajj travel, the most appropriate way is
to explain in an open and civilized that the content of Hajj is only ignorance
and barbarity while teach them to respect and admire their own homeland as the
holy land which God has given to this nation.
***
Mengurangi
atau
bahkan menghilangkan
antrian
haji, Hari ke-57
bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Hari
ini adalah hari ke-57 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara bertahap
dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang protes.
Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet harus
dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Mereka
yang masih mau hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, sama seperti
masyarakat di negeri terbelakang yang hidup di sekitar tumpukan sampah dan
bangkai yang berbau busuk. Mereka tidak mau menyingkirkan sampai dan bangkai
yang busuk tetapi menaburi lingkungannya dengan minyak wangi buatan Arab.
Orang
luar yang masuk ke dunia KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam gelang-gelang kepala
melihat warung nasi di sebelah tumpukan sampah dan bangkai yang bau busuk,
tetapi pengunjung warung yang sudah terbiasa dari kecil hidup dalam KEDUNGUAN
dan KEBIADABAN Islam merasa nyaman menikmati makanan yang disajikan dan jika ada
orang yang berani mengatakan “Bau” kepalanya pasti dipenggal.
Selama
masih banyak tokoh Indonesia yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam
masyarakat negeri ini masih akan hidup seperti di sekitar tumpukan sampah dan
bangkai yang bau busuk. Perhatikan berita berikut.
Rencana
menaikan setoran awal biaya perjalanan haji (BPIH) untuk mengurangi antrian,
dikomentari oleh anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Hakim yang juga sekretaris
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Jumat (18/10/2012). Abdul Hakim
mengatakan, “Antrean calon jamaah haji tidak bisa dibendung dengan menaikan
setoran awal BPIH. Meski mahal, animo masyarakat tetap akan tinggi untuk
mendaftar haji karena yang namanya ibadah wajib pasti apapun dilakukan,
termasuk jika harus membayar mahal. Solusi terbaik adalah penghentian sementara
dan terus melobi Pemerintah Arab agar kuota haji kita terus bertambah.” TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA
Tradisi
wisata haji tidak beda dengan bangkai busuk yang meracuni masyarakat. Wisata
haji adalah ciptaan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi isinya hanya
PENIPUAN, KEDUNGUAN dan KEBIADABAN.
Mengatakan
wisata haji mengikuti jejak Ibrahim jelas PENIPUAN, cerita tentang Ibrahim
hanya DONGENG Yahudi, Ibrahim tidak pernah dan tidak mungkin ke Mekah dan dalam
tradisi Yahudi khewan kurban dipersembahkan kepada Allah di mana sebagian dari
dagingnya dibakar di atas altar, di Kabah tidak ada altar dan tidak pernah ada
altar karena bangunan itu awalnya dibuat mengikuti tradisi Hindu. Percaya bahwa
pergi wisata haji mengikut i perintah Allah hu Barbar, jelas DUNGU, karena
Tuhan tidak mungkin dan tidak pernah membuat perintah DUNGU seperti itu. Penyembelihan
khewan bukan untuk keperluan hidup manusia jelas KEBIADABAN.
Orang-orang
yang hidup di tengah sampah dan bangkai busuk tidak mudah dipindahkan ke tempat
yang lebih sehat, mereka akan shock. Jalan terbaik adalah memberi penerangan
dan pelajaran tentang hidup sehat sambil berusaha mengerahkan petugas untuk membersihkan
sampah dan bangkai yang busuk yang masih berusaha dipertahankan oleh
orang-orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Untuk
mengurangi antrian wisata haji bahkan menghilangkan wisata haji, jalan yang
paling tepat adalah menjelaskan secara terbuka dan beradab bahwa isi wisata haji hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN sambil
mengajarkan untuk menghormati serta mengagumi tanah air sendiri sebagai tanah
suci yang diberikan Tuhan kepada bangsa ini.
No comments:
Post a Comment