Today
is the 46th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Awareness
of the people of Indonesia to stop all forms of ignorance and barbarity
increasingly widespread. Read the following news.
Humanist
Mohammad Sobary asked colleagues of media to stop of making corruptor as
sources of informations, in their work conveying informations. At Building of
Commission for eradication of corruption , Sobary on Tuesday (10/09/2012) says,
"People who are corrupt and impoverish the people should not be used as a
resource of informations. There are many who are much better. Further impact of
no place for corruptor in the media, they will also isolated. from the
environment.
Senior
actor Deddy Mizwar also asked social media to give a long punishment.
"Punishment is not only formally through the courts, but not until they
appeared again, as sources of informations." (REPUBLIKA.CO.ID)
The
appeal should be generally applicable and the principle that the existance of
media to educate and advance the nation is so obvious, toward people who from
their word and deed do not educate and advance the nation even fooling and
destroying civilization of the nation, should be ostracized by the media.
Here's examples of news that in the future should no longer need to be
propagated by the media.
Jakarta
(ANTARA News) - Chairman of the Presidium of the Association of Indonesian
Muslim Intellectuals (ICMI) Prof Nanat Natsir Fatah expressed his support for
President Susilo Bambang Yudhoyono attitudes related conflict between
Corruption Eradication Commission and National Police. Nanat stated that ICMI
Center supports the position of President that attempts to mediate conflicts of
KPK-police and remain consistent in the efforts to eradicate corruption in
Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA - Central Board of NU appreciated speech by President Susilo Bambang
Yudhoyono related efforts to overcome conflict between Commission for
Eradication of Corruption and Police. Board of NU said SBY's speech
assertiveness as a head of state . "We appreciate the President's speech
is quite firm and to the point," said Chairman of the NU, KH Said Aqil
Siroj, here on Tuesday.
JAKARTA,
KOMPAS.com - Chairman of the Central Board of Muhammadiyah Din Syamsuddin
judged government late to response to the feud between the KPK and the National
Police that occurred recently. "It's too late. Such things should not be
postponed," said Din in a discussion entitled "Quo Vadis the Future
of Commission for Eradication of Corruptions" in the office of PP
Muhammadiyah, Jakarta, Monday (10/08/2012).
The
existence of ICMI, NU and Muhammadiyah in Indonesia to maintain and spread the
teachings of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet who does not educate
and advance the nation but instead fooling and destroying the civilization.
Din
Syamsuddin doing Islamic Masturbation said Islam does not preach violence and
when requested to clarify whether Muhammad was not a terrorist even silent.
Said Aqil peddle a savage hand-cut law of Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet, and ICMI who claimed scholars but did not dare refutes the author of
Six Ways Toward God who said according to the Koran, Muhammad illiterate Arab
who claimed prophet is only a man of dumb and barbaric.
If
the media is consistent to educate and advance the nation and courageous
isolate two major kingpin dealer of teaching of Muhammad illiterate Arab who
claimed prophet which its content consist only of ignorance and barbarism,
namely Din Syamsuddin and Said Aqil, Indonesia certainly will forward fast.
Unless they want to educate and advance the nation too, brave to defense Islam
in an open and civilized.
Further
information please read:
***
Hari ke-46 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, hentikan penjaja ajaran Muhammad sebagai
sumber informasi
Hari
ini adalah hari ke-46 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Kesadaran
masyarakat Indonesia menghentikan segala bentuk KEDUNGUAN dan KEBIADABAN
semakin meluas. Baca berita berikut.
Budayawan
Mohammad Sobary mengajak rekan-rekan media untuk tidak lagi menjadikan koruptor
sebagai narasumber dalam kerja mereka menyampaikan informasi. Di Gedung KPK,
Sobary pada hari Selasa (9/10/2012) mengatakan, "Orang-orang yang sudah
korupsi dan memiskinkan rakyat janganlah dijadikan narasumber. Masih banyak
yang lebih baik. Dampak lanjutan dari tidak disediakannya tempat bagi koruptor
di media adalah lingkungan yang juga ikut mengucilkan.
Aktor
senior Deddy Mizwar juga mengajak media agar memberikan hukuman sosial yang
panjang. "Penghukuman bukan hanya secara formal melalui pengadilan, tapi
jangan sampai mereka muncul lagi menjadi narasumber," (REPUBLIKA.CO.ID)
Himbauan
itu harus berlaku umum dan berprinsip bahwa media ada utuk mencerdaskan dan
memajukan bangsa sehingga terhadap mereka yang sudah jelas dari perkataan dan
perbuatannya tidak mencerdaskan dan memajukan bangsa malah MENDUNGUKAN serta
MEMBIADABKAN bangsa, harus dikucilkan oleh media. Berikut contoh berita yang ke
depan tidak perlu disebarkan lagi oleh media.
Jakarta
(ANTARA) - Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof
Nanat Fatah Natsir menyatakan dukungannya terhadap sikap Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono terkait konflik Komisi Pemberantasan Korupsi - Kepolisian RI.
Nanat menyatakan bahwa ICMI Pusat mendukung sikap presiden yang berupaya
menengahi konflik KPK-Polri dan tetap konsisten dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengapresiasi pidato Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono terkait upaya mengatasi perseteruan Komisi Pemberantasan
Korupsi dengan Polri. PBNU sekaligus
menilai pidato SBY sebagai sikap tegas seorang kepala negara. "Kami
mengapresiasi pidato Presiden yang cukup tegas dan langsung pada pokok
masalah," kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, di Jakarta, Selasa.
JAKARTA, KOMPAS.com —
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai pemerintah
terlambat menyikapi perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri
yang terjadi belakangan ini. "Sudah terlambat. Hal-hal seperti ini
seharusnya tidak perlu ditunda," ujar Din dalam sebuah diskusi bertema
"Quo Vadis Masa Depan KPK" di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat,
Senin (8/10/2012).
Keberadaan
ICMI, NU, dan Muhammadiyah di Indonesia untuk mempertahankan dan menyebarkan
ajaran Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi yang tidak mencerdaskan dan membangun
bangsa tetapi malah MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.
Din
Syamsuddin melakukan Onani Islamiyah mengatakan Islam tidak mengajarkan
kekerasan dan ketika diminta penjelasan apakah Muhammad bukan teroris malah
diam. Said Aqil menjajakan hukum potong tangan yang biadab dari Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, dan ICMI yang mengaku cendekiawan tetapi tidak
berani membantah pernyataan penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan bahwa menurut Alquran, Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Jika
media konsisten mencerdaskan dan memajukan bangsa lalu berani mengucilkan dua
gembong besar pengedar ajaran Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi yang isinya hanya KEDUNGUAN
dan KEBIADABAN, yaitu Din Syamsuddin dan Said Aqil, pasti Indonesia akan cepat
maju. Kecuali mereka mau ikut mencerdaskan dan memajukan bangsa, yaitu berani
mempertahankan Islam secara terbuka dan beradab.
Informasi
lebih lanjut silahkan baca:
No comments:
Post a Comment