Today
is the 58th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
In
the midst of an increasingly critical societal attitudes towards Islam, Member
of Parliament from PKB, Effendy Choirie, during a hearing between the House of
Representatives Commission I and Indonesia Ambassador to Saudi Arabia, Gatot
Abdullah Mansyur, Thursday (23/06/2011) said, "we need to be, do not send
pilgrims for the past 5 years. There is one thing that Saudi Arabia enjoys from
Indonesia, the Hajj and Umrah. Pay visa, the flight from their airline and from
the inn's, how many trillion. How many trillions of foreign exchange we give.
Only 2 months to serve pilgrims, but the result was enough to live for 2 years.
"
What
was said at first glance seems for the sake of the nation and the state, but
actually exhibits ignorance and barbarity of Islam. If Effendy Choirie aware
the nation harmed with the number of people of Indonesia participated Hajj
travel CHEATED by the Saudi, why not suggest to people of NU not to go
pilgrimage and more heroic if PKB pioneered to invite Indonesia people to do
pilgrimage in our own country.
For
the people no longer go Hajj pilgrimage, must be explained the actual contents
of Hajj pilgrimage just FRAUD. Pilgrimage should be filled with the trail of
what Muhammad had done, must be was shown the original mosque built by
Muhammad, must be shown the cubicles ever inhabited of 9 Muhammad's wives,must
be demonstrated how the Jews were massacred in Yatrib, and others. Must be
explained what is presented in the pilgrimage
right now, there is nothing that original of Muhammad. All from Muhammad has been removed for the ignorance
and savagery of Muhammad could not be seen and even what is shown Western
Civilization, Italian marble and a lot of equipment made infidels.
If
NU want to educate and develop the nation better to build a diorama how
Muhammad make turn to 9 of his wives every day, how 800 Jews were massacred in
Yatrib and so that more people know about the real Muhammad.
What
are the concerns conned by ARAB in the matter of Hajj also a concern of Leader
of Muslims in Indonesia? Note the meeting agenda of Hidayat Nur Wahid with Din
Syamsuddin, Wednesday (17/10) they said to discuss about CORRUPTION, what would
be taken care of by Muhammadiyah about corruption? Yes corruption is damaging
the country but there are institutions that take care of corruption so what
needs to be tackled by Muslim leaders is losses of foreign exchange due to
pilgrimage activities and boldly advised the public to no longer participate in
Hajj pilgrimage because it is only FRAUD.
***
Tidak lagi ikut haji, Hari ke-58
bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Hari
ini adalah hari ke-58 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Di
tengah sikap masyarakat yang semakin kritis terhadap Islam, Anggota DPR
dari PKB, Effendy Choirie, saat rapat dengar pendapat antara Komisi I DPR
dengan Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, Kamis,
(23/6/2011)mengatakan, "Kita perlu bersikap, tidak usah kirim haji selama
5 tahun. Ada satu hal yang Arab Saudi menikmati dari Indonesia, yaitu haji dan
umroh. Bayar visa, penerbangan dari maskapai mereka dan dari penginapan itu
berapa trilyun. Kita memberi devisa berapa triliun. Mereka itu cukup 2 bulan
melayani jemaah haji, tapi hasilnya cukup untuk hidup 2 tahun.”
Apa yang diucapkan sepintas seperti membela bangsa dan negara tetapi
sesungguhnya pameran KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam. Jika Effendy Choirie sadar
bahwa bangsa dan negara dirugikan dengan banyaknya orang Indonesia ikut wisata
haji DITIPU oleh Arab, mengapa tidak menganjurkan kepada warga NU untuk tidak
pergi wisata haji dan lebih hebat lagi jika PKB memelopori mengajak orang Indonesia
ziarah di dalam negeri saja.
Agar masyarakat tidak lagi pergi wisata haji, dijelaskan perjalanan
haji yang sesungguhnya yang isinya PENIPUAN. Seharusnya wisata haji diisi napak
tilas apa yang pernah dilakukan Muhammad, ditunjukkan mesjid asli yang
dibangun Muhammad, diperlihatkan bilik-bilik
yang pernah dihuni 9 isti-istri Muhammad, ditunjukan bagaimana orang-orang
Yahudi dibantai di Yatrib, dan lain-lain. Dijelaskan apa yang disuguhkan dalam wisata
haji sekarang, tidak ada yang asli dari Muhammad semua yang dari Muhammad sudah dihapus agar
KEDUNGUAN dan KABIADABAN Muhammad tidak tampak lagi dan yang dipertontonkan malah
PERADABAN Barat, marmer Itali dan banyak peralatan buatan orang-orang kafir.
Jika NU mau mencerdaskan dan memajukan bangsa dapat membangun diorama
bagaimana Muhammad menggilir 9 istri-istrinya setiap hari, bagaimana 800 Yahudi
di Yatrib dibantai dan sebagainya sehingga orang lebih paham tentang Muhammad
yang sesungguhnya.
Apakah keprihatinan ditipu ARAB dalam ibadah haji juga menjadi
keprihatinan tokoh Islam Indonesia? Perhatikan agenda pertemuan Hidayat Nur
Wahid dengan Din Syamsuddin, Rabu (17/10). Mereka katanya membahas KORUPSI, apa
yang mau diurus oleh Muhammadiyah soal korupsi? Betul korupsi merugikan negara
tetapi sudah ada lembaga yang mengurus korupsi sehingga yang seharusnya
ditangani oleh tokoh Islam adalah kerugian devisa akibat kegiatan haji dengan berani menganjurkan kepada masyaraka
luas agar tidak lagi ikut wisata haji karena isinya hanya PENIPUAN.
No comments:
Post a Comment