Today
is the 41th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful
means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and
Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued
to healthy democratic.
It
must be aware that ignorance and barbarism will never disappear from the public
as long as the world is still spinning and what can be done is to try to reduce
the ignorance and savagery to an extent that does not disturb the public peace.
There
are two ways that simultaneously must be done to reduce the ignorance and
barbarism, is to educate the public in order to be SMART and civilized and to
enforce laws that they who conducting savagery can be locked inside the jail.
Although
there are many complaints about the law enforcement in Indonesia, but with the
support of the community, improving the quality of law enforcement peroses in
Indonesia continues to run and we could expect one time law enforcement in
Indonesia can be done professionally.
Problems
educate people to be not stupid and barbaric still very memperihatikan, not
only the quality of the schools that have not been satisfactory, but the people
who peddle stupid and barbaric teachings are still allowed to act freely.
Consider the following news.
The
Chairman of NU (Biggest Islamic organization in Indonesia), KH Said Aqil Siroj
in a press release received by detikcom on Thursday (04/10/2012), said,
"Dealers and manufacturers of drugs can be categorized as destructive to
the life of community. The punishment for this crime is cut the right and left
hand, right leg and left or removed from the earth. "
This
is a stupid and barbaric verse made by Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet as the basis by Said Aqil.
5:33.
Indeed, the penalty for those who wage war against Allah and His Messenger and
strive upon earth [to cause] corruption is none but that they be killed or
crucified or that their hands and feet be cut off from opposite sides or that
they be exiled from the land. That is for them a disgrace in this world; and
for them in the Hereafter is a great punishment,
The
debate over the punishment for drug manufacturers would be beneficial as long
as the debate conducted in the frame of educating and building the nation. But
what was said by Said Aqil not educate and develop the nation but FOOLING the
nation and spreading SAVAGERY.
The
death penalty is applied to related people for no longer disturb the peace of
society but cut off the hands of people who are considered innocent obviously
ignorant and barbarous, because its effects just to spread terror in the
community.
NU
which has ever done systematic massacre of more than half a million members and
sympathizers of the Communist Party of Indonesia (PKI), apparently still
unconscious is living in ignorance and barbarity of Islam and is still trying
to cover up his past SINS with some actions that actually just flaunt ignorance
and barbarity of Islam.
NU
better goes into the cocoons and brood in order to be able to explain to the
public what is actually encouraging people of NU dare to act stupid and
barbaric slaughter half a million members and sympathizers of the PKI in the
period 1965-1967 so that similar incidents do not happen again.
***
Hari ke-41 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, NU mendungukan dan membiadabkan bangsa
Hari
ini adalah hari ke-41 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Perlu
disadari bahwa KEDUNGUAN dan KEBIADABAN tidak akan pernah hilang dari
masyarakat selama dunia masih berputar dan yang dapat dilakukan adalah berusaha
mengurangi KEDUNGUAN dan KEBIADABAN sampai batas yang tidak mengganggu kedamaian
masyarakat.
Ada
dua cara yang secara simultan harus dikerjakan untuk menekan KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN, yaitu mendidik agar masyarakat menjadi CERDAS dan BERADAB dan
melakukan penegakkan hukum agar mereka yang melakuakn KEBIADABAN dikurung di
dalam penjara.
Walaupun
masih banyak keluhan tentang penegakkan hukum di Indonesia, tetapi dengan
dukungan masyarakat, peroses perbaikan kualitas penegakkan hukum di Indonesia
terus berjalan dan satu saat kita boleh berharap penegak hukum di Indonesia
dapat bekerja secara profesional.
Masalah
mendidik masyarakat agar tidak DUNGU dan BIADAB masih sangat memperihatikan,
bukan hanya kualitas sekolah yang belum memuaskan tetapi orang-orang yang menjajakan
ajaran DUNGU dan BIADAB masih dibiarkan beraksi dengan leluasa. Perhatikan berita
berikut.
Ketua
Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis
(4/10/2012), mengatakan, “Pengedar dan produsen narkotika bisa dikategorikan
kejahatan yang merusak tatanan kehidupan. Hukuman untuk kejahatan tersebut
adalah dipotong tangan kanan dan kirinya, kaki kanan dan kirinya atau
dihilangkan dari muka bumi.”
Ini
salah satu ayat DUNGU dan BIADAB buatan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku
nabi yang dijadikan dasar oleh oleh Said
Aqil.
5:33.
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya
dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk
mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
Perdebatan
masalah hukuman bagi produsen narkotika akan bermanfaat selama perdebatan itu dilakukan
dalam bingkai mencerdaskan dan membangun bangsa. Tetapi apa yang dikatakan oleh
Said Aqil bukan mencerdaskan dan membangun bangsa tetapi MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN
bangsa.
Hukuman
mati diterapkan agar orang yang bersangkutan tidak lagi mengganggu kedamaian
masyarakat tetapi memotong tangan orang yang dianggap bersalah jelas DUNGU dan
BIADAB, karena dampaknya menebarkan TEROR di dalam masyarakat.
NU
yang pernah melakukan pembantaian secara sistematis terhadap lebih dari
setengah juta anggota dan simpatisan PKI, tampaknya masih belum sadar hidup
dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam dan masih berusaha menutupi DOSA masa
lalunya dengan berbagai tindakan yang sebenarnya hanya memamerkan KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islam.
Lebih
baik NU masuk kepompong dan merenung agar
dapat menjelaskan kepada masyarakat luas apa sebenarnya yang mendorong
orang-orang NU berani melakukan tindakan DUNGU dan BIADAB membantai setengah juta
lebih anggota dan simpatisan PKI pada kurun waktu 1965-1967 agar peristiwa
serupa tidak terulang lagi.
No comments:
Post a Comment