Today
is the 40th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Has
been explained that the NU should be aware and acknowledge that Islam underlie
the massacre by NU to more than half a million members and sympathizers of the
PKI (Communist Party of Indonesia) in the period between 1965-1968, NU through
Hasyim Muzadi has argued.
On
Wednesday (3/10), former Chairman of the Board of NU, told REPUBLIKA.CO.ID,
"The parties who are not satisfied with the reconciliation of the children
of the nation related to the communist past in Indonesia do not have to extend
the nation's wounds by urging the government or the president apologized and
tried to open old wounds using human rights of westernisme version. Harmony
which once forged between the adherents of communist children, children of
revolution heroes, Kartosuwiryo children, and children PRRI / Permesta actually
good enough to cover dark days ago."
Furthermore
Hasyim Muzadi said, "Opening up old wounds very dangerous for Indonesia
because the nation will split. I hope maneuver opening up the old wounds of the
nation be terminated, the Muslims, not just NU will rise up along with across
religions and the adherents of Pancasila. "
Dealing
with people who live in ignorance and barbarism of Islam is not easy to
reconcile children of Aidit (Former PKI leader) with children of Kartosuwiryo (Former
of Islamist rebel) not the way to make these nation out of ignorance and
barbarism of Islam as the correct way to educate and advance the nation is
giving education of the true history.
To
the students must be explained that the story of Gerwani (Woman PKI) and Pemuda
Rakyat (Young PKI) has tortured and killed the Jendaral is just SLANDER and to
students should also be pointed out that during the period between the years
1965-1965 more than half a million members and sympathizers of the PKI systematically
slaughtered (planned with the targets set) by NU and behest of NU leader.
If
students ask why NU has did such ignorant and barbaric act, it should be
explained that as a heavy devotee of Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet, NU follows ignorance and barbarity that have been done by their lord,
about 800 Jews has been massacred more than 1400 years ago .
Also
needs to be explained about communist atrocities, such as many of the dead were
killed by Communist Party of Viet Nam. But in Indonesia, the PKI did not do
massacres and who did massacres was NU. This history must be written correctly.
We should emulate the German Nation dared to show the cruelty of Hitler by
opening concentration camps as a tourist
attraction. The Indonesian nation must have the courage to make a diorama how
people of NU massacred the members and sympathizers of the PKI that such events
will not recur.
Camel
snapping that has been said by Hashim Muzadi, "not just NU will rise up
along with across religions and the adherents of Pancasila." must be seen
as an exhibit of ignorance and barbarity of Islam. No religious group and the
adherents of Pancasila that will supports NU maintain ignorance and barbarity
of Islam instead all the potential of the nation will rise to uphold the truth.
So
far the wind of truth is already bearing fruit. On the internet the vibrant
Muslims doing Jihad defending of Muhammad who is ignorant and barbarous mostly
already silent. We should not disturb they who already silent but still
continue to push who still spreading ignorance and barbarity of Islam to enter
the cocoon, giving the opportunity to realize that the contents of Islam is
only ignorance and barbarism then wait them out into a beautiful butterfly.
***
Hari ke-40 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, NU berkilah
Hari
ini adalah hari ke-40 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Dijelaskan
bahwa NU harus sadar dan mengakui bahwa Islam mendasari pembantaian yang
dilakukan oleh warga NU terhadap lebih dari setengah juta anggota dan
simpatisan PKI pada kurun waktu antara 1965-1968, melalui Hasyim Muzadi NU berkilah.
Hari
Rabu (3/10), Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, mengatakan
kepada REPUBLIKA.CO.ID, “Pihak-pihak yang belum puas dengan rekonsiliasi para
anak bangsa terkait masa lalu komunis di Indonesia tidak perlu memperpanjang
luka bangsa dengan mendesak pemerintah atau presiden meminta maaf dan berusaha membongkar luka
lama dengan berkendaraan HAM versi westernisme. Kerukunan
yang pernah dijalin antara kelompok anak-anak penganut komunis, anak-anak
pahlawan revolusi, anak-anak Kartosuwiryo, dan anak-anak PRRI/Permesta,
sebenarnya cukup baik untuk menutup masa kelam yang lalu.”
Selanjutnya
Hasyim Muzadi mengatakan, “Mengorek luka lama sangat berbahaya bagi Indonesia
karena bangsa akan terbelah. Saya harap manuver mengorek luka bangsa ini
dihentikan, umat Islam, bukan hanya NU akan bangkit bertahan bersama lintas
agama dan kelompok pancasilais.”
Menghadapi
orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam memang tidak mudah,
merukunkan anak Aidit dengan anak Kartosuwiryo bukan jalan membuat bangsa ini
keluar dari KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam karena jalan yang benar untuk
mencerdaskan dan memajukan bangsa adalah
memberi pendidikan sejarah yang benar.
Anak
didik harus dijelaskan bahwa cerita Gerwani dan Pemuda Rakyat menyiksa dan membunuh
para Jendaral hanya FITNAH dan anak didik juga harus dijelaskan bahwa pada
kurun waktu antara tahun 1965-1965 lebih dari setengah juta anggota dan
simpatisan PKI dibantai secara sistematis (direncanakan dengan target yang
sudah ditetapkan) oleh warga NU atas perintah pimpinan NU.
Jika
murid bertanya mengapa NU melakukan tindakan DUNGU dan BIADAB seperti itu,
harus dijelaskan bahwa sebagai pemuja berat
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, NU mengikuti KEDUNGUAN dan KEBIADABAN
yang pernah dilakukan oleh junjungan mereka yaitu membantai sekitar 800 orang
Yahudi lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Juga
perlu dijelaskan tentang kekejaman komunis, misalnya banyak orang mati
dibunuh oleh Partai Komunis di Viet Nam.
Tetapi di Indonesia PKI tidak melakukan
pembataian dan yang melakukan pembantaian adalah NU. Sejarah ini harus ditulis dengan
benar. Kita harus meniru Bangsa Jerman yang berani mempertontonkan kekejaman Hitler
dengan membuka Kamp Kosentrasi sebagai objek wisata. Bangsa Indonesia harus
berani membuat diorama bagaimana orang-orang NU membantai anggota dan
simpatisan PKI agar peristiwa seperti itu tidak terulang kembali.
Gertak
UNTA yang dilontarkan oleh Hasyim Muzadi, ”bukan hanya NU akan bangkit bertahan
bersama lintas agama dan kelompok pancasilais” harus dilihat sebagai pameran KEDUNGUAN
dan KEBIADABAN Islam. Tidak ada kelompok agama dan kaum Pancasilais yang mendukung
NU mempertahankan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam sebaliknya semua potensi bangsa
akan bangkit menegakkan KEBENARAN.
Sejauh
ini angin kebenaran sudah membuahkan hasil. Di internet Muslim yang bersemangat
berjihad membela Muhammad yang DUNGU dan BIADAB sudah banyak diam. Kita jangan
mengusik yang sudah diam tetapi terus mendorong yang masih menyebarkan KEDUNGUAN
dan KEBIADABAN Islam untuk masuk ke dalam kepompong, memberi kesempatan menyadari
bahwa isi dari Islam hanya KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN lalu kita tunggu mereka keluar menjadi kupu-kupu yang indah.
No comments:
Post a Comment