Today
is the 56th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Effect
of broadcasters in educating and advancing the nation's very large. Not wrong,
the government established the Indonesian Broadcasting Commission (KPI) to see
that broadcasters are not misused to fooing and uncivilising the nation. But
what happens if the KPI is filled by people who live in ignorance and barbarity
of Islam. Consider the following quote that I took from the official site of
KPI.
KPI
members who also a Lecturer on Communication of University of Indonesia, Nina
Mutmainnah, in his lecture at Padang on Wednesday, October 17, 2012, said,
"We have seen too many of lip kiss scene between parent and child. The
reason is as a form of affection. But, whether the children who watch it can
understand it and understand the meaning of those kisses. What if they think
kiss become common. It's not our culture. "
Nina
said the kiss is not our culture but notice a veil that she wore, whether as a
member of KPI Nina convey cultural and moral message of her nation? Absolutely
NOT.
We
have already explained veiled woman is not just peddling Islamic culture but
also conveyed moral message of the Muslim women written in the Koran, Surat
Al-Ahzab verse 37 explain to be a Muslim women to be willing to leave the bed
of foster child to move to the bed of
foster father and sharing one penis with four other women . This is moral
message that has a GREAT value of ignorance and savagery.
Compare
with a moral message to women who delivered by ancestors of our nation which is
written in the story of Rama and Shinta, whereas Shinta prefer to die for her
honor rather then living in humiliation.
Due
to living in ignorance and barbarism of Islam, KPI does not see that much of
Indonesian broadcasters abused to spread ignorance and barbarity of Islam. The
priority should be disciplined by the KPI is to ban Azan (the call to worship
Allah hu Barbar) because of the spirit
and content of azan just fooling and uncivilising the nation.
Invites
people of Indonesia to testify that Muhammad illiterate Arab is prophet clearly
fooling the nation and the word "victory" at the end of azan clearly
uncivilising the nation, with victory there must be loser and this spirit was
raised by Muhammad to push his followers to rob, fight and kill the people from
his own tribe.
The
nation should be more critical, using veil not need to be banned but those who
have an influence on society, such as teachers and public officials should be
made aware, by using veil they joining
fooling and uncivilising the nation.
***
Azan harus dilarang, Hari ke-56 bangkitnya kesadaran
Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Hari
ini adalah hari ke-56 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Pengaruh
lembaga penyiaran dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa sangat besar. Tidak
salah pemerintah membentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi
agar lembaga penyiaran tidak disalah gunakan untuk mendungukan dan membiadabkan
bangsa. Tetapi apa jadinya jika KPI
diisi oleh orang-orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Perhatikan cuplikan berikut yang saya ambil dari situs resmi KPI.
Anggota
KPI Pusat yang juga Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Nina Mutmainnah, dalam
ceramahnya di Padang pada hari Rabu, 17 Oktober 2012, “Kami pun banyak
mendapati adegan ciuman bibir antara orangtua dan anak. Alasannya sebagai
bentuk kasih sayang. Tapi, apakah anak-anak yang menonton itu bisa memahaminya
dan mengerti maksud ciuman tersebut. Bagaimana jika mereka menganggap ciuman
tersebut hal biasa. Ini bukan budaya kita.”
Nina
mengatakan ciuman bukan budaya kita tapi perhatikan penampilannya yang
berjilbab, apakah Nina sebagai anggota KPI menyampaikan pesan budaya dan pesan
moral bangsa sendiri? Sama sekali TIDAK.
Kita
suda jelaskan Wanita berjilbab bukan hanya menjajakan budaya Islam tetapi juga
menyampaikan pesan moral perempuan yang ada di dalam Alquran, sesuai Surat Al Ahzab ayat 37 menjadi Muslimah harus bersedia
meninggalkan ranjang anak angkat untuk pindah ke ranjang bapak angkat dan
berbagi satu penis dengan empat perempuan lainnya. Ini pesan mosal yang sangat
DAHSYAT nilai KEDUNGUAN dan KEBIADABANNYA.
Bandingkan
dengan pesan moral kepada perempuan yang disampaikan oleh leluhur bangsa
sendiri yang ditulis di dalam cerita Rama dan Shinta di mana Shinta memilih
“Mati berkalang tanah dibanding hidup berkalang bangkai” demi mempertahankan kehormatannya.
Karena hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, KPI tidak melihat bahwa
lembaga penyiaran Indonesia banyak disalahgunakan untuk menyebarkan KEDUNGUAN
dan KEBIADABAN Islam. Seharusnya yang mendapat prioritas ditertibkan oleh KPI adalah
melarang siaran AZAN karena dari semangat dan kandungannya azan MEDUNGUKAN dan
MEMBIADABKAN bangsa.
Mengajak orang Indonesia bersaksi bahwa Muhammad
Arab buta huruf adalah nabi jelas MEDUNGUKAN bangsa dan kata “menang” diujung
azan jelas MEMBIADABKAN bangsa, karena
denga menang pasti ada yang kalah dan ini semangat yang dibangkitkan oleh
Muhammad untuk menggerakkan pengikutnya merampok, memerangi dan membunuh
orang-orang dari sukunya sendiri.
Bangsa ini harus semakin kritis, perempuan berjilbab
tidak perlu dilarang tetapi mereka yang mempunyai pengaruh terhadap masayarakat
seperti guru dan penjabat publik harus disadarkan, dengan berjilbab mereka ikut
MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.
No comments:
Post a Comment