Friday 19 October 2012

Azan must be banned, Day-56 awakening awareness, Muhammad only a dumb savage man


Today is the 56th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet, according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued to healthy democratic.

Effect of broadcasters in educating and advancing the nation's very large. Not wrong, the government established the Indonesian Broadcasting Commission (KPI) to see that broadcasters are not misused to fooing and uncivilising the nation. But what happens if the KPI is filled by people who live in ignorance and barbarity of Islam. Consider the following quote that I took from the official site of KPI.

KPI members who also a Lecturer on Communication of University of Indonesia, Nina Mutmainnah, in his lecture at Padang on Wednesday, October 17, 2012, said, "We have seen too many of lip kiss scene between parent and child. The reason is as a form of affection. But, whether the children who watch it can understand it and understand the meaning of those kisses. What if they think kiss become common. It's not our culture. "

Nina said the kiss is not our culture but notice a veil that she wore, whether as a member of KPI Nina convey cultural and moral message of her nation? Absolutely NOT.

We have already explained veiled woman is not just peddling Islamic culture but also conveyed moral message of the Muslim women written in the Koran, Surat Al-Ahzab verse 37 explain to be a Muslim women to be willing to leave the bed of foster child to move to  the bed of foster father and sharing one penis with four other women . This is moral message that has a GREAT value of ignorance and savagery.

Compare with a moral message to women who delivered by ancestors of our nation which is written in the story of Rama and Shinta, whereas Shinta prefer to die for her honor rather then living in humiliation.

Due to living in ignorance and barbarism of Islam, KPI does not see that much of Indonesian broadcasters abused to spread ignorance and barbarity of Islam. The priority should be disciplined by the KPI is to ban Azan (the call to worship Allah hu Barbar)  because of the spirit and content of azan just fooling and uncivilising the nation.

Invites people of Indonesia to testify that Muhammad illiterate Arab is prophet clearly fooling the nation and the word "victory" at the end of azan clearly uncivilising the nation, with victory there must be loser and this spirit was raised by Muhammad to push his followers to rob, fight and kill the people from his own tribe.

The nation should be more critical, using veil not need to be banned but those who have an influence on society, such as teachers and public officials should be made aware, by using veil they  joining fooling and uncivilising the nation.
 ***

Azan harus dilarang, Hari ke-56 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.

Hari ini adalah hari ke-56 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.

Pengaruh lembaga penyiaran dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa sangat besar. Tidak salah pemerintah membentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi agar lembaga penyiaran tidak disalah gunakan untuk mendungukan dan membiadabkan bangsa. Tetapi apa jadinya jika  KPI diisi oleh orang-orang yang hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam. Perhatikan cuplikan berikut yang saya ambil dari situs resmi KPI.

Anggota KPI Pusat yang juga Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Nina Mutmainnah, dalam ceramahnya di Padang pada hari Rabu, 17 Oktober 2012, “Kami pun banyak mendapati adegan ciuman bibir antara orangtua dan anak. Alasannya sebagai bentuk kasih sayang. Tapi, apakah anak-anak yang menonton itu bisa memahaminya dan mengerti maksud ciuman tersebut. Bagaimana jika mereka menganggap ciuman tersebut hal biasa. Ini bukan budaya kita.”

Nina mengatakan ciuman bukan budaya kita tapi perhatikan penampilannya yang berjilbab, apakah Nina sebagai anggota KPI menyampaikan pesan budaya dan pesan moral bangsa sendiri? Sama sekali TIDAK.

Kita suda jelaskan Wanita berjilbab bukan hanya menjajakan budaya Islam tetapi juga menyampaikan pesan moral perempuan yang ada di dalam Alquran, sesuai Surat Al Ahzab ayat 37 menjadi Muslimah harus bersedia meninggalkan ranjang anak angkat untuk pindah ke ranjang bapak angkat dan berbagi satu penis dengan empat perempuan lainnya. Ini pesan mosal yang sangat DAHSYAT nilai KEDUNGUAN dan KEBIADABANNYA.

Bandingkan dengan pesan moral kepada perempuan yang disampaikan oleh leluhur bangsa sendiri yang ditulis di dalam cerita Rama dan Shinta di mana Shinta memilih “Mati berkalang tanah dibanding hidup berkalang bangkai” demi mempertahankan kehormatannya.

Karena hidup dalam KEDUNGUAN dan  KEBIADABAN Islam, KPI tidak melihat bahwa lembaga penyiaran Indonesia banyak disalahgunakan untuk menyebarkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam. Seharusnya yang mendapat prioritas ditertibkan oleh KPI adalah melarang siaran AZAN karena dari semangat dan kandungannya azan MEDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.
Mengajak orang Indonesia bersaksi bahwa Muhammad Arab buta huruf adalah nabi jelas MEDUNGUKAN bangsa dan kata “menang” diujung azan jelas MEMBIADABKAN bangsa, karena  denga menang pasti ada yang kalah dan ini semangat yang dibangkitkan oleh Muhammad untuk menggerakkan pengikutnya merampok, memerangi dan membunuh orang-orang dari sukunya sendiri.
Bangsa ini harus semakin kritis, perempuan berjilbab tidak perlu dilarang tetapi mereka yang mempunyai pengaruh terhadap masayarakat seperti guru dan penjabat publik harus disadarkan, dengan berjilbab mereka ikut MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa.

No comments:

Post a Comment