Today
is the 51th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Indonesian
Survey Circle (LSI) released survey on predictions of future of Islamic parties
and Islamic leaders in Indonesia. Researchers LSI, Adjie Alfaraby, Sunday
(14/10/2012), said, "Islamic Party will only be complementary in 2014.
Popularity all Islamic Parties like PKS, PPP, PAN and PKB are under the 5 per
cent. Popularity Islamic leaders are below 5 percent. Surveyed names such as
Hatta Rajasa with the popularity of 3.2 percent, 2.1 percent Suryadharma Ali,
Lutfi Hasan Ishaq 0.8 percent, and 0.3 percent Muhaimin Iskandar.
The
news was commented by Chairman of Central Board of PKS Arts and Cultural
Affairs, Widiana Yudi, who told detikcom: "It's purely on imaging media,
in my opinion the Islamic party lacking at the heart of media. But in terms of
activities every weekend our party there are events. '
Not
only Islamic party will disappear from Indonesia but also Islam which is not
only no longer in the hearts of the media but will be avoided by the media who
do not want to get involved in fooling and uncivilising nation. Consider the
following news.
General
Chairman of NU Said Aqil Siradj after signing MoU with LDII about
Deradicalisation in Semarang, Sunday (10/14/2012) commented on the pardons to
drug dealers said, "I am very disappointed with the granting of pardon even
though it is the prerogative of the President who can not inviolable. Death penalty justified if the crime
committed is categorized destroy humanity and ruin lives. The destructive
people can be cut both hands and feet or thrown into the sea. "
Meanwhile,
Chairman of the Central Board of LDII, Abdullah Syam said, "From the
concept of Islam radical does not exist, the process of radicalization comes
precisely from the external. Therefore we need to return, it should be a
missionary. But we can not do alone, therefore we invite related parties, one
of them our idea with NU. "
The
journalist who wrote the words of Said Aqil and Abdullah Syam may still live in
ignorance and barbarism of Islam, still want to write news which fooling and
uncivilising the nation but with the breadth of awareness that the content of
Islam is only ignorance and barbarity, journalists who co-spread ignorance and
barbarism of Islam will reduced and one moment does not exist anymore.
What
is done by NU and LDII just showing the ignorance and barbarity of Islam, they
promise reduce radicalism in the body of Islam but after the signing of the
MOU, Said Aqil and Abdullah Syah had
spoke out the ignorance and barbarism of Islam, spreading radicalism.
What
was said by Said Aqil about cutting off hands, not just radical but savagery
and what was said by Abdullah Syam that in Islam there is no radical, not only
radical but ignorance.
Verse
cut hand in the Koran is ignorant and savage ravings out of Muhammad illiterate
who claimed prophet. With increasing public awareness of the value of humanity,
will be easier to see that what is said by Said Aqil and Abdullah Syam only
fooling and uncivilising the nation consequently Islam would have to be
discarded and not only Islamic party that will be lost but also Islam. Process
that Islam disappeared from the face of
the earth has been running, just waiting for the time to complete everything.
***
Bukan hanya partai Islam yang akan
hilang tetapi juga Islam, Hari ke-51 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB.
Hari
ini adalah hari ke-51 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) merilis survei prediksi masa depan partai dan tokoh
Islam di Indonesia. Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, Minggu (14/10/2012) mengatakan, "Partai Islam hanya akan jadi
komplementer di 2014. Popularitas semua partai Islam seperti PKS, PPP, PAN dan
PKB ada di bawah angka 5 persen.
Popularitas para tokoh Islam juga dibawah 5 persen. Nama-nama yang
disurvei diantaranya Hatta Rajasa dengan popularitas 3,2 persen, Suryadharma
Ali 2,1 persen, Luthfi Hasan Ishaq 0,8 persen, dan Muhaimin Iskandar 0,3
persen.
Berita
tersebut dikomentari oleh Ketua DPP PKS Bidang Seni dan Budaya, Yudi Widiana, yang
mengatakan kepada detikcom, "Ini sih murni pada pencitraan media, kalau
saya melihat partai Islam kurang di hati media. Tapi dari segi kegiatan partai
kami tiap pekan juga ada kegiatan."
Bukan
hanya Partai Islam yang akan hilang dari Indonesia tetapi juga ISLAM yang bukan
hanya tidak lagi dihati media tetapi akan dihindari oleh Media yang tidak mau
terlibat dalam PENDUNGUAN dan PEMBIADABAN bangsa. Perhatikan berita berikut.
Ketua
Umum PBNU, Said Aqil Siradj usai acara penandatanganan MoU Deradikalisasi
dengan LDII di Semarang, Minggu (14/10/2012) mengomentari grasi untuk bandar
narkoba mengatakan, "Saya sangat
kecewa dengan adanya pemberian grasi meskipun hal tersebut merupakan hak
prerogratif Presiden yang tidak bisa diganggu gugat. Hukuman mati dibenarkan
jika kejahatan yang dilakukan sudah masuk kategori merusak kemanusiaan dan
merusak kehidupan. Orang-orang yang merusak juga bisa dipotong dua tangan dan
kakinya atau dibuang ke laut."
Sementara
itu, Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam mengatakan, "Dari konsep Islam
tidak ada radikal, proses radikalisasi itu datang justru dari eksternal. Oleh
sebab itu perlu kita kembalikan, perlu suatu dakwah. Tapi kita tidak bisa
sendri, oleh karena itu kita mengajak pihak yang terkait, kita gagas salah
satunya dengan NU."
Wartawan
yang menulis perkataan Said Aqil dan Abdullah Syam mungkin saja masih hidup
dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, masih mau menulis berita yang MENDUNGUKAN
dan MEMBIADABKAN bangsa tetapi dengan semakin luasnya kesadaran bahwa isi Islam
hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN, wartawan yang ikut menyebarkan KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islam akan berkurang dan satu saat tidak ada lagi.
Apa
yang dilakukan oleh NU dan LDII hanya pemeran KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam ,
mereka berjanji mengurangi radikalisme dalam tubuh Islam tetapi seusai
penandatanganan MOU, Said Aqil dan Abdullan Syah sudah mengumbar KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islam yaitu menyebarkan radikalisme.
Apa
yang dikatakan oleh Said Aqil tentang potong tangan, bukan hanya radikal tapi KEBIADABAN
dan apa yang dikatakan oleh Abdullah Syam
bahwa di dala Islam tidak ada radikal, bukan hanya radikal tapi KEDUNGUAN.
Ayat
potong tangan yang ada di dalam Alquran adalah ocehan DUNGU dan BIADAB dari
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi. Dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan nilai kemanusiaan, akan semakin mudah melihat bahwa apa yang
dikatakan Said Aqil dan Abdullan Syam hanya MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa
sehingga Islam mau tidak mau harus dibuang dan bukan hanya partai Islam yang
akan hilang tetapi juga Islam. Proses Islam hilang dari muka bumi sudah
berjalan, tinggal menunggu waktu hingga tuntas semuanya.
No comments:
Post a Comment