Sunday 14 October 2012

Not only Islamic party that will be disappeared but also Islam, Day-51 awakening awareness, Muhammad only a dumb savage man


Today is the 51th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet, according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued to healthy democratic.

Indonesian Survey Circle (LSI) released survey on predictions of future of Islamic parties and Islamic leaders in Indonesia. Researchers LSI, Adjie Alfaraby, Sunday (14/10/2012), said, "Islamic Party will only be complementary in 2014. Popularity all Islamic Parties like PKS, PPP, PAN and PKB are under the 5 per cent. Popularity Islamic leaders are below 5 percent. Surveyed names such as Hatta Rajasa with the popularity of 3.2 percent, 2.1 percent Suryadharma Ali, Lutfi Hasan Ishaq 0.8 percent, and 0.3 percent Muhaimin Iskandar.

The news was commented by Chairman of Central Board of PKS Arts and Cultural Affairs, Widiana Yudi, who told detikcom: "It's purely on imaging media, in my opinion the Islamic party lacking at the heart of media. But in terms of activities every weekend our party there are events. '

Not only Islamic party will disappear from Indonesia but also Islam which is not only no longer in the hearts of the media but will be avoided by the media who do not want to get involved in fooling and uncivilising nation. Consider the following news.

General Chairman of NU Said Aqil Siradj after signing MoU with LDII about Deradicalisation in Semarang, Sunday (10/14/2012) commented on the pardons to drug dealers said, "I am very disappointed with the granting of pardon even though it is the prerogative of the President who can not inviolable.  Death penalty justified if the crime committed is categorized destroy humanity and ruin lives. The destructive people can be cut both hands and feet or thrown into the sea. "

Meanwhile, Chairman of the Central Board of LDII, Abdullah Syam said, "From the concept of Islam radical does not exist, the process of radicalization comes precisely from the external. Therefore we need to return, it should be a missionary. But we can not do alone, therefore we invite related parties, one of them our idea with NU. "

The journalist who wrote the words of Said Aqil and Abdullah Syam may still live in ignorance and barbarism of Islam, still want to write news which fooling and uncivilising the nation but with the breadth of awareness that the content of Islam is only ignorance and barbarity, journalists who co-spread ignorance and barbarism of Islam will reduced and one moment does not exist anymore.

What is done by NU and LDII just showing the ignorance and barbarity of Islam, they promise reduce radicalism in the body of Islam but after the signing of the MOU, Said Aqil and Abdullah  Syah had spoke out the ignorance and barbarism of Islam, spreading radicalism.

What was said by Said Aqil about cutting off hands, not just radical but savagery and what was said by Abdullah Syam that in Islam there is no radical, not only radical but ignorance.

Verse cut hand in the Koran is ignorant and savage ravings out of Muhammad illiterate who claimed prophet. With increasing public awareness of the value of humanity, will be easier to see that what is said by Said Aqil and Abdullah Syam only fooling and uncivilising the nation consequently Islam would have to be discarded and not only Islamic party that will be lost but also Islam. Process that  Islam disappeared from the face of the earth has been running, just waiting for the time to complete everything.
***

Bukan hanya partai Islam yang akan hilang tetapi juga Islam, Hari ke-51 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya manusia DUNGU yang BIADAB.

Hari ini adalah hari ke-51 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis survei prediksi masa depan partai dan tokoh Islam di Indonesia. Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, Minggu (14/10/2012) mengatakan,  "Partai Islam hanya akan jadi komplementer di 2014. Popularitas semua partai Islam seperti PKS, PPP, PAN dan PKB ada di bawah angka 5 persen.  Popularitas para tokoh Islam juga dibawah 5 persen. Nama-nama yang disurvei diantaranya Hatta Rajasa dengan popularitas 3,2 persen, Suryadharma Ali 2,1 persen, Luthfi Hasan Ishaq 0,8 persen, dan Muhaimin Iskandar 0,3 persen.

Berita tersebut dikomentari oleh Ketua DPP PKS Bidang Seni dan Budaya, Yudi Widiana, yang mengatakan kepada detikcom, "Ini sih murni pada pencitraan media, kalau saya melihat partai Islam kurang di hati media. Tapi dari segi kegiatan partai kami tiap pekan juga ada kegiatan."

Bukan hanya Partai Islam yang akan hilang dari Indonesia tetapi juga ISLAM yang bukan hanya tidak lagi dihati media tetapi akan dihindari oleh Media yang tidak mau terlibat dalam PENDUNGUAN dan PEMBIADABAN bangsa. Perhatikan berita berikut.

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj usai acara penandatanganan MoU Deradikalisasi dengan LDII di Semarang, Minggu (14/10/2012) mengomentari grasi untuk bandar narkoba  mengatakan, "Saya sangat kecewa dengan adanya pemberian grasi  meskipun hal tersebut merupakan hak prerogratif Presiden yang tidak bisa diganggu gugat. Hukuman mati dibenarkan jika kejahatan yang dilakukan sudah masuk kategori merusak kemanusiaan dan merusak kehidupan. Orang-orang yang merusak juga bisa dipotong dua tangan dan kakinya atau dibuang ke laut."

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam mengatakan, "Dari konsep Islam tidak ada radikal, proses radikalisasi itu datang justru dari eksternal. Oleh sebab itu perlu kita kembalikan, perlu suatu dakwah. Tapi kita tidak bisa sendri, oleh karena itu kita mengajak pihak yang terkait, kita gagas salah satunya dengan NU."

Wartawan yang menulis perkataan Said Aqil dan Abdullah Syam mungkin saja masih hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam, masih mau menulis berita yang MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa tetapi dengan semakin luasnya kesadaran bahwa isi Islam hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN, wartawan yang ikut menyebarkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam akan berkurang dan satu saat tidak ada lagi.

Apa yang dilakukan oleh NU dan LDII hanya pemeran KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam , mereka berjanji mengurangi radikalisme dalam tubuh Islam tetapi seusai penandatanganan MOU, Said Aqil dan Abdullan Syah sudah mengumbar KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam yaitu menyebarkan radikalisme.

Apa yang dikatakan oleh Said Aqil tentang potong tangan, bukan hanya radikal tapi KEBIADABAN  dan apa yang dikatakan oleh Abdullah Syam bahwa di dala Islam tidak ada radikal, bukan hanya radikal tapi KEDUNGUAN.

Ayat potong tangan yang ada di dalam Alquran adalah ocehan DUNGU dan BIADAB dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan nilai kemanusiaan, akan semakin mudah melihat bahwa apa yang dikatakan Said Aqil dan Abdullan Syam hanya MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa sehingga Islam mau tidak mau harus dibuang dan bukan hanya partai Islam yang akan hilang tetapi juga Islam. Proses Islam hilang dari muka bumi sudah berjalan, tinggal menunggu waktu hingga tuntas semuanya.

No comments:

Post a Comment