Today
is the 43th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering
questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and
broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through
peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of
Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well
argued to healthy democratic.
Under
the moonlight pouring, about 100 young people walking around the roundabout
Tugu Muda, Semarang City, Monday, October 1, 2012 night. They carried white
candles were lit. Front row carrying a banner that read: »Declaration of candle
for peace to Semarang Without Violence."
Young
people from different across religions to sow the peace in the city of
Semarang. Status religion seem subtle and was not questioned. They then form a
circle. Each religion presents performing arts. From the movement of the
Indonesian Islamic Students Walisongo Semarang Commissioner presents poetry,
theatrical acts, dances to salawatan (Islamic rite). Of Youth and Community
Confucian True Brotherhood (Kompres) Semarang presents poetry and sing-song. On
the sidelines of the performing arts, there are young people who give lectures
and reflection on internal peace among religious communities. (Tempo)
At
glance the show was good, encouraging pluralism but actually only shows
ignorance and barbarity of Islam.
Religion
teaches believers to live peacefully so no need to flaunt face of PEACE . But Islam is not a religion
and its content is only ignorance and barbarism of Muhammad illiterate Arab who
claimed prophet, require the such events in order to trick his real face hoping
not too look and trying to be covered
with face polished.
***
Hari ke-43 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB, Deklarasi lilin perdamaian
Hari
ini adalah hari ke-43 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Di
bawah guyuran sinar rembulan, sekitar 100 muda-mudi berjalan mengelilingi
bundaran Tugu Muda, Kota Semarang, Senin, 1 Oktober 2012 malam. Mereka membawa
lilin putih yang dinyalakan. Barisan paling depan membawa sebuah spanduk
bertuliskan: »Deklarasi lilin perdamaian untuk Semarang Tanpa Kekerasan.”
Kaum
muda dari berbagai lintas agama itu ingin menebarkan benih perdamaian di Kota Semarang.
Status agama tampak tak kentara dan sudah tak dipersoalkan. Mereka kemudian
membentuk lingkaran. Masing masing agama menyajikan seni pertunjukan. Dari pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Walisongo Semarang menyajikan puisi, aksi
teaterikal, tari-tarian hingga salawatan. Dari Pemuda Agama Konghucu serta
Komunitas Persaudaraan Sejati (Kompres) Semarang menyajikan puisi serta
nyanyi-nyanyian. Di sela-sela pertunjukan seni itu, ada pemuda-pemudi yang
memberikan ceramah refleksi tentang perdamaian antar maupun intern umat
beragama. (Tempo)
Sekilas
acara itu baik, mendorong pluralisme tetapi sesungguhnya hanya menujukkan
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Agama
mengajarkan hidup damai sehingga pemeluk agama tidak perlu memamerkan muka
DAMAI. Tetapi Islam yang bukan agama dan isinya hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN
dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi memerlukan acara seperti itu
untuk mengelabui agar wajah aslinya tidak terlalu tampak yang berusaha ditutup dengan
berbagai poles muka.
Kepada
para pemeluk agama sebaiknya jangan mau lagi diajak oleh Muslim memamerkan
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
No comments:
Post a Comment