(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Muslim societies has finished fasting for a month, which ended with the celebration of Eid al-Fitr. Former Chairman of the Board of Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Muzadi, said after performing the fasting should be a new man according to the nature of holy Eid. "There has to be a change for better or same or deteriorate from within oneself and it can be seen after we finished fasting," said Hashim Muzadi to Republika on Tuesday (21/8).
Fasting
obligation in Ramadhan for Muslim based on the verse in the Koran made by
Muhammad illiterate Arab who claimed prophet.
2:183. O you who have believed, decreed upon you is fasting as it was decreed upon those before you that you may become righteous –
The contents of this verse wrong, understandable due Muhammad illiterate, the meaning "upon those before you" are Jews and Christians, but in Jewish or Christian tradition, there is no obligation of fasting from God, fasting in the Jewish and Christian traditions built on human consciousness.
What is said by Hasyim Muzadi, "doing fasting obligation should become a new holy man" obviously Islamic masturbation. What is the relationship between doing obligations to Allah hu Barbar to be holy, because there is never an obligation to fast from God and without awareness and fighting for CHANGE, there would be no CHANGE.
Further written:
Hashim
explained there are four levels of 'new' quality of human being after fasting.
The first level is the quality of fail, where the human does not get the
meaning of nothing but keeping hunger and thirst for a month of fasting. Four
levels, namely the quality of excellent, extraordinary and great. This man is
no longer interpret his fast with the self-ness or ego. "So 'self' was
already lost as filled with God's commandments. The result of fasting is
incredible," he said.
After moving to Yatrib Muhammad fasted following the Jews only a half day. But after not recognized prophet by the Jewish in Yatrib, Muhammad was no longer follow the Jews fasting. After winning the battle of Badr, raiding his own tribe, Muhammad taught fasting a month, less than the 40 days of Christians fasting and more than Jews fasting which is only one half day.
After
fasting in month of Ramadan, had Muhammad turned into a better human being?
Absolutely not. Notice verses he made before his death.
66:1. O Prophet, why do you prohibit [yourself from] what Allah has made lawful for you, seeking the approval of your wives? And Allah is Forgiving and Merciful.
48:16. Say to those who remained behind of the bedouins, "You will be called to [face] a people of great military might; you may fight them, or they will submit. So if you obey, Allah will give you a good reward; but if you turn away as you turned away before, He will punish you with a painful punishment."
Verse 66:1 was made after his eleven wives squabble over the division of spoils, and he fasted does not fuck his wives for a month and instead he had sex with female slaves were obtained as a gift from the ruler of Egypt then that slave was pregnant. After a month, Muhammad returned to his wives and felt his sex endurance reduced then tried to drink honey to increase his sexual desire back.
Verse 48:16 was made to garner support from the Arab Badwi tribes because Muhammad lusted to fight the Byzantine army in the hope get a lot of booty and spoils which needed by Muhammad to support his family and his soldiers.
Start from Ramdhan after winning the battle of Badr, rob his own tribe until his death, Muhammad illiterate Arab who claimed prophet was not become a better man even more mad to woman and more mad to war.
Actually, people do believe in the prophet Muhammad no need to be regretted, but because of this belief led to wastage of state funds of trillions rupiah every year and 41 trillion budgeted for the coming year, which is used to fertilize Islamic masturbation, of course we must have the courage together to say STOP and the fund should be immediately diverted to fund projects that advance the People's Welfare.
Is
Hasyim Muzadi or Republika On Line see anything wrong from my writing, let us
discuss in an open and civilized, so that this nation can be immediately
separated from the snares of Islam.
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Triliyunan
rupiah uang negara dihamburkan untuk menyemarakan ONANI Islamiyah, bukitnya?
Kita baca tulisan Hasyim Muzadi di Republika On Line.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-
Masyarakat muslim telah usai menunaikan ibadah puasa selama satu bulan yang
diakhiri dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, mengatakan usai menunaikan ibadah
puasa harus menjadi manusia baru yang suci yang menjadi hakikat Idul Fitri.
"Harus ada perubahan lebih baik atau sama saja ataukah memburuk dari dalam
diri sendiri dan itu dapat dilihat setelah kita selesai berpuasa," kata
Hasyim Muzadi kepada Republika, Selasa (21/8).
Muslim
menjalankan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan didasari ayat di Alquran yang
dibuat oleh Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi.
2:183.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Isi
ayat ini salah, maklum Muhammad buta huruf, maksudnya orang-orang sebelum kamu
adalah Yahudi dan Nasrani, tapi tidak ada di dalam tradisi Yahudi ataupun
Nasrani, kewajiban berpuasa dari Tuhan. Ppuasa di dalam tradisi Yahudi dan
Nasrani dibangun atas kesadaran manusia.
Apa
yang dikatakan oleh Hasyim Muzadi, “menunaikan ibadah puasa harus menjadi
manusia baru yang suci” jelas ONANI Islamiyah. Apa hubungan antara menjalankan
kewajiban kepada Allah hu Barbar dengan menjadi suci, karena Tuhan tidak pernah
memberikan kewajiban berpuasa kepada manusia dan tanpa kesadaran BERUBAH dan
berjuang untuk BERUBAH, manusia tidak akan BERUBAH.
Lebih
lanjut ditulis:
Hasyim
memaparkan ada empat tingkatan kualitas manusia 'baru' usai melakukan ibadah
puasa. Tingkatan pertama yaitu kualitas gagal di mana manusia itu tidak
mendapatkan makna apa-apa kecuali menahan lapar dan haus selama satu bulan
berpuasa. Tingkatan keempat, yaitu kualitas hasil puasa yang ekselent, yang
luar biasa hebatnya. Manusia ini tidak lagi memaknai puasanya dengan ke-aku-an
atau egonya. "Jadi 'aku'-nya sudah hilang
karena terisi dengan perintah-perintah Allah. Hasil puasa ini menghasilkan yang
sangat luar biasa," ujarnya.
Pada
waktu pindah ke Yatrib Muhammad berpuasa mengikuti orang Yahudi hanya satu
setengah hari. Tetapi setelah tidak diakui nabi oleh orang Yahudi di Yatrib, Muhammad tidak lagi berpuasa
mengikuti orang Yahudi. Setelah menang perang Badar, merampok kafilah sukunya
sendiri, Muhammad mengajarkan berpuasa sebulan, lebih sedikit dibandingkan
puasa Nasrani yang 40 hari dan lebih banyak dibanding puasa Yahudi yang hanya satu setengah hari.
Apakah
dengan berpuasa setiap bulan Ramadhan, Muhammad berubah menjadi manusia yang lebih baik? Sama sekali tidak.
Perhatikan ayat yang dibuatnya menjelang
kematiannya.
66:1.
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu
mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
48:16.
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak
untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi
mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu)
niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling
sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu
dengan azab yang pedih."
Ayat
66:1 dibuat setelah sebelas istri-istrinya bertengkar soal pembagian harta
rampasan, lalu dia puasa tidak menyetubuhi istri-istrinya selama sebulan dan
sebagai gantinya dia berhubungan seksual dengan budak perempuan yang didapat
sebagai hadiah dari orang Mesir sehingga budak itu hamil. Setelah sebulan,
Muhammad kembali ke istri-istrrinya dan merasa staminanya berkurang lalu
berusaha meminum madu untuk menaikan kembali gairah seksualnya.
Ayat
48:16 dibuat untuk menggalang dukungan dari suku Arab Badwi karena Muhammad
bernafsu memerangi tentara Bizantium dengan harapan mendapat banyak harta
rampasan dan harta rampasan itu diperlukan oleh Muhamamd untuk menghidupi
keluarganya dan tentaranya.
Dari
mulai puasa Ramdhan setelah menang perang Badar merampok sukunya sendiri sampai
kematiannya, Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi tidak menjadi manusia
yang lebih baik bahkan menjadi semakin
gila perempuan dan semakin gila perang.
Sebenarnya orang percaya Muhammad nabi, tidak perlu
disesalkan, tetapi karena kepercayaan ini menyebabkan pemborosan uang negara
yang berjumlah triliyunan rupiah setiap tahun dan dianggarkan 41 triliyun untuk
tahun mendatang, yang digunakan untuk menyuburkan ONANI Islamiyah, tentu saja kita harus berani
bersama-sama mengatakan STOP dan uang tersebut harus segera dialihkan untuk membiayai
proyek-proyek yang memajukan KESEJAHTERAAN Rakyat.
Apakah
Hasyim Muzadi atau Republika On Line melihat ada yang salah dari tulisan saya
ini, ayo kita bahas secara terbuka dan beradab, agar bangsa ini dapat segera
lepas dari jerat Islam.
No comments:
Post a Comment