Pemberitahuan
saya bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang
BIADAB, dituduh banyak Muslim yang masih terjebak hidup dalam KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islamiyah menghujat Islam dan Muhammad, padahal informasi bahwa
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB
tidak saya dapat dari Jibril Tanah Abang dan bukan dari membaca buku Orientalis
tetapi dari Alquran.
Tetapi
kita sudah mengalami banyak kemajuan,
informasi bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU
yang BIADAB, sudah mulai diterima oleh masyarakat luas dan memberitahukan atau
menyebarluaskan informasi bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi
hanya manusia DUNGU yang BIADAB, sudah disadari bukan tindak kejahatan.
Buktinya,
Anda dapat lihat, informasi bahwa Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB, dapat dibaca di akun fb,
MUI, Humas Mabes Polsi, Kejaksaan, MA, dll. Informasi itu tidak dihapus dan
akun saya tidak diblokir.
Kita
harus terus mendorong agar masyarakat Indonesia berani membahas dan membuktikan
secara TERBUKA dan BERADAB bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi
memang BENAR, BENAR, BENAR hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Untuk
menambahkan bukti bahwa memberitahukan masyarakat luas, Muhammad Arab buta
huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB, tidak menghujat tetapi
semata-mata menyampaikan KEBENARAN, mari
kita baca apa yang ditulis di Republika On Line (ROL) di bawah ini.
Jika
Anda membaca tulisan itu dengan kacamata
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islamiyah Anda akan menyimpulkan Muhammad nabi,
tapi jika Anda membaca dengan pikiran
yang jernih dan dengan akal sehat Anda akan mudah melihat bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi memang hanya
manusia DUNGU yang BIADAB. Alasannya?
1. Muhammad
mengaku bertemu Jibril lalu disuruh membaca, karena tidak dapat membaca dipeluk
oleh Jibril beberapa kali sampai Muhammad sesak nafas lalu bisa membaca, ini
cara belajar membaca yang DUNGU, manusia
waras belajar membaca dari memahami huruf, kata, lalu kalimat.
2.
Bertemu Jibril, Muhammad bukan
gembira tetapi malah ketakutan dan istrinya yang mengatakan agar jangan takut, ini
membuktikan Muhammad bukan hanya manusia yang takut istri tetapi laki-laki yang
berlindung di ketiak Khadijah.
3.
Lalu Khadijah membawa suaminya
yang berprilaku seperti anak kecil ke Waraqah agar menghiburnya bahwa yang
ditemuinya adalah Namus, mungkin ini semacam
GANDARUWO Arab.
4.
Pulang dari Waraqah Muhammad yang
DUNGU masih ketakutan dan masih berselimut (entah dalam arti kiasan diselimuti
Khadijah atau dalam arti sebenarnya) lalu membuat ayat DUNGU dengan judul “Selimut”
5.
Jelas dari apa yang ditulis di
ROL bahwa Muhammad hanya anak kecil yang hidup di bawah ketiak Khadijah dan
manusia ini memang BIADAB, tidak tahu berterima kasih kepada perempuan, lama
setelah Khadijah meninggal dan sudah punya banyak pengikut tega-teganya membuat
ayat 4:34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka.
MUI
yang sudah diberitahukan bahwa Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya
manusia DUNGU yang BIADAB dan diminta melakukan klarifikasi secara TERBUKA dan
BERADAB, malam bungkam.
Tapi
kita tidak boleh diam agar saudara sebangsa kita yang masih takut keluar dari
hidup dalam KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islamiyah dapat segera melihat KEBENARAN,
ayo terus beritahukan kepada masyarakat luas bahwa Muhammad Arab buta
huruf yang mengaku nabi menurut Alquran
hanya manusia DUNGU yang BIADAB.
Nuzulul Quran: Dari Gua Hira hingga Padang Arafah (1)
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri
Ruslan
Senin, 17 Ramadhan/ 6 Agustus 610 M. Muhammad SAW yang sedang menyendiri dalam sebuah gua sempit di pegunungan sekitar Makkah kedatangan tamu istimewa. Adalah Malaikat Jibril tamu yang tiba-tiba singgah ke Gua Hira itu. ‘’Bacalah!’’ ujar Jibril kepada Muhammad. Rasulullah pun segera menjawab, ‘’Aku tak bisa membaca.’’ Lalu Jibril memegang dan memeluk tubuh Muhammad dengan sangat kuat. ‘’Aku sampai merasa sesak,’’ ujar Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah RA.
Setelah itu, Jibril melepaskan pelukannya dan kembali berkata, ‘’Bacalah!’’ Muhammad SAW kembali menjawabnya, ‘’Aku tak bisa membaca.’’ Lagi-lagi Malaikat Jibril memeluk dan memegang tubuh Nabi SAW dengan sangat kuat. Rasa sesak kembali dirasakan Rasulullah. Hingga akhirnya Jibril melepaskannya dan kemudian berkata, ‘’Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.’’
Itulah lima ayat pertama Alquran, surah Al-Alaq yang diwahyukan Allah SWT melalui perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan keadaaan bergemetar Nabi Muhammad SAW bergegas pulang untuk menemui istrinya Khadijah. Sesampainya di rumah, Rasulullah berkata,’’Selimuti aku, selimuti aku!’’ Khadijah pun menyelimuti suaminya yang menggigil hingga hilang rasa takutnya. ‘’Wahai Khadijah, apa yang terjadi padaku?’’ Tanya Nabi SAW. Dengan penuh kesabaran Khadijah menenangkan suaminya. Rasulullah SAW pun menceritakan pengalamannya selama berada di Gua Hira. ‘’Aku khawatir terhadap diriku sendiri,’’ ujar Nabi Muhammad.
‘’Tidak, bergembiralah! Demi Allah, selamanya Allah tidak akan menghinakanmu, karena engkau suka menyambung tali silaturahim, jujur dalam berkata, ikut meringankan
beban orang lain, suka menjamu tamu, dan suka menolong orang yang menegakkan kebenaran,’’ ujar Khadijah
Senin, 17 Ramadhan/ 6 Agustus 610 M. Muhammad SAW yang sedang menyendiri dalam sebuah gua sempit di pegunungan sekitar Makkah kedatangan tamu istimewa. Adalah Malaikat Jibril tamu yang tiba-tiba singgah ke Gua Hira itu. ‘’Bacalah!’’ ujar Jibril kepada Muhammad. Rasulullah pun segera menjawab, ‘’Aku tak bisa membaca.’’ Lalu Jibril memegang dan memeluk tubuh Muhammad dengan sangat kuat. ‘’Aku sampai merasa sesak,’’ ujar Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah RA.
Setelah itu, Jibril melepaskan pelukannya dan kembali berkata, ‘’Bacalah!’’ Muhammad SAW kembali menjawabnya, ‘’Aku tak bisa membaca.’’ Lagi-lagi Malaikat Jibril memeluk dan memegang tubuh Nabi SAW dengan sangat kuat. Rasa sesak kembali dirasakan Rasulullah. Hingga akhirnya Jibril melepaskannya dan kemudian berkata, ‘’Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.’’
Itulah lima ayat pertama Alquran, surah Al-Alaq yang diwahyukan Allah SWT melalui perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan keadaaan bergemetar Nabi Muhammad SAW bergegas pulang untuk menemui istrinya Khadijah. Sesampainya di rumah, Rasulullah berkata,’’Selimuti aku, selimuti aku!’’ Khadijah pun menyelimuti suaminya yang menggigil hingga hilang rasa takutnya. ‘’Wahai Khadijah, apa yang terjadi padaku?’’ Tanya Nabi SAW. Dengan penuh kesabaran Khadijah menenangkan suaminya. Rasulullah SAW pun menceritakan pengalamannya selama berada di Gua Hira. ‘’Aku khawatir terhadap diriku sendiri,’’ ujar Nabi Muhammad.
‘’Tidak, bergembiralah! Demi Allah, selamanya Allah tidak akan menghinakanmu, karena engkau suka menyambung tali silaturahim, jujur dalam berkata, ikut meringankan
beban orang lain, suka menjamu tamu, dan suka menolong orang yang menegakkan kebenaran,’’ ujar Khadijah
Khadijah kemudian membawa suaminya menemui anak pamannya bernama Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Waraqah adalah pemeluk Nasrani di zaman
Jahiliyah. ‘’Wahai anak pamanku. Dengarkanlah kisah anak sauadaramu (Rasulullah SAW),’’ kata Khadijah. ‘’Apa yang engkau lihat anak saudaraku?
Rasulullah SAW kemudian bercerita
tentang pengalamannya di Gua Hira. Setelah mendengar kisah itu, Waraqah
berkata, ‘’Itu adalah Namus yang diturunkan Allah SWT kepada Musa AS, andai aku
masih hidup tatkala kaummu mengusirmu.’’ ‘’Benarkah mereka akan mengusirku?’’
Tanya Rasulullah. ‘’Benar! Tak seorangpun yang membawa risalah seperti engkau
bawa melainkan akan dimusuhi. Andaikan aku masih hidup pada masamu nanti tentu
aku akan membantumu dengan sepenuh hati.’’
Tak lama setelah itu, Waraqah tutup usia. Wahyu yang turun pun terputus. ‘’Nabi Muhammad SAW sampai bersedih,’’ ungkap Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah. Saat wahyu tak kunjung tiba, Rasulullah SAW naik ke puncak gunung.
Dalam ketidakpastian itu, secara tiba-tiba Jibril muncul. ‘’Wahai Muhammad, engkau adalah benar-benar Rasul Allah,’’ ujar Jibril.
Ucapan Jibril itu membuat hati Nabi Muhammad tentram dan beliaupun pulang ke rumahnya. Menurut Dr Akram, tak diketahui secara pasti berapa lama wahyu itu tidak turun. Namun, menurut As-Suhaili dalam Ar-Raudhul Unuf, hal itu tak berlangsung lama. Hingga akhirnya wahyu kembali turun secara berangsur-angsur.
Wahyu kedua yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat pertama surah Al-Mudatstsir: ‘’Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu beri peringatan, dan Tuhamu maka agungkanlah, dan pakaianmu maka bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) maka tinggalkanlah.’’
Tak lama setelah itu, Waraqah tutup usia. Wahyu yang turun pun terputus. ‘’Nabi Muhammad SAW sampai bersedih,’’ ungkap Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah. Saat wahyu tak kunjung tiba, Rasulullah SAW naik ke puncak gunung.
Dalam ketidakpastian itu, secara tiba-tiba Jibril muncul. ‘’Wahai Muhammad, engkau adalah benar-benar Rasul Allah,’’ ujar Jibril.
Ucapan Jibril itu membuat hati Nabi Muhammad tentram dan beliaupun pulang ke rumahnya. Menurut Dr Akram, tak diketahui secara pasti berapa lama wahyu itu tidak turun. Namun, menurut As-Suhaili dalam Ar-Raudhul Unuf, hal itu tak berlangsung lama. Hingga akhirnya wahyu kembali turun secara berangsur-angsur.
Wahyu kedua yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat pertama surah Al-Mudatstsir: ‘’Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu beri peringatan, dan Tuhamu maka agungkanlah, dan pakaianmu maka bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) maka tinggalkanlah.’’
No comments:
Post a Comment