(Dalam bahasa Indonesia di bawah)
Today
is the 6th day since I answered the request to the Chairman of the House of
Representatives to meet but there has been no confirmation from the Chairman of
the House of Representatives when a meeting between the Chairman of the House
of Representatives and Author of the Book Six Ways Toward God to be held, even
yesterday I received the following message from Chairman of the House of
Representatives.
I
was astonished, as if I need to be served, actualy Speaker of the House of
Representatives challenged me to meet if not dare, I would be labeled as not gentleman. Of the
messages conveyed by the Chairman House of Representatives doubted me whether
Speaker of the House of Representatives understand the meaning of the word
gentleman. Hold onto the Koran and the example of the life of Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet, indeed the meaning of gentleman applies
only to others and not for oneself. Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet clearly not a gentleman but a wicked savage man who do not fit between
words and deeds.
I've
suggested to the chairman of the House of Representatives not to use the word
gentleman but use the word warrior which rooted from our own cultur and can be
read from Hindu scriptures called the Mahabharata, the holy book of teachings
that can guide human to live sacred. One
that is taught in the Mahabharata is to be a knight, that could and would account
for what was said and done.
If
the Chairman of the House of Representatives willing to act knightly actualy
very simple, just do it the message that was sent to me via twitter.
Notice
in that message there is word "astray" and this matter commented by
Members of the House of Representatives of the PDI-P.
Meaning astray
that I wrote in that comments I do not have a content of hatred especially
fueling violence but what is the meaning of the word astray in the messege of
Speaker of the House of Representatives
I do not know.
From our
experience of nationhood and statehood we can clearly see the word astray which
spoken by Indonesian Muslim leaders fueling violence, the word astray to
Ahmadiyah executed on lower level by raiding against people Ahadiyah even a
murder.
The
word astray can not considered simple, Chairman of the House of Representatives
who holds a PhD still believe there is a book from God but there is never a
book from God, of course, most people would probably interpret the word: astray
issued by the Chairman of the House of Representatives who also sitting as vice
chairman of the Board of Trustees Democrat Party, as a verdict that the blood
of who is accused astray is lawful.
Chairman
of the House of Representatives has to explain the meaning of the word astray
in his twitter message and would be very honored if the explanation be made in
an open and civilized discussion. If indeed there is something wrong should be
explained and not be ashamed to admit if there is wrong.
Let
us wait for the realization of an open and civilized discussion between the
Chairman of the House of Representatives and the Author of Book Six Ways Toward
God.
Further information please read:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2012/08/day-5-waiting-for-confirmation-from.html
Further information please read:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2012/08/day-5-waiting-for-confirmation-from.html
http://www.amazon.com/Six-Ways-Toward-Apollinaris-Darmawan/dp/1612047084
***
Hari
ke-6 menunggu konfirmasi dari Ketua DPR-RI
Hari
ini sudah hari ke-6 sejak saya menjawab permintaan Ketua DPR-RI untuk bertemu
tetapi belum ada konfirmasi dari Ketua DPR-RI kapan pertemuan antara Ketua
DPR-RI dengan Penulis Buku Enam Jalan Menuju Tuhan akan diselenggarakan, malah
kemarin saya menerima pesan berikut dari Ketua DPR-RI .
Saya
menjadi heran, seolah-olah saya minta dilayani, padahal Ketua DPR-RI menantang
saya bertemu dan jika tidak berani saya akan dicap tidak gentleman. Dari
pesan-pesan yang disampaikan Ketua DPR-RI saya menjadi ragu apakah Ketua DPR-RI
memahami arti kata gentleman. Jika Alquran yang dijadikan pegangan dan contoh
hidup Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi, memang arti gentleman hanya
berlaku untuk orang lain bukan untuk diri sendiri. Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi jelas bukan
orang gentleman tetapi orang licik yang biadab yang tidak sesuai antara kata
dan perbuatannya.
Saya
sudah menyarankan kepada ketua DPR-RI agar jangan menggunakan kata gentleman
tetapi gunakanlah Kesatria yang berakar dari budaya sendiri dan dapat dibaca
dari Kitab Suci orang Hindu yang berjudul Mahabharata, kitab yang berisi ajaran
suci yang dapat membimbing manusia menjalani hidup suci. Salah satu yang
diajarkan di dalam Mahabharata adalah bersikap KESATRIA, artinya dapat dan mau
mempertanggungjawabkan apa yang diucapkan dan dilakukan.
Jika
Ketua DPR-RI mau bersikap Kesatria sebenarnya sangat sederhana, lakukan saja
pesan yang sudah dikirim kepada saya melalui twitter.
Perhatikan
di dalam pesan itu ada kata sesat dan masalah ini ikut dikomentari oleh Anggota
DPR-RI dari PDI-Perjuangan.
Arti
sesat yang saya tulis di dalam komentar saya tidak punya kandungan kebencian
apalagi menyulut kekerasan tetapi arti kata “sesat” yang ada di pesan Ketua
DPR-RI saya tidak tahu maksudnya.
Dari
pengalaman kita hidup berbangsa dan bernegara kita dapat melihat dengan jelas
kata “sesat” yang diucapkan tokoh Islam
Indonesia berbuntut tindak kekerasan, kata “sesat” yang ditujukan kepada
pengikut Ahmadiyah dieksekusi di lapangan dengan penyerbuan terhadap
orang-orang Ahadiyah bahkan sampai terjadi pembunuhan.
Kata
“sesat” ini jangan dianggap sederhana, Ketua DPR-RI yang bergelar Doktor saja
masih percaya ada kitab dari Tuhan padahal tidak pernah ada kitab dari Tuhan,
tentu orang kebanyakan mungkin akan menafsirkan kata :sesat” yang dikeluarkan
oleh Ketua DPR-RI yang juga duduk sebagai Wakil Dewan Pembina Partai Demokrat, sebagai
sebuah vonis bahwa orang yang dituduh sesat darahnya dihalalkan.
Ketua
DPR-RI harus menjelaskan secara terbuka arti kata “sesat” yang ada di dalam
pesan twitternya dan akan sangat terhormat jika penjelasan itu disampaikan
dalam pembahasan yang terbuka dan beradab. Jika memang ada yang salah sebaiknya
dijelaskan dan tidak perlu malu mengakui
jika memang ada yang salah.
Mari
kita tunggu realisasi diskusi terbuka dan beradab antara Ketua DPR-RI dengan Penulis Buku Enam Jalan Menuju Tuhan.
Informasi lebih lanjut silahkan baca:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2012/08/day-5-waiting-for-confirmation-from.html
Informasi lebih lanjut silahkan baca:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2012/08/day-5-waiting-for-confirmation-from.html
No comments:
Post a Comment