Tuesday 29 January 2013

Chairman of the Constitutional Court (MK) Mahfud MD likes to masturbate , the 95th day after Video The End of Islam



Today is 95th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.


Chairman of the Constitutional Court (MK) Mahfud MD stated on the birth anniversary of the 87th Nahdlatul Ulama (NU) in Magelang regency, Central Java, on Sunday (27/1), "Justice in Indonesia is being dead faint. This day justice can not be enforced firmly and evenly. Anyone who has the money can buy the law. The great task of the Indonesian nation must continue donated by NU is enforcing law and justice, "(Merdeka.com)

What Mahfud said, is not wrong but not the right target. What can be done by NU as follower of  the teachings ignorant and barbaric of Islam in the legal issues? Applying the law of Qisas an ignorant and barbarous law written in the Koran? Not progress to be gained but destruction of the state and nation as happened in Egypt.

Mahfud confirmed one way for the independence of Indonesia is to enforcing law and justice in the country. For, if the law and justice in a country can not be enforced then the country will be destroyed, "As word of the Prophet Muhammad, destruction of the nations first because there are nobles, who have money, have the political power make mistakes they are not punished. But if there are weak people make mistakes they immediately punished."

Here obviously Mahfud MD masturbating, incapable of critical thinking that what Muhammad illiterate Arab who claimed prophet said just ignorance and savagery. Ancient Quraysh tribe before being robbed and forced to convert to Islam by Muhammad already had a great civilization, able to uphold justice and be able to give a place of honor to women, there is evidence : Khadijah. But after Muhammad claimed prophet and Khadijah died, there is no justice in Islam there is only ignorance and barbarism, humiliated women and justice only by taste of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet.

Mahfud further said, "A friend of the Prophet Muhammad said, the existence of a state and a nation that was ruled to be fair though the government is unbelievers. Contrary will disintegrate and destroyed a country and a nation that ruled the unjust and unfair despite government leaders are Muslim. justice so it did not adopt a particular religion, justice embraced all religions because every religion teaches justice."

Mahfud MD once again doing masturbation, no Muslim country implementing justice, see what happens in Islamic countries in the Middle East right now, fall out one by one because the law applied is stupid and barbaric laws that do not actualize justice but by taste the ruler who applying the law of Allah hu Barbar according to their interpretation.

 
 ***

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD gemar ONANI, hari ke-95 setelah Vidio Akhir dari Islam

Hari ini adalah hari ke-95 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan pada peringatan hari lahir ke-87 Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (27/1), “Keadilan di Indonesia sedang mati suri. Sebab keadilan hingga saat ini tak dapat ditegakkan secara tegas dan merata. Siapa yang mempunyai uang bisa membeli hukum. Tugas besar bangsa Indonesia yang harus disumbangkan terus oleh warga NU adalah menegakkan hukum dan keadilan," (Merdeka.com)

Apa yang dikatakan Mahfud tidak salah tetapi tidak tepat sasaran. Apa yang bisa dilakukan warga NU  sebagai mengikut ajaran Islam yang DUNGU dan BIADAB dalam masalah hukum? Menerapkan hukum Qisas yang DUNGU dan BIADAB yang ditulis di Alquran? Bukan kemajuan yang akan didapat tetapi KEHANCURAN  bangsa dan negara seperti yang terjadi di Mesir.

Mahfud menegaskan salah satu cara untuk kemerdekaan Indonesia adalah dengan menegakkan hukum dan keadilan di Tanah Air. Sebab, jika hukum dan keadilan di suatu negara tak dapat ditegakkan maka negara tersebut akan hancur, "Seperti sabda Rasulullah Nabi Muhammad Salallahualaihi Wassalam, hancurnya bangsa-bangsa dahulu karena ada bangsawan, orang punya uang, punya kedudukan politik melakukan kesalahan mereka tidak dihukum. Tetapi kalau ada orang lemah melakukan kesalahan mereka langsung dihukum."

Di sini jelas Mahfud MD melakukan ONANI, tidak mampu berfikir kritis bahwa apa yang diucapkan Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN. Suku Quraisy kuno sebelum dirampok dan dipaksa masuk Islam oleh Muhammad sudah mempunyai peradaban yang agung, mampu meneggakkan keadilan dan mampu memberi tempat terhormat kepada perempuan, ada buktinya yaitu Khadijah. Tetapi setelah Muhammad mengaku nabi dan Khadijah meninggal, tidak ada lagi keadilan dalam Islam yang ada hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN, perempuan direndahkan dan keadilan hanya ada menurut selera Muhammad Arab buta huruf  yang mengaku nabi.

Mahfud lebih jauh mengatakan, "Seorang sahabat Nabi Muhammad SAW mengatakan, eksistensi suatu negara dan bangsa kalau diperintah dengan adil meskipun pemerintahnya itu orang kafir. Sebaliknya akan hancur dan musnah suatu negara dan bangsa itu kalau diperintah orang zalim dan tidak adil meskipun pemimpin pemerintahannya adalah orang Islam. Jadi keadilan itu tidak menganut agama tertentu, keadilan itu menganut semua agama karena setiap agama mengajarkan tegaknya keadilan."

Mahfud MD sekali lagi melakukan ONANI, tidak ada negara Islam yang menerapkan keadilan, lihat apa yang terjadi di negara-negara Islam di Timur Tengah sekarang, rontok satu persatu karena hukum yang diterapkan adalah hukum yang DUNGU dan BIADAB yang tidak mengaktualisasikan keadilan tetapi berdasarkan selera penguasa yang menerapkan hukum Allah hu Barbar menurut interpretasi mereka.


No comments:

Post a Comment