Today is day 6 after Vidio titled The End of Islam viewed by 1500 viewer and no single Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Let's not doubt to continue spreading that vidio until Islam vanished from the earth and note the following developments.
Elected Governor of Central Java Ganjar
Pranowo spoke about the clash between the masses of the Islamic Defenders Front
(FPI) and residents in Sukorejo, Kendal.
To merdeka.com, Friday (19/7) Ganjar said,
"People of Kendal are tolerant and do not like violent. This is evidenced
by the spontaneous resistance of Kendal community against vigilante mob.
Spontaneously that action (sweeping) was not appreciated by the public of
Kendal, and community responsive. It means that there are seeds of awareness of
social which is equitable, and spontaneous acts of citizens is as a forerunner,
good potential to maintain order."
In Indonesia today's situation, the
conclusions drawn by Ganjar Pranowo very Extraordinary, smart and sharp which
should be supported and used as the basis to build Indonesia as advanced and
civilized nation and dignified among the nations.
Kendal riots may not be fundamentally solved
by the police because the police are only authorized to investigate those who
violate the law. But the problem the community continues been fed that in
addition to the official legal of Indonesian government there are law of Allah
hu Barbar with higher status, solving this problem outside the authorize of
police and had to be solved by building public awareness that the applicable
law in Indonesia are only official law issued by the government. They who are
trying to enforce laws that are not laws of Indonesian government must be
condemned as a vigilante, asocial and barbaric.
Kendal riot just one of the many riots that
have frequently occurred and will continue to be occurred as long as people are
still letting Islam continued to spread its teachings which are ignorant and
barbarous in Indonesia.
The public should be made aware that the law
is MONOPOLY of government and religious duty is to invite people to goodness.
Right religion do not made law but provides an ideal, moral perfection which
can motivate their followers into better human beings.
With the awareness in the public that the law
is MONOPOLY of government, people will easily see that Islam is not religion
but only an astray teaching which is stupid and barbaric and the public will
not only reject vigilante but also will reject any violations of public order.
The community would dare snapped to the mosque
using loudspeakers that disturb serenity of
residents. Society would dare to demand that adhan not broadcast on TV
because interfere those who have no interest with adhan. Society would dare to
ask the Human Right Commission to work professionally, condemned the raids
against the stalls and restaurants which open at daylight during month of Ramadan.
With the awareness of the public that the law
is MONOPOLY of government, Islam can be easily removed from Indonesia so that
henceforth and forever Indonesia free from ignorance and barbarism of Islam.
Need to be maintained so that the process of
removing Islam from Indonesia can run without causing casualties, and be done
not as government directive but driven by people who are becoming increasingly
aware that public order is a shared responsibility.
***
Ganjar Pranowo : Perlawanan Masyarakat Kendal
adalah potensi untuk menjaga ketertiban, hari ke-6 setelah 1500 viewer.
Hari ini adalah
hari ke-6 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam dilihat oleh 1500 viewer dan tidak ada satu pun tokoh Islam
Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio
tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi dan perhatikan perkembangan berikut.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) terpilih Ganjar
Pranowo angkat bicara soal bentrokan antara massa Front Pembela Islam (FPI) dan
warga di Sukorejo, Kendal.
Kepada merdeka.com, Jumat (19/7) Ganjar mengatakan, “Masyarakat Kendal toleran dan tidak suka kekerasan. Ini dibuktikan dengan perlawanan spontan masyarakat Kendal terhadap massa yang main hakim sendiri. Secara spontan bahwa tindakan (sweeping) itu tidak disukai masyarakat Kendal, dan masyarakat responsif. Artinya ada benih-benih kesadaran bersosial yang merata, dan tindakan spontan warga itu sebagai cikal bakal, potensi yang baik untuk menjaga ketertiban.”
Kepada merdeka.com, Jumat (19/7) Ganjar mengatakan, “Masyarakat Kendal toleran dan tidak suka kekerasan. Ini dibuktikan dengan perlawanan spontan masyarakat Kendal terhadap massa yang main hakim sendiri. Secara spontan bahwa tindakan (sweeping) itu tidak disukai masyarakat Kendal, dan masyarakat responsif. Artinya ada benih-benih kesadaran bersosial yang merata, dan tindakan spontan warga itu sebagai cikal bakal, potensi yang baik untuk menjaga ketertiban.”
Dalam situasi Indonesia sekarang ini,
kesimpulan yang diambil oleh Ganjar Pranowo sangat Luar Biasa, Cerdas dan Tajam
yang patut didukung serta dijadikan pijakan untuk membangun Indonesia yang
maju, berperadaban tinggi dan berwibawa di antara bangsa-bangsa.
Kerusuhan Kedal tidak mungkin diselesaikan
secara mendasar oleh Polisi karena Polisi hanya berwenang menyidik mereka yang
melanggar hukum. Tetapi masalah masyarakat terus dicekoki bahwa di samping hukum
resmi pemerintah Indonesia ada hukum Allah hu Barbar yang statusnya lebih
tinggi, penyelesaiannya berada di luar jangkauan Polisi dan harus diselesaikan
dengan membangun kesadaran masyarakat bahwa hukum yang berlaku di Indonesia
hanya hukum resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Mereka yang mencoba menegakkan hukum yang bukan hukum pemerintah Indonesia
harus DIKECAM sebagai main hakim sendiri, asosial dan BIADAB.
Kerusuhan Kendal hanya satu dari banyak
kerusuhan serupa yang sudah sering terjadi dan akan terus tejadi selama
masyarakat masih membiarkan Islam terus menyebarkan ajarannya yang DUNGU dan
BIADAB Indonesia.
Masyarakat harus disadarkan bahwa hukum adalah
MONOPOLI pemerintah dan tugas agama adalah mengajak masyarakat menuju kebaikan.
Agama benar tidak mengeluarkan hukum tetapi memberikan ideal, moral,
kesempurnaan yang dapat memotivasi pengikutnya menjadi manusia yang baik.
Dengan adanya kesadaran di masyarakat bahwa
hukum adalah MONOPOLI pemerintah, masyarakat akan mudah melihat bahwa Islam
bukan agama hanya ajaran sesat yang DUNGU & BIADAB dan masyarakat bukan
hanya akan menolak mereka yang main hakim sendiri tapi juga akan menolak segala
pelanggaran terhadap ketertiban umum.
Masyarakat akan berani membentak mesjid yang
menggunakan pengeras suara yang menganggu ketenangan warga. Masyarakat akan berani
menuntut agar azan tak disiarkan di TV karena mengganggu mereka yang tak ada
kepentingan dengan azan. Masyarakat akan berani meminta Komnas HAM bekerja
profesional, mengutuk razia terhadap warung dan rumah makan yang bukan siang
hari pada bulan Ramadhan.
Dengan adanya kesadaran masyarakat bahwa hukum
adalah MONOPOLI pemerintah dengan mudah Islam dapat dihapus dari Indonesia
sehingga untuk selanjutnya dan selamanya Indonesia terbebas dari KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islam.
Perlu dijaga agar proses menghapus Islam dari Indonesia dapat berjalan tanpa menimbulkan korban dan dilakukan bukan atas instruksi pemerintah tetapi digerakkan oleh masyarakat yang menjadi semakin sadar bahwa ketertiban umum adalah tanggung jawab bersama.
http://www.youtube.com/watch?v=0RtRWQYApLg
ReplyDeletehttp://www.arrahmah.com/read/2011/12/24/17010-hari-natal-bukan-hari-kelahiran-yesus-tapi-hari-peringatan-berhala.html
ReplyDelete