Friday 19 July 2013

Ganjar Pranowo: Kendal Community Resistance is the potential to maintain order, day-6 after 1500 viewer


Today is day 6 after Vidio titled The End of Islam viewed by 1500 viewer and no single Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Let's not doubt to continue spreading that vidio until Islam vanished from the earth and note the following developments.

Elected Governor of Central Java Ganjar Pranowo spoke about the clash between the masses of the Islamic Defenders Front (FPI) and residents in Sukorejo, Kendal.

To merdeka.com, Friday (19/7) Ganjar said, "People of Kendal are tolerant and do not like violent. This is evidenced by the spontaneous resistance of Kendal community against vigilante mob. Spontaneously that action (sweeping) was not appreciated by the public of Kendal, and community responsive. It means that there are seeds of awareness of social which is equitable, and spontaneous acts of citizens is as a forerunner, good potential to maintain order."

In Indonesia today's situation, the conclusions drawn by Ganjar Pranowo very Extraordinary, smart and sharp which should be supported and used as the basis to build Indonesia as advanced and civilized nation and dignified among the nations.

Kendal riots may not be fundamentally solved by the police because the police are only authorized to investigate those who violate the law. But the problem the community continues been fed that in addition to the official legal of Indonesian government there are law of Allah hu Barbar with higher status, solving this problem outside the authorize of police and had to be solved by building public awareness that the applicable law in Indonesia are only official law issued by the government. They who are trying to enforce laws that are not laws of Indonesian government must be condemned as a vigilante, asocial and barbaric.

Kendal riot just one of the many riots that have frequently occurred and will continue to be occurred as long as people are still letting Islam continued to spread its teachings which are ignorant and barbarous in Indonesia.

The public should be made aware that the law is MONOPOLY of government and religious duty is to invite people to goodness. Right religion do not made law but provides an ideal, moral perfection which can motivate their followers into better human beings.

With the awareness in the public that the law is MONOPOLY of government, people will easily see that Islam is not religion but only an astray teaching which is stupid and barbaric and the public will not only reject vigilante but also will reject any violations of public order.

The community would dare snapped to the mosque using loudspeakers that disturb serenity of  residents. Society would dare to demand that adhan not broadcast on TV because interfere those who have no interest with adhan. Society would dare to ask the Human Right Commission to work professionally, condemned the raids against the stalls and restaurants which open at daylight  during month of Ramadan.

With the awareness of the public that the law is MONOPOLY of government, Islam can be easily removed from Indonesia so that henceforth and forever Indonesia free from ignorance and barbarism of Islam.

Need to be maintained so that the process of removing Islam from Indonesia can run without causing casualties, and be done not as government directive but driven by people who are becoming increasingly aware that public order is a shared responsibility.


***

Ganjar Pranowo : Perlawanan Masyarakat Kendal adalah potensi untuk menjaga ketertiban, hari ke-6 setelah 1500 viewer.

Hari ini adalah hari ke-6 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam dilihat oleh 1500 viewer dan  tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi dan perhatikan perkembangan berikut.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) terpilih Ganjar Pranowo angkat bicara soal bentrokan antara massa Front Pembela Islam (FPI) dan warga di Sukorejo, Kendal.

Kepada merdeka.com, Jumat (19/7) Ganjar mengatakan, “Masyarakat Kendal toleran dan tidak suka kekerasan. Ini dibuktikan dengan perlawanan spontan masyarakat Kendal terhadap massa yang main hakim sendiri. Secara spontan bahwa tindakan (sweeping) itu tidak disukai masyarakat Kendal, dan masyarakat responsif. Artinya ada benih-benih kesadaran bersosial yang merata, dan tindakan spontan warga itu sebagai cikal bakal, potensi yang baik untuk menjaga ketertiban.”

Dalam situasi Indonesia sekarang ini, kesimpulan yang diambil oleh Ganjar Pranowo sangat Luar Biasa, Cerdas dan Tajam yang patut didukung serta dijadikan pijakan untuk membangun Indonesia yang maju, berperadaban tinggi dan berwibawa di antara bangsa-bangsa.

Kerusuhan Kedal tidak mungkin diselesaikan secara mendasar oleh Polisi karena Polisi hanya berwenang menyidik mereka yang melanggar hukum. Tetapi masalah masyarakat terus dicekoki bahwa di samping hukum resmi pemerintah Indonesia ada hukum Allah hu Barbar yang statusnya lebih tinggi, penyelesaiannya berada di luar jangkauan Polisi dan harus diselesaikan dengan membangun kesadaran masyarakat bahwa hukum yang berlaku di Indonesia hanya hukum resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Mereka yang mencoba  menegakkan hukum yang bukan hukum pemerintah Indonesia harus DIKECAM sebagai main hakim sendiri, asosial dan BIADAB.

Kerusuhan Kendal hanya satu dari banyak kerusuhan serupa yang sudah sering terjadi dan akan terus tejadi selama masyarakat masih membiarkan Islam terus menyebarkan ajarannya yang DUNGU dan BIADAB Indonesia.

Masyarakat harus disadarkan bahwa hukum adalah MONOPOLI pemerintah dan tugas agama adalah mengajak masyarakat menuju kebaikan. Agama benar tidak mengeluarkan hukum tetapi memberikan ideal, moral, kesempurnaan yang dapat memotivasi pengikutnya menjadi manusia yang baik.

Dengan adanya kesadaran di masyarakat bahwa hukum adalah MONOPOLI pemerintah, masyarakat akan mudah melihat bahwa Islam bukan agama hanya ajaran sesat yang DUNGU & BIADAB dan masyarakat bukan hanya akan menolak mereka yang main hakim sendiri tapi juga akan menolak segala pelanggaran terhadap ketertiban umum.

Masyarakat akan berani membentak mesjid yang menggunakan pengeras suara yang menganggu ketenangan warga. Masyarakat akan berani menuntut agar azan tak disiarkan di TV karena mengganggu mereka yang tak ada kepentingan dengan azan. Masyarakat akan berani meminta Komnas HAM bekerja profesional, mengutuk razia terhadap warung dan rumah makan yang bukan siang hari pada bulan Ramadhan.

Dengan adanya kesadaran masyarakat bahwa hukum adalah MONOPOLI pemerintah dengan mudah Islam dapat dihapus dari Indonesia sehingga untuk selanjutnya dan selamanya Indonesia terbebas dari KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.

Perlu dijaga agar proses menghapus Islam dari Indonesia dapat berjalan tanpa menimbulkan korban dan dilakukan bukan atas instruksi pemerintah tetapi digerakkan oleh masyarakat yang menjadi semakin sadar bahwa ketertiban umum adalah tanggung jawab bersama.

2 comments:

  1. http://www.youtube.com/watch?v=0RtRWQYApLg

    ReplyDelete
  2. http://www.arrahmah.com/read/2011/12/24/17010-hari-natal-bukan-hari-kelahiran-yesus-tapi-hari-peringatan-berhala.html

    ReplyDelete