Sunday 18 November 2012

The Universe expel Islam from Indonesia, the 17th day after Video The End of Islam


Today is 17th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - The event to anniversary 100 years Muhammadiyah which was held at Bung Karno Stadium, Jakarta should break up in the middle of the event. Because heavy rains at Senayan area create an atmosphere not conducive, the loudspeakers died. "The event broke up in the middle, the sound died," said Dyah, one participant of the event to Tribunnews.com, Sunday (18/11/2012). Boisterous atmosphere arose because the participant scrambling out, while the rain still pouring Jakarta.

Din Syamsuddin for sure have been preparing for the event, in addition to diligent bow bow five times a day, hum and haw in Arabic while looking at the land belongs to the Arabs, also do prayers tahajud hoping Allah hu Barbar will protect him. Feeling as a Big dreamer (sorry leaders), Din Syamsuddin who diligent mocking who do corruption, by standing on LUXURY car Alphard challenging the rain went around the field of Bung Karno Stadium hoping got warm welcome by his followers, but Allah hu Barbar was not there, the rain continued pouring water, Din Syamsudin soaked then the event broke up.

With that event, the universe has told that Islam has to leave Indonesia. The event is a proof of the Quranic verse that says Allah hu Barbar a helper is a lie, a proof that the content of the Koran just a babble ignorant and barbarous of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet.

Din Syamsuddin and all those Indonesian who still Muslims should be aware that the problem of rain in Indonesia under the rule of rain handler then immediately leave the stupid habit of bow bow to worship Allah hu Barbar and savage customs of the homeland by looking at the land belongs to the Arabs.



 ***

Semesta Alam mengusir Islam dari Indonesia, hari ke-17 setelah Vidio Akhir dari Islam

Hari ini adalah hari ke-17 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agenda Milad ke 100 PP Muhammadiyah yang dihelat di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta harus putus di tengah jalan. Pasalnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Senayan membuat suasana tidak kondusif, pengeras suara yang dipergunakan untuk acara pun mati. "Acara putus di tengah, sound mati," kata Dyah salah satu peserta Milad Muhammadiyah kepada Tribunnews.com, Minggu(18/11/2012). Suasana riuh pun muncul karena masing-masing peserta berebutan keluar, sementara hujan masih terus mengguyur Jakarta.

Din Syamsuddin pasti sudah mempersiapkan acara itu, di samping rajin nunggang-nungging lima kali sehari komat kamit bahasa Arab sambil memandang negeri kepunyaan orang Arab, juga melakukan solat tahajud berharap Allah hu Barbar akan melindunginya. Merasa menjadi Pemimpi (sorry pemimpin) Besar, Din Syamsuddin yang rajin mengejek orang yang korupsi, dengan berdiri di atas mobil MEWAH Alphard menantang hujan mengitari lapangan Gelora Bung Karno berharap disambut meriah oleh pengikutnya, ternyata Allah hu Barbar tidak ada, hujan terus mengguyur, Din Syamsudin basah kuyup dan acara bubar.

Dengan kejadian  itu alam sudah memberi tanda Islam harus meninggalkan Indonesia. Acara itu menjadi bukti ayat Alquran yang mengatakan Allah hu Barbar adalah penolong hanya bohong belaka, menjadi bukti isi Alquran hanya ocehan DUNGU dan BIADAB dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi.

Din Syamsuddin beserta semua orang Indonesia yang masih Muslim harus sadar bahwa masalah hujan di Indonesia beradab di bawah kekuasaan pawang hujan lalu segera tinggalkan kebiasaan DUNGU nunggang-nungging menyembah-nyembah Allah hu Barbar dan kebiasaan BIADAB terhadap tanah air sendiri dengan memandang negeri kepunyaan orang Arab.

No comments:

Post a Comment