Today is 9th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.
After
criticism, abuse his position, as the Chairman of the Constitutional Court,
Mahfud MD spoke in NU Office defense of Islam, still raving Mahfud MD said,
"I would say there are 2 things. In the law there is no prohibition me
speak unless spoken-related to decisions and drafts of decree. Nobody can
forbid me to speak"
Behind
what was said by Mahfud MD there is a more fundamental issue, clash between
ignorance and barbarity of Islam voiced by Mahfud MD and Progress of
Civilization Indonesia that can no longer provide space on ignorance and
barbarity of Islam.
Nothing
wrong with clemency to change a death sentence of Ola to be life imprisonment,
seen from the point of advancing civilization Indonesia that left the barbarity
of death penalty and replace it with a life sentence that would allow inmates
to change before his death.
Mahfud
MD certainly not stupid, does not understand that many countries have already
left the barbarism of the death penalty, but because living in ignorance and
barbarism of Islam, Mahfud MD who still follow the way of thinking of Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet, which is ignorant and barbarous. Then look
at the pardon which signed by SBY, as an opportunity to drop SBY to make Islam
which became worse because of its ignorance and barbarism dismantled, can be
saved.
Mahfud
MD start his movement form NU's office by slandering there is mafia of drug in
palace, certainly hope to push Islam overthrowing the government and seize
power so that Islam could be saved from destruction.
With
the Islamic way of thinking which is stupid and barbaric, that as an obedient
Muslim who prostration and bowing five times a day muttered in Arabic, looking
at the land Arabic belongs to the Arabs, Mahfud MD feel have no sin because all
of his sins were forgiven by Allah hu Barbar. Instead slightest mistake by
others, must be seen as an opportunity to destroy. This is in line with the
ignorant and barbarous mind of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet,
destroyed thieves by cutting off the hands of thieves, destroyed the infidels
by beheading the unbelievers.
Mahfud
MD do not understand that his way of thinking is very different from civilized
humans, error is human and error is an opportunity to make improvements. That
Ola was still able to control the circulation of drugs from behind bars was a
mistake and that mistake should be fixed by rearranging the prison management,
not need to be fixed with savagery of destroying human lives.
Mahfud
MD can be sure that no one can force him silent but, Mahfud MD and his babble
that is not related to the interests of his position as Chairman of the
Constitutional Court will be sunk and swallowed by a more advanced civilization
Indonesia.
***
Mahfud MD, berjihad melawan Kemajuan Peradaban Indonesia, hari ke-9
setelah Vidio Akhir dari Islam
Hari
ini adalah hari ke-9 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan,
ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo
jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka
bumi. Perhatikan perkembangan berikut.
Setelah
dikritik, menyalahgunaan jabatan, sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD berbicara
membela Islam di gedung PBNU, Mahfud MD masih terus mengoceh mengatakan, "Saya
katakan ada 2 hal. Di dalam UU tidak ada larangan saya bicara, kecuali
berbicara terkait putusan dan rancangan UU. Tidak ada yang bisa melarang saya bicara."
Di
balik apa yang dikatakan Mahfud MD ada yang lebih mendasar yaitu benturan
antara KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam yang disuarakan oleh Mahfud MD dan
Kemajuan Peradaban Indonesia yang sudah tidak dapat lagi memberi ruang pada
KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Tidak
ada yang salah pada Grasi yang mengubah hukuman mati Ola menjadi penjara seumur
hidup, dilihat dari kacamata memajukan peradaban Indonesia yaitu meninggalkan
kebiadaban hukuman mati dan menggantinya dengan hukuman seumur hidup yang
memberi kesempatan terpidana berubah sebelum kematiannya.
Mahfud
MD pasti tidak DUNGU sehingga tidak mengerti bahwa banyak negara sudah
meninggalkan kebiadaban hukuman mati, tetapi karena hidup dalam KEDUNGUAN dan
KEBIADABAN Islam, Mahfud MD yang masih mengikuti cara berfikir Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, yang DUNGU dan BIADAB. Lalu melihat Grasi yang
ditandatangai SBY sebagai kesempatan menjatuhkan SBY agar Islam yang semakin
terpuruk karena KEDUNGUAN dan KEBIADABAN-nya semakin terkuak, dapat
diselamatkan.
Mahfud
MD memulai geretakannya dari kantor PBNU dengan memfitnah ada mafia Narkoba di
Istana, tentu berharap dapat menggerakan Islam menjatuhkan pemerintah lalu
merebut kekuasaan sehingga Islam dapat diselamatkan dari kebinasaan.
Dengan
cara berfikir Islami yang DUNGU dan BIADAB, bahwa sebagai Muslim yang rajin
nunggang-nungging lima kali sehari komat-kamit bahasa Arab sambil memandang
negeri kepunyaan orang Arab, Mahfud MD tidak punya dosa karena semua dosa
diampuni oleh Allah hu Barbar. Sebaliknya sekecil apa pun kesahalan yang dilakukan orang lain harus dilihat sebagai kesempatan
untuk membinasakan. Ini sejalan dengan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN pikiran Muhammad
Arab buta huruf yang mengaku nabi, binasakan pencuri dengan memotong tangan pencuri,
binasakan kafir dengan memenggal kepala kafir.
Mahfud
MD tidak paham bahwa jalan berfikir manusia beradab sangat berbeda, kesalahan adalah manusiawi dan adanya kesalahan membuka
kesempatan untuk melakukan perbaikan. Bahwa Ola ternyata masih dapat mengendalikan
peredaran narkoba dari balik jeruji besi memang kesalahan dan kesalahan itu
harus diperbaiki yaitu dengan menata ulang manajemen lapas, tidak perlu diatasi
dengan jalan KEBIADABAN yaitu memusnahkan nyawa orang.
Mahfud
MD boleh yakin tidak ada yang dapat memaksanya diam tetapi Mahfud MD dan ocehannya
yang tidak berkaitan dengan kepentingan jabatannya sebagai Ketua MK akan ditenggelamkan
dan ditelan oleh peradaban Indonesia yang semakin maju.
No comments:
Post a Comment