Today is 105th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.
As
Chairman of the Council of Mosques of Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, using his
influence as the former Vice President to herding the Minister of SOE want to
sign a Memorandum of Understanding between the Ministry of SOE with Chairman of
DMI, in the office of the DMI, Thursday (07/02/2013) which in essence that the
Minister willing to use SOE funds to finance the economic improvement of
Muslims which will be distributed through mosques. Notice what was said by
Jusuf Kalla, "The mosque is a place to habluminallah as well habluminanas,
so appropriate for the mosque to be part of an effort to improve the economic
of Muslims."
The
rationale used by Jusuf Kalla targeting SOE fund is values that exist in the
Koran "Lawful to eat spoils". If Jusuf Kalla want to use Chinese
philosophy, "Do not give fish but give the hook" of course what is
done raising money from fellow Muslims to help Muslims who are poor so no need
to rob SOE. Or if Jusuf Kalla has ashamed, he can start with 1 billion rupiah out
of his own pocket and proudly say to the community, his family do empowerment
of fellow Muslims.
If
more money needed , Jusuf Kalla can request from alumni of HMI who are already
rich, it would not be difficult to collect 10 billion rupiah. With a capital of
10 billion rupiah Jusuf Kalla can start to help empowering the poor Muslim
mosque and see himself what the Muslim beneficiaries will do, whether the money
was used as capital or edible and lawful as booty.
Notice
what the Minister of SOEs said, "Strengthening people economy that has
been initiated by PTPN VI should be developed extensively throughout Indonesia.
Distribution of capital through the mosques and in the future also other place
of worship is one alternative funds outside the banking institutions."
SOE
Minister wrong. the places of worship other than Mosques have never asked for
help from outside their member, but they will be ready to help the mosque
fostered by Jusuf Kalla, please Jusuf Kalla speak with Christian, Hindu, and
Buddhist leaders, they would help improve the economy of the poor Muslims. But
keep in mind to help Muslims out of poverty should not be given fish but hook
namely give the philosophy of living a healthy and correct "Unlawful
eating spoils."
***
Nilai
Islami yang diajarkan Jusuf Kalla bukan melayani dan memberi tetapi merampok, hari ke-105 setelah Vidio Akhir dari Islam
Hari ini adalah hari ke-105 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata
tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan
ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi.
Perhatikan perkembangan berikut.
Sebagai Ketua Dewan Mesjid Indonesia, Jusuf Kalla menggunakan pengaruhnya
selaku Mantan Wakil Presiden untuk menggiring Menteri BUMN mau menandatangani Memorandum of
Understanding antara Menteri BUMN dengan Ketua DPP Dewan Masjid Indonesia, di
kantor DPP DMI, Kamis (7/2/2013) yang intinya agar Menteri mau menggunakan dana BUMN untuk membiayai program peningkatan
ekonomi umat Islam yang disalurkan melalui mesjid. Perhatikan apa yang
dikatakan Jusuf Kalla, ”Masjid adalah tempat untuk
habluminallah dan juga habluminanas, sehingga tepat jika masjid menjadi bagian
dari upaya untuk meningkatkan ekonomi umat"
Dasar
pemikiran yang digunakan Jusuf Kalla mengincar dana BUMN adalah nilai Islami
yang ada di Alquran yaitu “Halal makan
harta rampasan”. Jusuf Kalla mau menggunakan falsafah China, “Jangan memberi ikan tapi
berilah kail” tentu yang dilakukan adalah menggalang dana dari sesama Muslim
untuk membantu Muslim yang miskin sehingga tidak perlu merampok harta BUMN. Atau jika Jusuf Kalla
punya malu, dapat mulai dengan 1 milyar rupiah
dari koceknya sendiri lalu dengan bangga berkoar ke masyarakat, keluarganya
melakukan program pemberdayaan sesama Muslim.
Jika
perlu dana lebih besar, Jusuf Kalla dapat meminta dari alumni HMI yang sudah
kaya, pasti tidak sulit mengumpulkan uang 10 milyar rupiah. Dengan modal 10
milyar rupiah Jusuf Kalla dapat mulai memberdayakan mesjid membantu Muslim yang
miskin dan saksikan sendiri apa yang dilakukan Muslim penerima bantuan, apakah uang
itu dijadikan modal atau dimakan dan dihalalkan sebagai harta rampasan.
Perhatikan
apa yang dikatakan Menteri BUMN, "Penguatan ekonomi umat yang telah
dirintis oleh PTPN VI patut dikembangkan secara luas di seluruh Indonesia.
Penyaluran modal usaha melalui masjid dan ke depan juga tempat ibadah lainnya
merupakan salah satu alternatif penyaluran dana di luar lembaga perbankan."
Menteri
BUMN keliru tempat ibadah selain Mesjid tidak pernah meminta bantuan dari umat
lain, malah mereka siap membantu mesjid yang dibina Jusuf Kalal, silahkan saja
Jusuf Kalla bicara dengan tokoh Kristen, Hindu dan
Buddha, pasti mereka akan membantu meningkatkan ekonomi Muslim yang miskin.
Tapi perlu diingat menolong Muslim keluar dari kemiskinan jangan diberi ikan
tapi berilah kail yaitu falsafah hidup yang sehat dan benar “Haram makan harta
rampasan.”
No comments:
Post a Comment