Pilihlah
Jokowi – JK (39)
MERDEKA.COM. Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa,
Mahfud MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu ini menang di
Pilpres 9 Juli mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri
kaum muslim. "Jadi sangat tidak benar, kalau ada isu yang disampaikan Alwi
Shihab (tim Jokowi-JK), orang-orang muslim tidak akan baca Salawat lagi jika
Prabowo menang. Saya jamin kalau Prabowo-Hatta menang, Salawat akan terus
berkumandang dari Istana Negara," tegasnya berjanji.
Perlu disadari bahwa walaupun mayoritas pemilih tercatat beragama Islam
tetapi kebanyakan tidak suka dengan negara Islam atau negara Muslim, terbukti
dari pemilihan legislatif, 70 % pemilih mendukung partai nasionalis dan hanya
30 % yang mendukung partai Islam. Pernyataan Mahfud MD bisa termasuk bunuh diri
karena hanya fokus menjaring yang 30 % dan pasti kalah.
Perlu diperhatikan pernyataan Mahfud MD sebenarnya merupakan reaksi atas
apa yang diucapkan oleh Alwi Shihab yang isinya pasti tidak menguntungkan kubu
Jokowi bahkan merugikan.
Mahfud MD dan Alwi Shihab keduanya orang NU, perlu diperhatikan agar
kampanye Jokowi jangan terseret ke dalam perseteruan antara sesama orang-orang
NU karena pasti tidak menguntungkan.
Karena orang-orang NU sebagian menjadi pendukung Prabowo dan sebagian menjadi
pendukung Jokowi, para pendukung Jokowi perlu waspada agar tidak ada yang
menggunting di dalam lipatan atau malah ada yang menggembosi dari dalam.
Walaupun beberapa survei sudah menunjukkan Jokowi akan menang, tetapi
sebaiknya waspada dengan isu yang berbau agama, karena susah dikendalikan dan
sebaiknya dihindari, lebih bermanfaat fokus pada masalah pembangunan agar jumlah
pemilih yang melihat kelebihan Jokowi bertambah banyak dan akan memilih Jokowi
pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (38)
Idrus
Marham, Sekjen Golkar, ketika menerima dukungan ribuan kepala desa Sulawesi
Selatan di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (25/6/2014) malam,
mengatakan, "Saya minta kepada
kades-kades ini menyampaikan info sesuai fakta yang ada. Apabila info yang
sampai ke masyarakat kita sampaikan apa adanya, bagaimana Jakarta yang macet,
bagaimana hasil audit BPK DKI itu turun kelas dari wajar tanpa pengecualian
(WTP) menjadi wajar dengan pengecualian (WDP), kita sampaikan saja.” Tidak ada
prestasi yang signifikan, begitu yang diungkapkan oleh Idrus saat menilai sosok
capres nomor urut 2.
Kampanye
yang dilakukan oleh Idrus Marham perlu dijelaskan kepada orang banyak, yaitu ada
ribuan kepada desa Sulawesi Selatan yang memberikan dukungan kepada Prabowo dan
acaranya dilakukan di Restoran di Jakarta. Pertanyaannya, siapa yang membiayai
perjalanan ribuan kepala desa itu dari Sulawesi Selatan ke Jakarta dan siapa
yang membayar biaya akomodasi mereka? Prabowo kah?
Tentu
tidak mungkin para kepala desa itu membayar biaya perjalanan mereka hanya untuk
menyampaikan dukungan kepada Prabowo. Mereka pasti mau memberi dukungan karena
di-service jalan-jalan ke Jakarta dan mungkin juga pulangnya mendapat uang
saku.
Tapi
apakah nanti mereka akan memilih Prabowo, belum tentu. Ada kemungkinan mereka
justru akan melakukan seperti apa yang dianjurkan oleh Prabowo dalam
kampanyenya, “Terima jalan-jalannya tetapi coblos calon presiden yang lain.”
Dan belum tentu warga desa mereka akan memilih Prabowo setelah mereka tahu bahwa
kepala desa mereka di-service tetapi rakyatnya tidak mendapat apa-apa sehingga mereka
menjadi sadar bahwa calon pemimpin yang berkampanye seperti itu tidak layak untuk
dipilih.
Apa
yang tidak disebut sebagai prestasi Jokowi oleh Idrus Marham, perlu dijelaskan
kepada rakyat, tidak perlu banyak-banyak, dua saja sudah cukup, yaitu ada Waduk
Pluit yang menjadi Asri dan ada Rumah Deret yang menjadi pemukiman yang sehat.
Jika dua prestasi itu dikerjakan oleh Jokowi di semua kota-kota besar di
Indonesia setelah menjadi presiden, pasti manfaatnya sangat besar bagi
kehidupan rakyat banyak.
Selama
memimpin Jakarta, ada pejabat Pemprov DKI Jakarta yang kemungkinan akan masuk
penjara, yaitu mantan Kepala Dinas Perhubungan, bukan karena menjalankan
perintah Jokowi tetapi justru karena tidak menjalankan tugas yang diberikan
oleh Jokowi.
Bandingkan
dengan apa yang pernah dilakukan oleh Prabowo sebagai seorang pemimpin kepada
mereka yang dipimpin. Kita tidak pernah mendengar ada prestasi yang diukir oleh
Prabowo selama menjadi Komandan Jenderal Kopasus yang berdampak positif kepada
orang-orang yang dipimpinnya dan yang terjadi malah sebaliknya.
11
anggota Tim Mawar Kopassus dihukum oleh Mahkamah Militer. Delapan orang perwira
dan tiga bintara. Perwira yang dipecat dari dinas militer tanpa melalui Mahkamah
Militer yakni, Letjen (Purn) Probowo Subianto (mantan Danjen Kopassus), Mayjen
(Purn) Muchdi Purwoprandjono (Danjen Kopassus saat penculikan terbongkar) dan
Kolonel Inf Chairawan Kadarsyah Nusyirwan (Komandan Grup-4 Kopassus). Delapan
perwira divonis Mahkamah Militer yakni: Mayor Inf Bambang Kristiono (Komandan
Tim Mawar) yang dihukum 22 bulan penjara dan dipecat sebagai anggota TNI,
Kapten Inf Fausani Syahrial (FS) Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar), Kapten
Inf Nugroho Sulistiyo Budi, Kapten Inf Yulius Selvanus dan Kapten Inf Untung
Budiharto, yang masing-masing dihukum 20 bulan penjara dan memecat mereka
sebagai anggota TNI.
Setelah
melepas jabatan Danjen Kopassus, Prabowo menjabat sebagai Panglima Kostrad sampai
diberhentikan dari dinas militer dan tidak ada prestasi apa-apa yang dapat
dijadikan acuan bahwa Prabowo adalah pemimpin yang baik.
Ada
beberapa orang yang terpengaruh oleh kampanye kubu Prabowo, mengatakan akan
memilih Prabowo sebagai presiden, agar mendapat presiden yang tegas dan
gubernur yang baik. Ini alasan yang salah, Jokowi dapat berprestasi memajukan
Jakarta pada masa SBY menjabat presiden, tetapi jika Prabowo yang menjadi
presiden tentu akan menghadapi banyak masalah yang bersumber dari
ketidakmampuannya mengelola adminiistrsi negara yang bukan tidak mungkin akan
menyebabkan semua daerah mengalami kesulitan.
Pada
tanggal 9 Juli nanti pertaruhannya sangat besar, yaitu memilih antara
memundurkan bangsa atau memajukan bangsa, jika Anda ingin bangsa ini maju tak
ada pilihan lain selain memilih Jokowi menjadi presiden.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (37)
Litbang
Kompas melakukan jajak pendapat seputar adu konsep ekonomi antara Prabowo
Subianto dan Joko Widodo. Jajak pendapat ini, yang dilakukan pada 14-20 Juni
2014, melihat seberapa setuju dan yakin rakyat memandang visi-misi kedua capres
di bidang ekonomi.
Sebanyak 76% responden setuju dengan visi-misi Prabowo yang akan fokus pada pembangunan sektor pertanian untuk menyerap banyak tenaga kerja, namun hanya 45% responden yang menilai Prabowo mampu menjalankannya. Sebanyak 52% responden setuju dengan visi-misi Prabowo yang akan menutup kebocoran uang negara Rp 1,134 triliun per tahun, namun hanya 32% responden yang menilai Prabowo mampu menjalankannya. Sebanyak 67% responden setuju dengan visi-misi Prabowo meningkatkan rata-rata pendapatan dari Rp 3 juta menjadi Rp 6 juta per bulan, namun hanya 37% responden yang yakin dengan janji Prabowo itu. Sebanyak 68% responden setuju dengan janji Prabowo membuka 2 juta hektar sawah baru dengan memanfaatkan hutan rusak, namun hanya 47% yang yakin Prabowo mampu melaksanakannya.
Sementara, sebanyak 67% responden setuju dengan ide Jokowi soal investasi dan pembangunan infrastruktur di daerah dan 67% responden yakin Jokowi mampu melakukannya. Sebanyak 83% responden setuju dengan ide Jokowi melakukan investasi manusia dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesi Pintar dan sebanyak 66% responden yakin Jokowi bakal melaksanakan program itu. Konsep Jokowi soal tol laut berupa pelabuhan dan kapal besar di wilayah barat dan timur Indonesia disetujui 79% responden dan 60% responden yakin Jokowi mampu menjalankannya. Sementara visi-misi Jokowi membangun sistem birokrasi yang ramah investasi dan memudahkan perizinan disetujui 83% responden dan diyakini 69% responden bakal terlaksana.
Selama
ini survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas dipercaya kebenarannya karena dikerjakan
secara profesional dan tidak memihak. Dari survei itu masyarakat sudah menilai
bahwa Prabawo membual sedangkan Jokowi dipercaya.
Masih
ada sisa waktu beberapa hari lagi sebelum masa kampanye berahir, sebaiknya
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meyakinkan rakyat bahwa di bawah
kepemimpinan Jokowi, Indonesia akan menjadi bangsa dan negara yang HEBAT.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (36)
Perhatikan
berita-berita berikut ini:
25 Juni 2014. Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert
Blake mengatakan pemerintah Indonesia harus menyelidiki tuduhan keterlibatan
calon presiden Prabowo Subianto dalam pelanggaran atas hak asasi manusia (HAM)
pada dasawarsa 1990-an.
11 Juni 2014. KPK memeriksa Cawapres Hatta Rajasa pada Rabu (10/6) pagi
tadi. Hatta diperiksa penyidik KPK sebagai saksi kasus KRL hibah dari Jepang
pada 2006 dimana saat itu ia menjadi menteri perhubungan. Hatta datang ke
kantor KPK pukul 07.34 WIB. Ia ditemani dua orang stafnya. Diberitkan, dalam
kasus ini KPK telah menahan Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan Soemino Eko Saputro. Kasus ini terjadi saat Hatta
Rajasa masih menjadi Menteri Perhubungan.
10 Mei 2014. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama,
menyatakan masih banyak pengembang di DKI Jakarta yang berhutang membangun
fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum). Tidak terkecuali Bakrie
Land yang membangun kawasan Rasuna Said Kuningan.
Masalah Bakrie Land jelas, hingga Prabowo – Hatta yang mendapat
dukungan dari Aburizal Bakrie, mendaftarkan ke KPU menjadi capres dan cawapres,
hutangnya belum diselesaikan. Masalah korupsi di Kementerian Perhubungan, Hatta
Rajasa masih diperiksa sebagai saksi, apakan akan jadi tersangka atau tidak,
belum diketahui. Masalah pelanggaran HAM yang diduga dilakukan Prabowo memang
harus diklarifikasi.
Hukum menganut azas praduga tak bersalah tetapi jika mereka menjadi
penguasa, resikonya harus diperhitungkan dari sekarang.
Apakah Bakrie Land akan melunasi hutang fasos dan fasum setelah Prabowo
menjadi presiden dan sesuai yang dijanjikan Prabowo, Aburizal Bakrie akan
menduduki jabatan kursi Menteri Utama? Atau malah memanfaatkan kekuasaan yang
ada di tangannya agar Pemprov DKI Jakarta mengubah kebijakannya sehingga hutang
itu tak ada lagi.
Setelah Hatta Rajasa menduduki kursi Wakil Presiden apakah akan
dibiarkan penyelidikan oleh KPK yang sudah menetapkan Soemini Eko Saputro
sebagai tersangka, merembat ke dirinya atau malah akan mengerahkan segala upaya
agar tuntutan hanya difokuskan pada Soemino Eko Saputro.
Setelah Prabowo menjadi Presiden, apakah klarifikasi atas kerusahan Mei
98 masih dapat dilanjutkan atau malah ditutup sama sekali seolah-oleh tidak
pernah terjadi apa-apa.
Dengan menyelenggarakan pemilihan presiden, kita semua berharap bangsa
dan negara ini akan menjadi lebih baik, bukan malah terjerumus ke dalam jurang
kekacauan karena pemimpin yang terpilih terlilit banyak masalah. Jika Anda sependapat
bahwa kita ingin bangsa dan negara ini maju, Anda tak punya pilihan lain selain
memilih Jokowi pada tanggal 8 Juli mendatang.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (35)
Jumat
20 Juni 2014 malam, Kadin menggelar dialog dengan dua pasangan calon
presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko
Widodo-Jusuf Kalla.
Ketika salah seorang anggota Kadin bertanya, apa yang akan dilakukan pemerintah untuk meningkatkan peranan pengusaha, Prabowo menjawab, "Kita harus bersama-sama. Pengusaha, pelaku industri, dan siapapun. Ayo kita bangun negeri ini." Tidak ada langkah nyata yang akan dijalankan oleh Prabowo jika terpilih menjadi presiden.
Ketika salah seorang anggota Kadin bertanya, apa yang akan dilakukan pemerintah untuk meningkatkan peranan pengusaha, Prabowo menjawab, "Kita harus bersama-sama. Pengusaha, pelaku industri, dan siapapun. Ayo kita bangun negeri ini." Tidak ada langkah nyata yang akan dijalankan oleh Prabowo jika terpilih menjadi presiden.
Pada giliran berikutnya, seorang pengusaha bertanya tentang
pengembangan industri tadisional, dijawab oleh Jokowi, “Para duta besar akan
diberi tugas bukan hanya mencari pasar tetapi juga akan diberi kewenangan
sampai melakukan negosiasi.” Langkah yang akan diambil sangat jelas dan pasti
dapat diimplementasikan.
Ketika Bung Karno menjadi presiden, memang retorika yang dibutuhkan
untuk memberi semangat kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun, karena
kemampuan administrasi pemerintah waktu
itu masih sangat lemah, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh
pemerintah. Tetapi di jaman sekarang administrasi pemerintahan relatif sudah
berjalan dengan baik dan masyarakat juga sudah menjalankan tugas mereka
masing-masing, di antaranya para pengusaha sudah profesional dan tahu apa yang
harus dilakukan.
Presiden yang akan datang harus dapat menggerakan administrasi
pemerintahan, agar dapat bersinergi dengan semua kekuatan bangsa, bukan hanya
menghimbau masyarakat untuk ikut membangun, karena apa yang dilakukan
masyarakat tentu saja berbeda dengan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
Dari jawaban di atas terlihat dengan jelas, Prabowo tidak paham
bagaimana administrasi pemerintahan harus dijalankan untuk mendorong agar
pengusaha dapat lebih berhasil dalam meningkatkan kemakmuran bangsa. Tetapi Jokowi
sudah paham langkah-langkah apa yang harus diambil pemerintah yang tidak
mungkin dilakukan oleh pengusaha tetapi akan sangat membantu berkembangnya
dunia usaha.
Jika Anda ingin Indonesia menjadi bangsa dan negara yang HEBAT dalam
waktu dekat, tidak ada pilihan lain selain memilih Jokowi agar menjadi
presiden, pada pemilihan presiden tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (34)
BPK
memberikan opini Wajar dengan Pengecualian (WDP) pada Laporan Keuangan Pemprov
DKI tahun anggaran 2013. Opini itu menurun satu tingkat dari opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) yang didapat DKI selama dua tahun terakhir ini. Menurut BPK ada
86 temuan senilai Rp 1,54 triliun. Dari 86 temuan itu yang menunjukkan indikasi
kerugian daerah mencapai Rp 85,36 miliar. Sedangkan temuan potensi kerugian
mencapai Rp 1,33 triliun, kekurangan penerimaan daerah Rp 95,01 miliar dan
temuan 3E atau pemborosan sebesar Rp 23,13 miliar.
Dibandingkan dengan opini Wajar dengan Pengecualian atas Laporan Keuangan pemerintah pusat untuk tahun anggaran 2013 yang juga diberikan BPK, sebenarnya tidak ada masalah dengan WDP untuk Pemrov DKI Jakarta tetapi karena opini tersebut turun dibandingkan dengan opini atas laporan Pemrov DKI Jakarta tahun sebelumnya, ada kesan seolah-olah ada yang tidak beres pada Pemprov DKI Jakarta setelah dipimpin oleh Jokowi.
Tanggal
20 Juni Plt Gubernur berbicara kepada wartawan, "Ini baik buat kami,
menggambarkan SKPD mana yang jujur mana tidak. Ada beberapa kan yang udah kami ganti
kayak Perhubungan, Pendidikan, yang kami duga ada penyimpangan." Artinya
Pemprov DKI dibawah pimpinan Jokowi memang menghendaki, BPK melakukan audit
sebaik mungkin sehingga masalah yang tidak terungkap pada tahun sebelumnya
menjadi terungkap. Dari sini kita dapat melihat bahwa perubahan yang dilakukan
Jokowi menuju ke arah kebaikan, bukan menutup-nutupi tetapi malah meminta agar
semuanya dibuka sebagai dasar untuk melakukan perbaikan.
Kita
tahu audit yang tidak dilakukan dengan benar dapat berakibat buruk dan hal seperti
itu bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di Amerika Serikat
yang pernah menimpa perusahaan PricewaterhouseCoopers. Dari pengalaman seperti
itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pemimpin yang minta agar audit
dilakukan sebaik mungkin dan malah senang kebokbrokan di instansi yang
dipimpinnya terbongkar adalah pemimpin sejati yang berusaha membawa kebaikan
kepada orang banyak, bukan agar dirinya dipersepsikan berhasil.
Jokowi
bukan hanya membiarkan BPK bekerja sebaik mungkin malah meminta agar audit
dilakukan dengan benar diperkuat dengan gagasannya melakukan e-auditing. Hal
ini memberi indikasi kuat bahwa dari perjalanan kariernya memang tak ada yang
perlu ditutup-tutupi. Berbeda dengan pemimpin yang mempunyai catatan buruk pada
masa lalunya yang akan melihat audit sebagai hal yang dapat mendatangkan gangguan,
karena jika audit dilakukan dengan benar lalu merembet ke masa lalu tentu saja
dapat menghancurkan reputasinya.
Dari
laporan Audit BPK kita dapat menarik kesimpulan, jika Jokowi menjadi presiden
sudah ada jaminan bahwa pemerintahakan akan terbuka dan audit akan dilakukan
dengan sungguh-sungguh, tidak ada yang ditutup-tutupi. Jaminan ini tidak
mungkin kita dapat dari mereka yang sekarang menjabat yang dari pemberitaan
kita tahu banyak masalah.
Jika
Anda menginginkan presiden mendatang adalah presiden yang mau bekerja terbuka,
tidak ada pilihan lain selain memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (33)
Pilihlah Jokowi – JK (33)
Plt Gubernur DKI Basuki Tjahaja
Purnama mengakui jika Jakarta Night Festival 2014 tak semeriah tahun lalu.
“Pokoknya kalau tidak ada Pak Jokowi, kurang meriah. Liat saja tadi sepanjang
jalan ke sini. Nggak ramai,” ujar pria yang biasa disapa Ahok itu di Monas,
Sabtu (21/6/2014).
Seorang
pedagang kerak telor yang mangkal sejak sore di dekat Jembatan Penyeberangan
Orang (JPO) Hotel Indonesia mengaku pengunjung lebih sedikit. "Pengunjungnya
banyakan tahun lalu. Tahun lalu saya habis 150 porsi, sekarang baru 75
porsi," kata Abdurrahman.
Kenyataan
ini mengungkapkan fakta bahwa Jokowi dicintai oleh rakyat dan jangan ditarik
kesimpuan bahwa Jokowi harus kembali memimpin Jakarta karena yang berhak
mendapatkan Jokowi bukan hanya rakyat Jakarta tetapi seluruh rakyat Indonesia.
Jika
kemudian terbukti Jakarta ditinggal Jokowi mengalami kemunduran banyak solusi
yang dapat diambil, salah satunya menarik Basuki Tjahaja Purnama menjadi salah
seorang menteri yang pasti akan juga akan sangat bermanfaat bagi kemajuan
bangsa. Masalah Gubernur Jakarta dapat diserahkan kepada kader PDI Perjuangan
lainnya dan PDI Perjuangan mampu mengisi kursi gubernur Jakarta dengan kader
yang mumpuni.
Baritahukan
kepada semua orang Indonesia, jika Jokowi menjadi presiden, keramaian Night
Festival bukan hanya di Jakarta tetapi di semua kota besar di Indonesia dari
Aceh sampai Papua. Tidak ada pilihan lain pada tanggal 9 Juli mendatang selain
memilih Jokowi sebagai presiden.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (32)
Mengawali
tulisan kali ini, saya dan keluarga ingin menyampaikan Selamat Ulang Tahun
kepada Bapak Joko Widodo, semoga panjang umur, sehat dan bahagia selalu dan
yang paling penting saat ini adalah terpilih menjadi Presiden RI ke-7 pada
tanggal 9 Juli mendatang.
Hari
ini usia Jokowi menginjak 53 tahun, bandingkan dengan usia mereka yang pernah
menjabat sebagai presiden RI. Bung Karno menjadi presiden pada usia 44 tahun,
Pak Harto 46 tahun, Habibie 62, Gus Dur 59, Megawati 54, dan SBY 55.
Dengan
jiwa mudanya, Bung Karno berhasil membawa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka
dan membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda sampai tuntas ditandai dengan
diserahkannya Irian Barat ke tangan Indonesia. Dengan semangat muda Pak Harta
berhasil menghindari kehancuran Indonesia akibat konflik di dalam negeri. Jiwa dan
semangat muda itu sangat diperlukan dalam memimpin bangsa terutama pada saat
harus terjadi berubah. Hal itu juga terjadi di Amerika Serikat. J.F. Kennedy berusia
44 tahun ketika menjabat presiden, Bill Clinton 47, dan Obama 48.
Jika
Jokowi pada bulan Oktober nanti dilantik menjadi Presiden RI ke-7 usianya
memang masih di atas usia Bung Karno dan Pak Harto ketika menjadi presiden
tetapi sudah lebih muda dibandingkan dengan peresiden yang lainnya, sehingga
kita boleh berharap setelah Jokowi akan ada presiden RI lagi yang berusia di
bawah 50 tahun.
Dari
seorang pemimpin seusia Jokowi masih dapat diharapkan keberaniannya untuk berindak
tegas dibandingkan dengan mereka yang lebih tua karena dengan bertambahnya
usia, keberanian bertindak tegas akan meluntur dan digantikan dengan sikap yang
lebih bijaksana. Kombinasi antara berani dan bijaksana memang diperlukan dalam
menghadapi persoalan besar. Dalam cerita Mahabharata, Arjuna yang gagah perkasa
didampingi oleh Sri Kreshna yang bijaksana. Obama juga menerapkan kombinasi itu
dengan memilih Joe Biden yang berusia 67 tahun untuk menduduki kursi wakil
presiden. Jokowi yang berusia 53 tahun didampingi oleh Jusuf Kalla yang berusia
72 tahun mencerminkan kombinasi yang ideal, berani dan bijaksana.
Karena
calon presiden hanya ada dua, pilihan selain Jokowi adalah Prabowo yang berusia
63 tahun yang didampingi oleh Hatta Rajasa yang berusia 61 tahun. Keduanya
sudah berusia di atas 60 tahun, yaitu usia yang tidak lagi mencerminkan
keberanian untuk dapat bertindak tegas.
Dilihat
dari segi usia pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla adalah yang paling ideal untuk
dipilih menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden 9 Juli
mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (31)
Tanggal 2 Juni 2014, Tim hukum Joko
Widodo-Jusuf Kalla melaporkan beredarnya surat palsu tentang permohonan
penangguhan pemeriksaan atas kasus dugaan korupsi Transjakarta oleh Kejaksaan
Agung ke Mabes Polri. Diduga pemalsuan itu dilakukan oleh Edgar Jonathan S.
yang mengaku bagian dari Tidar Jakarta selatan yang diperkirakan organisasi
sayap partai Gerindra.
Rabu
(18/6/2014), Ketua Progres 98, Faizal
Assegaf memberikan keterangan tentang beredarnya transkrip pembicaraan
yang katanya antara Megawati dengan Jaksa Agung Basrief yang dilakukan pada tanggal
3 Mei 2014 pukul 23.09 WIB dengan durasi 3 menit 12 detik. Isi transkrip :
Basrief Arief: ... Terima kasih bu, arahannya sudah saya terima, langsung saya rapatkan dengan teman-teman..."
Megawati: "... Itu anu, sampean jangan khawatir, soal media saya serahkan ke Pak Surya, nanti beliau yang berusaha meredam..."
Basrief Arief: "... Makasih bu, eskalasi pemberitaan beberapa hari agak naik, tapi alhamdulillah trendnya mulai menurun. Tim kami sudah menghadap Pak Jokowi meminta yang bersangkutan agar tidak terlalu reaktif ke media massa..."
Megawati: "... Syukurlah kalau begitu, intinya jangan sampai masalah ini (kasus TransJakarta) melemahkan kita, bisa blunder hadapi Pilpres, tolong diberi kepastian, soal teknis bicarakan langsung dengan Pak Trimedia dan mas Todung, aku percaya sama sampaean..."
Basrief Arief: "... Tadi sore kami sudah berkoordinasi, insyallah semuanya berjalan lancar, mohon dukungan dan doanya Bu, saya akan berusaha maksimal, Pak Trimedia juga sudah menjamin data-datanya..."
Megawati: "... Amien, semua ini ujian, semoga tidak berlarut-larut, apa sih yang ga dipolitisir, apalagi situasi kini makin dinamis, tapi saya percaya sampean dan kawan-kawan bisa meyakinkan ke media, saya percaya bisa diatasi, jangan kasus ini Pak Jokowi jadi terseret dan membuat agenda kita semua berantakan..."
Basyrief Arief: "... Insyallah saya usahakan, sekali lagi terima kasih kepercayaan ibu kepada saya dan teman-teman, kita komit kok Bu, untuk urusan ini (kasus TransJakarta) saya pasang badan..."
Baik
surat maupun transrip tersebut jelas dibuat dengan sengaja dan dapat dikatakan
sebagai kampanye hitam. Tetapi disikapi dengan cerdas, kampanye hitam tersebut
sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan siapa sebenarnya Jokowi dengan
jalan membeberkan kepada masyarakat tentang seluk belum pengadaan bis dari
China tersebut.
Senin
23 Desember 2013, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Hatta Rajasa dan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau kedatangan bis Transjakarta yang baru
di Pelabuhan Tanjung Priok. Didampingi Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino,
Jokowi dan Hatta meninjau 86 unit yang sudah tiba dari 656 yang akan terus
berdatangan hingga akhir Desember 2013.
Tanggal
15 Januari penggunaan bis-bis tersebut diresmikan oleh Jokowi di Silang Monas
dan awal Februari sudah beredar berita bahwa sebagian dari bis yang didatangkan
dari China tersebut mengalami kerusakan. Dari 30 unit yang diluncurkan tanggal
15 Januari, keesokan harinys 12 unit tidak dapat dioperasikan.
Senin,
tangal 10 Februari, Jokowi menjelaskan kepada wartawan, "Saya mau cek bersama
tim penerimaan barang. Saya suruh cek semua. Jika ada temuan bis rusak, harus
ada pihak yang bertanggung jawab. Pihak yang semestinya bertanggung jawab
terhadap kerusakan bis baru adalah Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono. Sudah
jelas, dong."
Tanggal
12 Februari 2014 Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristoro dicopot dan
diganti oleh M. Akbar yang saat itu menjabat Kepala Suku Dinas Perhubungan
Jakarta Pusat.
Tanggal
9 Mei 2014 Udar Pristono ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung berdasarkan
surat perintah penyidikan Nomor: Print-32/F.2/Fd.1/05/2014. Selain Udar Kejagung
juga menetapkan tersangka lainnya yaitu Prawoto, Direktur Pusat Teknologi dan Sistem
Transportasi di BPPT berdasarkan surat perintah penyidikan Nomor:
Print-33/F.2/Fd.1/05/2014.
Rabu
21 Mei 2014, Udar mengatakan kepada wartawan, "Pak Jokowi pasti tahulah.
Tahu persis, tidak mungkin tidak tahu. Pas bus itu datang di Pelabuhan Tanjung
Priok, saya dan Pak Jokowi datang ke sana. Saya punya video dan
gambar-gambarnya.”
Proyek
itu senilai Rp. 1,5 triliun dari sebanyak 531 bus yang dibeli 14 diantaranya belum
beroperasi karena rusak.
Sebenarnya
banyak yang dapat diceritakan kepada masyarakat dari kasus pengadaan bis ini. Salah
satunya, apa yang dikatakan oleh Udar memang benar bahwa Jokowi bersama Hatta
melihat 86 bis yang baru datang di Pelabuhan Tanjung Priuk. Tetapi tentu saja
Jokowi tidak melihat ada masalah di dalam bis itu karena bukan tugas gubernur
untuk memastikan bahwa bis-bis tersebut layak diterima. Dalam prosedur
pengadaan barang pemerintah ada Tim Penguji Barang yang dalam kasus ini melibatkan
pejabat BPPT, untuk memastikan bahwa bis-bis yang datang telah sesuai dengan
spesifikasi teknis yang tercantum di dalam kontrak.
Tanggal
15 Januari Jokowi meresmikan pengoperasian 30 unit. Seharusnya bis-bis tersebut
sudah melewati Tim Penguji Barang dan Tim Penguji Barang sudah memastikan bahwa
bis-bis tersebut sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Lalu ditemukan
ada masalah yang berarti Tim Penguji Barang tidak melakukan tugasnya dengan
baik dan kemudian terbukti Tim Penguji Barang menerima suap sehingga Pejabat BPPT
Prawoto ditetapkan oleh Kajaksaan Agung sebagai tersangka.
Tanggal
12 Februari Udar dicopot, kenyataan ini menunjukkan sikap Jokowi yang cepat
bertindak dan sangat tegas, kurang dari satu bulan setelah terdengar ada
masalah, orang yang paling bertanggunjawab langsung dicopot.
Bandingkan
misalnya dengan kasus korupsi yang menyebabkan Suryadharma Ali ditetapkan
sebagi tersangka oleh KPK. Sejak dugaan korupsi tercium oleh KPK tidak ada
tindakan pembenahan apa pun yang dilakukan oleh Suryadharma Ali yang kemudian
membuktikan bahwa pelakunya Menteri Agama sendiri.
Jika
memang Udar diarahkan oleh Jokowi untuk memilih rekanan tertentu, tentu saja Udar
dapat menujukkan ke publik, campur tangan Jokowi dalam masalah pembelian
tersebut dan sudah menjadi rahasia umum, pembuktian adanya korupsi yang paling
jitu adalah adanya pemberian dalam bentuk barang atau transfer uang seperti
yang diterima oleh Anas Urbaningrum. Nyatanya, sampai hari ini tidak ada pihak
yang dapat menjukkan bahwa Jokowi mendapat keuntungan dari pengadaan bis-bis
tersebut.
Bis
yang rusak sebenarnya hanya 14 dari 531 atau hanya 2,6 % dan ini perlu
dijelaskan kepada masyarakat bahwa di dalam dunia teknik kesalahan sampai 5 % dapat
dianggap wajar.
Lebih
jauh yang harus dijelaskan kepada masyarakat, makna dari proyek pengadaan
bis-bis tersebut bagi palayanan transportasi umum di Jakarta. Harus
dibandingkan sebelum Jokowi memutuskan membeli bis-bis tersebut dan sesudah
bis-bis tersebut dioperasikan maka akan tampak sekali pelayanan kepada masyarakat
menjadi lebih baik.
Juga
bisa dibahas mengapa Jokowi yang berusaha mengangkat ESEMKA tetapi membeli bis
dari China? Jawabannya sederhana karena lebih murah dan produksi di dalam
negeri belum dapat bersaing. Lalu dapat dijelaskan, jika Jokowi menjadi
presiden, 10 kota besar di Indonesia dapat digerakkan untuk membeli bis
bersama-sama maka nilainya akan mencapai 15 triliyun dan dengan pesanan senilai
tersebut, Jokowi dapat mendorong industri bis di dalam negeri mampu menyediakan
bisa dengan kualitas yang tidak kalah dari China dan dengan harga yang kalaupun
tidak lebih murah minimal tidak lebih mahal.
Jika
kasusnya dijelaskan dengan benar kepada masyarakat, sebenarnya tidak perlu
mengatakan, orang yang menyebarkan kampanye hitam sebagai orang jahat, karena
masyarakat yang akan menilai bahwa mereka yang membuat berita bohong adalah orang
jahat.
Tetapi
memang belum semua orang dapat diajak berfikir kritis dan perlu juga dijelaskan
bahwa Kejaksaan Agung memanggil Jokowi adalah hal yang sangat tidak mungkin
karena sistem yang dierapkan menempatkan Kepala Dinas Perhubungan sebagai orang
yang paling bertanggunjawab. Jokowi
hanya dapat dilibatkan dalam kasus tersebut, jika ada bukti menerima barang
atau uang dari proyek tersebut.
Mengenai
transkrip pembicaraan Megawati dengan Jaksa Agung, juga masyarakat perlu
disadarkan bahwa pembicaraan tersebut tidak mungkin terjadi karena sejak
Megawati menjabat presiden, pemerintah sudah tidak lagi ikut campur dalam
urusan penegakan hukum dan di jaman pemerintahan Megawati, administrasi
peradilan dipindahkan dari Kementerian Hukum dan HAM ke Mahkamah Agung sehingga
masalah kehakiman sepenuhnya berada di luar campur tangan pemerintah.
Masih
ada waktu sampai masa kampanye berahir dan sebaiknya waktu yang sisa dimanfaatkan
untuk menjelaskan kepada masyarakat hal-hal yang berkaitan dengan semangat
membangun yang akan berdampak mensejahterakan rakyat. Mari kita terus berusaha
agar terjadi perubahan di Indonesia yaitu dengan memilih Jokowi pada tanggal 9
Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (30)
Elektabilitas
Jokowi turun di Jakarta, sebelum pencapresan mencapai 74 % lalu perlahan-lahan
mulai tergerus. Mengenai alasannya, Ketua DPD PDI-Perjuangan DKI Jakarta Boy
Sadikin mengatakan Senin (16/6/2014), "Kalau presidennya Prabowo,
Gubernurnya Jokowi. Masyarakat sebagian besar tidak menginginkan Ahok jadi
gubernur."
Jawaban
Boy Sadikin tidak tepat dan dapat
menyesatkan dan agar sisa waktu kampanye dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,
para pendukung Jokowi harus melihat hasil pemilihan legislatif yang lalu di
mana 70 % pemilih memilih Partai Nasionalis sedangkan mereka yang memilih
Partai Islam hanya berjumlah 30 % dan di dalam jajaran pemilih Partai Islam termasuk
mereka yang memilih PKB.
Elektabilitas
Jokowi sebelum pencapresan yang mencapai 74 % konsisten dengan hasil pemilihan
legislatif dan jika ditarik kesimpulan dari fakta tersebut, mereka yang tidak
suka Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta hanya sekitar 30 %. Artinya,
penurunan elektabilitas Jokowi menjadi sekitar 50 % dapat dipastikan disebabkan
sekitar 20 % pemilih nasionalis di Jakarta sudah meninggalkan Jokowi.
Angka
elektabilitas Jokowi yang 74 % didapat sebelum ada JK sebagai cawapres dan
sebelum PKB ikut dalam koalisi pendukung Jokowi sehingga dapat dipastikan bahwa
beralihnya pemilih nasionalis meninggalkan Jokowi bukan karena isu rakyat
Jakarta tidak suka Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur tetapi karena
pemilih nasionalis kuatir dengan hadirnya JK dan PKB.
Beberapa
survei sudah memperkirakan bahwa Jokowi akan menang tetapi prosentase pemilihnya
masih sekitar 50 % atau belum menjangkau seluruh pemilih nasionalis yang
mencapai 70 % pada pemilihan legislatif. Karena itu, ada baiknya sisa waktu
kampanye diarahkan untuk merebut pemilih nasionalis sehingga ada tambahan
sebesar 20 % lagi. Langkah ini lebih strategis dibandingkan dengan mengejar
pemilih Islam yang 30 % tetapi berampak mengurangi jumlah pemilih nasionalis.
Banyak
isu nasionalisme yang dapat diangkat untuk merebut pemilih Jokowi. Dari gagasan
tol laut dapat dikembangkan masalah pembangunan di luar Jawa, yaitu dengan
adanya transportasi yang lebih murah, produk luar Jawa dapat lebih mudah
dipasarkan sehingga lahan yang masih kosong di luar Jawa dapat dimanfaatkan
untuk antara lain perkebunan kelapa sawit. Dengan bertambahkan perkebunan
kelapa sawit akan membuka peluang TKI yang sekarang bekerja di perkebunan di
Malaysia, pulang ke Indonesia untuk mencari rejeki di negeri sendiri. Masalah
gaji buruh yang saat ini lebih rendah dibandingkan dengan di Malaysia, dapat
diberi contoh bagaimana Jokowi menaikkan pendapatan tukang sapu di Jakarta.
Ada
baiknya jajaran pendukung Jokowi yakin bahwa 70 % orang Indonesia memilih
presiden dengan harapan dapat mensejahterakan rakyat. Berdasar keyakinan
tersebut, sangat mudah menjelaskan kepada rakyat bahwa kemampuan Jokowi
mensejahterakan rakyat bukan hanya lebih unggul dibandingkan dengan Prabowo
tetapi sudah terbukti.
Walaupun
gejala kemenangan Jokowi sudah tampak, tetapi sebaiknya jangan lengah, yakinkan
rakyat Indonesia, bahwa Jokowi dilahirkan memang untuk memimpin Indonesia agar
kembali menjadi bangsa yang Jaya.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (29)
Pada Rakernas III PDI-Perjuangan di Ancol, tanggal 7 September 2013, Ketua
KPK Abraham Samad mengatakan, “Negara bisa mendapatkan potensi Rp 20 ribu
triliun per tahun bila tata kelola energi dilakukan dengan benar. Jika tiga
buah sumur minyak besar di Indonesia seperti blok Cepu, Mahakam dan Madura
dinasionalisasi, maka pendapatan negara bisa mencapai Rp 7.200 triliun”
Sebagai kader PDI-Perjuangan, apa yang dikatakan oleh Samad tentu saja
diketahui Jokowi tetapi dalam kampanye memperebutkan kursi presiden, Jokowi
tidak gembar-gembor tentang Rp. 7.200 triliyun dan yang menggembar-gemborkan angka
Rp. 7.200 triliun ternyata Prabowo dan angka itu tidak dikatakan sebagai potensi
pendapatan negara yang belum dapat ditarik tetapi sebagai kebocoran APBN.
Jokowi yang pernah menjabat Walikota Solo selama 7 tahun dan Gubernur
Jakarta selama 2 tahun sangat memahami persoalannya dan mengetahui masih banyak
potensi penerimaan negara yang belum dapat ditarik. Salah satu yang pernah
dibahas adalah uang parkir, jika dikelola secara profesional pasti akan menjadi
pemasukan yang tidak sedikit bagi kas pemda, juga masalah pajak warteg. Tetapi setelah
mempertimbangkan masalah teknis dan sosial, potensi itu harus dibiarkan sebagai
potensi yang belum dapat ditarik karena masih banyak cara lain yang dapat
dilakukan untuk menaikan pendapatan daerah. Jokowi mulai dengan menerapkan
pembayaran pajak on-line dan hasilnya luar biasa, pendapat daerah DKI Jakarta
meningkat tajam sehingga dalam 2 tahun kepemimpinannya, APBD DKI Jakartta naik
menjadi hampir 2 kali lipat.
Abraham Samad yang tidak punya pengalaman pemerintahan mengatakan “jika
sumur minyak dinasonalisasi, pendapatan negara bisa mencapai Rp. 7.200 triliyun”
Tetapi tidak dijelaskan bagaiman caranya, apakah akan diserahkan kepada
Pertamina? Padahal selama puluhan tahun minyak dimonopoli oleh Pertamina
ternyata uangnya banyak tidak masuk negara sehingga pemerintah ahirnya secara
bertahap mencabut monopoli Pertamina agar asing dapat masuk dengan tujuan
memaksa Pertamina menjadi perusahaan yang efisien. Memang ada alternatif lain,
tidak diberikan kepada Pertamina tetapi diberikan kepada perusahaan swasta
nasional yang berpengalaman, tetapi jika kemudian terjadi seperti Lapondo, apa
manfaatnya bagi rakyat selain kesengsaraan.
Pada debat capres hari Minggu yang lalu, Prabowo memberi kesan akan
melakukan negosiasi ulang dengan pihak asing dalam pengelolaan kekayaan negara.
Apa yang akan terjadi jika benar-benar dilakukan? Akibatnya kepercayaan
investor asing kepada Indonesai akan hilang dan di dunia ini banyak alternatif
bagi asing untuk menanamkan modal mereka. Dengan hilangnya kepercayaan asing,
dampaknya bukan menambah pendapatan negara tetapi malah akan mengurangi
pendapatan negara.
Sehari setelah debat capres, KPK mengklarifikasi bahwa yang dikutip
Prabowo tidak tepat dan Menko Ekuin mengatakan apa yang dikatakan Prabowo sebagai
kebocoran tidak masuk akal karena APBN-nya saja hanya sekitar 1.000 triliun
rupiah. Di sini kita dapat melihat bahwa Prabowo tidak dapat bekerja sama
dengan bukan hanya timnya tetapi orang yang dia ajak menjadi calon wakil
presiden, yaitu Hatta Rajasa yang sebelum mendaftar menjadi cawapres menjabat
sebagai Meko Ekoin. Jika Prabowo sebelum berbicara di muka umum menanyakan
masalah itu kepada Hatta Rajasa mungkin Hatta Rajasa dapat menjelaskan bahwa
apa yang dikatakan Abraham Samad hanya teori yang tidak mudah
diimplementasikan.
Sampai kemarin di dalam kampanyenya, Prabowo masih mengatakan akan
menutup kebocoran Rp. 1.000 triliun. Artinya selain tidak dapat bekerja sama
dengan orang dekatnya, Prabowo juga
tidak mampu melakukan introspeksi. Melihat kenyataan tersebut, memilih Prabowo
menjadi presiden akan berarti menjerumuskan bangsa ke lembah kemunduran.
Karena dalam pilpres mendatang hanya ada dua pilihan, pilihannya bukan lagi
mana presiden yang paling baik membangun Indonesia, tetapi memilih orang yang
akan menyeret Indonesia pada kehancuran atau memilih orang yang akan membangun
Indonesia menuju kejayaan. Semua orang tentu ingin Indonesia maju sehingga tidak ada pilihan lain selain
memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (28)
Jumat
12 Juni 2014, Ketua DPR-RI Marzuki Alie, berujar di Gedung DPR, "Kalau
Jokowi jadi presiden, kita kehilangan gubernur yang bagus. Biarlah kita dukung
Jokowi jadi gubernur yang bagus. Kita nggak mau kehilangan kemenangan. Kita
dukung Prabowo supaya jadi presiden yang bagus dan JK ngurus masjid."
Dalam
debat capres Minggu malam, Prabowo Subianto mengatakan adanya kebocoran kekayaan
negara sebesar Rp 7.200 triliun setiap tahun dan berjanji jika menjadi Presiden
akan menyetop kebocoran tersebut agar mendapat Rp. 1.000 triliun. Dana sebesar
itu akan digunakan oleh Prabowo untuk meningkatkan pembangunan. Di kesempatan
lain, Prabowo juga mengatakan akan melanjutkan kebijakan pemerintahan SBY. Mari
kita lihat kebijakan apa yang akan dilanjutkan oleh Prabowo.
Tahun
2009 penerimaan pajak dalam APBN sebesar Rp. 619,92 triliun, tahun 2010 naik
menjadi Rp. 723,30 triliun, tahun 2011 naik lagi menjadi Rp. 873,87 triliun,
tahun 2012 naik lagi menjadi Rp. 1.016,23 triliun, tahun 2013 naik lagi menjadi
1.192.99 triliun artinya dalam 5 tahun penerimaan pajak naik menjadi hampir dua
kali lipat.
Jika
Prabowo terpilih menjadi presiden dan melanjutkan kebijakan pemerintah yang sekarang
dapat diharapkan bahwa setelah 5 tahun, penerimaan pajak akan naik menjadi dua
kali lipat atau naik sekitar Rp. 1.192,99 triliun, lebih sedikit dari dana yang
dibutuhkan oleh Prabowo untuk meningkatkan pembangunan. Tetapi masalahnya, dana
yang dibutuhkan itu baru akan didapat setelah masa jabatan 5 tahun berahir. Di
sisi lain sudah terjadi inflasi dan penduduk juga sudah berttambah. Artinya
selama pemerintahan Probowo, pembangunan tidak akan meningkat dan konsekuensinya
kemakmuran rakyat juga tidak akan meningkat dan tentu akan berakibat bagi kehidupan
di Jakarta.
Jokowi
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mulai tanggal 15 Oktober 2012. Pada tahun
itu APBD Jakarta 36 triliun. Tahun berikutnya, yaitu tahun 2013 APBD Jakarta naik
menjadi 50 triliyun dan pada tahun 2014 naik lagi menjadi 70 triliyun. Artinya
kurang dari 2 tahun menjabat sebagai Gubernur Jakarta, di bawah kepemimpinan
Jokowi, APBD naik hampir dua kali lipat.
Jika
Jokowi tidak menjadi presiden dan melanjutkan tugasnya sebagai Gubernur
Jakarta, sudah dapat diramalkan bahwa kemakmuran penduduk Jakarta akan
meningkat sementara kemakmuran penduduk daerah lain tidak akan meningkat malah
mungkin akan menurun. Tentu saja situasi seperti itu tidak menguntungkan bagi
penduduk Jakarta, arus urbanisasi ke Jakarta sulit dibendung dan akan
menyebabkan kamacetan lebih parah serta merosotnya kualitas lingkungan hidup di
Jakarta.
Selama
Jokowi mengikuti pilpres, terbukti Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dapat
menjalankan tugas gubernur dengan baik, pembangunan Jakarta terus berlanjut.
Jika Jokowi yang menjadi presiden dengan sendirinya akan berdampak baik bagi
Jakarta, minimal persoalan Monorel dapat cepat diselesaikan dan yang akan
berdampak besar bagi kehidupan Jakarta adalah pembangunan laut sebagai jalan
tol disertai pembangunau infrastruktur di daerrah-daerah yang akan menyebabkan kemakmuran
daerah di luar Jakarta dan di luar Jawa meningkat.
Kemakmuran
penduduk di luar Jawa yang meningkat disertai adanya kemudahan transportasi
akan mendorong perpindahan penduduk dari Jakarta dan Jawa ke daerah yang berpenduduk
rendah tetapi memberi peluang mencari rejeki yang lebih luas. Perpindahan
penduduk keluar Jakarta akan membuat kehidupan di Jakarta menjadi lebih sehat
dan nyaman.
Keliru
besar penduduk Jakarta yang mengharapkan Jokowi setelah pilpres kembali menjadi
gubernnur Jakarta karena akan berdampak buruk bagi Jakarta dan demi kehidupan
yang lebih baik di Jakarta, penduduk Jakarta harus memilih Jokowi menjadi
presiden, tidak ada pilihan lain.
Mengenai
ucapan Marzuki Alie agar JK mengurus masjid tidak boleh dibiarkan terjadi. JK
akan menjadi Wakil Presiden dan perlu diperjelas jabatan yang akan dipegang JK
adalah Wakil Presiden RI artinya wakil presiden bagi semua orang Indonesia,
bukan Wakil Presiden Muslim dan tidak boleh dipersepsikan sebagai Wakil
Presiden Islam atau batu loncatan menjadi Presiden Negara Islam. Karena itu
sebelum diambil sumpahnya menjadi Wakil Presiden RI, JK wajib melepaskan
jabatannya sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia.
Aoakah
Anda penduduk Jakarta atau penduduk daerah lain, tidak ada pilihan lain selain
memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (27)
Kemarin
sebelum depat capres, Kwik Kian Gie mantan Menko Ekuin dan mantan pengurus DPP
PDI-Perjuangan menjelaskan di Metro TV bahwa dia memilih Prabowo. Ketika
ditanya alasannya, Kwik menjelaskan, “Ekonomi ke depan sangat berat, diperlukan
seorang pemimpin yang tegas, kita tidak butuh pemimpin yang suku blusukan dan
mengajak makan orang baru mengambil keputusan.”
Kita
tentu sepakat bahwa Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang tegas tetapi di
samping itu kita juga harus sadar bahwa presiden sebagai pemimpin bangsa dan
negara harus berdiri di urutan paling depan dalam melihat ke arah mana
Indonesia akan bergerak maju dan harus berdiri di urutan paling depan dalam melihat
bahaya yang mungkin timbul sehingga dengan cepat dapat mengambil langkah
antisipasi.
Pada
permulaan debat capres Prabowo memaparkan visi dan misinya, antara lain
mengatakan akan memberikan dana 1 milyar untuk setiap desa dan kelurahan. Lalu
pada sesi tanya jawab, Jokowi menjelaskan bahwa UU Desa sudah diterbitkan dan
sudah ada Peraturan Pemerintahnya. Jokowi dengan lancar mengatakan bahwa yang
diterima desa bisa lebih dari 1 milyar, tergantung antara lain dari jumlah
penduduk dan angka kemiskinan, ada desa yang akan mendapat 1,3 bahkan 1,4
milyar.
Diberi
penjelasan tersebut, Prabowo mengatakan UU tersebut diterbitkan berkat
perjuangannya selama 7 tahun tetapi masih belum mengoreksi bahwa visi dan
misinya yang menyatakan akan memberi anggaran 1 milyar untuk setiap desa adalah
kesalahan besar sampai Jokowi bertanya lagi, “Pak Prabowo memberikan 1 milyar
untuk tiap desa itu menjalankan visi dan misi atau melaksanakan perintah UU?”
Apa
yang dapat kita simpulkan dari visi dan misi Prabowo serta penjelasan Jokowi?
Tampak dengan sangat jelas, bahwa Prabowo tidak mengikut perkembangan, padahal Peraturan
Pemerintah no. 43/2014 seb agai Pelaksanaan UU no. 6/2014 tentang Desa sudah ditandatangani
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 Mei 2014 dan sudah
diberitakan secara luas.
Pada waktu menyiapkan debat sampai pembacaan visi dan misinya, Prabowo
tidak menyadari bahwa visi dan misi-nya tentang Anggaran Desa sudah KADALUARSA
dan yang lebih parang masih tidak mau mengakui bahwa pengetahuannya sudah
ketinggalan jaman sehingga ketika menjawab pertanyaan Jokowi “Apakah menjalan
visi dan misi atau menjalankan perintah UU”, Prabowo mengatakan “Tidak penting, apakah itu karena UU atau
karena visi dan misinya.”
Tidak salah bahwa Kwik Kian Gie mengatakan diperlukan pemimpin yang
tegas tetapi sangat keliru memilih pemimpin yang berani tegas tetapi SALAH
karena tidak mau dan tidak bisa membaca situasi dan informasi terkini.
Gang Dolly akan ditutup, wanita yang melacurkan tubuhnya demi sesuap
nasi diharamkan lalu yang sekarang merebak adalah pelacuran intelektual seperti
yang dilakukan oleh Kwik Kian Gie. Tak salah Jokowi mencanangkan revolusi
mental, mengajak semua komponen bangsa untuk berani hidup jujur.
Karena kita hanya mempunya dua calon presiden untuk dipilih pada
tanggal 9 Juli mendatang, tak ada alternatif lain bagi Anda selain memilih
Jokowi.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (26)
Petang
nanti KPU akan menyelenggarakan debat antar capres dengan tidak melihatkan
cawapres dan karena capresnya hanya ada dua, seharusnya pemirsa dapat
membedakan capres yang layak dipilih dari capres yang sebaiknya tidak dipilih.
Meperhatikan
apa yang dibicarakan oleh capres, pemirsa dapat membedakan antara capres yang
bermimpi dengan capres yang punya cita-cita, antara capres yang punya kemauan
membangun bangsa dengan capres yang punya keinginan menjadi presiden, antara
capres yang memegang kemudi mengikuti tujuannya dengan capres yang memegang
kemudi mengikuti kemauan penumpangnya.
Dari
apa yang diucapkan selama kampanye, kita dapat melihat dengan jelas perbedaan
antara Jokowi dengan JK dan dari perbedaan itu kita dapat melihat, apa sebenarnya
yang diperlukan dari seorang calon presiden.
Di
Menado JK berjanji akan membangun Bandara Sam Ratulangi. Sedangkan Jokowi hampir
tidak pernah mengucapkan hal seperti itu pada kesempatan berkampanye ke daerah
dan yang dijelaskan oleh Jokowi adalah konsep. Salah satu konsep yang menonjol
dari konsep-konsep yang dilontarkannya adalah
cita-citanya menjadikan laut sebagai tol transportasi.
Melihat
perbedaan itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa Jokowi mempunyai kemauan
membangun bangsa sedangkan JK memperlihatkan kemampuan dirinya yang biasa
bekerja dan mau bekerja. Keinginan Jokowi, mau menjadikan laut sebagai jalan
tol, bukan mimpi karena membangun laut agar menjadi tulang punggung transporttasi
nasional dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu panjang.
Perlu
juga disadari bahwa, menjadikan laut sebagai tulang punggung transportasi
nasional buntutnya akan panjang dan akan menarik gerbong perekonomian nasional bergerak
menjadi lebih cepat, karena agar hubungan laut dapat berfungsi dengan baik, juga
harus dibangun jalan raya dan jalan kereta api dari dan menuju pelabuhan.
Jokowi mengatakan akan menggunakan kapal besar agar biaya transportasinya
menjadi murah dan adanya kebutuhan kapal besar akan menghidupi galangan kapal
di dalam negeri. Dengan hanya menyebut menjadikan laut sebagai tulang punggung
transportasi nasional, Jokowi sudah akan membawa bangsa bergerak maju dengan
langkah yang pasti.
Membandingkan
Jokowi dengan JK, Anda akan melihat mana yang punya cita-cita dan mana yang
biasa bekerja dan jika Anda membandingkan Jokowi dengan Prabowo, perbedaan akan
lebih mencolok. Kita sudah mendengar Prabowo membandingkan pilpres dengan perang
Bharatayudha, kita mendengar Prabowo mengatakan kekayaan alam Indonesia banyak
dicuri asing tetapi kita belum mendengar apa yang sesungguhnya dicita-citakan oleh
Prabowo untuk kemajuan bangsa ini.
Ada
baiknya kita ikuti debat petang nanti, mungkin ada penjelasan dari Prabowo
tentang cita-citanya membangun bangsa tetapi jika yang diucapkan misalnya ingin
membangun pemerintahan yang bersih, apa bedanya dengan pemerintahan yang
sekarang karena janji seperti itu juga sudah diucapkan pada pilpres yang
sebelumnya.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (25)
Memilih
presiden adalah memilih seorang pimpimpin yang memiliki kepribadian yang baik,
seorang yang punya keinginan membangun kehidupan bangsa agar menjadi lebih
baik. Kehidupan lebih baik seperti apa yang dapat diharapkan dari seorang calon
presiden tidak dapat dilihat hanya dari visi dan misi yang dibuatnya atau
dibuatkan oleh orang lain tetapi harus dilihat dari kehidupan pribadinya dan
keluarganya.
Memilih
presiden adalah memilih satu orang, bukan memilih sekelompok orang atau
segerombolan orang. Dalam kaitan ini, bahkan keberadaan calon wakil presiden
juga tidak dapat dilihat sebagai satu paket kepribadian dengan calon presiden.
Pertimbangan utama memilih calon wakil presiden adalah meluaskan potensi
pemilih, bukan membentuk tim kerja yang harmonis. Selama wakil presiden hanya
bertugas pada saat presiden berhalangan, dengan sendirinya tidak diperlukan ada
hubungan kerjasama yang harmonis antara presiden dan wakil presiden karena
mereka bekerja pada kesempatan yang berbeda dan jika presiden tidak pernah
berhalangan, tidak diperlukan ada kerjasama antara presiden dengan wakil
presiden.
Kita
tidak tahu, siapa saja yang akan menjadi menteri di dalam kabinet Jokowi,
tetapi harus disadari bahwa hal itu bukan faktor yang menentukan mengapa kita
memilih Jokowi. Kita memilih Jokowi karena kehidupan yang lebih baik yang dapat
kita harapkan dalam lima tahun kedepan, ditentukan oleh Jokowi, bukan oleh para
menteri yang akan diangkat olehnya dan kehidupan baik seperti apa yang dapat
kita harapkan tercermin dari gaya hidup Jokowi. Contoh yang sederhana, seorang presiden
yang punya hobi berkuda dapat menyenangkan segelintir orang kaya yang mampu
membeli dan memelihara kuda sedangkan dari seorang presiden yang gemar
mendengarkan suara rakyat kecil dapat diharapkan kesejahteraan rakyat banyak yang
akan meningkat.
Kita
tahu menyatukan pendapat dua orang yang berbeda tidak mudah, apalagi beberapa
orang yang mempunya kepentingan yang berbeda-beda. Mempercayakan nasib bangsa
ini kepada satu orang yang baik jauh lebih aman dan pertanggungjawabannya menjadi
jelas dibandingkan kepada beberapa orang yang sudah terikat bagi-bagi kekuasaan
sehingga pertanggungjawabannya tidak jelas.
Perbedaan
Jokowi dan Prabowo sangat mencolok. Jokowi dalam kampanye kebanyakan tampil
sendiri, memperkenalkan kepribadiannya sendiri sedangkan Prabowo hampir selalu
tampil bersama ketua partai-partai pendukungnya, Di Palembang Prabowo hadir
bersama ARB, Akbar Tandjung, Anis Matta, Priyo Budi Santoso, Alex Noerdin, dan
Marzuki Alie.
Jika
Anda membutuhkan presiden sebagai pemimpin bangsa dan negara, bukan gerombolan
yang akan berkuasa atas pemerintahan, tidak ada pilihan lain selain memilih
Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (24)
Kamis
siang (12/6) Prabowo melakukan kampanye di Lapangan Benteng Koto Besar
Palembang. Mengawali pidatonya Prabowo mengatakan, “Saya datang bersama
rombongan yang lumayan, sangat besar dan sangat kuat. Hadir bersama saya bapak
ARB (Aburuzal Bakrie, red), Akbar Tandjung, Anis Matta, Priyo Budi Santoso,
Alex Noerdin, dan Marzuki Alie. Sepakbola tim harus hebat. Kesebalasan merah
putih luar biasa hebatnya.”
Lalu
Penyanyi Denada ikut meramaikan kampanye. Saat menyanyikan lagu dangdut ciptaan
Rhoma Irama yang berjudul “Penasaran”, tak hanya warga yang berjoget menikmati
tembang dangdut itu, Prabowo beserta “Kesebelasan Merah Putihnya” juga turut
bergoyang di atas panggung. “Siapa yang mau joget, ayo joget sama-sama. Ayo
kita goyang. Mainkan,mainkan !” lontar Prabowo yang langsung disambut lagu ‘Penasaran’
oleh Denada.
Penyataan
Prabowo “Sepakbola tim harus hebat. Kesebalasan merah putih luar biasa hebatnya”.harus
diklarifikasi oleh KPU untuk memastikan bahwa Prabowo mengerti bahwa yang sedang
diikutinya adalah pemilihan presiden bukan pertandingan sepak bola. Jika kemudian
dapat dipastikan bahwa Prabowo menganggap pemilihan presiden sama dengan pertandingan sepak bola, maka Prabowo harus didiskualifikasi
oleh KPU dan konsekuensinya KPU harus menyatakan bahwa Jokowi adalah peresiden terpilih
tanpa perlu melakukan pemungutan suara.
Jika
Prabowo menempatkan dirinya sebagai Kapten kesebelasan sepak bola, maka di atas
Prabowo ada manajer dan atau pelatih sedangkan presiden tidak mempunyai atasan.
Jika Prabowo menempatkan dirinya sebagai manajer atau pelatih, juga di atas
manajer atau pelatih ada Bos, yaitu
pemilik klub dan sebagai manajer atau pelatih Prabowo tidak boleh ikut turun ke
lapangan, berjoget ria bersama anggota kesebelasan.
Pernyataan
Prabowo yang menyamakan rombongan kampanyenya dengan tim sepak bola sangat
fatal dan jika KPU tidak mendisklualifikasi Prabowo, rakyat harus paham bahwa sangat
tidak layak memilih Prabowo menjadi presiden.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (23)
Melihat
perbedaan antara Jokowi dan JK, pakar ekonomi yang juga Kepala Lembaga
Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Dr Sonny Harry Harmadi dalam
sebuah diskusi di Jakarta mengatakan, “Pasti sewaktu-waktu ada perbedaan
pendapat yang membuat perpecahan kongsi antara Jokowi selaku presiden dan JK,
sang wapresnya, meletus, terutama masalah ekonomi.“
Pada
Lokakarya Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru di Jl Walter Monginsidi,
Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/6/2014), Jokowi mengatakan, "Menurut
saya, UN di SD dan SMP itu lebih baik tidak ada. Kalau SMA, UN itu tidak
dipakai untuk kelulusan tetapi untuk pemetaaan kualitas pendidikan. "
Keesokan harinya wartawan menulis berita - Cawapres Jusuf
Kalla agak berbeda pandangan dengan pasangannya Joko Widodo menyikapi Ujian
Nasional (UN). Meski Jokowi ingin UN dihapus, namun JK menilai hanya perlu
dievaluasi. "Kata siapa? Kan evaluasi. Tiap tahun ada evaluasi (UN),"
kata Jusuf Kalla di rumah pribadinya di Makassar, Rabu (11/6/2014).
Istilah
pecah kongsi antara Jokowi dan JK tidak tepat bahkan menyesatkan. Tidak mungkin
terjadi pecah kongsi antara Jokowi dan JK karena dari awal memang tidak pernah ada
perjanjian kongsi antara Jokowi dan JK. Sudah sangat jelas bahwa JK dipilih
oleh PDI-Perjuangan bersama Jokowi untuk menjadi calon presiden, bukan untuk
berkongsi dan tidak diminta membayar sejumlah uang sebagai ikatan berkongsi.
Jokowi
sendiri sudah menjelaskan bahwa dalam pemerintahannya setelah terpilih menjadi
presiden tidak akan ada pembagian tanggung jawab antara presiden dengan wakil
presiden, tidak akan ada penyerahan tanggung jawab kepada wakil presiden untuk
mengurus masalah tertentu atau wilayah tertentu. Menurut Jokowi presiden dan
wakil presiden adalah satu yang berarti, selama ada presiden semua keputusan diambil
oleh presiden dan hanya pada saat presiden berhalangan, secara konstitusi wakil
presiden akan diberi kewenenang mengambil keputusan tertentu.
Tentu
saja wakil presiden boleh berbeda pendapat dengan presiden tetapi wakil
presiden tidak berhak menggugat keputusan yang diambil oleh presiden. Demikian
juga ketika presiden tidak berada di Jakarta dan wakil presiden diberi
kewenangan mengambil keputusan tertentu, tentu saja keputusan yang diambil oleh
wakil presiden harus dihormati oleh presiden. Jika presiden tidak mau memberi
mandat kepada wakil presiden untuk mengambil keputusan apa pun, tentu saja
dapat dilakukan oleh presiden dengan cara mengatur jadwal lawatannya meninggalkan
Jakarta agar tidak perlu ada keputusan apa pun yang harus diambil selama presiden
tidak berada di Jakarta.
Jika
hal itu terjadi dan wakil presiden menjadi kecewa lalu mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai wakil presiden, tetap tidak akan ada pecah kongsi karena pemerintahan
akan berjalan seperti bisa dipimpin oleh presiden dan hal seperti itu sudah
terjadi di pemerintahan Provinsi Jakarta pada masa Fauzi Bowo menjadi gubernur.
Fauzi Bowo tidak memberi peran apa-apa kepada wakilnya Prijanto yang
menyebabkan Prijanto mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berahir.
Perbedaan
pendapat antara presiden dengan wakil presiden juga tidak akan membuat
perpecahan di dalam tubuh kabinet Jokowi karena semua menteri akan diangkat
oleh presiden dan bertanggungjawab kepada presiden. Jika ada menteri yang karena
hubungan tertentu merasa lebih dekat kepada wakil presiden, tentu saja tidak
akan menyulitkan Jokowi bertindak. Caranya sangat mudah, menteri tersebut diberhentikan
lalu dicari penggantinya yang dapat melaksanakan tugasnya secara konstitusi yaitu
bertanggungjawab kepada presiden.
Kesulitan
justru akan terjadi jika Prabowo yang terpilih menjadi presiden, kita tidak
tahu para menteri yang berasal dari Golkar, PPP dan PKS akan loyal kepada
presiden atau kepada wakil presiden, tetapi yang pasti menteri yang berasal
dari PAN akan loyal kepada wakil presiden dan menteri yang berasal dari
Gerindra akan loyal kepada presiden. Jika ada perbedaan pendapat, mungkin tidak
terjadi pecah kongsi karena masih-masing kelompok akan berusaha memanfaatkan kekuasaan
yang mereka duduki untuk sebanyak mungkin untuk keuntungan partai mereka.
Jadi
jika Anda menginginkan presiden mendatang adalah presiden yang berkuasa penuh atas
jalannya pemerintahan sehingga dapat diminta pertanggungjawabannya, tidak ada pilihan
lain selain memilih Jokowi pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (22)
Salah
satu ciri pemimpin yang baik, bukan hanya dapat menunjukkan prestasi kerjanya
tetapi juga dapat membangun manusia sehingga apa yang sudah dikerjakannya dapat
dilanjutkan atau malah disempurnakan oleh orang yang dipersiapkannya atau oleh
orang pernah diajak bekerja bersamanya.
Ketika
meninggalkan Solo untuk menduduki jabatan gubernur DKI Jakarta, Jokowi
meninggalkan FX Hadi Rudyatmo untuk melanjutkan tugas memimpin Kota Solo dan
ternyata pemerintahan kota Solo tetap berjalan dengan baik.
Di
Jakartn, Jokowi memang belum menyelesaikan tugas dan statusnya sekarang adalah
cuti, tetapi kita dapat saksikan sendiri, Basuki Tjahaja Purnama yang menjabat
sebagai Wakil Gubernur dapat menjalankan permerintahan DKI Jakarta dengan baik.
Kita
tidak dapat membandingkan keberhasilan Jokowi mengajak orang lain untuk bersama-sama
berprestasi, dengan apa yang pernah dilakukan oleh Prabowo, karena tidak ada
yang diketahui oleh masayarakat, keberhasilan apa yang pernah dikerjakan oleh Prabowo
sehingga juga kita tidak tahu siapa saja yang karena Prabowo dapat menjadi
orang yang berprestasi.
Dengan
melakukan perbandingan secara sederhana tersebut, kita sudah dapat memastikan
bahwa dari dua kandidat presiden yang ada, hanya Jokowi yang dapat diharapkan
mampu membangun Indonesia menjadi bangsa dan negara yang hebat.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (21)
Orang
yang pandai bicara belum tentu dapat bekerja, sebaliknya orang yang dapat
bekerja, belum tentu pandai bicara. Sangat sedikit orang yang pandai bicara dan
juga dapat bekerja. Di jaman dahulu orang lebih banyak dinasihati untuk sedikit
bicara dan banyak bekerja, tetapi di jaman sekarang, terutama di bidang
politik, orang yang tidak pandai bicara tidak akan mendapat pekerjaan dan malah
tidak sedikit orang yang tak dapat bekerja mendapat kedudukan bergengsi hanya
karena pandai bicara.
Kapan
dibutuhkan orang yang pandai bicara dan kapan dibutuhkan orang yang dapat kerja
sangat tergantung pada persoalan yang harus dihadapi. Bung Karno pandai bicara
dan dengan kemampuan-bicaranya berhasil menggelorakan semangat merdeka yang
membawa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Pak Harto tidak pandai bicara
tetapi dapat bekerja dan hasilnya, Indonesia masih ada dan terus berkembang hingga
sekarang.
Di
Amerika Serikat, orang yang tidak pandai bicara, hampir pasti tidak mungkin
terpilih menjadi presiden. Bukan berarti orang yang menjadi presiden Amerika
Serikat hanya orang yang pandai bicara tetapi tidak dapat bekerja, karena yang diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsa adalah dengan banyak bicara, di
samping harus bicara kepada rakyat juga harus bicara kepada parlemen dan senat.
Sedangkan masalah bekerja, karena administrasi pemerintahannya sudah berjalan
dengan baik, akan diselesaikan oleh para profesioanl yang ada di pemerintahan
sehingga semua yang diputuskan oleh presiden dapat dikerjakan hingga tuntas.
Bagi
organisasi yang baru dikembangkan atau usaha yang baru didirikan, mempunyai
orang yang mampu bekerja sangat penting. Mereka yang ingin mendapatkan kontrak
wara laba dari jaringan restoran Mac Donald, harus mengikuti pendidikan dan
yang diajarkan bukan hanya masalah manajemen tetapi juga sampai kepada praktek membersihkan
WC dan dengan pernah melakukan sendiri cara membersihkan WC yang baik, pemilik
restoran atau jaringan restoran akan mudah melihat apa yang harus dilakukan agar
WC di restorannya selalu terjaga kebersihannya.
Di
dalam perusahaan besar yang sudah mapan, ketika menerima pegawai baru yang
diharapkan akan menduduki jabatan pimpinan, juga diharuskan memulai kariernya
dari bawah, walaupun mungkin hanya sebentar-sebantar di jabatan-jabatan
tertenut, tetapi dengan pernah melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan yang ada
di perusahaan itu, diharapkan pada saat menjadi pimpinan sudah tahu apa yang
harus dikerjakan.
Di
Indonesia, palayanan pemerintah kepada masyarakat bukan hanya masih buruk
tetapi sebagain besar masih harus dibenahi dan tentu untuk membenahinya dibutuhkan
pemimpin yang dapat bekerja bukan pemimpin yang hanya dapat bicara.
Pada
debat Calon Presiden kemarin, ada pertanyaan, “Apa yang akan dilakukan
menghadapi para Gubernur, Walikota, dan Bupati yang tidak bekerja dengan baik”
Pertanyaan itu djawab dengan banyak
bicara oleh Prabowo antar lain akan melihatkan masyarakat untuk mendorong
pemrintahan yang baik. Pertanyaan yang sama dijawab oleh Jokowi dengan sedikit
bicara tetapi menjelaskan bahwa yang akan dilakukan adalah menerapkan politik
anggaran yang baik, karena sekitar 85 % anggaran daerah berasal dari pusat dan dengan
mengendalikan politik anggaran yang tepat sudah pasti kinerja daerah dapat
dibuat menjadi baik.
Karena
sudah penah 7 tahun lamanya bekerja untuk kemajuan pemerintahan kota, Jokowi akan
langsung bekerja setelah terpilih menjadi presiden tanpa perlu banyak bicara. Sebaliknya
Prabowo harus banyak bicara dengan harapan tidak terlihat bahwa dia tidak tahu
apa yang harus dikerjakan.
Jika
Anda berharap dalam 5 tahun mendatang pelayanan pemerintah menjadi lebih baik,
pilihlah Jokowi yaitu orang yang dapat bekerja, pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (20)
Menurut
UU pemilihan presiden, hanya partai politik yang diperbolehkan mengajukan calon
presiden dan calon wakil presiden dan karena di dalam partai politik ada yang
berkuasa, yaitu ketua umum atau ketua dewan pembina, di tangan orang yang
berkuasa tersebut negara mempercayakan bahwa yang diajukan sebagai calon
presiden dan calon wakil presiden adalah orang yang baik, yaitu orang yang mempunyai
kualifikasi untuk menjalankan tugas memimpin pemerintahan.
Karena
kekuasaan ada di tangannya, tidak heran pada umumnya ketua umum atau ketua
dewan pembina partai politik mencalonkan dirinya sendiri untuk menjadi presiden
sehingga timbul pertanyaan apakah ketua umum partai politik atau ketua dewan
pembina partai politik adalah orang baik, yaitu orang yang patut dipercaya
untuk menduduki jabatan presiden? Jawaban atas pertanyaan itu sangat jelas,
tidak ada jaminan bahwa pimpinan partai politik adalah orang yang baik.
Contohnya sangat jelas. Presiden PKS ditangkap karena korupsi, Ketua Umum PPP
dijadikan tersangka korupsi haji oleh KPK.
Bukan
hanya di Indonesia, mempercayakan nasib bangsa kepada pemimpin partai politik dapat
berakibat sangat fatal. Contoh yang paling dramatis adalah Hitler di Jerman yang
menggunakan kendaraan politik Partai Nazi, berhasil merebut kursi Perdana
Meteri Jerman pada tahun 1933. Setahun kemudian Hitler meningkatkan
kekuasaannya menjadi pemimpin tertinggi bangsa Jerman dengan jabatan “Fuehrer”
dan dengan kekuasaan penuh ada di tangannya, Hitler menyeret bangsa Jerman
melakukan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi serta menyeret bangsa-bangsa lain
masuk ke dalam perang dunia kedua. Setelah berkuasa tidak ada lagi yang dapat
menghalangi Hitler, sampai Sekutu berhasil menduduki Jerman pada tahun 1945.
Di
Inggris, ketua partai politik yang berhasil memenangkan pemilu dan menguasai 50
% + 1 kursi DPR atau berkoalisi dengan partai lain agar dapat menguasai 50 % +
1 kursi DPR, secara otomatis menduduki jabatan Perdana Menteri. Tetapi jabatan
Perdana Menteri di Inggris tidak berkuasa mutlak, di atas Perdana Menteri masih
ada Ratu Inggris. Perdana Menteri tidak dapat mengeluarkan perintah perang
karena yang berhak mengeluarkan perintah perang hanya Ratu. Jika dalam perjalan
pemerintahannya di ketahui Pedana Menteri melakukan penyimpangan, Ratu dapat
membubarkan parleman dan akibatnya harus dilakukan pemilu ulang.
Di
Amerika Serikat, presiden adalah pemegang kekuasan tertinggi yang berhak
mengeluarkan perintah perang serta menetapkan keadaan darurat perang dan untuk
mencegah orang yang tidak bertanggungjawab menduduki jabatan yang sangat
strategis tersebut, seleksi calon presiden di Amerika Serikat sangat ketat.
Ketua partai politik tidak dapat secara otomatis menjadi calon presiden dan
pada umumnya ketua partai politik malah tidak berhasil menduduki jabatan
persiden. Sebelum mencalonkan seseorang menjadi calon presiden, partai politik
menyelenggarakan konvensi nasional untuk menyaring calon terbaik dari beberapa
kandidat sehingga calon yang akan diajukan sudah teruji secara publik.
Prinsip
ketatanegaraan Indonesia dirancang oleh Bung Karno mengikuti pola Ameriaka Serikat,
di mana presiden otomatis menjabat sebagai Panglima Tertinggi TNI yang berkuasa
mengeluarkan perintah perang serta menetapkan keadaan darurat perang. Tetapi
bagaimana seorang calon presiden di Indonesia disiapakan belum melalui tahapan
seleksi publik yang ketat seperti yang berlaku di Amerika Serikat.
Dengan
insiatif sendiri seseorang dapat mendirikan partai politik lalu setelah
berhasil memenangkan sejumlah kursi DPR mengajukan dirinya sendiri menjadi
calon presiden, dengan dukungan partainya atau berkoalisi dengan partai lain.
Jika kemudian dapat memenangkan pemilhan presiden maka nasib bangsa ada di
tangannya. Bukan tidak mungkin orang tersebut kemudian melakukan rekayasa
sehingga terjadi kerusuhan lalu ditetapkan keadaan darurat perang, selanjutnya
DPR dibekukan lalu jabatan-jabatan strategis diberikan kepada orang-orang yang
loyal kepadanya maka yang terjadi, negara bukannya maju malah hancur.
Untuk
menghindari hal seperti itu terjadi, rakyat harus disadarkan untuk memilih hanya
calon presiden yang kemampuannya menjalankan pemerintahan sudah teruji. Orang
yang pernah menduduki jabatan Gubernur Jakarta dapat dikatakan sudah ada jaminan
mempunyai kemampuan menjalankan pemerintahan.
Bisa
saja orang mengatakan bahwa Jokowi yang baru dua tahun menduduki kursi gubernur
Jakarta belum cukup membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikan tugasnya
hingga ahir masa jabatannya. Tetapi dua tahun prestasi yang sudah ditunjukkan oleh
Jokowi dalam memimpin Jakarta sudah lebih menjamin daripada memilih orang yang
sama sekali belum pernah menujukkan prestasi apa-apa dalam melayani rakyat.
Jika
Anda tidak ingin membiarkan bangsa dan negara ini hancur karena jatuh ke tangan
orang yang mungkin tidak bertanggungjawab, tak ada pilihan lain bagi Anda
selain memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (19)
Sekilas
orang dapat mengatakan bahwa di Amerika Serikat, seorang artis pun bisa menjadi
presiden, contohnya Ronald Reagan. Orang yang berkata seperti itu tidak
memperhatikan bahwa sebelum dipilih menjadi presiden kemampuan Roland Reagan memimpin
pemerintahan sudah diuji dengan menjadi Gubernur California, jadi yang dipilih
oleh rakyat Amerika Serikat bukan mantan artis tetapi mantan gubernur.
Seorang
tentara di Amerika Serikat juga dapat menjadi presiden contohnya Dwight D.
Eisenhower yang terpilih menjadi presiden Amerika Serikat tak lama setelah usai
perang dunia kedua dan jabatan terahirnya sebelum menjadi presiden adalah Panglima
Tertinggi NATO di Eropa. Setelah Eisenhower, tak ada lagi mantan tentara di
Amerika Serikat yang berhasil menjadi presiden.
Di
Indonesia tentara yang pernah menjadi presiden juga hanya satu yaitu Pak Harta,
setelah itu memang ada mantan tentara menjadi presiden, yaitu SBY, tetapi
ketika dipilih menjadi presiden, SBY sebenarnya bukan mantan tentara, tetapi
mantan Menko Polhukam dan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Senator
di Amerika Serikat juga bisa menjadi presiden, contohnya Obama yang sebelum
terpilih menjadi presiden, menjabat senator dari negara bagian Ilinois. Senator
di Amerika Serikat memang beda dengan Anggota DPD atau DPR di Indonesia, di
Amerika Serikat, menjadi Senator selain orang yang teruji, yaitu memenangkan
pemilihan, juga apa yang disuarakan adalah pendapat profesionalnya dan
pendapatnya itu didengar serta diuji oleh rakyat. Di Indonesia, DPD belum
berperang seluas Senat di Amerika Serikat dan seorang anggota DPR memang
dipilih rakyat tetapi apa yang disuarakan belum tentu pendapat perofesioanlnya
karena suara anggota DPR di Indonesia adalah suara partai yang harus mengikuti
keputusan partai.
Prabowo
menjabat ketua Dewan Pembina Gerindra dan belum pernah mancalonkan diri menjadi
anggota DPR atau DPD, sehingga belum teruji apakah akan dipilih oleh rakyat
jika mencalonkan diri dan karena belum pernah menjadi anggota DPR, Prabowo
belum pernah membuktikan dirinya dapat bersuara membela kepentingan rakyat.
Mulai
tahun 2004, pemilihan presiden di Indonesia dilakukan secara langsung sehingga terbuka
dari jalur mana saja untuk menjadi presiden tetapi masyarakat harus sadar agar
tidak seperti membeli kucing di dalam karung dan hanya memilih kucing yang
wajahnya sudah terlihat oleh umum, artinya orang yang prestasinya sudah
terbukti. Batu loncatan yang ideal yang dapat digunakan untuk menjadi presiden antara
lain jabatan menteri, anggota DPR, dan gubernur dan di antara jabatan gubernur,
jabatan Gubernur Jakarta yang paling layak digunakan sebagai batu ujian.
Di
Amerika Serikat, Gubernur adalah Kepala Pemerintahan Negara Bagian sehingga
orang yang berhasil menjalankan tugasnya sebagai gubernur sudah teruji mampu
mempimpin pemerintahan. Di Indonesia basis otonomi daerah adalah Kota dan
Kabupaten sedangkan Jabatan Gubernut bersifat administrasi dan koordinasi kecuali
Gubernur Jakarta karena di Jakarta, Jabatan Walikota diangkat oleh gubernur dan
kekuasaan pemerintahan sepenuhnya berada di tangan gubernur.
Walaupun
Jokowi baru dua tahun menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta, tetapi
karyanya sudah terlihat dan diakui oleh rakyat yang dapat menjadi bukti,
mempunyai kemampuan mempimpin pemerintahan. Apa yang sudah dikerjakan tampak
jelas, pembenahan Waduk Pluit, penertiban pasar Tanah Abang, membangun MRT dll.
Jika
Anda menghendaki presiden mendatang adalah orang yang sudah teruji kemampuannya
memimpin pemerintahan, tak ada pilihan lain selain memilih Jokowi pada tanggal
9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
Posting sebelumnya
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2014/06/pilihlah-jokowi-jk-17.htmlPosting sebelumnya
klik ini ya http://pakdenono.com/download/mana_yang_porno.zip dan ini http://pakdenono.com/download/dialogislamkristen.zip sambil baca sambil pegang injil ya...liat kebobrokan injil km
ReplyDeleteITU PENDAPAT ELO YG SKEPTIS, YG TLAH DICEKOKI SAMPAI MABOK. MANA ADA ORANG MABOK BISA MEMBEDAKAN DEPAN ATAU BLAKANG. SE-BODOH2NYA MANUSIA YG MEMBENARKAN ULASAN ELO. KLW ELO GENTLE JGN SEMBUNYI DI ACCOUNT TWITTER PALSU.MIRIP TIKUS GOT, DASAR BENCONG, TUKANG ADU DOMBA. PAKE MENGHINA ISLAM SGALA, KLW ELO MENGHINA PRABW ITU URUSAN ELO. ELO TLAH MENGHINA ISLAM BERUSAN SAMA GW. DASAR MANUSIA BIADAB GA PUNYA RASA TERIMAKASIH
ReplyDeletehalal untuk di bunuh
ReplyDeleteberani berkoar koar di dunia maya...coba lu berkoar2 di tv.....bakalan di bacok lu....
ReplyDeleteyuk cari org ini,,,,kita hantam sampai mati
Lucu.....
ReplyDeleteJangan lah menyuruh orang untuk percaya Jika kamu sendiri tidak bisa untuk dipercaya
Konsep Konsep Gila yang kamu buat sendiri itu sungguh terlihat bego bagi orang lain
Agama itu mengajarkan kita untuk saling menghormati agama lainya, karena Tuhan mempunyai rencana sendiri untuk para umat nya.
Logika saja dan memakai akal yang sehat
ReplyDeletelihat Blog kamu saja itu isinya mengajarkan orang untuk tersesat dan mengajarkan orang lain untuk menghina sesama umatnya.
Sadarlah bung karena apa yang kita perbuat adalah itu yg kita petik dimasa yang akan datang.
Persiapkan diri untuk kematian, karena kebohongan akan membuat kita jatuh kedalam Neraka.