Pilihlah Jokowi – JK (46)
Hari ini adalah hari terahir masa kampanye pemilihan presiden, sesuai janji
saya, membuat satu tulisan setiap hari untuk mendukung Jokowi, saya penuhi
hingga hari ini.
Di dalam tulisan terahir ini, saya mengajak semua pemilih untuk membandingkan
pertarungan antara Prabowo melawan Jokowi dengan kisah Mahabharata, karena
pertarungan ini adalah pertarungan antara orang dua orang Indonesia untuk
kejayaan Indonesia.
Orang boleh mengatakan bahwa kisah Mahabharata tidak asli Indonesia dan
memang benar, kisah Mahabharat ditulis di India lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Tetapi walau inti ceritanya sama dengan yang asli tetapi Mahabharata di Indonesia
sudah dilokalkan menjadi cerita Indonesia, ditutur oleh orang Indonesia dengan mengggunakakan
bahasa Indonesia dan pesan moralnya sesuai dengan dan mendukung pengembangan budaya
Indonesia.
Perlu disadari, bahwa peranan Mahabharata dalam proses kemerdekaan
Indonesia sangat besar. Bung Karno yang dari kecil gandrung wayang, mengindentifikasi
dirinya pada waktu muda sebagai Gatotkaca yang gagah berani dan bersemangat
akan mengusir penjajah Belanda. Ketika perang kemerdekaan, Bung Karno
mengindetifikasi dirinya sebagai Arjuna yang memimpin perang. Lalu banyak nama
kesatuan TNI diberikan nama yang berasal dari cerita Mahabharata oleh Bung
Karno. Setelah kekuasaan beralih ke tangan Pak Harto, peranan wayang dalam
gerak gerik pengambilan keputusan masih menonjol dan Pak Harto sengaja membuat
patung Arjuna Wiwaha di depan gedung Sapta Pesona yang menjadi simbol bahwa pergantian
kekuasaan dari Bung Karno ke Pak Harto sesungguhnya berlangsung dalam harmoni,
Pak Harto bertindak sebagai Arjuna yang memmimpin perang dan Bung Karno bertindak
sebagai Sri Kreshna yang menjadi sais.
Setelah SBY resmi mendukung Prabowi, membandingkan perebutan kursi
presiden antara Prabowo dengan Jokowi menjadi lebih sempurna. Dalam perang
Mahabharata, Kurawa adalah pihak yang masih memegang kekuasaan negara sedangkan
Pandawa adalah pewaris sah yang harus mengambil kekuasaan dari Kurawa yang masih
berkuasa.
Prabowo lebih dahulu memilih Hatta Rajasa untuk menjadi calon wakil
presiden dan Jokowi baru memutuskan Jusuf Kalla menjadi calon wakil presiden
beberapa saat menjelang pendaftaran calon dibuka oleh KPU. Tetapi Jokowi
bergerak lebih awal dari Prabowo dalam mempersiapkan ikut pemilihan, dengan mendatangi
Surya Paloh di Kantor Nasdem.
Mengetahui Arjuna sedang dalam perjalanan meminta dukungang Sri
Kreshna, Duryodhana segera memacu keretanya menuju rumah Sri Krehna dan datang
kerumah Sri Kreshana lebih awal dari Arjuna. Karena Sri Kreshna sedangg tidur,
Duryodhana menunggu di dekat kapala Sri Kreshna. Ketika Arjuna masuk kamar
tidur Sri Kreshna, dia memilih berdiri di ujung kaki Sri Kreshna sehingga yang
lebih dahuku dilihat Sri Kreshna pada waktu membuka mata adalah Arjuna baru
kemudian Duryodhana. Memahami keduanya meminta bantuan, Sri Kreshna menawarkan lebih
dahulu kepada Arjuna untuk memilih antara dirinya dan pasukannya. Tetapi Arjuna
mempersilahkan Duryodhana untuk memilih lebih dahulu. Karena yang dipikirkan
adalah kekuatan, Duryodhana memilih pasukan Sri Kreshna yang jumlahnya banyak
dan gagah perkasa. Lalu Arjuna dengan senang hati memilih Sri Kreshna pribadi sebagai
pendampingnya.
Dengan memilih Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden, Prabowo didukung
pasukan besar di samping PAN, ada PPP dan PKS dan kemudian ada Golkar. Jokowi
memilih Jusuf Kalla yang bukan ketua partai dan tidak punya pasukan, yang ada
padanya hanyalah pengalaman dan sikap bijak serta arif.
Perang Baratayudha adalah perang terbuka, saling berhadapan, Arjuna sebagai
pemimpin perang dari pihak Pandawa, berdiri di atas kereta perangnya sambil
memegang busur panah sakti, duduk sebagai sais adalah Sri Krehna yang bijaksana
yang memberi banyak nasihat sebelum perang dimulai sampai perang usai. Kurawa
dengan pasukan besarnya siap dalam posisi bergerombol, sedangkan Pandawa memilih
menyebar, karena masing-masing mempunyai kemahiran yang berbeda. Prabowo dan Hatta Rajasa tampil dalam warna
busana yang sama dan sering tampil bersama ketua partai koalisi pendukungnya.
Sedangkan Jokowi berbusana berbeda dengan Jusuf Kalla, melambangkan perbedaan
antara Arjuna yang berperang denan Sri Kreshna yang menjadi sais kereta perang.
Selama perang berlangsung, karena jumlah pasukannya besar dan terdiri
dari orang-orang yang punya otot, kubu Kurawa mengalami kesulitan koordinasi,
serangkan dilancarkan secara serabutan sehingga banyak yang menjadi bumerang.
Sebaliknya serangan dari Pandawa karena datang dari kesatria bijak yang bijak
dan sakti, selalu terkoordinasi dan mengenai sasaran. Begitu kampanya dimulai
sudah terbit Obor Rakyat yang menyebarkan fitnah, lalu ada surat Jaksa Agung
tentang Bis TransJakarta, kemudian ada rekaman pembicaraan Megawati dengan
Jaksa Agung, lalu ada tuduhan PKI. Semua serangan tersebut menjadi bumerang
karena isinya palsu dan fitnah yang berujung ditangani penegak hukum.
Sebaliknya pertanyaan JK tentang pelanggaran HAM 1998 membuat Prabowo emosi
pada debat pertama. Lalu dua kali dalam debat calon presiden, Prabowo malah
mendukung gagasan Jokowi.
Ahir cerita Mahabharata, Pandawa menang yang kemudian memerintah dengan
bijak sehingga bangsa dan negara dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.
Tugas kita semua pada tanggal 9 Juli mendatang adalah memilih Jokowi agar
bangsa dan negara Indonesia menjadi bangsa dan negara yang HEBAT, bangsa yang
berdiri di atas kaki sendiri dan bangga akan akar budayanya.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (45)
Saya
kutipkan potongan tulisan yang menuduh “Revolusi Mental” berkaitan dengan
komunis.
Istilah “Revolusi Mental” memang istilah yang sangat identik
dengan orang kiri. Jauh sebelum pak Jokowi memunculkan tulisannya di Kompas.
Revolusi mental ditujukan untuk perubahan sikap, perangai, dan cara pandang
terhadap sesuatu yang dianggap kuno/tradisional. Dan perubahan itu – dulu –
adalah perubahan kearah pandangan sosialis dan komunis – dengan menentang
kapitalis sebagai wujud pandangan lama.
Tuduhan PKI ke kubu Jokowi sangat gencar dan bukan hanya wartawan
picisan yang dikerahkan, tetapi juga melibatkan TV One dan hal ini
memperlihatkan bahwa tuduhan itu bukan iseng tapi dirancang dengan sengaja. Ini
sebenarnya mengungkap bahwa kubu Prabowo sudah panik sehingga hantu yang di
jaman kegelapan dulu ditakutkan dibangkitkan lagi di jaman sekarang yang sudah
terang benderang. Tentu saja hantu yang dipamerkan di terangnya siang tidak
menakutkan malah menjadi bahan tertawaan.
Walaupun menebarkan tuduhan PKI sangat konyol tetapi kubu Jokowi
sebaiknya tetap waspasa, tak perlu menyerang balik karena pada umumnya pemilih
sudah pandai dan memahami bahwa serangan itu konyol dan yang perlu dilakukan
adalah mendampingi seluas mungkin pemilih agar menggunakan hak pilih
masing-masing dan memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (44)
Prabowo yang mengenakan kemeja putih memuji Hari Tanoesudibjo yang
mendukungnya dalam koalisi Merah Putih karena telah menyelenggarakan konsert
Maher Zein, katanya, “Beliau seorang Kristen, tapi beliau menggagas acara
untuk umat Islam, inilah Bhinneka Tunggal Ika, di sini kita rasakan Indonesia
Raya. Di sini kita rasakan rakyat Indonesia yang kita cintai bersama.” Dalam
konser itu, Prabowo sempat berjoget bersama beberapa petinggi partai koalisi
Merah Putih yang hadir di lokasi. Di antaranya yang terlihat hadir yakni Anis
Matta, Hari Tanoesudibjo, Aburizal Bakrie, dan Zulkifli Hasan, Nurhayati, Fadli
Zon, Setyo Novanto, dan Idrus Marham.
Dari sepotong berita di atas sudah dapat dijelaskan dengan gamblang
kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa Prabowo sangat tidak layak dipilih
menjadi persiden.
Prabowo selalu mengatakan akan menutup kebocoran, dengan alasan sumber
daya alam Indonesia banyak yang dicuri oleh pihak asing padahal konser tersebut
menghadirkan Maher Zain yaitu penyanyi
kelahiran Tripoli yang sekarang tinggal di Amerika Serikat, yang tentu
saja menambah kebocoran devisa negara.
Penyelenggara konser tersebut adalah Hari Tanoesudibjo yang pernah
menyelenggarakan ajang pemilihan ratu kecantika Miss World yang diprotes FPI.
Sekarang Hari Tanoe dan FPI sama-sama menjadi pendukung Prabowo, entah
seandainya Prabowo menjadi presiden apakah Hari Tanoe akan didepak oleh FPI,
kita tidak tahu.
Pada acara tersebut Prabowo berjoget bersama beberapa petinggi partai
koalisi pendukungnya sehingga sudah dapat diduga, jika Prabowo terpilih menjadi
presiden, jalannya pemerintahan akan ber-joged-joged diterpa banyak isu lama
yang belum terselesaikan, dari masalah penculikan, mafia minyak, dan tak lupa kebocoran
lumpur Lapindo.
Menghadapi sisa waktu kampanye, para pendukung Jokowi sebaiknya tenang
dan bersikap bijak, rakyat sudah paham mana calon yang layak dipilih. Lebih baik
tampil apa adanya sambil mengingatkan seluruh pemilih agar menggunakan hak
pilih mereka pada tanggal 9 Juli mendatang dan tidak lupa untuk memilih Jokowi
agar menjadi presiden.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (43)
Perhatikan
berita berikut ini:
Permintaan keluarga Abdurrahman Wahid alias Gus Dur agar calon presiden
Prabowo Subianto tidak memanfaatkan Gus Dur untuk kampanye ternyata tidak
digubris. Di Kota Semarang, spanduk kampanye Prabowo bergambar Gus Dur justru
marak, Senin, 30 Juni 2014. Di jalan raya Ngaliyan-Mijen, Semarang, terdapat
spanduk yang menyandingkan foto Gus Dur tertawa dengan foto Prabowo Subianto.
Di spanduk itu terdapat tulisan dengan huruf kapital: "Orang yang paling
ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo."
Pelanggaran dalam berkampanye tanpaknya menjadi hal yang lumrah bagi
pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Setelah terbukti melanggar aturan
dengan membagikan surat meminta dukungan ke setiap guru, kali ini simpatisan
pasangan itu memasang spanduk provokatif yang bisa mengancam persatuan. Dalam
spanduk ajakannya, tim kampanye pasangan mencantumkan slogan 'Waspadai Gerakan
Syiah di Indonesia: Coblos Pasangan No.1 Prabowo-Hatta'. Spanduk itu dipasang
tim yang mengklaim sebagai Forum Silaturahmi Ahlus Sunnah Waljamaah (Forsil
Alwaja) di bilangan perumahan di kawasan Jakarta Pusat, sejak akhir pekan lalu.
Bandingkan dengan berita sebelumnya.
Mahfud MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu menang di
Pilpres 9 Juli mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri
kaum muslim.
Tampak sangat jelas, kubu Prabowo sudah kesulitan menjual figur Prabowo
atau pun Hatta Rajasa lalu mencoba menjaring pemilih Islam fanatik. Biarkan
saja apa yang mereka lakukan karena pemilih Indonesia sudah cerdas dan semangat
kebangsaan sudah meluas di hati masyarakat.
Kondisi tersebut sangat kontras dengan kubu Jokowi di mana Jokowi berperan
sentral sebagai figur yang akan menentukan jalannya pemerintahan mendatang,
setelah memenangkan pemilu pada tanggal 9 Juli mendatang.
Memanfaatkan sisa waktu kampanye, para pendukung Jokowi sebaiknya
tenang dan terus menjual Jokowi dengan segala kelebihannya yang dapat
menjanjikan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara akan lebih baik jika
Indonesia selama lima tahun mendatang dipimpin oleh Jokowi, sambil mengingatkan
orang di lingkungan masing-masing, jangan lupa memilih Jokowi pada tanggal 9
Juli mendatang.
Merdeka !!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (42)
Dari
apa yang terungkap selama masa kampanye yang sebentar lagi akan berahir, kita
sudah dapat memberi penjelasan kepada rakyat, apa yang akan terjadi jika
Prabowo terpilih menjadi presiden dan apa yang akan terjadi jika Jokowi
terpilih menjadi presiden.
Pada
debat capres, Prabowo menjawab pertanyaan tentang pelanggaran HAM tahun1998
“Tanyakan saja pada atasan” dan jika terpilih menjadi presiden, pertanyaan atas
kesalahan yang mungkin terjadi akan dijawab “Tanyakan saja pada Tuhan” karena
presiden dapat dianggap tidak mempunyai atasan selain Tuhan.
Mahfud
MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu menang di Pilpres 9 Juli
mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri kaum muslim.
Dampaknya sudah dapat dilihat, mereka yang bukan Muslim tidak akan mungkin lagi
menduduki jabatan publik dan UU atau perda Syariat akan banyak diterapkan,
mungkin bukan hanya hukum cambuk yang diterapkan seperti di Aceh tetapi juga
hukum potong tangan. Bulan puasa sekarang akan menjadi bulan puasa terahir di
mana tempat makan di mal-mal masih buka, mulai tahun depan semua harus tutup.
Menuduh
Jokowi PKI, jika Prabowo menjadi presiden, anak, cucu, dan buyut sampai turunan
ke berapa pun dari orang yang pernah dituduh PKI akan terus dicurigai dan
hak-hak mereka sebagai warga negara sangat mungkin dibatasi.
Sebaliknya
jika Jokowi terpilih menjadi presiden akan terjadi perubahan yang sangat
mendasar yang akan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga
Indonesia akan menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua warganya tanpa ada
perbedaan suku, agama atau pun golongan.
Sejak
berkiprah, Jokowi tidak pernah mempunyai atasan baik sebagai pengusaha,
walikota, maupun gubernur sehingga segala kesalahan akan
dipertanggung-jawabakan kepada stake holdernya.
Walaupun
beragama Islam, Jokowi akan menempatkan masalah agama pada posisinya yang
terhormat dan benar, yaitu pada ranah privat sehingga Indonesia menjadi rumah
yang aman dan nyaman bagi semua pemeluk agama dan kepercayaan.
Dari
kiprahnya yang memanusiakan manusia yang dapat kita lihat ketika menjalankan
tugasnya sebagai walikota dan gubernur, kita dapat memastikan, Jokowi akan
menempatkan masalah PKI dan Komunisme sebagai masa lalu dan mendorong agar
kejadiannya diuangkap serta diselesaikan. Dengan demikian tidak boleh lagi
dijadikan momok bangsa dan semua orang harus diperlakukan sama sebagai saudara
sebangsa.
Jika
Anda masih ragu terhadap Jokowi dan melihat bukan calon presiden yang ideal,
sebaiknya Anda tetap memilih Jokowi sehingga Anda dapat berharap setelah Jokowi
akan lahir calon presiden yang ideal yang tidak akan mungkin terjadi jika Anda
tidak memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah
Jokowi – JK (41)
Merdeka.com
- Puluhan
pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Demokrasi (APPD) melakukan
aksi di depan pendopo Bupati Serang, Jumat (27/6). Massa menuntut agar Bupati
Serang meminta maaf secara terbuka terkait pernyataan dirinya dalam deklarasi
relawan capres nomor urut satu PrabowoHatta yang menyatakan mendukung pasangan
capres nomor urut 2 JokowiJK sama saja mendukung PKI. "Menuduhkan
bahwasannya ketika masyarakat mendukung Jokowi maka mereka sama saja hal-nya
dengan mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI), itu yang kita sesalkan,"
ujar Deni Mulyawan Korlap APPD, Jumat (27/6).
Menuduh
PKI memperlihatkan bahwa kubu Prabowo sudah tidak memiliki lagi alasan yang
dapat dikemukakan, mengapa rakyat harus memilih Prabowo lalu yang ditempuh adalah
membabi buta menyerang kubu lawan. Serangan itu tidak perlu ditanggapi, biarkan
saja berlalu dan sebaiknya kubu Jokowi terus menjelaskan apa kelebihan yang
dapat dinikmati rakyat jika Jokowi terpilih menjadi presiden.
Tetapi
dalam diskusi yang melibatkan pemilih dapat dijelaskan bahwa masalah PKI dan
Komunisme sudah berlalu. Uni Sovyet dan RRC sebagai negara utama yang pernah
berpaham komunis sudah berubah menjadi negara yang menerapkan mekanisme pasar serta
membuka pintu bagi kegiatan usaha para kapitalis. Juga dapat diperlihatkan
bahwa negara-negara bekas komunis sekarang bergeliat maju, salah satu contohnya
Vietnam.
Justru
negara-negara yang sekarang menuju kehancuran adalah yang menerapkan Syariat
Islam dan contohanya sangat jelas, yang paling ekstrim adalah Suriah. Ini perlu
dijelaskan kepada masyarakat bahwa kolaborasi antara tentara dan Islam dapat
menghancurkan bangsa.
Masalah
komunisme di Indonesai juga harus dijelaskan dengan baik bahwa kebangkitan PKI
hanya ilusi karena dengan sudah menerapkan pemilihan secara langsung tidak akan
ada ruang lagi untuk mendirikan Diktator Proletar. Karena itu PKI dijadikan
momok harus dinetralisir dengan merangkul semua orang yang pernah dituduh mempunyai
kaitan dengan PKI agar merasa mempunyai hak yang sama seperti warga bangsa
lainnya.
Memanfaatkan
waktu yang tersisa sebelum pencoblosan tanggal 9 Juli mendatang, ada baiknya
diselenggarakan diskusi-diskusi kecil yang melibatkan pemilih karena hanya
melalui diskusi-diskusi kecil, dapat dijelaskan dengan efektif bahwa masalah
PKI sudah berlalu sambil mengajak masyarakat untuk menatap ke depan, bersama
Jokowi membangun Indonesia agar menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi segenap
warganya dan dengan cara seperti ini kita berharap pada tanggal 9 Juli mendatang
Jokowi akan terpilih menjadi presiden RI ke-7
Merdeka
!!!!!
***
Pilihlah Jokowi – JK (40)
Mahfud
MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu menang di Pilpres 9 Juli
mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri kaum muslim.
KH Abdullah Gyamnastiar alias Aa Gym meminta kepada calon presiden
Hatta Rajasa, "Jika terpilih, ajak itu kabinet yang takut kepada Allah.
Jangan pilih yang takut ke KPK. Karena KPK itu juga isinya mahkluk-makluk
Allah. Karena kalau takut pada Allah dimanapun berada itu akan takut,"
kata Aa Gym saat acara Tabligh Akbar 15 tahun Pengajian Darut Tauhid di Masjid
Istiqlal, Jakarta, Minggu (29/6/2014) yang dihadiri Hatta Rajasa.
Kampanye kubu Prabowo tampak jelas sudah kalap, berusaha menjanjikan
pemerintahannya bernuasa dan berwajah Islam. Tentu saja apa mereka lakukan
dapat menjadi langkah bunuh diri, karena walaupun penduduk Indonesia tercatat
mayoritas Muslim tetapi dari pemilu-pemilu sebelumnya tampak jelas mayoritas pemilih
mendukung partai nasionalis di samping pemimpin yang berwajah nasionalis baik
pada tingkat gubernur, walikota, maupun
bupati.
Pihak Jokowi sebaiknya tidak ikut terseret malah harus memperkuat
penjelasan bahwa pemerintahan yang akan dipimpin oleh Jokowi adalah
pemerintahan yang melayani semua rakyat Indonesia tanpa diskriminasi .
Pemerintahan yang mendorong agar Indonesia menjadi rumah yang aman dan nyaman
bagi semua warga tanpa perbedaan suku, agama, atau pun golongan.
Sebagai tambahan, perlu dijelaskan kepada masyarakat tentang bahaya koalisi
tentara dengan Islam. Contohnya jelas, salah satunya Mesir yang mengalami
kemunduran berat saat ini karena lama diperinah oleh diktator tentara yang
memanfaatkan Islam untuk melanggengkan kekuasaannya. Koalisi tentara dengan
Islam akan menghancurkan bangsa dan negara. Tentara pasti punya kecenderungan
memerintah dengan tangan besi dan Islam mengajarkan sistem Kilafah yang menutut
kepatukan rakyat kepada pemimpin, sinergi tentara dan Islam mematikan
demokrasi.
Pak Harto tentara, tetapi tidak memanfaatkan Islam untuk melanggengkan
kekuasannya. Pak Harto tetap orang Jawa dan kekuasaan tangan besi yang
dijalankannya tidak memanfaatkan Islam tetapi menempatkan tentara di hampir
semua jajaran pemerintahan yang penting, yaitu gubernur, bupati, dan walikota. Karena itu di bawah pemerintahan Pak Harto
demokrasi dapat dikembangkan hingga terjadi reformasi.
Jika sekarang tentara berkoalisi dengan Islam, perlu dicatat, Gerindra
menyatakan akan memurnikan ajaran agama di samping itu Praboiwo didukung oleh partai
Islam, yaitu PKS, PAN, dan PPP sehingga sangat mungkin jika Prabowo terpilih
menjadi presiden, dalam upaya melanggengkan kekuasaannya akan memanfaatkan
Islam. Di permukaan akan ada kesan demokrtasi tetap berjalan tetapi keislaman
akan ditunjolkan sehingga yang akan muncul hanya pemimpin-pemimpin Islami yang akan
terus mendukung Prabowo.
Bahaya ini sangat nyata dan sebaiknya menyadarkan kelas menengah agar
mau bekeja keras dalam sisa waktu kampanye untuk mengajak rakyat kebanyakan di
sekitaranya untuk memilih Jokowi karena kita semua berharap, lebih dari 50 %
pemilih pada tanggal 9 Juli mendatang akan memilih Jokowi.
Merdeka !!!!!
Posting sebelumnya:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2014/06/pilihlah-jokowi-jk-19.html
Posting sebelumnya:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2014/06/pilihlah-jokowi-jk-19.html
No comments:
Post a Comment