Sunday 29 June 2014

Pilihlah Jokowi – JK (46)



 Pilihlah Jokowi – JK (46)

Hari ini adalah hari terahir masa kampanye pemilihan presiden, sesuai janji saya, membuat satu tulisan setiap hari untuk mendukung Jokowi, saya penuhi hingga hari ini.

Di dalam tulisan terahir ini, saya mengajak semua pemilih untuk membandingkan pertarungan antara Prabowo melawan Jokowi dengan kisah Mahabharata, karena pertarungan ini adalah pertarungan antara orang dua orang Indonesia untuk kejayaan Indonesia.

Orang boleh mengatakan bahwa kisah Mahabharata tidak asli Indonesia dan memang benar, kisah Mahabharat ditulis di India lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tetapi walau inti ceritanya sama dengan yang asli tetapi Mahabharata di Indonesia sudah dilokalkan menjadi cerita Indonesia, ditutur oleh orang Indonesia dengan mengggunakakan bahasa Indonesia dan pesan moralnya sesuai dengan dan mendukung pengembangan budaya Indonesia.

Perlu disadari, bahwa peranan Mahabharata dalam proses kemerdekaan Indonesia sangat besar. Bung Karno yang dari kecil gandrung wayang, mengindentifikasi dirinya pada waktu muda sebagai Gatotkaca yang gagah berani dan bersemangat akan mengusir penjajah Belanda. Ketika perang kemerdekaan, Bung Karno mengindetifikasi dirinya sebagai Arjuna yang memimpin perang. Lalu banyak nama kesatuan TNI diberikan nama yang berasal dari cerita Mahabharata oleh Bung Karno. Setelah kekuasaan beralih ke tangan Pak Harto, peranan wayang dalam gerak gerik pengambilan keputusan masih menonjol dan Pak Harto sengaja membuat patung Arjuna Wiwaha di depan gedung Sapta Pesona yang menjadi simbol bahwa pergantian kekuasaan dari Bung Karno ke Pak Harto sesungguhnya berlangsung dalam harmoni, Pak Harto bertindak sebagai Arjuna yang memmimpin perang dan Bung Karno bertindak sebagai Sri Kreshna yang menjadi sais.

Setelah SBY resmi mendukung Prabowi, membandingkan perebutan kursi presiden antara Prabowo dengan Jokowi menjadi lebih sempurna. Dalam perang Mahabharata, Kurawa adalah pihak yang masih memegang kekuasaan negara sedangkan Pandawa adalah pewaris sah yang harus mengambil kekuasaan dari Kurawa yang masih berkuasa.

Prabowo lebih dahulu memilih Hatta Rajasa untuk menjadi calon wakil presiden dan Jokowi baru memutuskan Jusuf Kalla menjadi calon wakil presiden beberapa saat menjelang pendaftaran calon dibuka oleh KPU. Tetapi Jokowi bergerak lebih awal dari Prabowo dalam mempersiapkan ikut pemilihan, dengan mendatangi Surya Paloh di Kantor Nasdem.

Mengetahui Arjuna sedang dalam perjalanan meminta dukungang Sri Kreshna, Duryodhana segera memacu keretanya menuju rumah Sri Krehna dan datang kerumah Sri Kreshana lebih awal dari Arjuna. Karena Sri Kreshna sedangg tidur, Duryodhana menunggu di dekat kapala Sri Kreshna. Ketika Arjuna masuk kamar tidur Sri Kreshna, dia memilih berdiri di ujung kaki Sri Kreshna sehingga yang lebih dahuku dilihat Sri Kreshna pada waktu membuka mata adalah Arjuna baru kemudian Duryodhana. Memahami keduanya meminta bantuan, Sri Kreshna menawarkan lebih dahulu kepada Arjuna untuk memilih antara dirinya dan pasukannya. Tetapi Arjuna mempersilahkan Duryodhana untuk memilih lebih dahulu. Karena yang dipikirkan adalah kekuatan, Duryodhana memilih pasukan Sri Kreshna yang jumlahnya banyak dan gagah perkasa. Lalu Arjuna dengan senang hati memilih Sri Kreshna pribadi sebagai pendampingnya.

Dengan memilih Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden, Prabowo didukung pasukan besar di samping PAN, ada PPP dan PKS dan kemudian ada Golkar. Jokowi memilih Jusuf Kalla yang bukan ketua partai dan tidak punya pasukan, yang ada padanya hanyalah pengalaman dan sikap bijak serta arif.

Perang Baratayudha adalah perang terbuka, saling berhadapan, Arjuna sebagai pemimpin perang dari pihak Pandawa, berdiri di atas kereta perangnya sambil memegang busur panah sakti, duduk sebagai sais adalah Sri Krehna yang bijaksana yang memberi banyak nasihat sebelum perang dimulai sampai perang usai. Kurawa dengan pasukan besarnya siap dalam posisi bergerombol, sedangkan Pandawa memilih menyebar, karena masing-masing mempunyai kemahiran yang berbeda.  Prabowo dan Hatta Rajasa tampil dalam warna busana yang sama dan sering tampil bersama ketua partai koalisi pendukungnya. Sedangkan Jokowi berbusana berbeda dengan Jusuf Kalla, melambangkan perbedaan antara Arjuna yang berperang denan Sri Kreshna yang menjadi sais kereta perang.

Selama perang berlangsung, karena jumlah pasukannya besar dan terdiri dari orang-orang yang punya otot, kubu Kurawa mengalami kesulitan koordinasi, serangkan dilancarkan secara serabutan sehingga banyak yang menjadi bumerang. Sebaliknya serangan dari Pandawa karena datang dari kesatria bijak yang bijak dan sakti, selalu terkoordinasi dan mengenai sasaran. Begitu kampanya dimulai sudah terbit Obor Rakyat yang menyebarkan fitnah, lalu ada surat Jaksa Agung tentang Bis TransJakarta, kemudian ada rekaman pembicaraan Megawati dengan Jaksa Agung, lalu ada tuduhan PKI. Semua serangan tersebut menjadi bumerang karena isinya palsu dan fitnah yang berujung ditangani penegak hukum. Sebaliknya pertanyaan JK tentang pelanggaran HAM 1998 membuat Prabowo emosi pada debat pertama. Lalu dua kali dalam debat calon presiden, Prabowo malah mendukung gagasan Jokowi.

Ahir cerita Mahabharata, Pandawa menang yang kemudian memerintah dengan bijak sehingga bangsa dan negara dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera. Tugas kita semua pada tanggal 9 Juli mendatang adalah memilih Jokowi agar bangsa dan negara Indonesia menjadi bangsa dan negara yang HEBAT, bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri dan bangga akan akar budayanya.

Merdeka !!!!!
 

***


Pilihlah Jokowi – JK (45)

Saya kutipkan potongan tulisan yang menuduh “Revolusi Mental” berkaitan dengan komunis.

Istilah “Revolusi Mental”  memang istilah yang sangat identik dengan orang kiri. Jauh sebelum pak Jokowi memunculkan tulisannya di Kompas. Revolusi mental ditujukan untuk perubahan sikap, perangai, dan cara pandang terhadap sesuatu yang dianggap kuno/tradisional. Dan perubahan itu – dulu – adalah perubahan kearah pandangan sosialis dan komunis – dengan menentang kapitalis sebagai wujud pandangan lama.

Tuduhan PKI ke kubu Jokowi sangat gencar dan bukan hanya wartawan picisan yang dikerahkan, tetapi juga melibatkan TV One dan hal ini memperlihatkan bahwa tuduhan itu bukan iseng tapi dirancang dengan sengaja. Ini sebenarnya mengungkap bahwa kubu Prabowo sudah panik sehingga hantu yang di jaman kegelapan dulu ditakutkan dibangkitkan lagi di jaman sekarang yang sudah terang benderang. Tentu saja hantu yang dipamerkan di terangnya siang tidak menakutkan malah menjadi bahan tertawaan.

Walaupun menebarkan tuduhan PKI sangat konyol tetapi kubu Jokowi sebaiknya tetap waspasa, tak perlu menyerang balik karena pada umumnya pemilih sudah pandai dan memahami bahwa serangan itu konyol dan yang perlu dilakukan adalah mendampingi seluas mungkin pemilih agar menggunakan hak pilih masing-masing dan memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.

Merdeka !!!!!
 

***


Pilihlah Jokowi – JK (44)

Prabowo yang mengenakan kemeja putih memuji Hari Tanoesudibjo yang mendukungnya dalam koalisi Merah Putih karena telah menyelenggarakan konsert Maher Zein, katanya, “Beliau seorang Kristen, tapi  beliau menggagas acara untuk umat Islam, inilah Bhinneka Tunggal Ika, di sini kita rasakan Indonesia Raya. Di sini kita rasakan rakyat Indonesia yang kita cintai bersama.” Dalam konser itu, Prabowo sempat berjoget bersama beberapa petinggi partai koalisi Merah Putih yang hadir di lokasi. Di antaranya yang terlihat hadir yakni Anis Matta, Hari Tanoesudibjo, Aburizal Bakrie, dan Zulkifli Hasan, Nurhayati, Fadli Zon, Setyo Novanto, dan Idrus Marham.

Dari sepotong berita di atas sudah dapat dijelaskan dengan gamblang kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa Prabowo sangat tidak layak dipilih menjadi persiden.

Prabowo selalu mengatakan akan menutup kebocoran, dengan alasan sumber daya alam Indonesia banyak yang dicuri oleh pihak asing padahal konser tersebut menghadirkan Maher Zain yaitu penyanyi  kelahiran Tripoli yang sekarang tinggal di Amerika Serikat, yang tentu saja menambah kebocoran devisa negara.

Penyelenggara konser tersebut adalah Hari Tanoesudibjo yang pernah menyelenggarakan ajang pemilihan ratu kecantika Miss World yang diprotes FPI. Sekarang Hari Tanoe dan FPI sama-sama menjadi pendukung Prabowo, entah seandainya Prabowo menjadi presiden apakah Hari Tanoe akan didepak oleh FPI, kita tidak tahu.

Pada acara tersebut Prabowo berjoget bersama beberapa petinggi partai koalisi pendukungnya sehingga sudah dapat diduga, jika Prabowo terpilih menjadi presiden, jalannya pemerintahan akan ber-joged-joged diterpa banyak isu lama yang belum terselesaikan, dari masalah penculikan, mafia minyak, dan tak lupa kebocoran lumpur Lapindo.

Menghadapi sisa waktu kampanye, para pendukung Jokowi sebaiknya tenang dan bersikap bijak, rakyat sudah paham mana calon yang layak dipilih. Lebih baik tampil apa adanya sambil mengingatkan seluruh pemilih agar menggunakan hak pilih mereka pada tanggal 9 Juli mendatang dan tidak lupa untuk memilih Jokowi agar menjadi presiden.

Merdeka !!!!!
 

***


Pilihlah Jokowi – JK (43)

Perhatikan berita berikut ini:

Permintaan keluarga Abdurrahman Wahid alias Gus Dur agar calon presiden Prabowo Subianto tidak memanfaatkan Gus Dur untuk kampanye ternyata tidak digubris. Di Kota Semarang, spanduk kampanye Prabowo bergambar Gus Dur justru marak, Senin, 30 Juni 2014. Di jalan raya Ngaliyan-Mijen, Semarang, terdapat spanduk yang menyandingkan foto Gus Dur tertawa dengan foto Prabowo Subianto. Di spanduk itu terdapat tulisan dengan huruf kapital: "Orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo."

Pelanggaran dalam berkampanye tanpaknya menjadi hal yang lumrah bagi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Setelah terbukti melanggar aturan dengan membagikan surat meminta dukungan ke setiap guru, kali ini simpatisan pasangan itu memasang spanduk provokatif yang bisa mengancam persatuan. Dalam spanduk ajakannya, tim kampanye pasangan mencantumkan slogan 'Waspadai Gerakan Syiah di Indonesia: Coblos Pasangan No.1 Prabowo-Hatta'. Spanduk itu dipasang tim yang mengklaim sebagai Forum Silaturahmi Ahlus Sunnah Waljamaah (Forsil Alwaja) di bilangan perumahan di kawasan Jakarta Pusat, sejak akhir pekan lalu.

Bandingkan dengan berita sebelumnya.

Mahfud MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu menang di Pilpres 9 Juli mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri kaum muslim.

Tampak sangat jelas, kubu Prabowo sudah kesulitan menjual figur Prabowo atau pun Hatta Rajasa lalu mencoba menjaring pemilih Islam fanatik. Biarkan saja apa yang mereka lakukan karena pemilih Indonesia sudah cerdas dan semangat kebangsaan sudah meluas di hati masyarakat.

Kondisi tersebut sangat kontras dengan kubu Jokowi di mana Jokowi berperan sentral sebagai figur yang akan menentukan jalannya pemerintahan mendatang, setelah memenangkan pemilu pada tanggal 9 Juli mendatang.

Memanfaatkan sisa waktu kampanye, para pendukung Jokowi sebaiknya tenang dan terus menjual Jokowi dengan segala kelebihannya yang dapat menjanjikan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara akan lebih baik jika Indonesia selama lima tahun mendatang dipimpin oleh Jokowi, sambil mengingatkan orang di lingkungan masing-masing, jangan lupa memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.

Merdeka !!!!!
 

***


Pilihlah Jokowi – JK (42)

Dari apa yang terungkap selama masa kampanye yang sebentar lagi akan berahir, kita sudah dapat memberi penjelasan kepada rakyat, apa yang akan terjadi jika Prabowo terpilih menjadi presiden dan apa yang akan terjadi jika Jokowi terpilih menjadi presiden.

Pada debat capres, Prabowo menjawab pertanyaan tentang pelanggaran HAM tahun1998 “Tanyakan saja pada atasan” dan jika terpilih menjadi presiden, pertanyaan atas kesalahan yang mungkin terjadi akan dijawab “Tanyakan saja pada Tuhan” karena presiden dapat dianggap tidak mempunyai atasan selain Tuhan.

Mahfud MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu menang di Pilpres 9 Juli mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri kaum muslim. Dampaknya sudah dapat dilihat, mereka yang bukan Muslim tidak akan mungkin lagi menduduki jabatan publik dan UU atau perda Syariat akan banyak diterapkan, mungkin bukan hanya hukum cambuk yang diterapkan seperti di Aceh tetapi juga hukum potong tangan. Bulan puasa sekarang akan menjadi bulan puasa terahir di mana tempat makan di mal-mal masih buka, mulai tahun depan semua harus tutup.

Menuduh Jokowi PKI, jika Prabowo menjadi presiden, anak, cucu, dan buyut sampai turunan ke berapa pun dari orang yang pernah dituduh PKI akan terus dicurigai dan hak-hak mereka sebagai warga negara sangat mungkin dibatasi.

Sebaliknya jika Jokowi terpilih menjadi presiden akan terjadi perubahan yang sangat mendasar yang akan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga Indonesia akan menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua warganya tanpa ada perbedaan suku, agama atau pun golongan.

Sejak berkiprah, Jokowi tidak pernah mempunyai atasan baik sebagai pengusaha, walikota, maupun gubernur sehingga segala kesalahan akan dipertanggung-jawabakan kepada stake holdernya.

Walaupun beragama Islam, Jokowi akan menempatkan masalah agama pada posisinya yang terhormat dan benar, yaitu pada ranah privat sehingga Indonesia menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua pemeluk agama dan kepercayaan.

Dari kiprahnya yang memanusiakan manusia yang dapat kita lihat ketika menjalankan tugasnya sebagai walikota dan gubernur, kita dapat memastikan, Jokowi akan menempatkan masalah PKI dan Komunisme sebagai masa lalu dan mendorong agar kejadiannya diuangkap serta diselesaikan. Dengan demikian tidak boleh lagi dijadikan momok bangsa dan semua orang harus diperlakukan sama sebagai saudara sebangsa.

Jika Anda masih ragu terhadap Jokowi dan melihat bukan calon presiden yang ideal, sebaiknya Anda tetap memilih Jokowi sehingga Anda dapat berharap setelah Jokowi akan lahir calon presiden yang ideal yang tidak akan mungkin terjadi jika Anda tidak memilih Jokowi pada tanggal 9 Juli mendatang.

Merdeka !!!!!
 

***


Pilihlah Jokowi – JK (41)

Merdeka.com - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Demokrasi (APPD) melakukan aksi di depan pendopo Bupati Serang, Jumat (27/6). Massa menuntut agar Bupati Serang meminta maaf secara terbuka terkait pernyataan dirinya dalam deklarasi relawan capres nomor urut satu PrabowoHatta yang menyatakan mendukung pasangan capres nomor urut 2 JokowiJK sama saja mendukung PKI. "Menuduhkan bahwasannya ketika masyarakat mendukung Jokowi maka mereka sama saja hal-nya dengan mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI), itu yang kita sesalkan," ujar Deni Mulyawan Korlap APPD, Jumat (27/6).

Menuduh PKI memperlihatkan bahwa kubu Prabowo sudah tidak memiliki lagi alasan yang dapat dikemukakan, mengapa rakyat harus memilih Prabowo lalu yang ditempuh adalah membabi buta menyerang kubu lawan. Serangan itu tidak perlu ditanggapi, biarkan saja berlalu dan sebaiknya kubu Jokowi terus menjelaskan apa kelebihan yang dapat dinikmati rakyat jika Jokowi terpilih menjadi presiden.

Tetapi dalam diskusi yang melibatkan pemilih dapat dijelaskan bahwa masalah PKI dan Komunisme sudah berlalu. Uni Sovyet dan RRC sebagai negara utama yang pernah berpaham komunis sudah berubah menjadi negara yang menerapkan mekanisme pasar serta membuka pintu bagi kegiatan usaha para kapitalis. Juga dapat diperlihatkan bahwa negara-negara bekas komunis sekarang bergeliat maju, salah satu contohnya Vietnam.

Justru negara-negara yang sekarang menuju kehancuran adalah yang menerapkan Syariat Islam dan contohanya sangat jelas, yang paling ekstrim adalah Suriah. Ini perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa kolaborasi antara tentara dan Islam dapat menghancurkan bangsa.

Masalah komunisme di Indonesai juga harus dijelaskan dengan baik bahwa kebangkitan PKI hanya ilusi karena dengan sudah menerapkan pemilihan secara langsung tidak akan ada ruang lagi untuk mendirikan Diktator Proletar. Karena itu PKI dijadikan momok harus dinetralisir dengan merangkul semua orang yang pernah dituduh mempunyai kaitan dengan PKI agar merasa mempunyai hak yang sama seperti warga bangsa lainnya.

Memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum pencoblosan tanggal 9 Juli mendatang, ada baiknya diselenggarakan diskusi-diskusi kecil yang melibatkan pemilih karena hanya melalui diskusi-diskusi kecil, dapat dijelaskan dengan efektif bahwa masalah PKI sudah berlalu sambil mengajak masyarakat untuk menatap ke depan, bersama Jokowi membangun Indonesia agar menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi segenap warganya dan dengan cara seperti ini kita berharap pada tanggal 9 Juli mendatang Jokowi akan terpilih menjadi presiden RI ke-7

Merdeka !!!!!
 

***


Pilihlah Jokowi – JK (40)

Mahfud MD menyatakan jika capres dan cawapres nomor urut satu menang di Pilpres 9 Juli mendatang, tidak akan membangun Negara Islam, melainkan negeri kaum muslim.

KH Abdullah Gyamnastiar alias Aa Gym meminta kepada calon presiden Hatta Rajasa, "Jika terpilih, ajak itu kabinet yang takut kepada Allah. Jangan pilih yang takut ke KPK. Karena KPK itu juga isinya mahkluk-makluk Allah. Karena kalau takut pada Allah dimanapun berada itu akan takut," kata Aa Gym saat acara Tabligh Akbar 15 tahun Pengajian Darut Tauhid di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (29/6/2014) yang dihadiri Hatta Rajasa.

Kampanye kubu Prabowo tampak jelas sudah kalap, berusaha menjanjikan pemerintahannya bernuasa dan berwajah Islam. Tentu saja apa mereka lakukan dapat menjadi langkah bunuh diri, karena walaupun penduduk Indonesia tercatat mayoritas Muslim tetapi dari pemilu-pemilu sebelumnya tampak jelas mayoritas pemilih mendukung partai nasionalis di samping pemimpin yang berwajah nasionalis baik pada tingkat gubernur,  walikota, maupun bupati.

Pihak Jokowi sebaiknya tidak ikut terseret malah harus memperkuat penjelasan bahwa pemerintahan yang akan dipimpin oleh Jokowi adalah pemerintahan yang melayani semua rakyat Indonesia tanpa diskriminasi . Pemerintahan yang mendorong agar Indonesia menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua warga tanpa perbedaan suku, agama, atau pun golongan.

Sebagai tambahan, perlu dijelaskan kepada masyarakat tentang bahaya koalisi tentara dengan Islam. Contohnya jelas, salah satunya Mesir yang mengalami kemunduran berat saat ini karena lama diperinah oleh diktator tentara yang memanfaatkan Islam untuk melanggengkan kekuasaannya. Koalisi tentara dengan Islam akan menghancurkan bangsa dan negara. Tentara pasti punya kecenderungan memerintah dengan tangan besi dan Islam mengajarkan sistem Kilafah yang menutut kepatukan rakyat kepada pemimpin, sinergi tentara dan Islam mematikan demokrasi.

Pak Harto tentara, tetapi tidak memanfaatkan Islam untuk melanggengkan kekuasannya. Pak Harto tetap orang Jawa dan kekuasaan tangan besi yang dijalankannya tidak memanfaatkan Islam tetapi menempatkan tentara di hampir semua jajaran pemerintahan yang penting, yaitu gubernur, bupati, dan walikota.  Karena itu di bawah pemerintahan Pak Harto demokrasi dapat dikembangkan hingga terjadi reformasi.

Jika sekarang tentara berkoalisi dengan Islam, perlu dicatat, Gerindra menyatakan akan memurnikan ajaran agama di samping itu Praboiwo didukung oleh partai Islam, yaitu PKS, PAN, dan PPP sehingga sangat mungkin jika Prabowo terpilih menjadi presiden, dalam upaya melanggengkan kekuasaannya akan memanfaatkan Islam. Di permukaan akan ada kesan demokrtasi tetap berjalan tetapi keislaman akan ditunjolkan sehingga yang akan muncul hanya pemimpin-pemimpin Islami yang akan terus mendukung Prabowo.

Bahaya ini sangat nyata dan sebaiknya menyadarkan kelas menengah agar mau bekeja keras dalam sisa waktu kampanye untuk mengajak rakyat kebanyakan di sekitaranya untuk memilih Jokowi karena kita semua berharap, lebih dari 50 % pemilih pada tanggal 9 Juli mendatang akan memilih Jokowi.