Selamat pagi, teman-teman 7.230 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua
Orang (19 Februari 2014)
Kita dapat menduga Sukarno sudah tahu apa yang akan terjadi setelah
Gabungan Partai Islam tidak berhasil meraih 2/3 kursi Konstittuante dan Hatta
dibiarkan mengundurkan diri, yaitu akan muncul pemberontakan baru.
Di Padang dari tanggal 20 sampai 24 November 1956 diselenggarakan reuni
para pejuang eks batalyon Banteng dan mereka membentuk Dewan Banteng. Pertemuan
itu dilanjutkan dengan pertemuan khusus di Seskoad. Mereka mununtut perombakan
posisi pejabat dan struktur Angkatan Darat. Aktivis kumpul-kumpul berlanjut
dengan tindakan nyata. Pada tanggal 20 Desember 1956 Letnan Kolonel Husein atas
nanma Dewan Banteng mengambil alih kekuasaan pemerintahan sipil di Sumetera
Tengah. Tanggal 22 Desember Kolonel Simbolon mengumumkan bahwa distrik militer
Sumetera Utara untuk sementara melepaskan segala hubungan dengan pemerintah
pusat dan memberlakukan keadaan darurat perang. Tanggal 24 Desember Letnan
Kolonel Barlian berserta para perwira membentuk “Badan Penyalur Kehendak
Masyarakat Sumatera Selatan” sebagai langkah awal melalukan kontrol politik
terhadap Gubernur Sumatera Selatan. Di Kalimantan, Panglma Abimanyu menyatakan
menolak terhadap semua kebijakan Angkatan Darat. Tanggal 1 Maret 1957 rapat
yang dihadiri pejabat sipil dan militer di Makassar melahirkan Piagam
Perjuangan yang disebut Pembangunan Rakyat Semesta disingkat Permesta. Sehari
kemudian panglima teritorial VII mengumumkan berlakukan keadaan bahaya perang.
Sejumlah perwira, yaitu Kolonel Z.Lubis, Letnan Kolonel Barlian dan
Letnan Kolonel Samual mengadakan pertemuan pada tanggal 7-8 September 1957 di
Palembang dan mereka berhasil merumuskan
Piagam Palembang yang berisi tuntutan:
1. Dwi-Tunggal Sukarno-Hatta harus dikembalkkan pada kedudukan semula.
2. Jenderal Nasution beserta staf supaya diganti.
3. Kaum komunis harus dibatasi dengan melarang setiap gerakan kmonunis
dengan undang-undang.
Pemberontakan PRRI/Permesta sudah dimulai dan inti dari pemberontakan
itu sebenarnya perbedaan prinsip perjuangan antara Sukarno dan Hatta di mana
Sukarno berpegang pada prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang sedangkan Hatta
berpegang pada prinsip kehendak rakyat harus dihormati sedangkan rakyat pada
waktu itu, belum sadar akan arti bebangsa dan bernegara yang dengan mudah dapat
digiring oleh para tokoh untuk menuntut perinsip bernegara yang bedasarkan
keyakinan mereka yang tentu sangat bertentangan dengan prinsip Satu Tuhan Untuk
Semua Orang. Negara sudah terancam akan pecah dan bubar, komunis yang
dihidupkan kembali oleh Sukarno untuk menjaga kesimbangan sudah dituntut agar
geraknya dibatasi.
Sukarno yang banyak dipersepsi oleh banyak anak muda sekarang sebagai
orang yang selalu ragu-ragu dan penakut dapat dilihat dengan jelas dalam
menghadapi kemulut bangsa pada waktu itu sangat BERANI dan TEGAR serta tidak
goyah sedikit pun dan dengan mengandalkan segala KECERDIKANNYA terus mencari
ccelah agar prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang dapat dipertahankan dan
terbukti BERHASIL, buktinya dapat kita rasakan hingga sekarang, yaitu NKRI
masih tegak berdiri dan selangkah demi selangkat terus bertambah maju.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat pagi, teman-teman 7.293 anggota Gerakan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang (20 Februari 2014)
Sukarno
tidak tinggal diam melihat pembangkangan sudah berjalan di daerah-daerah dan
untuk mengatasinya diselenggarakan Musyawarah Nasional dari tanggal 10 hingga
16 September 1957 mengambil tempat di bekas rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan
Timur 56, tempat di mana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pernah dibacakan.
Tanggal
14 September malam, di tengah-tengah jalannya Munas dibuat acara husus. Di tempat
bekas dibacakan Proklamasi, ke dua porklamator diminta menandatangani sebuah
ikrar yang berbunyi:
“Bahwa
kami atas nama Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Bahwa
sesungguhnya Negara kesatuan Indonesia merupakan hak milik seluruh Bangsa
Indonesia yang berkewajiban membina dan memerliharanya untuk membangun
masyarakat yang sejahtera dan makmur.
Bahwa
Panca Sila yang dicantumkan dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 adalah jaminan
hakiki bagi seluruh bangsa untuk tetap dengan kehidupan yang bebas dan merdeka dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera
adil dan makmur.
Karenanya
adalah menjadi kewajiban mutlak kami untuk turut serta bersama seluruh bangsa
Indonesia, pemerintah Indonesia serta seluruh alat kekuasaan Negara, membina
dan membela dasar-dasar Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam keadaan apa pun juga.”
Selesai
Munas perpecahan masih belum dapat diatasi. Mengembalikan Hatta menduduki
jabatan Wakil Presiden sudah tidak mungkin lagi, Nasution memberi alasan, “Memulihkan
Bung Hatta sebagai Wapres, adalah sulit, karena beliau harus menelan ludahnya
kembali.”
Memberi
jabatan Hatta sebagai Perdana Menteri juga tidak mungkin karena akan kembali
menghidupnya kabinet parlementer yang membuka peluang mengubah bentuk Negara sesuai
dengan kehendak rakyat, yaitu adanya Tuhan yang hanya untuk satu kelompok.
Sukarno
harus putar otak dan yang menarik dalam situasi yang amat gawat, Sukarno
melakukan lawatan ke luar negeri untuk waktu yang lama dan memberikan kuasa
penuh kepada KSAD Nasution bukan kepada Perdana Menteri Juanda.
Sama
seperti pada waktu Piagam Jakarta akan disahkan menjadi bagian dari UUD,
Sukarno menyerahkan kekuasaan kepada Hatta, sebagai seorang Muslim untuk
menghadapi desakan dari tokoh-tokoh Islam. Dalam situasi gawat desakan agar Hatta
kembali ikut dalam pemerintahan, Sukarno menyerahkan kekuasaan Negara kepada
Nasution, seorang Muslim yang taat. Dengan cara itu Sukarno tetap berusaha agar
prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia dapat dipertahankan.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Selamat pagi, teman-teman 7.338 anggota Gerakan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang (21 Februari 2014)
Tanggal
10 Februari 1958 ketika presiden masih di luar negeri, Dewan Banteng
mengeluarkan sebuah ultimatum yang berisi:
1)
Supaya
5 x 24 jam kabinet Juanda menyerahkan mandat dan Presiden/Pd. Presiden mencabut mandat Juanda.
2)
Supaya
Hatta dan Hamengku Buwono ditunjuk sebagai formatur kabinet.
3)
Supaya
Hatta dan Hamengku Buwono jangan menolak.
4)
Supaya
DPR memungkinkan Hatta-Hamengku Buwono membentuk satu zakencabinet nasional
yang diberi mandat untuk terus bekerja sampai pemilu yang akan datang.
5)
Supaya
Presiden Sukarno bersedia kembali pada kedudukan konstitusional, dan memberi
kesempatan sepenuhnya serta bantuannya menurut konstitusi kepada zakencabinet
nasional Hatta-Hamengku Buwono sempai pemilihan umum yang akan datang.
6)
Apabila
tuntutan menurut 1 dan 2 tidak dipenuhi, maka akan diambil kebijaksanaan
sendiri.
Ultimatum
itu tidak dihiraukan oleh Sukarno yang terus melanjutkan perjalanannya di luar
negeri tanpa berusaha mempersingkat lawatannya dan pimpinan pemerintahan yang
ada di Indonesia menyatakan menolak tuntutan tersebut.
Lewat
5 x 24 jam, pada tanggal 15 Februari 1958, A. Husein mengumumkan pembentukan
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berkedudukan di
Bukittinggi. Tanggal 17 Februari Letkol D.J. Somba atas nama rakyat Sulawesi
Selatan menyatakan mendukung penuh PRRI dan memutuskan hubungan dengan
pemerintah Jakarta, sehingga pemberontakan itu menjadi Pemberontakan
PRRI/Permesta.
Susunan
kabinet PRRI/Permesta: Perdana Menteri, Syafrudin Perwiranegara dan dalam
jajaran menteri ada nama-nama : M. Simbolon, D. Jamberk, Burhanuddin Harahap,
Sumitro Joyohadikusumo, M. Syafei, Y.F. Waraouw, S. Sarumpaet, M. Lintang,
Saleh Lahade, dan A. Gani Usman. Dari nama-nama tersebut menjadi jelas bahwa
PRRI/Permusta digerakkan atau didukung oleh Masyumi dan PSI yang memperlihatkan
bahwa pemberontakan itu mengulang PERSETERUAN antara Sukarno melawan Hatta –
Syahrir, antara Sukarno yang memperjuangkan prinsip Satu Tuhan Untuk Semua
Orang dengan Hatta-Syahriar yang memberi peluang ada Tuhan untuk satu golongan.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat pagi, teman-teman 7.398 anggota Gerakan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang (22 Februari 2014)
Sukarno
datang kembali ke Tanah Air pada tanggal 16 Februari 1959 atau satu hari
setelah batas ultimatum PRRI berakhir. Langkah pertama yang dilakukan Sukarno
adalah berkunjung ke rumah Hatta dan apa yang dibicarakan dengan Hatta tidak
ada yang mengetahui, namun dapat diduga, Sukarno mencari jalan keluar agar
Negara kesatuan Republik Indonesia tidak pecah. Pertemuan antara kedua
penandatangan proklamasi itu dilanjutkan tiga hari kemudian, yaitu pada hari
Senin di Istana Negara. Setelah itu mereka masih berjanji akan bertemu kembali
pada hari Jumat pada minggu yang sama.
Sementara
itu, alternatif menertibkan pemberontakan dengan menggunakan senjata dibahas
oleh Sukarno bersama Nasution dan sebagai tentara professional, Nasution
memberi informasi tentang perimbangan kekuatan antara TNI dan pemberontak.
Menurut perhitungan Nasution, kekuatan TNI lebih besar dari kekuatan
pemberontak dan Nasution mengatakan bahwa TNI dapat menumpas pemberontakan
dalam waktu sekitar tiga bulan.
Dari
pembicaraan dengan Nasution dan Hatta, Sukarno mendapat dua jalan pemecahan
yang berbeda yang harus dipilihnya dan keputusan pada waktu itu harus
ditentukan SENDIRI oleh Sukarno. Alternatif yang pertama, menarik kembali
Hatta, seorang Muslim yang taat dan berasal dari Sumatera, untuk duduk kembali
di dalam pemerintahan, yang berarti memberi kekuasaan kepada Hatta untuk
memimpin pemerintahan, yang juga berarti membiarkan Indonesia menjadi Negara
Islam lalu BUBAR, atau yang kedua, memberi kekuasaan kepada Nasution, yang juga
seorang Muslim yang taat yang juga berasal dari Sumatera, untuk menumpas
pemberontakan dengan senjata, yang juga berarti terus mempertahankan dengan
segala resiko, prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
Pada
waktu serah terima jabatan dari Pejabat Presiden kepada Presiden pada tanggal
21 Februari 1958, Sukarno mengatakan, “Bahwa untuk menjaga keselamatan
persatuan bangsa dan tanah air, kita harus menghadapi penyelewengan pada
tanggal 15 Februari di Padang, dengan tegas dan dengan segala kekuatan yang
ada.”
Dengan
pernyataan itu, Sukarno sudah mengambil keputusan bahwa Persatuan akan
ditegakkan dengan cara tentara, sehingga rencana pertemuan lanjutan dengan
Hatta pada hari Jumat tidak diperlukan lagi. Hatta mendapat pemberitahuan
tertulis bahwa pertemuan yang telah direncanakan bersama, ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Banyak
orang Indonesia yang menikmati hidup dalam Negara besar yang bernama Republik
Indonesia yang tetap bersatu hinggga sekarang TIDAK MENYADARI bahwa apa yang
dinikmati sekarang adalah hasil perjuangan Sukarno yang GIGIH, tak KENAL LELAH,
tak pernah GENTAR dan tetap konsisten mempertahankan prinsip Satu Tuhan Untuk
Semua Orang.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
Selamat pagi, teman-teman 7.429 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (23 Februari 2014)
Setelah Munas tanggal 10-16 September 1957 tidak memberi peluang kepada penentang Sukarno untuk berkuasa, timbul Pemberontakan PRRI/Permesta yang dimulai tahun 1958 padahal Pemberontakan Darul Islam belum berhasil ditumpas sehingga gangguan keamanan yang ditimbulkan sangat merepotkan TNI di samping itu terjadi perubahan serangan yang dilakukan oleh Darul Islam, dengan jalan mencoba membunuh Sukarno secara langsung.
Tanggal 30 September 1957 terjadi peristiwa Cikini. Dua anak tertua Bung Karno bersekolah di perguruan swasta di Jalan Cikini. Hari itu Sabtu malam, Bung Karno datang ke sekolah anak-anaknya dalam rangka mengungjungi “Pesta Sekolah” yang diselenggarakan oleh sekolah beserta murid-muridnya. Ketika presiden akan pulang dan hampir memasuki kendaraan sekitar pukul 9 malam, tiba-tiba sebuah granat meledak. Para pengawal dengan cekatan membawa Bung Karno tiarap dan melindungi presiden dengan tubuh mereka. Mereka berlindung di bagian belakang mobil. Granat kedua dan ketiga menyusul dan diledakan dari kiri dan kanan gedung sekolah. Granat keempat dilempar ke atas mobil kepresidenan, menghancurkan mesin dan bagian depan mobil. Para pengawal mengangkat tubuh presiden, “sambil mendekap rapat kami berlari memasuki sebuah rumah,” kenang Bung Karno. Ledakan yang kelima mengenai kaki pengawal presiden dan merobek paha pengawal lainnya, kedua pengawal itu melindungi presiden dengan tubuh mereka. Setelah berhasil bersembunyi di salah satu rumah, tidak lama kemudian mobil cadangan membawa presiden ke istana. Pukul 11 malam Sukarno sudah berbicara di radio menenangkan rakyat.
Keselamatan pribadinya sudah DIANCAM, apakah Sukarno surut dan mau meninggalkan Prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang demi keselamatan pribadinya, keluaraganya dan demi melanggengkan kekuasaannya? Tidak, sama sekali tidak, Sukarno tidak bergeser sedikitpun dari prinsip yang dipegangnya padahal jika yang dipentingakan adalah kekuasaan, dengan mudah Sukarno akan merangkul Islam dan membiarkan Syariat Islam diberlakukan lalu menggunakan Islam untuk berkuasa selama mungkin seperti yang terjadi di Pakistan setelah pisah dari India.
Ledakan geranat di Cikini bukan yang terakhir, upaya membunuh Sukarno masih berlanjut tetapi Sukarno tidak pernah gentar dan tidak pernah mau bergeser sedikit pun dari prinsip yang diperjuangkannnya Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Selamat pagi, teman-teman 7.429 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (23 Februari 2014)
Setelah Munas tanggal 10-16 September 1957 tidak memberi peluang kepada penentang Sukarno untuk berkuasa, timbul Pemberontakan PRRI/Permesta yang dimulai tahun 1958 padahal Pemberontakan Darul Islam belum berhasil ditumpas sehingga gangguan keamanan yang ditimbulkan sangat merepotkan TNI di samping itu terjadi perubahan serangan yang dilakukan oleh Darul Islam, dengan jalan mencoba membunuh Sukarno secara langsung.
Tanggal 30 September 1957 terjadi peristiwa Cikini. Dua anak tertua Bung Karno bersekolah di perguruan swasta di Jalan Cikini. Hari itu Sabtu malam, Bung Karno datang ke sekolah anak-anaknya dalam rangka mengungjungi “Pesta Sekolah” yang diselenggarakan oleh sekolah beserta murid-muridnya. Ketika presiden akan pulang dan hampir memasuki kendaraan sekitar pukul 9 malam, tiba-tiba sebuah granat meledak. Para pengawal dengan cekatan membawa Bung Karno tiarap dan melindungi presiden dengan tubuh mereka. Mereka berlindung di bagian belakang mobil. Granat kedua dan ketiga menyusul dan diledakan dari kiri dan kanan gedung sekolah. Granat keempat dilempar ke atas mobil kepresidenan, menghancurkan mesin dan bagian depan mobil. Para pengawal mengangkat tubuh presiden, “sambil mendekap rapat kami berlari memasuki sebuah rumah,” kenang Bung Karno. Ledakan yang kelima mengenai kaki pengawal presiden dan merobek paha pengawal lainnya, kedua pengawal itu melindungi presiden dengan tubuh mereka. Setelah berhasil bersembunyi di salah satu rumah, tidak lama kemudian mobil cadangan membawa presiden ke istana. Pukul 11 malam Sukarno sudah berbicara di radio menenangkan rakyat.
Keselamatan pribadinya sudah DIANCAM, apakah Sukarno surut dan mau meninggalkan Prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang demi keselamatan pribadinya, keluaraganya dan demi melanggengkan kekuasaannya? Tidak, sama sekali tidak, Sukarno tidak bergeser sedikitpun dari prinsip yang dipegangnya padahal jika yang dipentingakan adalah kekuasaan, dengan mudah Sukarno akan merangkul Islam dan membiarkan Syariat Islam diberlakukan lalu menggunakan Islam untuk berkuasa selama mungkin seperti yang terjadi di Pakistan setelah pisah dari India.
Ledakan geranat di Cikini bukan yang terakhir, upaya membunuh Sukarno masih berlanjut tetapi Sukarno tidak pernah gentar dan tidak pernah mau bergeser sedikit pun dari prinsip yang diperjuangkannnya Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
Selamat
malam, teman-teman 7.497 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (24 Februari 2014)
Upaya
pembunuhan berikutnya terhadap Sukarno oleh para Penyembah Tuhan Pemecah Belah
Bangsa terjadi pada tanggal 9 Maret 1960, Sukarno sedang duduk santai di
beranda istana. Kali itu ia duduk tidak pada kursi yang biasa didudukinya.
Tidak lama kemudian sebuah pesawat melakukan terbang rendah dan melepaskan
tembakan yang menghancurkan kursi yang biasa didudukinya. Sukarno selamat dari
percobaan pembunuhan yang menggunakan pesawat terbang milik negaranya sendiri.
Dalam
otobiografinya Sukarno mengatakan, “Selama hidupku ada Kekuatan Maha Tinggi
yang mengawal, memimpin dan melindungiku. Mungkin di satu waktu salah satu dari
usaha pembunuhan ini akan mengenai sasarannya dan dengan begitu mereka akan
berhasil membunuh Sukarno. Kalaupun saat itu datang, ini terjadi hanyalah oleh
karena Ia menghendakinya. Aku tak GENTAR.”
Otobiografi
Sukarno diterbitkan sebelum Sukarno, manusia paling agung bagi bangsa Indonesia,
menghembuskan nafasnya yang terakhir dan terbukti Tuhan Yang Maha Esa, Satu
Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia tetap MENGAWAL, MEMIMPIN, dan MELINDUNGI
Sukarno sampai pada kesudahannya, sehingga rencana jahat para PENYEMBAH Tuhan
Pemecah Belah Bangsa tidak pernah berhasil membunuh Sukarno.
Sukarno
dapat menyelesaikan tugas sucinya bagi bangsa dan Negara yang dibangunnya lalu
wafat dipanggil pulang oleh Tuhan Yang Satu Untuk Semua Orang Indonesia untuk
duduk dalam damai di sisi-NYA.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat siang, teman-teman 7.519 anggota Gerakan Satu
Tuhan Untuk Semua Orang (25 Februari 2014)
Pada bulan Januari 1953 Sukarno melakukan kunjungan ke
Kalimantan Selatan untuk menghentikan pemberontakan Darul Islam di bawah Ibnu
Hajar. Daerah yang dikunjungi adalah Banjarmasin, Kandangan, Martapura, dan
Amuntai. Dalam pidatonya, Sukarno menjelaskan tentang agama dan dasar ideologi
Negara dan juga menyebut Marhaenisme. Pidatonya kemudian mendapat reaksi keras
dari pemuka Islam. Ketika di Amuntai, Sukarno melihat spanduk terpampang
bertuliskan, “Harap jelaskan : Negara Nasional atau Negara Islam.”
Sukarno menjelaskan bahwa Indonesia adalah Negara
Nasional dan jawaban itu menyulut gelombang protes dari kelompok Islam yang
disusul demonstrasi bukan hanya di Kalimantan tetapi juga di daerah lain.
Ketika berada di Sumatera Utara pertanyaan yang sama dimunculkan kembali. Lalu
di Lapangan Banteng Jakarta kelompok Islam menggelar demonstrasi meminta
penjelasan Sukarno.
Berpegang pada prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang,
Sukarno menjawab bahwa Indonesia adalah Negara Nasional bukan negara untuk
Tuhan melainkan Negara untuk bangsa Indonesia. Tetapi para penyembah Tuhan Pemecah
Belah Bangsa tidak puas dengan jawaban itu dan mereka tidak berhenti berjuang
memenuhi ambisi Tuhan mereka yang Tidak Maha Kuasa karena INGIN MENJADI
PENGUASA NEGARA.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat pagi, teman-teman 7.561 anggota Gerakan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang (26 Februari 2014)
Sementara
Pemberontakan PRRI/Permesta yang didukung Masyumi dan PSI masih bejalan dan
Pemberontahkan Darul Islam belum berhasil dipadamkan, di dalam sidang Konstituante
yang sudah dimulai sejak tanggal 10 November 1956, anggota Konstituante dari
partai Islam dipimpin NU dan Masyumi memperjuangkan UUD yang menerapkan Syariat
Islam.
Sukarno
disamping terus mendorong Nasution untuk segera menyelesaikan masalah pemberontakan
bersenjata, harus dengan cermat mengamati perkembangan pembuatan UUD di dalam
Konstituante agar Indonesia tidak DIUBAH menjadi Negara Islam. Sukarno
mengandalkan anggota Konstituante dari PNI dan PKI yang terus bersaha
mempertahakan agar NKRI tetap berdiri.
Sukarno
mempertahankan sistem pemerintahan Presidensiil karena juka sistem pemerintahan
berbentuk Parlementer dan dengan kenyataan lebih dari ½ kursi DPR diduduki
partai Islam maka dengan mudah Islam akan menguasai pemerintahan dan akan
terbuka jalan mengubah Indonesia menjadi Negara Islam dan jika sistem parlementer
diberlakukan maka Presiden tidak lagi mempunyai kekuasaan pemerintahan.
Masalah
dimasukannya kata-kata “Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya” sudah tentu terus ditentang , juga syarat Presiden harus beragama
Islam dan karena perbedaan antara yang menginginkan Indonesia menjadi Negara
Islam dan yang mempertahankan Indonesia tetap Negara Nasional masing-masing
tidak menguasai 2/3 kursi Konstituante, akibatnya tidak pernah terjadi
kesepakatan dan jalannya sidang menjadi berlarut-larut.
Pada
tanggal 17 Agustus 1958 Sukarno meminta Konstituante segera menyelesaikan
tugasnya, Sukarno mengatakan, “Konstitusi kita harus Konstitusi Perjuangan,
konstitusi yang memberi arah dan dinamik kepada perjuangan, sebagai wahyu
cakraningrat memberi arah daan dinamik
kepada perjuangan. Konstitusi kita harus merupakan satu manifestasi
daripada geloranya dan gegap-gempitanya perjuangan kita meroboh satu tata kolonial
yang mesum, menjadi satu tata nasional yang modern dan berbahagia. Konstitusi
kita harus menjawab kepada keperluan-keperluan Indonesia pada waktu sekarang
dan pada waktu dekat yang akan datang.”
Karena
Konstituante tidak juga dapat menghasilkan UUD yang baru, jalan keluar yang
diusulkan adalah kembali ke UUD 45. Usul itu ditimpali oleh para pejuang Negara
Islam dengan catatan bahwa Piagam Jakarta menjadi bagian dari UUD. Lalu
diadakan pemungutan suara dengan pilihan kembali ke UUD 45 yang murni atau
menolak kembali ke UUD 45 yang murni. Pemungutan suara tanggal 30 Mei tahun
1959 menghasilkan 269 setuju dan 199 menolak, artinya tidak ada keputusan
karena diperlukan 2/3 suara setuju. Pemungutan suara diulang pada tanggal 1 Juni
1959 dan hasilnya 263 setuju, 203 menolak. Keesokan harinya dilakukan lagi
pemungutan suara dan hasilnya 264 setuju, 204 menolak.
Disimpulkan
bahwa Konstitutante sudah tidak dapat lagi melanjutkan tugasnya maka Sukarno
mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang menyatakan kembali
ke UUD 45 yang murni dengan cara itu NKRI yang berprinsip Satu Tuhan Untuk
Semua Orang Indonesia selangkah lagi DISELAMATKAN oleh Sukarno.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat sore, teman-teman 7.655 anggota Gerakan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang (27 Februari 2014)
Dalam
pidato Pelengkap Nawaksara, Sukarno mengatakan, “Siapa yang bertanggunjawab
atas usaha membunuh Presiden/Pangti dengan penggranatan hebat di Cikini? Siapa
yang bertanggunjawab atas usaha membunuh saya dalam peristiwa Idul Adha? Siapa
yang bertanggunjawab atas pemberondongan dari pesawat udara kepada saya oleh
Maukar? Siapa yang bertanggunjawab atas penggranatan kepada saya di Makassar?
Siapa yang bertanggunjawab atas pemortiran kepada saya di Makassar? Siapa yang
bertanggunjawab atas pencegatan bersenjata kepada saya di dekat gedung Stanvac?
Siapa yang bertanggunjawab atas pencegatan bersenjata kepada saya di sebelah
Cisalak?
Sukarno
bersyukur dalam semua peristiwa itu dilindungi Tuhan.
Dari
apa yang dialami Sukarno sudah CUKUP bukti bahwa prinsip Satu Tuhan Untuk Semua
Orang Indonesia harus DITEGAKKAN dan dihayati oleh semua orang Indonesia agar
tak ada lagi ruang terbuka bagi Tuhan Pemecah Belah Bangsa, MENGHASUT para
pengikutnya untuk merongrong serta mengganggu perjalanan bangsa Indonesia
menuju masyarakat Adil dan Makmur.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat sore, teman-teman 7.702 anggota Gerakan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang (28 Februari 2014)
Ketika
bangsa Indonesia masih melakukan perjuangan bersenjata melawan Belanda yang
bermaksud kembali menjajah Indonesia, Islam sudah melakukan PENGHIANATAN, Karto
Suwiryo melakukan pemberontakan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia.
Tahun
1959 ketika bangsa Indonesia bersiap-siap merebut Irian Barat, Islam kembali
melakukan PENGHIANATAN, mendukung Pemberontakan PRR/Permesta.
Apakah
sekarang PENGHIANATAN Islam terhadap NKRI sudah BERAKHIR? Perhatikan berita
berikut ini: http://id.berita.yahoo.com/din-syamsudin-bagi-saya-air-kemasan-itu-haram-043506641.html
MERDEKA.COM. Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin mendesak pemerintah segera mencabut
izin perusahaan air kemasan. Menurut dia, air seharusnya dikuasai negara dan
tidak boleh diprivatisasi. Jika air diprivatisasi, dia menilai air kemasan yang
dijual hukumnya haram.
Selama
Awloh Swt, Tuhan Pemecah Belah Bangsa dibiarkan buka praktek di Indonesia, PENGHIANATAN
Islam terhadap NKRI tidak akan pernah berakhir. Muslim diajarkan oleh Islam berserah
diri, tunduk patuh pada perintah Awloh Swt, nunggang-nungging lima kali sehari
komat-kamit bahasa Arab sambil memandang negeri KEPUNYAAN orang Arab, tetapi
Din Syamsuddin memberi contoh yang sangat jelas MEMBANGKANG terhadap
pemerintahnya sendiri yang sah.
Apa
motivasi Din Syamsuddin? Minggu ini Majalah Tempo membongkar praktek suap label
halal yang dilakukan Amidhan atas impor daging sapi, sedikitnya Rp. 60 juta
rupiah Amidhan menikmati uang haram dari pengelolaan label halal. Amidhan hanya
salah satu ketua MUI, sedangkan Din Syamsuddin saat ini menjabat Ketua Umum MUI.
Apakah dengan berdalih air kamasan HARAM Din Syamsuddin mengincar suap yang
lebih besar? Perlu ditelusuri lebih dalam oleh yang berwenang. Tetapi yang
PASTI sudah terbukti Islam memang bukan
agama melainkan hanya ajaran SESAT untuk mendapatkan harta RAMPASAN seperti yang dicontohkan oleh Muhammad
dan ayatnya ada di dalam Alquran.
Sudah
saatnya bangsa Indonesia SEPAKAT Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia
sehingga peluang mendapat harta RAMPASAN atas nama Tuhan dapat ditutup
rapat-rapat.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat siang, teman-teman 7.744 anggota
Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (1 Maret 2014)
Tahun 1961 pemberontakan PRRI/Permesta berhasil
dipadamkan dan sebagian dari mereka yang memberontak sudah kembali ke pangkuan
ibu pertiwi. Tetapi TNI masuh harus bekerja keras memadamkan pemberontakan
DI/TII yang dipimpin oleh Karto Suwiryo.
Karena terus dikepung TNI, tanggal 4 Juni 1962
Karto Suwiryo ditinggalkan anak buahnya lalu berhasil ditangkap oleh TNI.
Tanggal 16 Agustus 1962 Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman mati kepada Karto
Suwiryo dan tidak lama kemudian eksekusi dijalankan.
Setelah TNI berhasil memadamkan permberontakan
Islam, apakah Sukarno boleh berpangku tangan menganggap Indonesia sudah aman dari
upaya MENGUBAH menjadi Negara Islam? Ternyata tidak, bahaya Indonesia berubah
menjadi Negara Islam malah semakin besar karena Angkatan Darat yang dipimpin
Nasution mulai bergeser menjadi Islam sehingga Sukarno di usianya yang semakin
senja dan kondisi kesehatannya yang semakin buruk masih harus bekerja keras DEMI
menyelamatkan Indonesia dari bahaya Islam.
Sukarno waktu itu tidak dapat menganjurkan rakyat
Indonesia MENINGGALKAN Islam karena resiko politiknya terlalu besar TETAPI yang
dapat dilakukan oleh Sukarno adalah MEMBESARKAN PKI agar bahaya kapal Indonesia
terbalik karena Islam yang terlalu besar dapat dicegah.
Sekarang
situasi sudah berubah, mereka yang mau meninggalkan Islam tidak perlu takut
lagi karena di KTP soal agama sudah tidak wajib dicantumkan dan Anda yang
menjadi pengagum Sukarno tetapi masih menyembah Tuhan Yang Memecah Belah Bangsa
memang KETERLALUAN.
Salam
Satu Tuhan Untu Semua Orang.
***
Selamat siang, teman-teman 7.823 anggota
Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (2 Maret 2014)
Untuk mencegah Indonesia berubah menjadi Negara Islam lalu BUBAR, Sukarno selain harus menghadapi pemberontakan bersenjata yang digerakan Islam dan harus menghadapi upaya mengubah UUD yang dimotori oleh NU dan Masyumi di Konstituante, juga harus menghadapi TUNTUTAN dibuatkan Mesjid BESAR di Jakarta.
Sukarno akhirnya setuju lahan bekas Benteng Bawah Tanah peninggalan Belanda di dekat Lapangan Banteng disediakan untuk Masjid Besar tapi yang menarik Bung Karno menyerahkan rancangan pembangunan Masjid itu bukan kepada Muslim tetapi kepada Arsitek Kristen yang bernama Silaban sehingga menjadi catatan sejarah bahwa Masjid itu dirancang oleh seorang Kristen yang menurut ajaran Islam disebut orang KAFIR.
Tetap berpagang cita-citanya bahwa bentuk Negara Indonesia harus SEKULER seperti Amerika Serikat di mana Negara tak boleh mencampuri urusan Agama, Bung Karno tidak mau menggunakan uang Negara untuk membiayai pembangunan Masjid itu dan mengatakan dananya harus dikumpulkan dari masyarakat. Maka diserahkan pengumpulan dana dan pelaksanaan pembangunan fisik Masjid kepada sejumlah Muslim. Lalu apa yang terjadi? Beberapa kali dana yang sudah terkumpul DIKORUPSI dan dibawa kabur oleh panitia pambangunan, sehingga sampai Bung Karno menyerahkan kekuasaan kepada Pak Harto pembangunan Masjid itu tidak pernah selesai.
Pak Harto yang berpegang pada kestabilan politik akhirnya setuju pembangunan Masjid itu ditangani oleh Negara dan tak lama kemudian pembangunan Masjid itu dapat dirampungkan.
Masjid Isrtiqlal menjadi monumen bagi bangsa ini bahwa keberadaan Islam hanya sebagai PARASIT yang mengganggu dan menghambat pembangunan menuju masyakat adil dan makmur. Praktek KORUPSI yang dilakukan oleh Islam tak pernah BERHENTI hingga sekarang. Majalah Tempo Edisi terakhir mengungakap peranan MUI yang menjadi parasit bangsa, di samping menerima kucuran dana 10 milyar per tahun dari Kementerian Agama masih mengumpulkan uang HARAM dari Label Halal.
Banyak bukti bahwa Bung Karno sebenarnya berusaha MENGIKIS Islam, mulai dari Surat-surat Islam dari Ende, secara demontratif tak setuju Tabir ketika di Bengkulu, menunjuk Silaban sebagai Arsitek Istiqlal dll. Tetapi waktu itu belum ada internet dan belum banyak bacaan yang dapat disebarkan untuk mengungkap Islam yang sebenarnya yang tidak lain hanya ajaran sesat.
Dengan adanya internet, kini lebih mudah menyampaikan KEBOHONGAN Islam kepada Muslim. Salah satu upaya yang saya lakukan, menulis Kebenaran Islam yang ada di dalam Alquran dalam sebuah Ebook berikut. Jika cerita ini yang DIJAMIN benar karena berdasarkan Alquran, dibaca oleh banyak orang Indonesia, Islam secara bertahap PASTI akan hilang dari bumi Nusantara. Karena itu Anda yang termasuk kelompok kafir menurut Islam : apakah Hindu, Buddha, Kristen, Kaltolik, Agama Nusantara, bahkan Ateis mau bersama-sama terus membagikan Ebook ini kepada sebanyak orang Indonesia, maka kita boleh berharap akhirnya Indonesia yang damai yang dicita-citakan Bung Karno akan terwujud juga.http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2013/10/muhammad-arab-buta-huruf-yang-mengaku_5.html
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia
Untuk mencegah Indonesia berubah menjadi Negara Islam lalu BUBAR, Sukarno selain harus menghadapi pemberontakan bersenjata yang digerakan Islam dan harus menghadapi upaya mengubah UUD yang dimotori oleh NU dan Masyumi di Konstituante, juga harus menghadapi TUNTUTAN dibuatkan Mesjid BESAR di Jakarta.
Sukarno akhirnya setuju lahan bekas Benteng Bawah Tanah peninggalan Belanda di dekat Lapangan Banteng disediakan untuk Masjid Besar tapi yang menarik Bung Karno menyerahkan rancangan pembangunan Masjid itu bukan kepada Muslim tetapi kepada Arsitek Kristen yang bernama Silaban sehingga menjadi catatan sejarah bahwa Masjid itu dirancang oleh seorang Kristen yang menurut ajaran Islam disebut orang KAFIR.
Tetap berpagang cita-citanya bahwa bentuk Negara Indonesia harus SEKULER seperti Amerika Serikat di mana Negara tak boleh mencampuri urusan Agama, Bung Karno tidak mau menggunakan uang Negara untuk membiayai pembangunan Masjid itu dan mengatakan dananya harus dikumpulkan dari masyarakat. Maka diserahkan pengumpulan dana dan pelaksanaan pembangunan fisik Masjid kepada sejumlah Muslim. Lalu apa yang terjadi? Beberapa kali dana yang sudah terkumpul DIKORUPSI dan dibawa kabur oleh panitia pambangunan, sehingga sampai Bung Karno menyerahkan kekuasaan kepada Pak Harto pembangunan Masjid itu tidak pernah selesai.
Pak Harto yang berpegang pada kestabilan politik akhirnya setuju pembangunan Masjid itu ditangani oleh Negara dan tak lama kemudian pembangunan Masjid itu dapat dirampungkan.
Masjid Isrtiqlal menjadi monumen bagi bangsa ini bahwa keberadaan Islam hanya sebagai PARASIT yang mengganggu dan menghambat pembangunan menuju masyakat adil dan makmur. Praktek KORUPSI yang dilakukan oleh Islam tak pernah BERHENTI hingga sekarang. Majalah Tempo Edisi terakhir mengungakap peranan MUI yang menjadi parasit bangsa, di samping menerima kucuran dana 10 milyar per tahun dari Kementerian Agama masih mengumpulkan uang HARAM dari Label Halal.
Banyak bukti bahwa Bung Karno sebenarnya berusaha MENGIKIS Islam, mulai dari Surat-surat Islam dari Ende, secara demontratif tak setuju Tabir ketika di Bengkulu, menunjuk Silaban sebagai Arsitek Istiqlal dll. Tetapi waktu itu belum ada internet dan belum banyak bacaan yang dapat disebarkan untuk mengungkap Islam yang sebenarnya yang tidak lain hanya ajaran sesat.
Dengan adanya internet, kini lebih mudah menyampaikan KEBOHONGAN Islam kepada Muslim. Salah satu upaya yang saya lakukan, menulis Kebenaran Islam yang ada di dalam Alquran dalam sebuah Ebook berikut. Jika cerita ini yang DIJAMIN benar karena berdasarkan Alquran, dibaca oleh banyak orang Indonesia, Islam secara bertahap PASTI akan hilang dari bumi Nusantara. Karena itu Anda yang termasuk kelompok kafir menurut Islam : apakah Hindu, Buddha, Kristen, Kaltolik, Agama Nusantara, bahkan Ateis mau bersama-sama terus membagikan Ebook ini kepada sebanyak orang Indonesia, maka kita boleh berharap akhirnya Indonesia yang damai yang dicita-citakan Bung Karno akan terwujud juga.http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2013/10/muhammad-arab-buta-huruf-yang-mengaku_5.html
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia
***
Selamat siang, teman-teman 7.873 anggota
Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (3 Maret 2014)
Seorang
Muslim yang mengaku bernama Syafrizal Rizal memposting
di halaman Grup Satu Tuhan Untuk Semua Orang, berita tentang Hakim yang
menghukum Alexander Aan 2,5 tahun penjara dan posting itu disertai pertanyaan, “siapa menyusul dlm grup ini?”
http://www.islampos.com/penghujat-islam-dari-minang-akhirnya-di-penjara-6096/
Saya komentari, “Kesalahan Aan tidak
menjelaskan secara TERBUKA dan BERADAB, bahwa Islam bukan agama melainkan hanya
ajaran Sesat yang HINA dan Aan tidak menjelaskan bahwa Ateis lebih mulia
dibanding penyembah Awloh Swt yang DUNGU dan BIADAB.”
Agar kasus seperti Aan tidak terulang, saya
perlu menghimbau kepada teman-teman semua, Jangan menghina Islam, Alquran, dan
Muhammad tetapi yang harus kita lakukan adalah, Menjelaskan dengan bukti ayat
Alquran bahwa Islam, Alquran, dan Muhammad memang HINA.
Penjelasan bahwa Islam bukan agama melainkan
hanya ajaran sesat yang HINA perlu kita lakukan secara terus menerus dan
bersama-sama agar semua orang Indonesia termasuk para Hakim menjadi paham bahwa
Islam, Alquran, dan Muhammad memang Hina sehingga dalam menghadapi Muslim yang
menjadi marah karena diberi tahu bahwa Islam, Alquran, dan Muhammad memang Hina,
dapat mengambil keputusan yang adil demi kepentingan bangsa dan Negara yaitu membebaskan
orang seperti Aan dari segala tuduhan PENGHINAAN karena sudah menjadi kenyataan
bahwaa Islam, Alquran dan Muhammad memang HINA.
Dan agar upaya menjelaskan bahwa Islam bukan
agama melainkan hanya ajaran sesat yang HINA dapat menjadi efektif, ayo ajak
teman-teman Anda untuk bergabung dalam Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang
yang sebentar lagi akan hadir di dunia nyata setelah masalah teknis
administrasi dapat diselesaikan.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat
sore, teman-teman 7.927 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (4 Maret
2014)
Setelah
Pemberontakan PRRI/Permesta dan Darul Islam berhasil dipadamkan dan kemudian
Partai Islam Masyumi dibubarkan, Nasution yang masih menjabat sebagai Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD) malah aktif memajukan Islam. Dengan alasan
membendung laju pertumbuhan PKI, Nasution menggerakan Angkatan Darat mendirikan
Perguruan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) dengan tujuan menyebarkan Islamisme. PTDI
yang pertama diresmikan oleh Nasution di Balai Kota Solo dan kemudian disusul
peresmian di beberapa kota dan kabupaten oleh Nasution dengan mengambil tempat
di Gedung Negara Yogyakarta.
Dengan
cara itu Nasution membuat Angkatan Darat menjadi Islam dan petinggi Angkatan
Darat yang tidak sejalan dengan apa yang dikehendakinya disingkirkan. Salah
satu yang disingkirkan adalah Pratnoto Reksosamudro yang dicopot dari jabatan
Panglima Diponegoro pada pertangan tahun 1961, karena tidak melaksanakan
instruksi KSAD membentuk Badan Kerja Sama (BKS) Ulama-Militer.
Pada
saat itu posisi Nasution sangat kuat dan banyak orang bahkan para pemimpin luar
negari sudah meramalkan Nasution yang menjadi orang paling berkuasa setelah
Sukarno akan segera menggantikan Sukarno yang sudah mulai sakit-sakitan.
Jika
Sukarno membiarkan proses pemerintahan berjalan apa adanya, sudah dapat
dipastikan Nasution akan menggantikan dirinya dan Indonesia segera berubah
menjadi Negara Islam lalu BUBAR.
Apa
yang dilakukan Sukarno agar bangsa dan Negara yang dibangunnya tidak menjadi
Negara Islam lalu BUBAR? Sukarno mencari jalan agar ada dinamika di dalam tubuh
Angkatan Darat sehingga ada kesempatan menggeser Nastuion dan jalan yang
ditempuh adalah PERANG melawan Belanda dengan alasan merebut Irian Barat.
Walaupun
perjuangan yang harus ditempuhnya memerlukan banyak pengorbanan, Sukarno tetap
konsisten mempertahankan prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia. Karena
itu sudah seharusnya generasi sekarang mau mengamankan Prinsip Satu Tuhan Untuk
Semua Orang Indonesia agar Indonesia cepat menjadi aman dan damai.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat
sore, teman-teman 7.951 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (5 Maret
2014)
Seorang
Muslim menulis di halaman Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang:
Armi Aviana Ala apok kamu sendiri juga anak mantan psk .jangan banyak cincong deh
Apa
yang ditulis Armi jelas ISLAM dan Armi bukan Muslim yang tidak berpendidikan,
semua Muslim baik lulusan SD sampai yang bergelar Doktor dan Profesor pun akan
menunjukkan sikap yang sama jika membahasa Islam, Alquran, dan Muhammad. Karena
tak ada dari Islam, Alquran, dan Muhammad yang dapat dibela dengan menggunakan
NALAR, dari dulu sampai kapanpun yang dilakukan Muslim dalam peredebatan hanya
MENGHINA lawan debatnya dengan kata-kata yang DUNGU bahkan BIADAB.
Sukarno
tahu apa itu Islam yaitu seperti yang dicontohkan Armi dan Sukarno mengalami
sendiri berdebat dengan Muslim waktu di Bengkulu, gara-gara soal yang menurut
Sukarno sepele, yaitu soal tabir dan donor darah sampai kemudian Sukarno
menurunkan tulisan berjudul Islam SONTOLOYO.
Sukarno
sangat paham bahaya Islam, karena itu walau sudah sakit-sakitan, di dalam sisa
hidupnya beliau masih berjuang mati-matikan agar Indonesia tidak dipimpin oleh
seorang Muslim yang pasti walau tampak intelek, ketika menyangkut soal Islam tak akan beda dengan Armi.
Pada
waktu itu ekonomi negara sedang kacau, tetapi Sukarno membangun TNI dengan
melakukan pembelian persenjataan secara besar-besaran dari Blok Timur terutama
dari Uni Soivyet dan yang menarik, pendidikan perwira militer tetap diserahkan kepada Amerika Serikat dan negara-negara
Barat. Pembangunan TNI besar-besaran dengan alasan persiapan perang merebut
Irian Barat dari Belanda tetapi nyatanya perang melawan Belanda tidak pernah
terjadi, karena di samping menyipkan perang, Sukarno juga menempuh jalan
perundingan dan dengan memotivasi Yos Sudarso untuk berjibaku menakut-nakuti
Belanda akhirnya perundingan dapat dimenangkan.
Irian
Barat berhasil masuk ke dalam NKRI tetapi hasil yang lebih penting dari Perang
Yang Diciptakan Sukarno adalah lahirnya Panglima Baru di dalam tubuh Angkatan
Darat yang bukan hanya berpengalaman membawahi pasukan Angkatan Darat tetapi juga
pernah menjadi Komandan dari seluruh angkatan dalam menghadapi Belanda,
Panglima itu orang Jawa Abangan bernama Suharto, walau statusnya Muslim tapi
Sukarno paham di dalam hatinya sama seperti dirinya yaitu orang memegang
prinsip Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
Kini
situasi sudah berubah, tatapi Islam masih tetap sama yaitu seperti yang dapat
dilihat pada Armi dan jalan terbaik menghadapi Islam di jaman sekarang adalah terbuka,
karena dengan keterbukaan tidak mungkin ada Muslim di depan publik BERANI
bicara seperti Armi sehingga yang paling mungkin dilakukan Muslim adalah MENGHINDAR
dari perdebatan atau pembahasan terbuka. Karena itu dengan hadirnya GSTUSO di
dunia nyata, apa Islam sebenarnya pasti akan terkuak juga.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat sore, teman-teman 7.989 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk
Semua Orang (6 Maret 2014)
Melihat GSTUSO terus bergerak maju, mengajak seluruh eleman
bangsa bersatu padu membangun Indonesia yang aman dan damai di bawah naungan
Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia, Islam menjadi semakin kalap. Salah
seorang Muslim yang mengaku bernama Jho Khakean Cangkhem menulis:
Ayam , klo sudah mendekati ajal setelah disembelih , sang ayam
akan berusaha sekuat tenaga , molompat-lompat , meronta-ronta , berteriak dan
bahkan berusaha untu bisa terbang , mungkin pendapat sang ayam , dengan
melakukan hal itu , sang ayam merasa dirinya bisa menjauh dari kematian.tetapi
namanya juga ayam yg baru saja disembelih , sehebat apapun ayam meronta ,
sehebat apapun ayam melompat dan sekeras apapun ayam berteriak , bukan kematian
yg semakin menjauh , tetapi kematiaalah yg semakin mendekat , karena sang ayam
lebih cepat kehabisan tenaga dan lebih cepat kehabisan darah. Seperti itulah yg
ada di GSTUSO , mereka melompat , meronta dan berteriak seperti ayam yg baru
saja disembelih , tetapi apapun yg terjadi GSTUSO juga akan sampai pada
ajal-nya. dan itu pasti , karena GSTUSO hanyalah se-ekor ayam sayur...!!!
Islam tetap sama seperti yang pernah dihadapi Sukarno setelah
berhasil membebaskan Irian Barat. Nasution waktu itu sudah berhasil
disingkirkan sehingga hanya menjabat sebagai Menko Hankam yang tidak punya
jabatan komando. Harapan Nasution menjabat Pangab tidak pernah diberikan oleh
Sukarno. Angkatan Darat sudah berada di bawah Ahmad Yani tetapi ternyata tetap
menjadi Islam sehingga terjadi polarisasi yang sangat berbahaya, PKI di satu
pihak dihadapi oleh Angkatan Darat dan Islam di lain pihak. Jika Sukarno tidak
dapat lagi menjalankan kewajibannya sebagai Presiden sudah dapat diduga akan
ada pembantaian terhadap PKI karena dalam Islam masalah harus dilakukan dengan
pembunuhan atau kematian.
Agar persoalan Indonesia tidak dicampuri kekuatan asing, Sukarno
berhasil menggeser posisi Uni Sovyet sebagai pemasok senjata terbesar yang
dapat mempengaruhi politik di Indonesia dengan merapat ke China tetapi Sukarno
tidak waspada dengan Amerika Serikat
yang berusaha mencegah penyebaran komunis dengan memanfaatkan Islam di
Indonesia. Amerika Serikat melihat kelemahan Islam di mana para pemimpinnya
yang berorientasi pada kekuasaan sangat mudah diperalat dan dimanfaatkan. Hal
seperti itu memang sudah terjadi, Darul Islam mendapat pasokan senjata dari
Belanda ketika Belanda harus meninggalkan Indonesia, PRRI/Permesta mendapat
pasokan senjata dari Amerika Serikat.
Agar saling bunuh tidak terjadi, dengan memanfaatkan kekuatan
yang masih tersisa, Sukarno merencanakan pembersihan di dalam tubuh Angkatan
Darat agar muncul Panglima Baru yang dapat mencegah saling bunuh. Apakah
Sukarno berhasil? Kita lanjutkan besok.
Perlu diungkap di sin, kebiasaan Islam menyelesaikan masalah
dengan jalan pembunuhan atau kematian harus DIHENTIKAN dan ajaran BIADAB itu
harus DIBUANG, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang beradab di mana
setiap masalah harus diselesaikan melalui jalan perundingan dan jika tidak
berhasil melalui jalan perundingan HARUS diselesaikan melaui jalur hukum.
GSTUSO menghimbau semua eleman bangsa merapatkan barisan membangun Indonesia yang
damai di bawah naungan Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang
***
Selamat sore, teman-teman 8.045 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk
Semua Orang (7 Maret 2014)
Gambar terlampir saya ambil dari Akun FB Prof. Dr. Muhammad
Quraish Shihab, MA
https://www.facebook.com/pages/Prof-Dr-Muhammad-Quraish-Shihab-MA/585736218180206
Saya perlu menjelaskan bawah dengan memuat gambar tersebut Quraish Shihab sudah
menambah KESESATAN ajaran Islam yang memang dari awalnya sudah SESAT.
Sebagai tokoh Muslim, Quraish Shihab HARUS mengajak Muslim hanya
MENGIKUTI cara hidup yang dicontohkan oleh Muhammad. Ajakan Quraish Shihab
kepada Muslim untuk mencintai Yesus jelas SALAH dan mengundang KEKACAUAN.
Kepala Muslim akan PECAH disuruh memadukan Muhammad yang membunuh kafir dengan
Yesus yang dibunuh di kayu Salib. Otak Muslim akan berantakan mencampuradukan
Muhammad yang hidup dari rampasan dengan Yesus yang hidup dari pemberian orang
lain. Nalar Muslim akan jungkir balik menyelaraskan Muhammad yang memelihara 11
istri yang dijadikan tempatnya ber-cocok-ccocok Penis dengan Yesus yang tidak
menikah.
Apa yang dilakukan Quraish Shihab memang biasa di dalam Islam,
sebagai cara MENUTUPI kesesatan Islam dan ini yang membuat Sukarno pusing
kepala pada sekitar tahun 1960-an. Masyumi jelas terlibat pemberontakan
PRRI/Permesta dan pemberontakan itu sudah dipadamkan oleh Angkatan Darat yang
dipimpin oleh Nasution lalu Masyumi DIBUBARKAN oleh Sukarno. NU dan Masyumi
sudah menghianati Panca Sila dengan mencoba membuat UUD berdasarkan Syariat
Islam sehingga Konstituate tidak dapat menghasilkan UUD yang baru. Lalu para
pejuang NU dan Masyumi yang sudah dibubarkan bergabung dengan Nasution dan
tanpa ragu-ragu Nasution memimpin perjuangan Islam, seolah-olah Islam yang
BEBEDA dari yang pernah memberontak.
Kepada Quraish Shihab dan semua tokoh Muslim harus diperingatkan
agar hanya MENGAJAK Muslim untuk hidup menurut apa yang dicontohkan oleh
Muhammad dan Muslim harus menjadikan Muhammad sebagai PANUTAN. Jika Muslim sudah
TIDAK SANGGUP mengikuti cara hidup yang dicontohkan oleh Muhammad, mereka tentu
boleh memilih figur panutan lain, siapa saja, SETELAH meninggalkan Islam. MAKA
dengan demikian akan menjadi jelas apa itu Islam, yang tidak lain dan tidak
bukan adalah Alquran dan Muhammad.
Salam Satu Tuhan Bagi Semua Orang
***
Selamat sore, teman-teman 8.166 anggota
Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (10 Maret 2014)
Ada satu lagi ketetapan MPRS yang
sebenarnya sangat tidak disetujui oleh Bung Karno, yaitu ketetapan yang
mengatur bahwa agama harus diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai
Universitas. Ketentuan seperti itu sudah sering didesakan oleh kalangan Islam
tetapi semasa Bung Karno masih berkuasa keinginan tersebut tidak pernah
dilayani. Pada waktu sidang MPRS, Bung Karno tidak punya lagi kekuatan
membendung arus yang menghendaki ketentuan seperti itu diberlakukan melalui
ketetapan MPRS. Para tokoh PNI yang nasionalis tidak melihat hal seperti itu
membahayakan kesatuan bangsa sehingga mereka tidak secara militan menentang
munculnya ketetapan tersebut. Tetapi Bung Karno marah besar, beberapa hari
setelah sidang MPRS berahir, Sumiskum, anggota MPRS yang kemudian menjadi Wakil
Ketua DPR-GR mewakili Golkar dipanggil ke Istana. Bung Karno dengan marah
mengatakan, “Bangsa ini harus menanggung ongkos yang besar atas kesalahan
dikeluarkannya ketentuan seperti itu.” Dikutip dari Buku Sukarno Memilih
Tenggelam Agar Suharto Muncul hal. 205.
Bung Karno menolak Islam diajarkan di
sekolah dan mengatakan yang harus diajarkan adalah Kewarganegaraan (yang
disebut pelajaran Civic) dan budi pekerti. Bung Karno menolak Islam diajarkan
di sekolah karena Islam mengajarkan bahwa di atas hukum negara ada hukum Awloh
Swt yang statusnya lebih tinggi, Islam merendahkan hukum negara dengan
mengatakan sebagai hukum buatan manusia sedangkan yang harus ditaati adalah hukum
Awloh Swt.
Di dalam hukum negara, membunuh harus
ditangkap apa pun alasannya dan pelakunya harus diadili sedangkan di dalam hukum Islam, hanya dengan
menyebut nama Awloh Swt., Muslim dihalalkan memenggal kepala kafir. Hal ini
tentu saja merusak kehidupan bernegara dan karena kepercayaan sesat seperti itu,
hanya dalam waktu yang singkat lebih dari 500.000 kepala anggota dan simpatisan
PKI dibantai Islam.
Catatan sejarah ini seharusnya menjadi
PELAJARAN bagi bangsa ini bahwa pelajaran agama di sekolah tidak membangun
bangsa MALAHAN merusak bangsa. Saya sudah membuat vidio mengusulkan kepada
Menteri Pendidikan agar segera menghapus pelajaran agama di sekolah negari,
perhatikan vidio berikut : http://youtu.be/ag41ZJb-AQU8
Di sekolah, murid harus diajarkan Satu
Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia yaitu Tuhan Yang Tidak Membuat atau
Menegluarkan Hukum karena masalah hukum harus menjadi KEWENANGAN Pemerintah.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Selamat siang, teman-teman 8.249
anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (12 Maret 2014)
Dewi Kanti menulis di dinding saya:
Bagi
saya .. Tuhan memang satu, tapi bukan satu bilangan tunggal.. satuNya krn
menyatu dan manunggal dengan seluruh ciptaanNya. Lah kalo semua ribut atas nama
Tuhan.. artinya blm menemukan sejatinya Tuhan...
Apa
yang dikatakan oleh Dewi Kanti adalah cerminan dari pendapat yang ada
masyarakat, tetapi ketika anggota Grup GSTUSO diajak bergabung ke dalam Ormas
GSTUSO untuk berkiprah di dunia nyata, membangun Indonesia yang damai di bawah
naungan Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia, banyak yang masih ragu, sebagian
kuatir Ormas ini akan memancing kerusuhan. Atas kekuatiran itu, Dewi Kanti memberi
jawaban “kalo semua ribut atas nama Tuhan.. artinya blm menemukan sejatinya
Tuhan...” ini menjelaskan bahwa jalan yang dapat kita tempuh adalah jalan damai,
mengajak masyarkat menemukan sejatinya Tuhan agar menjadi sadar bahwa “Tuhan
memang satu,” dan Tuhan bukan satu biji tetapi Satu Untuk Semua Orang apa pun
bentuk dan penampakan yang dilihat oleh kelompok atau manusia yang berbeda.
Semua
manusia yang berfikiran sehat, PASTI sependapat dengan Dewi Kanti, Tuhan memang
satu yang dapat DIBUKTIKAN dalam kehidupan sehari-hari, semua orang apa pun
agama dan kepercayaannya, apa pun warna kulitnya, dan apa pun status sosialnya,
MENIKMATI sinar matahari yang sama dan menghirup udara yang sama.
Di
dalam Grup FB ini dapat dilihat sebagian anggota dengan berbagai cara dan
asalan MENCELA Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia, sambil mengagungkan
bahwa Tuhan mereka yaitu Tuhan yang hanya berlaku untuk golongan mereka adalah
Tuhan yang benar. Orang-orang seperti ini hanya berani bicara di internet,
mereka tidak mungkin berani BERSUARA di dunia nyata, menentang Satu Tuhan Untuk
Semua Orang Indonesia karena orang yang waras paham bahwa ada Tuhan EKSLUSIF
hanya untuk satu golongan tidak sesuai dengan nalar manusia yang sehat. Karena
itu untuk mengajak masyarakat memahami Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia,
kita tidak dapat mengandalkan internet, kita harus bergerak di dunia nyata dan
saya ajak Anda untuk bergabung ke dalam Ormas GSTUSO.
Ormas
ini memang BARU dan masih kecil, terdiri dari 9 orang pendiri dan 1 anggota
non-pendiri sehingga masih diperlukan ribuan bahkan jutaan anggota lagi agar
kita bersama-sama dapat menyampaikan BERITA PENTING kepada semua anak bangsa di
negeri ini secara efektif, meluas dan damai bahwa Tuhan memang satu untuk semua
orang.
Kepada
Anda yang masih berpendapat bahwa yang diperjuangkan oleh GSTUSO membawa
resiko, harus kita akui bahwa semua perjuangan menghadapi resiko. Tetapi saya
ingin mengajak terutama teman-teman yang masih muda, untuk membuka sejarah dan
lihat bagaimana para pendahulu kita BERANI membawa bambu runcing, ikut memperjuangkan
KEMERDEKAAN Indonesia. Sekarang Anda tidak perlu membawa bambu runcing, Anda
tinggal bergabung ke dalam Ormas GSTUSO dan yang akan Anda lakukan tak kalah penting
nilainya dibandingkan dengan yang pernah dilakukan oleh para pendahulu kita,
yaitu MEWUJUDKAN keinginan yang belum dapat diselesaikan oleh Bung Karno dengan
jalan membebaskan Indonesia dari PENJAJAHAN oleh bangsa asing berkedok Tuhan
agar Indonesia menjadi 100 % MERDEKA.
Kepada
Anda yang gemar berorganiasi dan ingin membaktikan hidup sebagai penggerak
perubahan untuk kemajuan bangsa, GSTUSO memberi peluang di samping menjadi
aggota juga menjadi pengurus terutama di daerah-daerah dan untuk menjadi
pengurus GSTUDO saat ini, Anda tidak perlu bersaing seperti yang Anda harus
lakukan jika bergabung ke dalam organisasi yang sudah mapan. Untuk menjadi
pengurus GSTUSO yang harus Anda perhatikan hanyalah mengejar waktu agar
terdaftar sebagai anggota yang lebih awal sehingga Anda lebih berhak menjadi
pengurus dan dengan menjadi pengurus GSTUSO Anda diberi waktu 4 tahun untuk
mengembangkan kemampuan Anda berorganisasi sampai ada pemilihan pengurus pada
periode berikutnya.
Sementara
ini GSTUSO tidak dibiayai oleh siapa pun, kita bergerak dari kita untuk kita,
karena itu menjadi pengurus di daerah juga harus mampu mengumpulkan dana untuk
membiayai kegiatan organiasi dan saya yakin setelah masyarakat memahami apa
yang dikerjakan oleh GSTUSO dukungan akan mengalir. Di samping belajar
mengelola organisasi, menjadi pengurus GSTUSO Anda juga akan dilatih menangani
isu-isu bahkan konflik yang berkaitan dengan Tuhan secara arif dan bijaksana
dan harapan kami pada 5 tahun mendatang banyak dari GSTUSO yang akan menduduki
kursi legislatif yang akan terus secara konsisten berjuang membangun Indonesia
yang damai di bawah naungan Satu Tuhan Untuk Semua Orang Indonesia dan tentu
kita akan mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan yang diperlukan agar
semua itu dapat tercapai.
Anda
dapat mendaftar menjadi anggota GSTUSO secara pribadi dan jika sudah ada 30
pendaftar di kota Anda, kita akan membentuk pengurus di kota Anda atau Anda
mengajak 30 orang di kota Anda untuk bersama-sama bergabung ke dalam GSTUSO,
inbox bio datanya ke saya dan selanjutnya saya atau pengurus GSTUSO lainnya akan
datang dengan biaya kami sendiri, meresmikan kepengurusan GSTUSO di kota Anda
sehingga Anda dapat berkiprah selama 4 tahun sampai kita menyelenggarakan
pemilihan pengurus yang baru.
Bahwa
sosok GSTUSO saat ini isinya lebih banyak hanya berupa gagasan akan berubah
dalam waktu singkat menjadi Ormas yang besar dan berwibawa karena apa yang
diusung oleh GSTUSO bukan hanya baik bagi bangsa dan negara tetapi DIPERLUKAN
agar Indonesia dapat cepat menjadi bangsa yang maju dan beradab.
Saya
tunggu Anda di GSTUSO dan Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Selamat
siang, teman-teman 8.424 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (13 Maret
2014)
Pengikut
agama benar yang rajin berkarya, membaca berita penderitaan orang yang kena
dampak gunung meletus lalu tergerak hatinya untuk menyumbang. Ketika dicari
cara menyampaikan sumbangan, tanpa harus datang ke lokasi, dia menjadi sangat
kagum karena BEGITU BANYAK jalan untuk menyampaikan sumbangan, bisa disampaikan
ke Dompet Pembaca pada koran langganannya, bisa juga disampaikan ke Stasiun TV
dan banyak lagi kemungkinan yang tersedia. Pengikut agama benar tidak pernah
KESULITAN menyampaikan persembahan kepada Tuhan karena nama dan alamat Tuhan
tidak dipersoalkan. Bagi pengikut agama benar yang selalu menjadi pemikiran
adalah apakah LAYAK persembahan yang akan disampaikan kepada Tuhan.
Muslim
yang selalu asyik nyembah-nyembah Awloh Swt serta rajin berzikir ahirnya
mengalami kesulitan hidup, beras di rumahnya hanya cukup untuk makan besok. Dia
mencari tempat-tempat orang yang mau berbagi rezeki dan menjadi sangat sedih
karena hampir tidak ada alamat yang layak didatanginya. Muslim selalu KESULITAN
menemukan tempat meminta rezeki serta pahala karena nama dan alamat Tuhan harus
benar, tidak boleh salah sehingga hanya sampai kepada berhala. Satu-satunya
yang diketahui Muslim hanya Awloh Swt yang beralamat di Kabah. Tetapi dari
penggalaman hidupnya, Muslim sadar belum pernah permintaannya dipenuhi oleh
Awloh Swt dan pesan yang selalu diterimanya berbunyi “Permintaanmu akan
dipenuhi setelah kamu mati.”
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Selamat
siang, teman-teman 8.489 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (14 Maret
2014)
Untuk
meningkatkan kemampuan menulis anak bangsa, maka dikumpulkan anak-anak yang
berbakat menulis yang masih duduk di kelas ahir SMA dari seluruh negeri, mereka
dikumpulkan di satu hotel lalu diburi tugas menulis Kitab Suci selama satu
minggu.
Lewat
satu minggu hasil karya mereka dikumpulkan, ada yang menulis Injil yang
disatukan, mencoba mengambil cerita dari 4 penulis Injil dengan tema yang sama
menjadi satu cerita yang lebih utuh, ada yang menulis Bharatayuda versi modern,
ada juga yang menulis pengalaman pribadinya yang dia anggap berkaitan dengan
Tuhan. Guru yang menerima semua karya tulis itu kaget melihat karya berikutnya
yang hanya berisi satu ayat Alquran yaitu ayat 2:223 “Jadikan istri-istrimu
tempat kamu bercocok Penis.”
Si
penulis dipanggil dan ditanya apa yang kamu lakukan? Dia menjawab, “Saya Muslim,
saya tahu bahwa Alquran adalah kitab sempurna sehingga saya tidak mungkin
menulis kitab suci yang lebih baik dari Alquran dan Alquran adalaha kitab
terahir yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Saya sudah melihat kitab
sebelumnya yaitu Taurat dan Injil dan saya sudah mencoba melihat apa yang
disempurnakan oleh Alquran dan saya sudah menemukan bahwa ayat 2:223 adalah
bukti bahwa Alquran menyempurnakan kitab sebelumnya karena ayat itu atau ayat
yang isinya seperti ayat itu tidak ada di kitab Taurat maupun Injil,
bahkan tidak ada di kitab manapun di
dunia. Saya sudah berkesimpulan bahwa karena ayat itu maka Aquran disebut kitab
sempurna dan penyempurna dari kitab sebelumnya.”
Sang
Guru menarik nafas panjang lalu pulang ke rumahnya.
Salam
Satu Tuhan Untuk Semua Orang.
***
Selamat
siang, teman-teman 8. 600 anggota Gerakan Satu Tuhan Untuk Semua Orang (16
Maret 2014)
TEMPO.CO, Jakarta -Beredarnya video asusila yang diperankan
oleh seorang lelaki dan dua perempuan di daerah Cisarua, Puncak, Bogor menjadi
perbincangan hangat warga Kabupaten Bogor. Selain pelakunya yang diduga SS yang
merupakan tokoh agama, juga aksi threesome atau aktivitas seksual yang
dilakukan tiga orang secara bersamaan.
Dr. Boyke Dian Nugraha SpOG MARS menjelaskan, pelaku
threesome ini bisa dikategorikan mengidap kelainan seksual. "Threesome ini
biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menginginkan kepuasan yang lebih dalam
berhubungan seks," kata Boyke saat dihubungi Tempo, Jumat 14 Maret 2014.
Apa yang dilakukan Muhammad MEMELIHARA 11 Istri yang
dijadikan budak seks yang disetubuhi semua setiap hari dan kegiatannya
cocok-cocok penis itu dilakukan di dalam kompleks Masjid yang menjadi kediaman
Muhammad sebenarnya JAUH LEBIH Gila. Apa yang dilakukan Muhammad juga bukan
cermin dari budaya Arab kuno, yaitu suku Quraisy, karena ayah Muhammad punya
satu istri, paman Muhammad punya satu istri, kakek Muhammad punya 1 istri dan
Muhammad juga hanya punya 1 istri sampai Khadijah meninggal. Prilaku BEJAD
Muhammad justru dia lakukan setalah dia mengaku nabi dan mendirikan Islam.
Jika tokoh Islam yang ada di video itu dikecam, SEHARUSNYA
Muslim di Indonesia berani mengatakan Muhammad jauh lebih BEJAD.
Salam Satu Tuhan Untuk Semua Orang.