Today is day 3 after Vidio titled The End of Islam viewed by 1000 viewer and no single Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Let's not doubt to continue spreading that vidio until Islam vanished from the earth and note the following developments.
Jakarta - The Ministry of Foreign Affairs, on Thursday (14/03/2013)
held a meeting about
the handling of migrant workers
facing the death penalty. Among other officials present
Wamenlu RI Wardana,
Director of Protection citizens Tatang Razak, Chairman
of the Constitutional Court Mahfud
MD, Coordinator of Migrant Care Anis Hidayah,
Ambassador in Saudi Gatot Abdullah Mansour,
a former Chairman of the Task Force Maftuh Basyuni.
Also a number of academics
from various campuses.
Fate of Satinah, maids
working in Riyadh, which has one son who was in high school in Semarang is
precarious. If diyat or fines do not paid to the family of a former employer Rp
10 billion, he threatened executed.
Coordinator of Migrant
Care, Anis Hidayah explains, "The event experienced by Satinah occurred in
2008. At that time, that women in 40s year was cooking. Somehow her female
employer came and got angry. Conflicts occur until then the incident
occurred."
Saudi Arabia court which
based on the Koran has sentenced Satinah with death penalty. But she can be
free if pay a fine of Rp 10 billion.
The Indonesian nation
must have the courage urged Saudi Arabia to stop using Islamic law which is
stupid and barbaric. Satinah problem is a problem of criminal that should
become the affairs of state and their
families are not permitted to intervene, and in the case of murder if it is
done in self-defense, the offender can be released.
If the government of
Saudi Arabia still execute Satinah by beheading in public, the Indonesian
nation must have the courage to say that the act is barbaric and that the
incident is not repeated the Indonesian nation must have the courage to collect
all of the Koran in Indonesia and be burned together at National Monument and
other important places , because the source of all the savagery is the Koran.
***
Satinah
dipancung di Arab Saudi ayo kumpulkan semua Alquran di Monas lalu kita bakar
bersama-sama, hari ke-3 setelah 1000
viewer.
Hari ini adalah hari ke-3 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam dilihat oleh 1000 viewer dan tidak ada satu
pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus
sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi dan perhatikan perkembangan berikut.
Jakarta - Kementerian
Luar Negeri, Kamis (14/3/2013) menggelar rapat soal penanganan TKI yang
terancam hukuman mati. Hadir sejumlah pejabat antara lain Wamenlu RI Wardana,
Direktur Perlindungan WNI Tatang Razak, Ketua MK Mahfud MD, Koordinator Migrant
Care Anis Hidayah, Dubes RI di Saudi Gatot Abdullah Mansyur, mantan Ketua
Satgas Maftuh Basyuni. Juga sejumlah akademisi dari berbagai kampus.
Nasib
Satinah, TKW yang bekerja di Riyadh, yang memiliki satu putra yang duduk di
bangku SMA di Semarang memang genting. Bila tak membayar diyat atau denda
kepada keluarga mantan majikannya Rp 10 miliar dia terancam dieksekusi mati.
Koordinator
Migrant Care, Anis Hidayah menjelaskan, “Peristiwa yang dialami Satinah ini
terjadi tahun 2008 yang lalu. Saat itu, perempuan berusia 40-an tahun ini
tengah memasak. Entah bagaimana majikan perempuannya datang dan marah-marah. Terjadi
pertikaian sampai kemudian terjadi peristiwa itu."
Pengadilan
Arab Saudi yang berdasar Alquran memvonis Satinah hukuman mati. Tapi, dia bisa
bebas bila membayar uang denda Rp 10 miliar.
Bangsa Indonesia harus berani mendesak Arab Saudi untuk tidak lagi menggunakan hukum Islam yang DUNGU dan BIADAB. Masalah Satinah adalah masalah kriminal yang harus menjadi urusan negara dan keluarga korban tidak diperkenankan ikut campur dan di dalam kasus pembunuhan jika dilakukan dalam rangka membela diri, pelaku dapat dibebaskan.
Bangsa Indonesia harus berani mendesak Arab Saudi untuk tidak lagi menggunakan hukum Islam yang DUNGU dan BIADAB. Masalah Satinah adalah masalah kriminal yang harus menjadi urusan negara dan keluarga korban tidak diperkenankan ikut campur dan di dalam kasus pembunuhan jika dilakukan dalam rangka membela diri, pelaku dapat dibebaskan.
Jika
pemerintah Arab Saudi tetap mengeksekusi Satinah dengan cara memancung di
hadapan publik, bangsa Indonesia harus berani mengatakan bahwa tindakan itu
BIADAB dan agar peristiwa itu tidak terulang lagi bangsa Indonesia harus berani
mengumpulkan semua Alquran di Indonesia lalu dibakar beramai-ramai di Monas dan
tempat penting lainnya, karena sumber semua KEBIADABAN itu adalah Alquran.
No comments:
Post a Comment