Wednesday 13 March 2013

Satinah beheaded in Saudi Arabia let's collect all the Koran at National Monument and then we burn together, day-3 after 1000 viewer.


Today is day 3 after Vidio titled The End of Islam viewed by 1000 viewer and no single Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Let's not doubt to continue spreading that vidio until Islam vanished from the earth and note the following developments.

Jakarta - The Ministry of Foreign Affairs, on Thursday (14/03/2013) held a meeting about the handling of migrant workers facing the death penalty. Among other officials present Wamenlu RI Wardana, Director of Protection citizens Tatang Razak, Chairman of the Constitutional Court Mahfud MD, Coordinator of Migrant Care Anis Hidayah, Ambassador in Saudi Gatot Abdullah Mansour, a former Chairman of the Task Force Maftuh Basyuni. Also a number of academics from various campuses.

Fate of Satinah, maids working in Riyadh, which has one son who was in high school in Semarang is precarious. If diyat or fines do not paid to the family of a former employer Rp 10 billion, he threatened executed.

Coordinator of Migrant Care, Anis Hidayah explains, "The event experienced by Satinah occurred in 2008. At that time, that women in 40s year was cooking. Somehow her female employer came and got angry. Conflicts occur until then the incident occurred."

Saudi Arabia court which based on the Koran has sentenced Satinah with death penalty. But she can be free if pay a fine of Rp 10 billion.

The Indonesian nation must have the courage urged Saudi Arabia to stop using Islamic law which is stupid and barbaric. Satinah problem is a problem of criminal that should become the  affairs of state and their families are not permitted to intervene, and in the case of murder if it is done in self-defense, the offender can be released.

If the government of Saudi Arabia still execute Satinah by beheading in public, the Indonesian nation must have the courage to say that the act is barbaric and that the incident is not repeated the Indonesian nation must have the courage to collect all of the Koran in Indonesia and be burned together at National Monument and other important places , because the source of all the savagery is the Koran.




***

Satinah dipancung di Arab Saudi ayo kumpulkan semua Alquran di Monas lalu kita bakar bersama-sama, hari ke-3 setelah 1000 viewer.

Hari ini adalah hari ke-3 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam dilihat oleh 1000 viewer dan  tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi dan perhatikan perkembangan berikut.

Jakarta - Kementerian Luar Negeri, Kamis (14/3/2013) menggelar rapat soal penanganan TKI yang terancam hukuman mati. Hadir sejumlah pejabat antara lain Wamenlu RI Wardana, Direktur Perlindungan WNI Tatang Razak, Ketua MK Mahfud MD, Koordinator Migrant Care Anis Hidayah, Dubes RI di Saudi Gatot Abdullah Mansyur, mantan Ketua Satgas Maftuh Basyuni. Juga sejumlah akademisi dari berbagai kampus.

Nasib Satinah, TKW yang bekerja di Riyadh, yang memiliki satu putra yang duduk di bangku SMA di Semarang memang genting. Bila tak membayar diyat atau denda kepada keluarga mantan majikannya Rp 10 miliar dia terancam dieksekusi mati.

Koordinator Migrant Care, Anis Hidayah menjelaskan, “Peristiwa yang dialami Satinah ini terjadi tahun 2008 yang lalu. Saat itu, perempuan berusia 40-an tahun ini tengah memasak. Entah bagaimana majikan perempuannya datang dan marah-marah. Terjadi pertikaian sampai kemudian terjadi peristiwa itu."

Pengadilan Arab Saudi yang berdasar Alquran memvonis Satinah hukuman mati. Tapi, dia bisa bebas bila membayar uang denda Rp 10 miliar.

Bangsa Indonesia harus berani mendesak Arab Saudi untuk tidak lagi menggunakan hukum Islam yang DUNGU dan BIADAB. Masalah Satinah adalah masalah kriminal yang harus menjadi urusan negara dan keluarga korban tidak diperkenankan ikut campur dan di dalam kasus pembunuhan jika dilakukan dalam rangka membela diri, pelaku dapat dibebaskan.

Jika pemerintah Arab Saudi tetap mengeksekusi Satinah dengan cara memancung di hadapan publik, bangsa Indonesia harus berani mengatakan bahwa tindakan itu BIADAB dan agar peristiwa itu tidak terulang lagi bangsa Indonesia harus berani mengumpulkan semua Alquran di Indonesia lalu dibakar beramai-ramai di Monas dan tempat penting lainnya, karena sumber semua KEBIADABAN itu adalah Alquran.


No comments:

Post a Comment