Islam in Indonesia has been The End, MUI admitted involved in business crime, the 128th day after Video The End of Islam
Today is 128th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently
none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's
continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the
following developments.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Indonesia
Ulema Council (MUI) will take over the shares of PT Golden Traders
Indonesia (GTI) Sharia
mostly belonging to Malaysian citizens.
"In order not to cause problems for customers," said consultant PT GTI
Sharia Yogyakarta, BRAy Joyokusumo, told
Tempo, Thursday, February 28, 2013. Sharia GTI stock
is owned by individuals and institutions. MUI has
a stake of 10 percent, House Speaker Marzuki Alie
10 percent, the rest is controlled by
two citizens of Malaysia.
One of them Han Cun
Ong. Ong allegedly
fled customer gold
and money amounting to Rp 10
trillion.
TEMPO.CO, Jakarta - Commodity
Futures Trading Supervisory Board (Bappebti), Ministry of Commerce stated modus bulging
with gold scam is
not new. "It's actually a
recurring old mode," said Chief Bappebti, Syahrul R.
Sempurnajaya, in a press conference
at his office, Friday, March 1, 2013.
He explained that the recent widespread
investment companies that harm society.
The companies engaged in trading gold. Some of them are Raihan
Jewellery, Golden Traders Indonesia Sharia
(GTIS), Virgin Gold
Mining Corporation, and Trimas Mulia. Syahrul
also thinks that the company offers
fixed income as something unclean. "Fixed income
is only in the bank," he said.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Learning
from the case of PT Golden Traders Indonesia
(GTI) Syariah, Bank
Indonesia advise people to be careful on offer
lucrative investment. Deputy Head of the Representative
Office of Bank Indonesia Yogyakarta, Causa Faith
Karana, said people need to be wary of companies
that offer promising investment return that
is much higher than the average investment. "Do not be easily lured by the rewards offered.
Society must be vigilant, "he said when contacted by Tempo, Saturday, March 2, 2013.
TEMPO.CO,
Jakarta - Chairman of the Economic Council of Ulama Indonesia (MUI), KH
Amidhan, admitted MUI received profit share amounting to 10 percent of PT
Golden Traders Indonesia Sharia (GTIS). These profits received by Foundation of
Da'wah Development Fund belong to MUI. According to Amidhan, the profit
received due to the board of MUI sitting as a board of advisors in GTIS. »MUI
only become supervisory board in GTIS sharia," he said yesterday. The
board of trustees of the MUI, he said, is the Secretary-General Ichwan Sam and
Head of Fatwa KH Ma'ruf Amin.
It
is already complete the proof that the contents of Islam is only ignorance and
savagery.
***
Islam
Indonesia sudah TAMAT, MUI mengaku ikut usaha kejahatan, hari ke-128 setelah Vidio Akhir dari Islam.
Hari ini adalah hari ke-128 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata
tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan
ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi.
Perhatikan perkembangan berikut.
TEMPO.CO,
Yogyakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI)
akan mengambil alih saham PT Golden Traders Indonesia (GTI) Syariah yang sebagian
besar milik warga negara Malaysia. "Agar tidak menimbulkan persoalan bagi
nasabah," kata konsultan PT GTI Syariah Yogyakarta, BRAy Joyokusumo,
kepada Tempo, Kamis, 28 Februari 2013. Saham GTI Syariah dimiliki oleh
perorangan dan lembaga. MUI memiliki saham sebesar 10 persen, Ketua DPR Marzuki
Alie 10 persen, sisanya dikuasai dua warga Malaysia. Salah satunya Ong Han Cun.
Ong diduga melarikan emas dan uang nasabah sebesar Rp 10 triliun.
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan menyatakan modus penipuan dengan
emas bodong bukan merupakan hal baru. "Sebenarnya ini modus lama yang
berulang," kata Kepala Bappebti, Syahrul R. Sempurnajaya, dalam konferensi
pers di kantornya, Jumat, 1 Maret 2013. Ia menjelaskan, belakangan marak adanya
perusahaan investasi yang merugikan masyarakat. Perusahaan-perusahaan itu
bergerak di bidang perdagangan emas. Beberapa di antaranya adalah Raihan
Jewellery, Golden Trader Indonesia Syariah (GTIS), Virgin Gold Mining
Corporation, dan Trimas Mulia. Syahrul pun menilai fixed income yang
ditawarkan perusahaan tersebut sebagai sesuatu yang haram. “Fixed income
hanya ada di bank," ucapnya.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Belajar dari kasus PT Golden Traders Indonesia (GTI) Syariah, Bank Indonesia menyarankan masyarakat bersikap hati-hati atas tawaran investasi menggiurkan. Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Causa Iman Karana, mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai tawaran investasi perusahaan yang menjanjikan imbalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata investasi lainnya. “Jangan mudah terpancing dengan imbalan yang ditawarkan. Masyarakat harus waspada,” kata dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Maret 2013.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Belajar dari kasus PT Golden Traders Indonesia (GTI) Syariah, Bank Indonesia menyarankan masyarakat bersikap hati-hati atas tawaran investasi menggiurkan. Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Causa Iman Karana, mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai tawaran investasi perusahaan yang menjanjikan imbalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata investasi lainnya. “Jangan mudah terpancing dengan imbalan yang ditawarkan. Masyarakat harus waspada,” kata dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Maret 2013.
TEMPO.CO,
Jakarta - Ketua Bidang Perekonomian Majelis
Ulama Indonesia (MUI), KH Amidhan, mengakui MUI menerima keuntungan saham
sebesar 10 persen dari PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS). Keuntungan
tersebut diterima Yayasan Dana Dakwah Pembangunan milik MUI. Menurut Amidhan,
keuntungan tersebut diterima karena pengurus MUI duduk sebagai dewan penasihat
di GTIS. »MUI hanya menjadi dewan pengawas syariah di GTIS,” ujarnya kemarin.
Dewan pengawas dari MUI, kata dia, adalah Sekretaris Jenderal Ichwan Sam dan
Ketua Bidang Fatwa KH Ma’ruf Amin.
Lengkap
sudah bukti bahwa isi Islam hanya KEDUNGUAN dan KEBIADABAN.
No comments:
Post a Comment