Today is 130th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Golkar Party politician Bambang Soesatyo claiming treated unjust,
linked to alleged of corruption of the Driving Licence (SIM) Simulator which is
now being handled by the Corruption Eradication Commission (KPK). Bambang
regrets news coverage as if he and some other members of Commission III Aziz
Syamsudin and Herman Herry have got something, each more than Rp 1 billion in
exchange for taking care of the procurement budget of Korlantas Police for
driving simulator SIM. " That accusation was incredible unjust. I prefer
sentenced to death and called as a murderer rather than convicted as corruptors
even just one day, "said Bambang told Tribunnews, Monday (03/04/2013).
Furthermore
Bambang boast, "The news is not true. I personally prepared. Instead of
jail. Even shot to death will I face if I do something not commendable. And I
will never silence to speak the truth."
Bambang
Soesatyo is HMI and what he said adds to the evidence that the HMI that teaches
its members to implement the teachings of Islam, not educate and develop the
nation but fooling and uncivilising its members and its impact fooling and
uncivilising the nation.
Edward
L. Fox wrote a book about Obama, who among other things said, "Whatever
else he might be, Obama is America's first Javanese president." In the
book it is explained how Obama came from a father an African and a mother an
American become a Java because his mind and character that finely can be seen
from the words and gestures.
Bambang
Soesetyo named Java but culture that he expressed an ignorant and barbaric
Islam, Arab culture after Islam, not the pre-Islamic Arab culture, because the
culture of Arabs before Islam is a culture where the supreme dignity of women
is respected and there is evidence that Khadijah.
Bambang
Soesatyo has been uprooted from his ancestral cultures, because in Javanese
culture is taught to be the knight described in the Mahabharata, in which the
Pandavas were vilified by the Kauravas did not yell maligned but run the
penalty of Duryondana due to be imposed by the head of state although the
punishment was not fair. In the end the truth impartially Pandavas.
Due
to education of Islam, among others through the HMI, what is expressed Bambang
Soesatyo is based on ignorance and barbarism based on verses of the Qur'an and
the example of life of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet. Consider
the following Quranic verse.
Letter 3.
Ali 'Imran verse
161. Could not be a prophet of treason in
the affairs of the spoils of war.
Anyone who defected in the affairs of spoils it, then on the Day of Resurrection it will come with what dikhianatkannya,
then every soul will be recompensed according to what he was doing with (retribution) accordingly, they will not be persecuted.
The
Prophet do not apostate and prophets do not lead war much less take the spoils
of war, but Muhammad who is ignorant and barbarous, ordered his men to rob,
Miuhammad lead the war and collect the spoils of war. What were saying by
Muhammad was not wrong because he was not a prophet but a villain.
Words
of Bambang Soesetyo, "I'd prefer to be sentenced to death and called a
murderer than convicted as corruptors although only 1 day." Obviously
ignorant and savage, stupid because as a member of the House should know, there
are laws governing that who proved corruption do not sentenced to death. Why
choose called as killer rather than go to jail as corruptors? These statements
clearly barbaric which do not know civilization that who did corruption go to
jail and who killed also go to jail though there is difference in length of
time, and the actors do not have the right to choose where he wants jail.
Bambang
Soesatyo statement should make people aware that Islam, which until now is
still taught in public fooling and uncivilising the nation and for the society
does not become more stupid and barbaric, Islam should be immediately removed
from Indonesia.
***
Bambang
Soesatyo : Saya lebih senang dihukum
mati dan disebut pembunuh – Ini HMI dan ini Muslim, hari ke-130 setelah Vidio Akhir dari Islam.
Hari ini adalah hari ke-130 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata
tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan
ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi.
Perhatikan perkembangan berikut.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Politisi Partai
Golkar Bambang Soesatyo mengaku dirinya terzolimi, dikaitkan dengan kasus
dugaan korupsi Simulator SIM yang kini sedang ditangani oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Bambang menyesalkan pemberitaan yang seolah-olah
dirinya dan sejumlah anggota Komisi III lainya seperti Aziz Syamsudin dan
Herman Herry dikesankan mendapat sesuatu, masing-masing lebih dari Rp.1 miliar
sebagai imbalan mengurus anggaran pengadaan driving simulator SIM Korlantas
Polri. ""Tudingan itu penzoliman luar biasa. Saya lebih senang di
hukum mati dan disebut pembunuh ketimbang koruptor walaupun hanya dihukum 1
hari," tegas Bambang kepada Tribunnews, Senin (4/3/2013).
Lebih
lanjut Bambang berkoar, “Berita tersebut tidak benar. Saya pribadi siap.
Jangankan dipenjara. Ditembak matipun akan saya hadapi jika saya melakukan hal
yang tidak terpuji itu. Dan saya tidak akan pernah bungkam menyuarakan
kebenaran."
Bambang
Soesatyo adalah HMI dan apa yang dikatakan menambah bukti bahwa HMI yang mengajarkan anggotanya menerapkan
ajaran Islam, tidak mencerdaskan dan membangun bangsa tetapi mendungukan dan
membiadabkan anggotanya dan dampaknya mendungukan dan membiadabkan bangsa.
Edward
L. Fox menulis buku tentang Obama yang antara lain mengatakan, “Whatever else he might be, Obama is America’s first Javanese president.”
Di buku itu dijelaskan bagaimana Obama yang berasal dari Ayah seorang Afrika
dan ibu seorang Amerika menjadi orang Jawa karena budi pekertinya yang halus
yang terlihat dari tutur kata dan gerak tubuhnya.
Bambang Soesatyo bernama Jawa tapi
budaya yang diekspresikan adalah budaya ISLAM yang DUNGU dan BIADAB, budaya
Arab setelah Islam, bukan budaya Arab
sebelum Islam, karena budaya Arab sebelum Islam adalah budaya agung di mana
martabat perempuan dihormati dan ada buktinya yaitu Khadijah.
Bambang
Soesatyo sudah tercerabut dati budaya leluhurnya, karena dalam budaya Jawa
diajarkan bersikap kesatria yang dijelaskan dalam buku Mahabharata, di mana
Pandawa yang difitnah oleh Korawa tidak berteriak difitnah tetapi menjalankan
saja hukuman yang dijatuhkan oleh Duryondana sebagai kepala negara walaupun hukuman itu tidak adil. Pada akhirnya
kebenaran memihak Pandawa.
Karena
mendapat pendidikan Islam antara lain melalui HMI, apa yang diekspresikan Bambang
Soesatyo adalah KEDUNGUAN dan KEBIADABAN berdasar ayat Alquran dan contoh hidup dari Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi. Perhatikan ayat Alquran
berikut.
Surat 3. Ali
'Imran ayat 161. Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam
urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan
perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang
dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa
yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.
Nabi
memang tidak berkianat dan nabi tidak memimpin perang apalagi mengambil harta
rampasan, tetapi Muhammad yang DUNGU dan BIADAB, memerintahkan anak buahnya
merampok, Miuhammad memimpin perang lalu mengumpulkan harta rampasan. Apa yang
dikatakan Muhammad tidak salah karena dia bukan nabi tetapi seorang penjahat.
Perkataan
Bambang Soesetyo, “Saya lebih senang di hukum mati dan disebut pembunuh
ketimbang koruptor walaupun hanya dihukum 1 hari." Jelas DUNGU dan BIADAB,
DUNGU karena sebagai seorang anggota DPR seharusnya paham, ada hukum yang
mengatur bahwa yang terbukti korupsi tidak dihukum mati. Mengapa memilih dicap
pembunuh dari pada dipenjara sebagai koruptor? Ini jelas pernyataan BIADAB yang
tidak mengenal peradaban masyarakat bahwa yang korupsi dimasukan penjara dan yang
membunuh juga dimasukan penjara walau berbeda masa hukumannya dan si pelaku
tidak punya hak memilih penjara mana yang dia inginkan.
Pernyataan
Bambang Soesatyo harus menyadarkan masyarakat bahwa Islam yang hingga sekarang masih
diajarkan di masyarakat MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa dan agar masyarakat
tidak bertambah DUNGU dan BIADAB, Islam harus
segera dihapus dari Indonesia.
No comments:
Post a Comment