Monday 4 March 2013

Bambang Soesatyo: I'd rather sentenced to death and called the killer - It's HMI and Muslim, the 130th day after Video The End of Islam


Today is 130th days after my Video titled The End of Islam disseminated, apparently none of the Indonesian Muslim leaders who deny or angry. Do not doubt let's continue spreading the video until Islam vanished from the earth. Consider the following developments.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Golkar Party politician Bambang Soesatyo claiming treated unjust, linked to alleged of corruption of the Driving Licence (SIM) Simulator which is now being handled by the Corruption Eradication Commission (KPK). Bambang regrets news coverage as if he and some other members of Commission III Aziz Syamsudin and Herman Herry have got something, each more than Rp 1 billion in exchange for taking care of the procurement budget of Korlantas Police for driving simulator SIM. " That accusation was incredible unjust. I prefer sentenced to death and called as a murderer rather than convicted as corruptors even just one day, "said Bambang told Tribunnews, Monday (03/04/2013).

Furthermore Bambang boast, "The news is not true. I personally prepared. Instead of jail. Even shot to death will I face if I do something not commendable. And I will never silence to speak the truth."

Bambang Soesatyo is HMI and what he said adds to the evidence that the HMI that teaches its members to implement the teachings of Islam, not educate and develop the nation but fooling and uncivilising its members and its impact fooling and uncivilising the nation.

Edward L. Fox wrote a book about Obama, who among other things said, "Whatever else he might be, Obama is America's first Javanese president." In the book it is explained how Obama came from a father an African and a mother an American become a Java because his mind and character that finely can be seen from the words and gestures.

Bambang Soesetyo named Java but culture that he expressed an ignorant and barbaric Islam, Arab culture after Islam, not the pre-Islamic Arab culture, because the culture of Arabs before Islam is a culture where the supreme dignity of women is respected and there is evidence that Khadijah.

Bambang Soesatyo has been uprooted from his ancestral cultures, because in Javanese culture is taught to be the knight described in the Mahabharata, in which the Pandavas were vilified by the Kauravas did not yell maligned but run the penalty of Duryondana due to be imposed by the head of state although the punishment was not fair. In the end the truth impartially Pandavas.

Due to education of Islam, among others through the HMI, what is expressed Bambang Soesatyo is based on ignorance and barbarism based on verses of the Qur'an and the example of life of Muhammad illiterate Arab who claimed prophet. Consider the following Quranic verse.

Letter 3. Ali 'Imran verse 161. Could not be a prophet of treason in the affairs of the spoils of war. Anyone who defected in the affairs of spoils it, then on the Day of Resurrection it will come with what dikhianatkannya, then every soul will be recompensed according to what he was doing with (retribution) accordingly, they will not be persecuted.

The Prophet do not apostate and prophets do not lead war much less take the spoils of war, but Muhammad who is ignorant and barbarous, ordered his men to rob, Miuhammad lead the war and collect the spoils of war. What were saying by Muhammad was not wrong because he was not a prophet but a villain.

Words of Bambang Soesetyo, "I'd prefer to be sentenced to death and called a murderer than convicted as corruptors although only 1 day." Obviously ignorant and savage, stupid because as a member of the House should know, there are laws governing that who proved corruption do not sentenced to death. Why choose called as killer rather than go to jail as corruptors? These statements clearly barbaric which do not know civilization that who did corruption go to jail and who killed also go to jail though there is difference in length of time, and the actors do not have the right to choose where he wants jail.

Bambang Soesatyo statement should make people aware that Islam, which until now is still taught in public fooling and uncivilising the nation and for the society does not become more stupid and barbaric, Islam should be immediately removed from Indonesia.

 
 ***

Bambang Soesatyo  : Saya lebih senang dihukum mati dan disebut pembunuh – Ini HMI dan ini Muslim, hari ke-130 setelah Vidio Akhir dari Islam.

Hari ini adalah hari ke-130 setelah Vidio berjudul Akhir dari Islam saya sebarluaskan, ternyata tidak ada satu pun tokoh Islam Indonesia yang membantah atau marah. Ayo jangan ragu lagi terus sebarkan vidio tersebut sampai Islam hilang dari muka bumi. Perhatikan perkembangan berikut.

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengaku dirinya terzolimi, dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi Simulator SIM yang kini sedang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bambang menyesalkan pemberitaan yang seolah-olah dirinya dan sejumlah anggota Komisi III lainya seperti Aziz Syamsudin dan Herman Herry dikesankan mendapat sesuatu, masing-masing lebih dari Rp.1 miliar sebagai imbalan mengurus anggaran pengadaan driving simulator SIM Korlantas Polri. ""Tudingan itu penzoliman luar biasa. Saya lebih senang di hukum mati dan disebut pembunuh ketimbang koruptor walaupun hanya dihukum 1 hari," tegas Bambang kepada Tribunnews, Senin (4/3/2013).

Lebih lanjut Bambang berkoar, “Berita tersebut tidak benar. Saya pribadi siap. Jangankan dipenjara. Ditembak matipun akan saya hadapi jika saya melakukan hal yang tidak terpuji itu. Dan saya tidak akan pernah bungkam menyuarakan kebenaran."

Bambang Soesatyo adalah HMI dan apa yang dikatakan menambah bukti bahwa  HMI yang mengajarkan anggotanya menerapkan ajaran Islam, tidak mencerdaskan dan membangun bangsa tetapi mendungukan dan membiadabkan anggotanya dan dampaknya mendungukan dan membiadabkan bangsa.

Edward L. Fox menulis buku tentang Obama yang antara lain mengatakan, “Whatever else he might be, Obama is America’s first Javanese president.” Di buku itu dijelaskan bagaimana Obama yang berasal dari Ayah seorang Afrika dan ibu seorang Amerika menjadi orang Jawa karena budi pekertinya yang halus yang terlihat dari tutur kata dan gerak tubuhnya.

Bambang Soesatyo bernama Jawa tapi budaya yang diekspresikan adalah budaya ISLAM yang DUNGU dan BIADAB, budaya Arab setelah Islam, bukan budaya  Arab sebelum Islam, karena budaya Arab sebelum Islam adalah budaya agung di mana martabat perempuan dihormati dan ada buktinya yaitu Khadijah.

Bambang Soesatyo sudah tercerabut dati budaya leluhurnya, karena dalam budaya Jawa diajarkan bersikap kesatria yang dijelaskan dalam buku Mahabharata, di mana Pandawa yang difitnah oleh Korawa tidak berteriak difitnah tetapi menjalankan saja hukuman yang dijatuhkan oleh Duryondana sebagai kepala negara  walaupun hukuman itu tidak adil. Pada akhirnya kebenaran memihak Pandawa.

Karena mendapat pendidikan Islam antara lain melalui HMI, apa yang diekspresikan Bambang Soesatyo adalah KEDUNGUAN dan KEBIADABAN berdasar ayat Alquran dan contoh  hidup dari Muhammad Arab buta huruf yang mengaku  nabi. Perhatikan ayat Alquran berikut.

Surat 3. Ali 'Imran ayat 161. Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.

Nabi memang tidak berkianat dan nabi tidak memimpin perang apalagi mengambil harta rampasan, tetapi Muhammad yang DUNGU dan BIADAB, memerintahkan anak buahnya merampok, Miuhammad memimpin perang lalu mengumpulkan harta rampasan. Apa yang dikatakan Muhammad tidak salah karena dia bukan nabi tetapi seorang penjahat.

Perkataan Bambang Soesetyo, “Saya lebih senang di hukum mati dan disebut pembunuh ketimbang koruptor walaupun hanya dihukum 1 hari." Jelas DUNGU dan BIADAB, DUNGU karena sebagai seorang anggota DPR seharusnya paham, ada hukum yang mengatur bahwa yang terbukti korupsi tidak dihukum mati. Mengapa memilih dicap pembunuh dari pada dipenjara sebagai koruptor? Ini jelas pernyataan BIADAB yang tidak mengenal peradaban masyarakat bahwa yang korupsi dimasukan penjara dan yang membunuh juga dimasukan penjara walau berbeda masa hukumannya dan si pelaku tidak punya hak memilih penjara mana yang dia inginkan.

Pernyataan Bambang Soesatyo harus menyadarkan masyarakat bahwa Islam yang hingga sekarang masih diajarkan di masyarakat MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa dan agar masyarakat tidak bertambah DUNGU dan BIADAB, Islam harus  segera dihapus dari Indonesia.



No comments:

Post a Comment