Today is the 37th day after confirmation by Minister of CIT (by not answering questions) spread the news that Muhammad illiterate Arab who claimed prophet, according to the Koran only a fool savage man, does not violate the ITE-Law and broadly appeal that Islam should be removed gradually from Indonesia through peaceful means, untill today no one protested. Even on August 27 Minister of Law and Human right said discourse on the internet should be faced with as well argued to healthy democratic.
Along
with increasingly expanding awareness of Indonesian community that Muhammad
illiterate Arabi who claimed prophet only a stupid savage man, there are still
people and Indonesian leaders who exhibit ignorance and barbarity of Islam.
About
3,000 PKS Party sympathizers rallied in front of the Embassy of the United
States, Medan Merdeka Selatan Road, Jakarta, Sunday (09/30/2012). They
protested the film "Innocence of Muslims" and the practice of
blasphemy in the Western world.
Symbolically
PKS intends hand over some books on the history of the Prophet Muhammad, to the
representatives of the U.S. Embassy in Jakarta include the book
"Muhammad" by Karen Armstrong, "The 100 A Ranking Of The Most
Influential Persons in History" by Michael S Hart and "Siroh
Nabawiyah "by Shaykh Al-Mubarakfury Shafiyyurrahman. PKS wants the U.S.
and Western countries understand the figure of the Prophet Muhammad
comprehensively and from their own perspective.
Accusing
the Americans do not know who the real Muhammad obviously STUPID. The book Six
Ways Toward God in English version which clearly explains that Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet only a stupid savage man has been published
in the United States since December 2011.
If
Hidyat Nur Wahid, or anyone from PKS still do not know who the real Muhammad,
let's discuss the book Six Paths to God in an open and civilized as I ever did
on December 5, 2009 at Paramadina University which afterward broadcast on TV
Q-Channel.
The
event which was organized by the PKS in front of the U.S. embassy is not to
educate and advance the civilization of the nation but fooling and destroy the
civilization of the nation. KPS demanded that the U.S. government immediately
act firmly against perpetrators of blasphemy of religion. In addition, the
double standards of the U.S. government to crack down on religious blasphemy be
evaluated. This is obviously stupid and savage demands, blaming other nations
while at the time people of Ahmadiyya in Indonesia were killed, PKS keep silence.
Hidayat
Nur Wahid, a member of Parliament who leads the event, throwing clumps of white
paper to the U.S. Embassy, followed by KH Slamet Effendi Yusuf, representative
of Monk community Dwi Wirya, senior PDI-P politician Sabam Sirait, followed by
other PKS cadres.
PKS
successfully manipulated the Monk Community Dwi Wirya and Sabam Sirait to
participate flaunt ignorance and barbarity of Islam throwing something into the
area that according to law is the property of the United States. We understand
Sabam Sirait is already old but PDI-P Party should give a warning that similar
incidents do not recur.
After
losing in the election of the Governor of Jakarta, Hidayat Nur Wahid is trying
to boost his popularity by doing stupid and barbaric events, lead a demonstration
that embarrass our own nation in front of the Americans, while the American
ambassador to Indonesia a few days ago has been met with Parliament.
If
Hidayat Nur Wahid trying to get sympathy from the people of Indonesia who
become more intelligent and civilized and already leaving the ignorance and
barbarism of Islam, better ask the author of the book Six Ways Toward God, in
an open and civilized explain whether Muhammad illiterate Arab who claimed
prophet only a stupid barbarous people.
Let
us see whether Hidayat Nur Wahid or PKS, willing to educate and advance the
nation, dare for open and civilized discussion about who actualy Muhammad
illiterate Arab who claimed prophet.
***
Hari ke-37 bangkitnya kesadaran Muhammad hanya
manusia DUNGU yang BIADAB,
PKS demo di depan Kedutaan AS
Hari
ini adalah hari ke-37 sesudah ada konfirmasi dari Menkominfo (dengan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan) menyebarluaskan berita bahwa Muhammad Arab
buta huruf yang mengaku nabi, menurut Alquran hanya manusia DUNGU yang BIADAB,
tidak melanggar UU ITE dan himbauan secara luas agar Islam dihapus secara
bertahap dari Indonesia melalui jalan damai, hingga hari ini tidak ada yang
protes. Bahkan pada tanggal 27 Agustus Menkumham mengatakan wacana di internet
harus dihadapi dengan wacana juga untuk menyehatkan demokrasi.
Seiring
semakin meluaskan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa Muhammad Arab huruf yang
mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB, masih ada saja orang-orang dan
tokoh Indonesia yang memamerkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam.
Sekitar
3.000 simpatisan PKS berdemo di depan gedung Kedubes Amerika Serikat, Jl Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2012). Mereka memprotes film
"Innocence of Muslims" dan praktik penistaan agama di dunia Barat.
Secara
simbolik PKS bermaksud memberikan beberapa buku tentang sejarah Nabi Muhammad
saw, kepada perwakilan Kedubes AS di Jakarta di antaranya buku
"Muhammad" karya Karen Amstrong, "The 100 A Rangking Of The Most
Influential Persons in History" karya Michael S Hart dan "Siroh
Nabawiyah" karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury. PKS ingin AS dan
negara-negara Barat memahami siapa sosok Nabi Muhammad SAW secara komprehensif
dan dari sudut pandang mereka sendiri.
Menuduh
orang Amerika tidak tahu siapa Muhammad yang sebenarnya jelas DUNGU. Buku Enam
Jalan Menuju Tuhan versi bahasa Inggris yang secara gamblang menjelaskan bahwa
Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya manusia DUNGU yang BIADAB
sudah diterbitkan di Amerika Serikat sejak Desember 2011.
Jika
Hidyat Nur Wahid atau siapa saja dari PKS masih belum tahu siapa Muhammad yang sebenarnya,
mari kita bedah buku Enam Jalan Menuju Tuhan secara terbuka dan beradab seperti
yang pernah saya lakukan pada tanggal 5 Desember tahun 2009 di Universitas
Paramadina Jakarta yang rekamannya disiarkan melalui TV Q-Channel.
Acara
yang digelar oleh PKS di depan Kedutaan AS memang bukan untuk MENCERDASKAN dan
MEMAJUKAN bangsa tetapi untuk MENDUNGUKAN dan MEMBIADABKAN bangsa. PKS menuntut agar Pemerintah AS segera
bersikap tegas terhadap pelaku penista agama. Selain itu, standar ganda
pemerintah AS dalam menindak penista agama harus dievaluasi. Ini jelas tuntutan
DUNGU dan BIADAB, menyalahkan bangsa lain padahal pada waktu orang Ahamdiyah di
Indonesia dibunuh PKS BUNGKAM.
Hidayat
Nur Wahid, anggota DPR-RI yang memimpin acara melempar gumpalan kertas putih ke
arah Kedubes AS, kemudian diikuti oleh KH Slamet Effendi Yusuf, perwakilan
Komunitas Biksu Dwi Wirya dan politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait,
disusul oleh kader PKS lainnya.
PKS
berhasil memperalat Komunitas Biksu Dwi
Wirya dan Sabam Sirait untuk ikut memamerkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam
melemparkan sesuatu ke wilayah yang menurut hukum milik bangsa Amerika Serikat.
Kita maklum Sabam Sirait sudah tua tetapi PDI Perjuangan harus memberi
peringatan agar kejadian serupa tidak terulang.
Setelah
kalah menjadi Gubernur Jakarta, Hidayat Nur Wahid masih berusaha mendongkrak
popularitasnya dengan melakukan acara yang DUNGU dan BIADAB memimpin demo yang mempermalukan bangsa sendiri
di depan orang Amerika, padahal Dubes Amerika untuk Indonesia beberapa hari
yang lalu sudah bertemu dengan DPR.
Jika
Hidayat Nur Wahid mau mendapat simpati dari rakyat Indonesia yang sudah semakin
cerdas dan beradab dan sudah jauh meninggalkan KEDUNGUAN dan KEBIADABAN Islam,
lebih baik meminta penulis buku Enam Jalan Menuju Tuhan, secara terbuka dan
beradab menjelaskan apa benar Muhammad Arab buta huruf yang mengaku nabi hanya
manusia DUNGU yang BIADAB.
Mari
kita tunggu apakah Hidayat Nur Wahid atau PKS, mau MENCERDASKAN dan MEMAJUKAN
bangsa, BERANI berdiskusi secara terbuka
dan beradab membahas siapa sebenarnya Muhammad Arab buta huruf yang
mengaku nabi.